• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV Sunan Gir

1. Syeh Wali Lanang

Di Awal abad 14 M. Keraj aan Bl ambangan diperint ah ol eh Prabu Menak Sembuyu. Sal ah sorang ket urunan Prabu Hayam Wuruk dari keraj aan Maj apahit . Raj a dan rakyat nya memel uk agama Hindu dan ada sebagaian yang memel uk agama Budha.

Pada suat u hari Prabu Menak Sembuyu gelisah, demikian pula permaisurinya, pasal nya put ri mereka sat u-sat unya t elah j at uh sakit sel ama beberapa bul an. Sudah diusahakan mendat angkan t abib dan dukun unt uk mengobat i t api sang put ri belum sembuh j uga.

Memang pada wakt u it u keraj aan Bl ambangan sedang dilanda pegebl uk at au wabah penyakit . Banyak sudah korban berj at uhan. Menurut gambaran babad Tanah Jawa esok sakit sorenya mat i. Sel uruh penduduk sangat prihat in, berduka cit a, dan hampir semua kegiat an sehari-hari menj adi macet t ot al .

Sang Prabu hampir put us asa penyakit yang diderit a put rinya. Dewi Sekardadu hanya t erbaring di kamarnya, makin hari t ubuhnya makin susut , t inggal kul it pembal ut t ul ang. Tanda put ri it u masih hidup hanyal ah adanya naf as lemah yang masih keluar masuk dari hidungnya. Sepasang mat anya t et ap t erpej am dan waj ahnya pucat pasi, hampir sepert i mayat .

“ Kanda Prabu ……” uj ar permaisuri. “ Apakah Kanda t ega membiarkan anak kit a sat u-sat unya ini t erus dal am keadaan begini ?”

“ Apa maksudmu Dinda ?” sahut Prabu Menak Sembuyu. “ Bukankah aku sudah berusaha mendat angkan semua ahli pengobat an di negeri ini. Bahkan bel um l ama berselang t el ah mendat angkan t abib t erkenal dari Pul au Dewat a. Kurangkah usahaku it u?”

“ Bukan, bukan begit u maksudku Kanda . . . ”

“ Lal u apa maumu ?”

“ Buat l ah sayembara, ” kat a permaisuri. “ Siapa yang dapat menyembuhkan put ri kit a akan kit a beri hadiah, kal au perl u kit a ambil sebagai menant u. ”

Prabu Menak Sembuyu t erdiam beberapa saat . Pada akhirnya dia set uj u at as saran ist rinya. Segera dia perint ahkan mahapat ih keraj aan Blambangan yait u Pat ih Bayul Sengara unt uk mengumumkan bahwa siapa yang dapat menyembuhkan penyakit put rid Dewi Sekardadu akan dij odohkan dengan put rinya it u. Dan siapa dapat mengusir wabah penyakit dari Bl ambangan maka akan diberi separo dari wilayah keraj aan Bl ambangan.

Sayembara disebar di hampir pelosok negeri. Sehari, dua hari, seminggu bahkan berbul an-bul an kemudian t ak ada seorangpun yang menyat akan kesanggupannya unt uk mengikut i sayembara it u.

Permaisuri makin sedih hat inya. Prabu Menak Sembuyu berusaha menghibur ist rinya dengan menugaskan Pat ih Bayul Sengara unt uk mencar i pert apa sakt i guna mengobat i penyakit put rinya.

Diiringi beberapa praj urit pil ihan, Pat ih Bayul Sengara berangkat mel aksanakan t ugasnya. Para pert apa biasanya t inggal di puncak at au l ereng-l ereng gunung, maka kesanal ah Pat ih Bayul Sengara mengaj ak pengikut nya mencari orang-orang sakt i.

Berhari-hari mereka menempuh perj alanan, masuk hut an kel uar hut an, naik dan t urun gunung. Pada suat u ket ika mereka bert emu dengan seorang Resi bernama Kandabaya.

