• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS PERTIMBANGAN HUKUM HAKIM

B. Analisis Terhadap Putusan MA Nomor 671 K/Ag/2015

2. Analisis Pemenuhan Asas Keadilan Terhadap Putusan MA

Terkait dengan putusan yang dijatuhkan Majelis Hakim Kasasi, dalam hal ini dilakukan wawancara terkait dengan sudah sesuai tidaknya putusan yang dijatuhkan pada putusan kasasi tersebut. Sebagaimana hasil dari wawancara dengan Hakim Pengadilan Agama Batam, yang mengatakan bahwa:

“Poligami non prosedural, tanpa izin pengadilan, maka tidak mempunyai kekuatan hukum”.135

Terhadap putusan tersebut Hakim Pengadilan Batam (informan) menyatakan bahwa Hakim yang satu tidak dapat menilai putusan Hakim lainnya.

Dalam artian informan menganggap bahwa Putusan Mahkamah Agung tersebut sudah tepat dan bernilai keadilan.136 Sehingga atas hal tersebut, maka terkait dengan sesuai tidaknya penerapan asas keadilan yang dijatuhkan hakim, maka

135Hasil wawancara dengan Bapak Drs. Azizon, SH., MH., selaku Hakim Pengadilan Agama Batam, Tanggal 10 September 2019.

136Hasil wawancara dengan Bapak Drs. Azizon, SH., MH., selaku Hakim Pengadilan Agama Batam, Tanggal 10 September 2019.

dapat melihat dan mengacu pada Putusan Mahkamah Konstitusi No. 46/PUU-VIII/2010.

Putusan MK tersebut menguraikan bahwa apabila anak yang terlahir dari perkawinan yang tidak dicatatkan, anak tersebut dapat membuktikan dengan dengan ilmu pengetahuan bahwa anak tersebut memiliki hubungan darah dengan ayahnya dan apabila terbukti merupakan anak pewaris (anak ayahnya), maka anak tersebut berhak atas bagian waris yang sama dengan ahli waris lainnya.

Seharusnya Majelis Hakim dalam memutus perkara tersebut dapat melihat dan beracuan pada Putusan Mahkamah Konstitusi No. 46/PUU-VIII/2010. Sebab kepastian hukum tidak hanya berwujud pasal-pasal yang terdapat dalam undang-undang, melainkan juga dapat terwujud sebagai akibat karena konsistensi dalam putusan hakim yaitu antara putusan hakim yang satu dengan lainnya untuk kasus yang hampir serupa, seperti yang telah diputus sebelumnya. Kepastian hukum dapat dicapai apabila substansi hukumnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Aturan hukum yang mampu menciptakan adalah hukum lahir dari dan mencerminkan budaya yang terdapat dalam masyarakat. Dimana kepastian hukum menjadi perangkat hukum suatu negara yang mengandung kejelasan, tidak menimbulkan multitafsir, tidak menimbulkan kontradiktif dan dapat dilaksankan, serta dapat menjamin hak dan kewajiban setiap warga negara. Berdasarkan ini maka penerapan asas kepastian hukum dapat sejalan dengan penerapan asas keadilan.

Keputusan yang dijatuhkan oleh hakim kasasi dalam putusan tersebut terlihat lebih condong untuk menerapkan asas kepastian hukum yang telah

tercantum dalam Pasal-Pasal Undang-Undang Perkawinan serta Kompilasi Hukum Islam, sehingga hak dari seorang anak yang tidak dicatatkan pernikahan orang tuanya menjadi terabaikan ketika hakim memutus perkara a quo dengan dasar asas kepastian hukum yang berwujud dari pasal-pasal saja. Jika saja hakim dapat mempertimbangkan dari sisi kepastian hukum yang terwujud sebagai akibat karena konsistensi dalam putusan hakim yaitu antara putusan hakim yang satu dengan lainnya untuk kasus yang serupa, seperti putusan MK No. 46/PUU-VIII/2010 dan sisi keadilan yang diperoleh masing-masing pihak, sehingga putusan yang dibuat oleh hakim dapat menjadi puncak akhir bagi para pihak untuk dapat menikmati hak-haknya atas hasil dari keputusan yang dibuat oleh hakim.

