• Tidak ada hasil yang ditemukan

Cara Berdakwah Yang Luwes

BAB VIII Sunan Kudus

3. Cara Berdakwah Yang Luwes

“ Apa kekurangan mereka ?”

“ Anda sendiri yang menyebabkannya, ” kat a Jakf ar Sodiq dengan t enangnya. “ Anda t el ah menj anj ikan hadiah yang menggelapkan mat a hat i mereka sehingga do’ a mereka t idak ikhlas. Mereka berdo’ a hanya karena mengharap hadiah. ”

Sang Amirpun t erbungkam at as j awaban it u.

Jakf ar Sodiq l al u dipersil ahkan melaksanakan niat nya. Kesempat an it u t ak disiasiakan. Secara khusu Jakf ar Sodiq berdo’ a dan membaca beberapa amal an. Dal am t empo singkat wabah penyakit mengganas di negeri Arab t el ah menyingkir. Bahkan beberapa orang yang menderit a sakit keras mendadak saj a sembuh. Bukan main senangnya hat i sang Amir.

Rasa kagum mul ai menj al ari hat inya. Hadiah yang dij anj ikannya bermaksud diberikannya kepada Jakf ar Sodiq. Tapi Jakf ar Sodiq menol aknya, dia hanya mint a sebuah bat u yang berasal dari Bait ul Maqdis. Sang Amir mengij inkannya. Bat u it upun dibawa ke Tanah Jawa, di pasang di pengimaman masj id yang didirikannya sekembal i dari Tanah Suci.

Jakf ar Sodiq adal ah pengikut j ej ak Sunan Kal i j aga, dal am berdakwah menggunakan cara hal us at au Tut wuri Handayani. Adat ist iadat rakyat t idak dit ent ang secara f ront al , mel ainkan diarahkan sedikit demi sedikit menuj u aj aran Islami.

Rakyat kot a Kudus pada wakt u it u masih banyak yang beragama Hindu dan Budha. Para Wal i mengadakan sidang unt uk menent ukan siapakah yang pant as berdakwah di kot a it u. Pada akhirnya Jakf ar Sodiq yang bert ugas di daerah it u. Karena masj id yang dibangunnya dinamakan Kudus maka Raden Jakf ar Sodiq pada akhirnya disebut Sunan Kudus.

3. Cara Berdakwah Yang Luwes

Di Kudus pada wakt u penduduknya masih banyak yang beragama Hindu dan Budha. Unt uk mengaj ak mereka masuk Isl am t ent u bukannya pekerj aan mudah. Juga mereka yang masih memel uk kepercayaan l ama dan memegang t eguh adat -ist iadat lama, j uml ahnya t idak sedikit . Didal am masyarakat sepert i it ul ah Jakf ar Sodiq harus berj uang menegakkan agama.

Pada suat u hari Sunan Kusus at au Jakf ar Sodiq membel i seekor sapi (dal am riwayat l ain disebut Kebo Gumarang). Sapi t ersebut berasal dari Hindia, dibawa para pedagang asing dengan kapal besar.

Sapi it u dit ambat kan di hal aman rumah Sunan Kudus. Rakyat Kudus yang kebanyakan beragama Hindu it u t ergerak hat inya, ingin t ahu apa yang akan dil akukan Sunan Kudus t erhadap sapi it u. Sapi dal am pandangan agama Hindu adal ah hewan suci yang menj adi kendaraan para Dewa. Menyembel ih sapi adal ah perbuat an dosa yang dikut uk para Dewa. Lal u apa yang akan dil akukan Sunan Kudus ?

Apakah Sunan Kudus hendak menyembel ih sapi di hadapan rakyat yang kebanyakan j ust ru memuj anya dan menganggap binat ang keramat . It u berart i Sunan Kudus akan mel ukai hat i rakyat nya sendiri. Dal am t empo singkat hal aman rumah Sunan Kudus dibanj iri rakyat , baik yang beragama Islam maupun Budha dan Hindu. Set el ah j uml ah penduduk yang dat ang bert ambah banyak, Sunan Kudus kel uar dari dal am rumahnya.