Unt uk membukt ikan bahwa Resi Kandabaya it u memang sakt i, maka sengaj a sang pat ih memerint ahkan para praj urit nya menyerang dan mengeroyok Sang Resi dengan senj at a t erhunus.

Sepul uh orang maj u serent ak menyerangsang Resi yang sedang duduk t erpekur dal am semedi. Resi it u sepert i t ak menghiraukan adanya bahaya yang mengancam dirinya. Sepasang mat anya masih t erpej am. Tapi begit u sepul uh orang it u mendekat kearahnya dal am j arak dua l angkah t ubuh mereka t iba-t iba t erpent al sej auh sepul uh t ombak, t ubuh mereka t erj erembab ke t anah, senj at a mereka t erl epas dari t angan dan mereka meringis kesakit an t anpa dapat bergerak unt uk bangub l agi.

Pat ih Baj ul sengara kaget menget ahui hal it u. Tapi dia masih penasaran. Diam-diam dia mencabut kerisnya. Sang Resi masih duduk bersil a, sepasang mat anya masih t erpej am, Sepert i t ak t erusik ol eh pril aku Pat ih Baj ul Sengara dan anak buahnya.

“ Ssssst ! ” t iba-t iba Pat ih Baj ul Sengara mel empar kerisnya. Tepat kearah j ant ung sang Resi. Bukan sekedar l emparan biasa, mel ainkan l emparan seorang Mahapat ih keraj aan Bl ambangan yang t ent u j uga memiliki kesakt ian t inggi. Dan memang, l emparan keris it u disert ai pengerahan t enaga dalam t ingkat t inggi.

Uj ung keris it u mel eset ke arah sang Resi, hampir saj a menyent uh dada Sang Resi. Namun t iba- t iba keris it u membal ik, mel esat ke arah Pat i h Baj ul Sengara. Pat ih Baj ul Sengara mel engak, secepat kilat dia merundukkan badan. Keris it u mel esat di at as t ubuhnya. Menghant am sebat ang pohon sawo.

“ Jresss ! ” keris it u t erbenam ke bat ang pohon sawo yang cukup besar, t inggal gagangnya saj a yang t ampak. Pat ih Baj ul Sengara hampik t ak berkedip menyaksikan gagang kerisnya it u.

Bel um lagi hil ang rasa t erkej ut nya Sang Pat ih, dil ihat nya bat ang pohon sawo it u mengel uarkan asap dan kul it pohon it u menj adi hit am. Tak l ama kemudian buah dan pohon sawo it u ront ok, berguguran ke t anah.

Sert a mert a Pat ih Baj ul Sengara menj at uhkan diri , berl ut ut didepan sang Resi. Resi Kandabaya masih dalam sikap semula. Duduk bersil a dengan mat a t erpej am. Sepert i t ak pernah t erj adi suat u apa.

“ Ampun …… ampunil ah kekurangaj aran hamba, ” uj ar Pat ih Baj ul Sengara dengan t erbat a-bat a.

Tak ada reaksi dari sang Resi.

Tiba-t iba ada seekor merpat i put ih hinggap di depan sang Resi. Merpat i it u mel et akkan sel embar daun l ont ar yang dij epit di paruhnya. Dan sesaat kemudian merpat i it u mengel uarkan bunyi. (mbekur ist ilah Jawanya). Aneh, sang Resi kemudian membuka sepasang mat anya set el ah mendengar suara si merpat i. Sang Resi t ersenyum dan segera mengel us-el us sayap merpat i.

“ Terima kasih Pet hak ………” uj ar sang Resi. ” Sekarang kau bol eh bermain-main at au berist irahat sesukamu. ”

Merpat i it u mengangguk-anggukkan kepal a, seol ah mengert i apa yang diucapkan sang Resi. Kemudian dia mengepakkan sayapnya, t erbang ke sebuah pohon kenari t ak j auh dari Padepokan Resi Kandabaya.