A. Kesimpulan

1. Perlindungan hukum terhadap anak dari perkawinan poligami yang tidak dicatatkan dapat diperoleh melalui permohonan itsbat nikah ke Pengadilan Agama berdasarkan Pasal 7 ayat (2) KHI. Itsbat nikah dapat diajukan oleh anak maupun pasangan suami istri. Setelah mengajukan itsbat ke Pengadilan Agama, kemudian penetapan Pengadilan tersebut dapat dijadikan sebagai dasar dan bukti sahnya suatu perkawinan. Sehingga, berdasarkan penetapan tersebut maka anak dari perkawinan yang tidak dicatatkan tersebut mendapatkan kedudukan sebagai anak sah.

2. Kedudukan hak waris anak dari perkawinan yang tidak dicatatkan menurut KHI adalah anak hanya bernasab dengan ibunya dan keluarga ibunya, hal ini berdasarkan pada Pasal 100 KHI. Akan tetapi dalam perkembangan hukum di Indonesia melalui putusan MK nomor 46/PUU-VIII/2010, yang melakukan judicial riview terhadap Pasal 43 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974, menyatakan bahwa anak yang lahir dari perkawinan yang tidak dicatatkan juga mempunyai kedudukan hak waris yang sama dengan kedudukan hak waris anak yang lahir dari perkawinan yang sah. Sebab perkawinan yang tidak dicatatkan dianggap sah karena telah memenuhi rukun dan syarat perkawinan secara agama. Ayah biologis dari anak tersebut dapat memberi pengakuan secara sukarela atau anak dapat membuktikannya menggunakan teknologi/ilmu pengetahuan yaitu melakukan tes DNA. Namun Putusan

Mahkamah Konstitusi tersebut tidak dapat diberlakukan secara efektif, sebab sampai saat ini belum ada peraturan yang mengatur lebih lanjut.

3. Pertimbangan hukum hakim dalam putusan Mahkamah Agung Nomor 671 K/Ag/2015 dilihat dari kepastian hukum yang berwujud pasal-pasal yaitu Pasal 2 ayat (1),(2), Pasal 42, Pasal 43 UUP dan Pasal 100 KHI ialah sudah tepat, dimana terkait gugatan para penggugat dinilai cacat formil karena tidak adanya buku nikah yang dapat membuktikan kapan pernikahan pewaris dengan istri-istrinya (istri pertama sampai istri ke tujuh). Namun putusan tersebut belum terpenuhi nilai keadilan, sebab putusan hakim lebih condong pada peraturan yang telah ada, yang berakibat tidak terpenuhinya asas keadilan itu sendiri. Sehingga anak-anak dari pewaris ada yang merasa dirugikan dan kehilangan hak-haknya.

B. Saran

1. Terhadap anak dari perkawinan poligami yang tidak dicatatkan disarankan dan wajib melakukan itsbat nikah. Agar pernikahan yang dilakukan mempunyai kekuatan hukum, dengan demikian implikasi yang timbul dikemudian hari tidak ada permasalahan berkaitan dengan asal-usul anak serta kewarisan bagi anak-anaknya serta pasangannya.

2. Hasil judicial riview terhadap Pasal 43 ayat (1) UUP dalam Putusan MK nomor 46 /PUU-VIII/2010 sebaiknya agar segera dinormakan, sehingga hasil judicial riview tersebut dapat dijadikan masyarakat sebagai suatu upaya untuk memperoleh kedudukan dan hak waris anak yang lahir dari perkawinan yang tidak dicatatkan.

3. Majelis Hakim dalam memutus perkara untuk dikemudian hari agar lebih mengutamakan asas keadilan dengan melihat dan mengacu pada Putusan Mahkamah Konstitusi No. 46/PUU-VIII/2010. Sebab kepastian hukum tidak hanya berwujud pasal-pasal yang terdapat dalam undang-undang, melainkan juga dapat terwujud sebagai akibat karena konsistensi dalam putusan hakim yaitu antara putusan hakim yang satu dengan lainnya untuk kasus yang menyerupai, yang telah diputus sebelumnya. Sehingga putusan tersebut dapat menimbulkan keadilan dan kemanfaatan bagi para pihak.