“ Sedul ur-sedul ur yang saya hormat i, segenap sanak kadang yang saya cint ai, ” Sunan Kudus membuka suara. “ Saya mel arang saudara-saudara menyakit i apal agi menyembel ih sapi. Sebab di wakt u saya masih kecil dul u hampir mat i kehausan l al u seekor sapi dat ang menyusui saya. ”

Mendengar cerit a t ersebut para pemel uk agama Hindu t erkagum-kagum. Mereka menyangka Raden Jakf ar Sodiq it u adal ah t it isan Dewa Wisnu, maka mereka bersedia mendengarkan ceramahnya.

“ Sal ah sat u diant ara surat -surat Al -Qur’ an yait u surat yang kedua j uga dinamakan Surat Sapi at au dalam bahasa Arabnya Al -Baqarah, ” kat a Sunan Kudus. Masyarakat makin t ert arik. Kok ada sapi di dal am Al -Qur’ an, mereka j adi ingin t ahu lebih banyak dan unt uk it ul ah mereka harus sering-sering dat ang mendengarkan ket erangan Sunan Kudus.

Demikianl ah, sesudah simpat i it u berhasil didapat kan akan l apangl ah j alan unt uk mengaj ak masyarakat berduyun-duyun masuk agama Islam. Bent uk masj id yang dibuat Sunan Kuduspun j uga t ak j auh bedanya dengan candi-candi milik agama Hindu. Lihat l ah Menara Kudus yang ant ik it u, yang hingga sekarang dikagumi orang di sel uruh dunia karena keanehannya. Sesudah berhasil menarik ummat Hindu ke dal am agama Isl am hanya karena sikap t ol eransinya yang t inggi, yait u menghormat i sapi, binat ang yang dikeramat kan ummat Hindu. Kini Sunan Kudus bermaksud menyaring ummat Budha.

Caranya? memang t idak mudah, harus kreat if dan t idak bersif at memaksa. Sesudah masj id berdiri, Sunan Kudus membuat padasan at au t empat berwudhu dengan pancuran yang berj uml ah del apan. Masi ng-masing pancuran diberi arca diat asnya.

Hal ini disesuaikan dengan aj aran Budha. “ Jal an berlipat del apan” at au Ast a Sanghika Marga” yait u

1. Harus memil iki penget ahuan yang benar. 2. Mengambil keput usan yang benar. 3. Berkat a yang benar.

4. Hidup dengan cara yang benar. 5. Bekerj a dengan benar.

6. Beribadah dengan benar.

7. Dan Menghayat i agama dengan benar.

Usahanya it upun membuahkan hasil , banyak ummat Budha yang penasaran, unt uk apa Sunan Kudus memasang l ambang wasiat Budha it u di padasan at au t empat berwudhu. Didalam cerit a t ut ur disebut kan bahwa Sunan Kudus it u pada suat u ket ika gagal mengumpul kan rakyat yang masih berpegang t eguh pada adat ist iadat l ama.

Sepert i diket ahui bersama Rakyat Jawabanyak yang mel akukan adat -adat yang aneh, yang kadangkal a bert ent angan dengan aj aran Isl am, misal nya berkirim sesaj i di kuburan, sel amat an mit oni, nel oni dan l ain-l ain. Sunan Kudus sangat memperhat ikan upacara-upacara rit ual it u, dan berusaha sebaik-baiknya unt uk merubah at au mengarahkannya dal am bent uk Isl ami. Hal ini dil akukan j uga ol eh Sunan Kal ij aga dan Sunan Muria.

Cont ohnya, bil a seorang ist ri orang Jawa hamil t iga bulan maka akan dil akukanl ah acara sel amat an yang disebut yang mit oni sembari mint a kepada Dewa bahwa bil a anaknya lahir supaya t ampan sepert i Arj una, j ika anaknya perempuan supaya cant ik sepert i Dewi Rat ih.