Sang Resi segera mengambil daun l ont ar yang dil et akkan merpat i t adi. Dia sepert i t ak menghiraukan adanya Pat ih Baj ul Sangara yang membent urkan kepal anya berkal i-kal i ke lant ai Padepokan.

“ Ampun . . . ampunil ah kekurangaj aran dan kelancangan hamba menganggu ket enangan Bapa Resi . . . “ Demikian ucap Pat ih Baj ul Sengara.

Resi Kandabaya masih t ak menghiraukan sang pat ih. Dia sedang asyik membaca gurat -gurat berbent uk t ul isan di daun l ont ar yang dipegangnya. Sesudah membaca t ul isan didaun l ont ar, sang Resi bangkit berdiri. Berj alan kearah sepul uh praj urit yang menggel et ak kesakit an t anpa dapat bergerak. Hanya dengan beberapa kal i t epukan pada bagian-bagian t ert ent u di t ubuh para praj urit it u maka kesepul uh anak buah Pat i h Baj ul Sengara dapat bergerak l agi dan rasa sakit di sekuj ur t ubuh mereka t el ah hil ang. Sert a mert a sepuluh orang it u menj at uhkan diri berl ut ut didepan sang Resi.

Tapi Resi it u t idak menghiraukan mereka l agi. Dia berj al an kearah Padepokan t empat nya bersemedi t adi. Tapi kal i ini dia t idak duduk bersemedi mel ainkan t egak didepan Pat ih Baj ul Sengara.

Memang hebat dan sopan caramu bert amu kemari hai Pat ih Baj ul Sengara ! ” t egur sang Resi.

“ Ampun bapa Resi . . . hamba harus yakin bahwa orang yang hendak mint ai pert ol ongan memang benar-benar mumpuni. ” uj ar Pat ih Baj ul Sengara.

“ Ya, aku sudah t ahu hal it u, ” t ukas sang resi. “ Kau hendak memint aku mengobat i penyakit sang put ri Dewi Sekardadu dan mengusir wabah pagebl uk dari Blambangan at as perint ah Prabu Menak Sembuyu! ”

“ Mohon ampun Bapa Resi, memang demikianl ah adanya kedat angan hamba kemari. ”

“ Tapi kau salah al amat Pat ih ! Wabah penyakit it u sudah dikehendaki Dewat a Agung. Aku t ak mampu mengusirnya, j uga t ak mampu menyembuhkan Dewi Sekardadu.

“ Tapi ……… hamba mohon pet unj uk ……… “ kat a Pat ih Baj ul Sengara, dia t idak akan menyia- nyiakan kesempat an yang ada. Mumpung bisa bert emu dengan t okoh sepert i Resi Kandabaya dia harus memperol eh hasil , set idak-t idaknya dia harus mendapat kan ket erangan bagaimana cara mengobat i at au mendapat kan orang yang mampu mengobat i Dewi Sekardadu.

Resi Kandabaya sepert i mengert i apa yang t ersirat di hat i Pat ih Baj ul Sengara. Sesudah menarik naf as panj ang karena kesal mel ihat sikap sang Pat ih diapun berkat a, “ Baikl ah Pat ih, aku akan memberimu pet unj uk. Pada saat it u hanya ada sat u orang yang mampu menyembuhkan penyakit Dewi Sekardadu sekal igus mengusir wabah penyakit dari sel uruh wil ayah Bl ambangan. Tapi ……” ,

Resi Kandabaya t idak meneruskan ucapannya. Dit at apnya t aj am-t aj am waj ah Pat ih Baj ul Sengara. Sang Pat ih makin menundukkan mukanya, t ak ada keberanian baginya unt uk bert at ap muka dengan Resi yang t erbukt i sangat sakt i it u. “ Apapun yang t erj adi, hamba ……… j uga Gust i Prabu Menak Sembayu t akkan pedul i asal Dewi Sekardadu sembuh dari sakit nya. ” uj ar Pat ih Baj ul Sengara unt uk menghapus keraguan Resi Kandabaya.