Abdurrahman, 2010, Kompilasi Hukum Islam, Jakarta: CV. Akademik Pressindo Abubakar, Zainal Abidin, 1993, Kumpulan Peraturan Perundang-undangan

Dalam Lingkungan Pengadilan Agama, Jakarta: Yayasan Al-Hikmah

Afabdi Ali, 1997, Hukum Waris, Hukum Keluarga, Hukum Pembuktian, Jakarta:

PT. Reineka Cipta

Al-Halim, Abdu, 1998, Abu Syuqqah, Kebebasan Wanita, Jakarta: Gema Insani Perss

Ali, Parman, 1995, Kewarisan Dalam Alquran (Suatu Kajian Hukum Dengan Pendekatan Tafsir Tematik), Jakarta: Raja Grafindo Persada

Amir, Syarifuddin, 2015, Hukum Kewarisan, Jakarta: Prenada Media

Apeldoorn, L.J. Van, 1996, Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta: Pradnya Paramita Ashshofa, Burhan, 2010, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Rineka Cipta Basyir, Abu Umar, 2006, Warisan, Surakarta: Rumah Dzikir

Basyir, Ahmad Azhar, 2001, Hukum Waris, Yogyakarta: UII Pres

Burhanuddin, 2012, Nikah Siri: Menjawab Semua Pertanyaan Tentang Nikah Siri, Yogyakarta: MedPress Digital

Darmabrata, Wahyono, 2008, Tinjauan Undang-undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Beserta Undang-Undang dan Peraturan Pelaksananya, Cet.3 , Rizkita, Jakarta

Darmawan, 2014, Hukum Kewarisan di Indonesia, Surabaya: UIN Sunan Ampel Press

Departemen Agama RI, 1984, Al-Quran Dan Terjemahnya, Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al-Quran

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1998, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Balai Pustaka

Effendy, 2003, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti

Habiburrahman, 2011, Rekonstruksi Hukum Kewarisan di Indonesia, Jakarta:

Kencana Prenada Media Group

Harahap, M. Yahya, 2016, Hukum Acara Perdata Tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian, dan Putusan Pengadilan, Jakarta:

Sinar Grafika

Kadir, Muhammad Abdul, 1993, Hukum Perdata Indonesia, Bandung: PT.Citra Aditya Bakti

Kamello, Tan dan Syarifah Lisa Andriati, 2011, Hukum Perdata: Hukum Orang dan Keluarga, Medan, Penerbit USU Press

Manan, Abdul , 2005, Aneka Masalah Hukum Perdata di Indoensia, Jakarta:

Kencana

Mardjono, Hartono, 1997, Menegakan Syariat dalam Konteks Keindonesiaan, Bandung: Mizan

Muhibbin, Moh. dan Abdul Wahid, 2009, Hukum Kewarisan (Sebagai Pembaruan Hukum Positif di Indonesia), Jakarta: Sinar Grafika

Muhibin, Moh dan Adul Wahid, 2003, Hukum Kewarisan, Jakarta: Sinar Grafika Phillipus, M. Hadjon, 1987, Perlindungan Hukum bagi Rakyat Indonesia,

Surabaya: Bina Ilmu

Prangin-angin, Effendi, 2003, Hukum Waris, Jakarta: Rajagrafindo Persada

Prawirohamijoyo, Sutoyo R, 1998, Pluralism Dalam Perundang-Undangan Perkawinan di Indonesia, Surabaya: Airlangga University Press

Prodjodikoro, Wirjono, 1981, Hukum Perkawinan di Indonesia, Bandung: Sumur Prodjohamidjojo, Martiman, 1979, Tanya-Jawab Mengenai Undang-Undang

Perkawinan dan Peraturan Pelaksanaan disertai Yurisprudensi, Jakarta:

PT. Pradnya Paramita

Purba, Hasim, 2006, Suatu Pedoman Memahami Ilmu Hukum, Medan: Cahaya Ilmu

Purnamasari, Irma Devita, 2012, Kiat-Kiat Cerdas, Mudah, Dan Bijak Memahami Masalah Hukum Waris, Bandung: Kaifa

Raharjo, Sajtipto, 1979, Hukum dan Perubahan Sosial, Bandung: Alumni ______________, 2000, Ilmu Hukum, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti

Ramulyo, M. Idris, 1991, Perbandingan Hukum Kewarisan dengan Kewarisan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Jakarta: Sinar Grafika

_______________, 1995, Hukum Perkawinan, Hukum Kewarisan, Hukum Acara Peradilan Agama dan Zakat Menurut Hukum, Jakarta: Sinar Grafika

_______________, 1996, Hukum Perkawinan, Jakarta: Bumi Aksara

Rasjidi, Lili dan I.B Wysa Putra, 1993, Hukum Sebagai Suatu Sistem, Bandung:

Remaja Rusdakarya

Raharjo, Soetjipto, 1983, Permasalahan Hukum di Indonesia, Bandung : Alumni Sembiring, M.U., 1989, Beberapa BAB Penting Dalam Hukum Waris Menurut

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Medan: Program Pendidikan Notariat Fakultas Hukum

Sembiring, Rosnidar, 2017, Hukum Keluarga: Harta-Harta Benda Dalam Perkawinan, Depok : Rajawali Pers

“Pewarisan Menurut Undang-Undang”, Depok: Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia

Soekanto, Soerjono, 2014, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: Universitas Indonesia

Soemitro, Ronny Hanitijo, 2010, Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta: Ghalia Indonesia

Sugeng, Bambang, 2009, Hukum Acara Perdata dan Dokumen Litigasi Perkara Perdata, Surabaya: Kencana

Sunaryati, Hartono, 1991, Politik Hukum menuju Satu Sistem Hukum Nasional, Bandung: Alumni

Suparman, Eman, 1995, Intisari hukum Waris Indonesia, Bandung: Mandar Maju Sutiyoso, Bambang, 2006, Metode Penemuan Hukum: Upaya Mewujudkan

Hukum Yang Pasti Dan Berkeadilan, Yogyakarta : UII Press

Suwondo, Nani, 1992, Kedudukan Wanita Indonesia Dalam Hukum dan Masyarakat, Jakarta: Ghalia Indonesia

Syarifuddin, Amir, 2007, Hukum Perkawinan di Indonesia; Antara Fiqih Munakahat dan Undang-Undang Perkawinan, Jakarta: Kencana

Thaib, Hasballah dan Syahril Sofyan, 2014, Teknik Pembuatan Akta Penyelesaian Warisan Menurut Hukum Waris Di Indonesia, Bandung: Cita Pustaka Media

Witanto, D.Y, 2012, Hukum Keluarga: Hak dan Kedudukan Anak Luar Kawin Pasca Keluarnya Putusan MK Tentang Uji Materil UU Perkawinan, Jakarta: Prestasi Pustaka

Zainuddin, Ali, 2009, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Sinar Grafika

Zamakhsyari, 2013, Teori-Teori Hukum, Bandung: Cita Pustaka Media Perintis Zuhdi, Muhdlor, 1994, Memahami Hukum Perkawinan: Nikah, Talak, Cerai dan

Rujuk Menurut Hukum Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974, Bandung:

Al-Bayan

B. Peraturan Perundang-Undangan Undang-Undang Dasar 1945

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Kompilasi Hukum Islam

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46/PUU-VIII/2010

Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 10 Tahun 2008 Tentang Nikah Dibawah Tangan

C. Jurnal / Tesis / Disertasi

Adeb, Davega Prasna, Pewarisan Harta Di Minangkabau Dalam Perspektif Kompilasi Hukum, KORDINAT, Volume XVII Nomor 1, April 2018