Adat t ersebut t idak dit ent ang secara keras ol eh Sunan Kudus. Mel ainkan di arahkan dal am bent uk Isl ami. Acara sel amat an bol eh t erus dilakukan t api niat nya bukan sekedar kirim sesaj i kepada para Dewa, melainkan bersedekah kepada penduduk set empat dan bol eh di bawa pul ang. Sedang permint aannya l angsung kepada Al lah dengan harapan anaknya l ahir l aki-l aki akan berwaj ah t ampan sepert i Nabi Yusuf , dan bil a perempuan sepert i Sit i Mariam ibunda Nabi Isa. Unt uk it u sang ayah dan ibu harus sering-sering membaca Surat Yusuf dan Surat Mariam dal am Al -Qur’ an.

Berbeda dengan cara l ama, pihak t uan rumah membuat sesaj i dari berbagai j enis makanan, kemudian di ikrar haj at kan di ikrarkan ol eh sang dukun at au t et ua masyarakat dan set el ah upacara sakral it u dilakukan sesaj inya t idak bol eh dimakan melainkan di l et akkan di candi, di kuburan at au dit empat -t empat sunyi di l ingkungan rumah t uan rumah.

Ket ika pert ama kali melaksanakan gagasannya, Sunan Kudus pernah gagal , yait u bel iau mengundang sel uruh masyarakat , baik yang Isl am maupun yang Hindu dan Budha ke dal am Masj id. Dal am undangan disebut kan haj at Sunan Kudus yang hendak mit oni dan bersedekah at as hamil nya sang ist ri sel ama t iga bul an.

Set el ah masuk masj id, rakyat harus membasuh kakinya dan t angannya di kol am yang sudah disediakan. Dikarenakan harus membasuh t angan dan kaki inilah banyak rakyat yang t idak mau, t erut ama dari kal angan Budha dan Hindu. Inil ah kesal ahan Sunan Kudus. Bel iau hanya bermaksud mengenal nya syariat berwudhu kepada masyarakat t api akibat nya masyarakat mal ah menj auh. Apa sebabnya ? Karena iman mereka at au t auhid mereka bel um t erbina.

Maka pada kesempat an lain, Sunan Kudus mengundang masyarakat l agi. Kal i ini masyarakat t idak usah membasuh t angan dan kakinya wakt u masuk masj id, hasil nya sungguh l uar biasa. Masyarakat berbondong-bondong memenuhi undangannya. Di saat it ul ah Sunan Kudus menyisipkan bab keimanan dal am agama Isl am secara hal us dan menyenangkan rakyat . Caranya menyampaikan mat eri cukup cerdik, ket ika rakyat t engah memusat kan perhat iannya pada ket erangan Sunan Kudus t et api karena wakt u sudah t erl al u l ama, dan dikuat irkan mereka j enuh maka Sunan Kudus mengakhiri ceramahnya.

Cara t ersebut kadang mengecewakan, t api disit ul ah l et ak segi posit if nya, rakyat j adi ingin t ahu kel anj ut an ceramahnya. Dan pada kesempat an l ain mereka dat ang l agi ke masj id, baik dengan undangan maupun t idak, karena rasa ingin t ahu it u demikian besar mereka t ak perdul i l agi pada syarat yang diaj ukan Sunan Kudus yait u membasuh kaki dan t angannya

l ebih dul u, yang l ama-l ama menj adi kebiasaan unt uk berwudhu. Dengan demikian Sunan Kudus berhasil menebus kesalahannya di masa l al u. Rakyat t et ap menaruh simpat i dan menghormat inya.

Cara-cara yang dit empuh unt uk mengisl amkan masyarakat cukup banyak. Baik secara l angsung mel al ui ceramah agama maupun adu kesakt ian dan mel al ui kesenian, bel iau yang pert ama kal i mencipt akan t embang Mij il dan Maskumambang. Di dal am t embang-t embang t ersebut bel iau sisipkan aj aran-aj aran agama Isl am.