“ Benarkah? Tapi aku t idak yakin, ” sahut sang Resi. ” Akan t erj adi sesuat u di l uar perhit unganmu dan hal it u akan membakar hat imu. Tapi baikl ah, kal au kau ingin menget ahui orang yang hendak menyembuhkan Dewi Sekardadu. Ikut il ah merpat i put ih it u t erbang.

Tapi kuperingat kan, j angan kau mencoba bersikap kurang aj ar kepada orang yang hendak menyembuhkan Dewi Sekardadu it u. Dan apapun syarat nya yang diaj ukannya hendaknyan kau dan Prabu Menak Sembuyu mel ul uskannya. ”

“ Segala pesan Bapa Resi akan hamba perhat ikan baik-baik. ”

Sekarang sudah hampir mal am, berist irahat l ah di Padepokan ini. Besok pagi kal ian bol eh berangkat menuj u gunung Sel angu. Merpat i put ih akan mengant armu hingga ke t empat t uj uan. ”

Demikianl ah, Pat ih Baj ul Sengara dan anak buahnya malam it u bermal am di Padepokan Resi Kandabaya. Esok harinya mereka sudah bersiap-siap berangkat kegunung Sel angu.

“ Sampaikan sal am perdamaian kepada pert apa di gunung Sel angu it u. ” Pesan Resi Kandabaya sebel um Pat ih Baj ul Sengara meninggalkan Padepokan.

“ Pesan Bapa Resi akan hamba sampaikan, ” j awab Pat ih Baj ul Sengara penuh hormat .

Perj al anan ke gunung Sel angu memakan wakt u yang cukup l ama. Walau mereka naik kuda pil ihan t api pada t engah hari barulah mereka sampai di gunung Sel angu. Mereka t erus mengikut i arah merpat i put ih t erbang menuj u suat u t empat . Ket ika j alanan semakin naik, maka mereka menambat kan kudanya dan meneruskan perj al anan dengan berj alan kaki.

Akhirnya merpat i penunj uk j al an it u berhent i didepan sebuah goa. Saat it u hari mul ai gel ap. Tapi ada suat u keanehan, dari dalam goa it u memancar sinar t erang, sebuah cahaya yang mampu menerangi t empat sekit arnya .

Pat ih Baj ul Sengara memerint ahkan para praj urit pengiring unt uk menunggu di l uar goa. Dia sendiri segera berj al an memasuki goa it u. Makin ke dal am makin t erang cahaya yang memancar it u.

Akhirnya sepasang mat a Pat ih Baj ul Sengara t erbel al ak heran, t ernyat a cahaya it u bukan berasal dari sebuah lampu at au benda mel ainkan berasal dari t ubuh seorang berj ubah put ih yang sedang bersuj ud di t anah. Sel uruh t ubuh dan pakaian orang it u mengel uarkan cahaya t erang benderang. Ingat pesan Resi Kandabaya maka Pat ih Baj ul Sengara t idak berbuat macam- macam yang j ust ru akan membahayakan dirinya sendiri. Dengan bersabar dia menunggu orang it u bersuj ud kemudian duduk bert af akkur. Set el ah sel esai barul ah Pat ih Baj ul Sengara menyapanya.

“ Saya Pat ih Baj ul Sengara, dat ang kemari dengan membawa pesan al am perdamaian dari Resi Kandabaya, ” uj ar sang Pat ih.

Aku t erima sal am Resi Kandabaya, ” uj ar pert apa it u. “ Sudah l ama aku bersahabat dengan Resi Kandabaya wal aupun hanya mel al ui selembar daun l ont ar yang diant ar ol eh merpat i sang Resi. ”

Pat ih Baj ul Sengara l al u mengut arakan maksud kedat angannya menemui sang pert apa. Pert apa it u mengangguk –anggukkan kepal a mendengar penj el asan sang Pat ih. “ Sebel um aku menyat akan kesanggupanku t erl ebih dahul u kuperkenal kan diriku ini, “ kat a pert apa it u. “ Namaku Maul ana Ishak, berasal dari negeri Pasai. Aku bersedia mengobat i Dewi Sekardadu dan sekal igus mengusir wabah penyakit dari Bl ambangan dengan syarat bahwa Prabu Menak Sembuyu dan kel uarganya masuk agama Isl am. Dan rakyat Blambangan bersedia mendengar nasehat ku. ”

Barangkali inil ah hal -hal yang t ermasuk di l uar perhit unganku, demikian bisik hat i sang Pat ih. Soal pindah agama dia t idak berani memberi keput usan. Unt uk it u dia harus menghadap sang Prabu l ebih dahul u. Maka diapun berpamit kepada Syekh Maul ana Ishak unt uk pul ang ke ist ana Bl ambangan, menyampaikan persyarat an yang diaj ukan pert apa it u.

“ Ya, ada baiknya anda berunding dengan Prabu Menak Sembuyu l ebih dahul u, ” kat a Syekh Maul ana Ishak.

Terpaksa Pat ih Baj ul Sengara kembal i ke Blambangan dan menyampaikan persyarat an yang diaj ukan Syekh Maul ana Ishak kepada Prabu Menak Sembuyu.

Tent u saj a sangat berat bagi sang Prabu unt uk melepaskan agama lama yang t erl anj ur diyakini sel ama bert ahun-t ahun, namun demi rasa kasih sayangnya pada Dewi Sekardadu, maka dia t erpaksa memenuhi syarat yang diaj ukan Syekh Maul ana Ishak. Pat ih Baj ul Sengara diperint ahkan menj emput Syekh Maul ana Ishak. Sesampainya di goa gunung Sel angu, Pat ih Baj ul Sengara dipersilahkan berangkat ke Bl ambangan l ebih dahul u. Syekh Maul ana Ishak akan menyusul kemudian.

Tet api bet apa t erkej ut Pat ih Baj ul Sengara ket ika sampai di ist ana Bl ambangan. Ternyat a Syekh Maul ana Ishak sudah dat ang l ebih dahul u. Bahkan sang Prabu Menak Sembuyu menegur ket erl ambat an sang Pat ih.

Sadarlah sang Pat ih, bahwa Syekh Maul ana Ishak it u benar-benar pert apa sakt i yang mumpuni. Dia yang menempuh perj al anan naik kuda masih dikal ahkan dengan Syekh Maul ana Ishak yang dat ang ke ist ana Blambangan hanya berj al an kaki.

Tiga mal am Syekh Maul ana Ishak mel akukan t irakat unt uk mengobat i Dewi Sekardadu. Di mal am keempat , sesudah mel aksanakan shal at sunnah haj at dit iupkan waj ah sang put ri t iga kal i. Seket ika sang put ri membuka mat anya dan bangkit dari t idurnya. Sel uruh isi ist ana gembira menyaksikan hal it u t erl ebih permaisuri dan Prabu Menak Sembuyu.

Prabu Menak Sembuyu menepat i j anj inya. Syekh Maul ana Ishak diambil menant u. Dij odohkan dengan Dewi Sekardadu. Sambil menunggu keadaan t ubuh Dewi Sekardadu supaya benar-benar pul ih sepert i sedia kal a, Syekh Maul ana Ishak berkel il ing ke seluruh negeri Bl ambangan unt uk memberikan nasehat dan memudarkan pengaruh pagebl uk yang mel anda rakyat Bl ambangan.

Dari penyel idikan yang dilakukan ol eh Syekh Maul ana Ishak akhirnya diket ahui bahwa rakyat Bl ambangan sangat ceroboh dal am menj aga kebersihan dan kesehat an mereka. Makanan sehari- hari mereka banyak yang mengandung racun dan penyakit , cara mereka buang haj at disembarang t empat dan mereka j arang mandi at au membersihkan t ubuh mereka.

Set el ah Maul ana Ishak memberikan penyuluhan merawat kesehat an dan membersihkan diri sert a l ingkungan t empat t inggal . Dan nasehat it u dil aksanakan maka banyakl ah rakyat Bl ambangan yang sembuh dari sakit nya.

Hanya beberapa orang yang penyakit nya t ergol ong berat t erpaksa mendapat perawat an khusus dari Syekh Maul ana Ishak. Dan semuanya berhasil disembuhkan sepert i sedia kal a.

Tibalah pada hari yang dit ent ukan, pernikahan Dewi Sekardadu dan Syekh Maulana Ishak dil aksanakan. Upacara disel enggarakan dengan penuh meriah. Karena Syekh Maul ana Ishak bukan hanya berhasil menyembuhkan penyakit Dewi Sekardadu melainkan j uga mengusir wabah penyakit dari Bl ambangan maka dia j uga diangkat sebagai raj a muda at au Adipat i. Mendapat kekuasaan separo dari wilayah keraj aan Bl ambangan, sesuai dengan j anj i yang diucapkan ol eh Prabu Menak Sembuyu sendiri.

Menurut Babad Tanah Jawi, dalam upacara pernikahan yang disel enggarakan it u sudah t erj adi ket egangan ant ara Syekh Maul ana Ishak dengan pihak kel uarga keraj aan. Yait u disaat j amuan makan dikeluarkan. Ternyat a makanan yang dihidangkan kepada Syekh Mul ana Ishak kebanyakan adal ah t erdiri dari daging binat ang haram, sepert i babi hut an, harimau, ul ar, kera dan l ain-l ain.

Posisi Syekh Mul ana Ishak pada saat it u sungguh sul it sekal i. Kal au dia t idak mau menyant ap hidangan it u nant inya disangka bersikap sombong dan menghina Prabu Menak Sembuyu. Jika disant ap dagingnya t erdiri dari hewan yang diharamkan agama Isl am, maka diapun berdoá kepada Al l ah, memohon j al an kel uar yang t erbaik.

Sesuai berdoá t erj adil ah sesuat u dil uar dugaan. Daging-daging binat ang haram yang sudah dimasak it u t iba-t iba berubah menj adi binat ang hidup berl oncat an kesana–kemari. Yang asal nya dari ul ar menj adi ular, yang berasal dari harimau menj adi hari mau, yang asal nya babi hut an menj adi babi hut an. Tent u saj a suasana menj adi panik. Pest a meriah geger, Syekh Maul ana Ishak mengaj ak ist erinya pul ang di Kadipat en baru yang harus diperint ahnya.

Syekh Maul ana Ishak hidup berbahagia bersama ist rinya. Tapi hal it u t idak berl angsung l ama, karena sej ak t erj adinya keribut an pada j amuan makan it u Pat ih Baj ul Sengara meniupkan isyu j ahat kepada Prabu Menak Sembuyu.

Menurut Pat ih Baj ul Sengara, Syekh Maul ana Ishak sengaj a mempermal ukan sang Prabu dengan menghidupkan binat ang yang sudah dimasak dan siap dimakan para pesert a pest a. Bukan hanya it u saj a, keberhasil an Syekh Maul ana Ishak berdakwa mengaj ak rakyat Bl ambangan masuk Isl am dianggap membahayakan kedudukan Prabu Menak Sembuyu selaku penguasa t unggal keraj aan Blambangan. Karena semakin hari semakin banyak pengikut Syekh Maul ana Ishak yang masuk Isl am. Bahkan t idak sedikit rakyat di wil ayah kekuasaan ist ana Bl ambangan pindah menj adi penduduk Kadipat en yang dipimpin ol eh Syekh Maul ana Ishak.

Lama-l ama Syekh Maul ana Ishak merebut keraj aan Bl ambangan ini dari t angan Gust i Prabu, demikian hasut Pat ih Bayul Sengara. “ Ya, t idak must ahil dia akan beront ak dan memaksa kit a