Ahmad, Sobari, Nikah Sirri Dalam Perspektif, Jurnal Ilmu Syariah, Volume 1 Nomor 1, Juni 2013

Anwar, Hidayat, M. Gary Gagarin dan A, Deny Guntara, Kajian Perbandingan Dalam Pembagian Waris Berdasarkan Pada Hukum Dan Hukum Adat, Jurnal Justisi Hukum, Volume 3 Nomor 1, September 2018

Bambang, Sugianto, Kedudukan Ahli Waris Pada Perkawinan Poligami, Al’Adl, Volume 9, Nomor 2, Agustus 2017

Dyah, Septari Marito Siregar, Tesis: Poligami Lebih Dari Empat Dalam Perspektif Fiqih Islam dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974, USU, Magister Kenotariatan, 2015

Eddo, Febriansyah, Tinjauan Yuridis Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46/PUU–VIII/2010 Tentang Kedudukan Anak Luar Nikah Yang Diakui Dalam Pembagian Warisan, Unnes Law Journal, Volume 4 Nomor 1, Juni 2015

Fitri, Zakiyah, Perbandingan Status Hak Waris Anak Luar Kawin Antara Kompilasi Hukum Isalm (KHI) Dengan Hukum Perdata BW, USU, Magister Kenotariatan, 2010

Fitria Olivia, Akibat Hukum Terhadap Anak Hasil Perkawinan Sirri Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi, Lex Jurnalica, Volume 11 Nomor 2, Agustus 2014

Hidayat Zahra Bahri, Perlindungan Hukum Bagi Istri dan Anak Dalam Perkawinan Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia Tanpa Izin Atasan, USU, Magister Kenotariatan, 2017.

HM. Soerya Respationo,“Putusan Hakim: Menuju Rasio-nalitas Hukum Refleksif dalam Penegakan Hukum”, Jurnal Hukum Yustisia, No. 86 Th. XXII Mei-Agustus 2013, Surakarta: Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Idha Aprilyana Sembiring, Berbagai Faktor Penyebab Poligami Di Kalangan Pelaku Poligami Di Kota Medan, Jurnal Equality, Volume 12 Nomor 2, Agustus 2007

Indah, Sari, Pembagian Hak Waris Kepada Ahli Waris Ab Intestato Dan Testamentair Menurut Hukum Perdata Barat (BW), Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara, Volume 5 Nomor 1, September 2014

Irfan, Perkawinan Dibawah Tangan (Kawin Sirri) Dan Akibat Hukumnya, ADIL:

Jurnal Hukum, Volume 8 Nomor 1

Itsnaatul, Lathifah, Juni 2015, Pencatatan Perkawinan: Melacak Akar Budaya Hukum dan Respon Masyarakat Indonesia terhadap Pencatatan Perkawinan, Al-Mazahib, Volume 3 Nomor 1

Juraida, Analisis Kasus Tentang Poligami Yang Dilakukan Oleh Pegawai Negeri Sipil (PNS) Tanpa Izin Istri Pertama (Studi Putusan Mahkamah Syar’iyah Banda Aceh Nomor:130/PDT-G/2013/MS-BNA), USU, Magister Kenotariatan, 2016.

Khisni, Kontroversi Putusan Mahkamah Konstitusi Tentang Perkawinan di Bawah Tangan (Studi Tentang Hukum Perkawinan Antara Normatif dengan Empiiris untuk Menggali Maqashid-AL-Syari’ah dalam Upaya Mewujudkan fikih Indonesia), Jurnal Pembaharuan Hukum, Volume I Nomor 3, September – Desember 2014

Masnun, Thahir, Meredam Kemelut Kontroversi Nikah Sirri (Perspektif Maslahah), Jurnal Mawarid, Volume XI Nomor 2, September-Januari 2011 Miranty, Tesis: Perlindungan Hukum Terhadap Anak Hasil Perkawinan Yang

Tidak Dicatatkan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974, USU, Magister Kenotariatan, 2010.

Mohammad, Yasir Fauzia, Legalisasi Hukum Kewarisan Di Indonesia, Program Pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung, Volume 9 Nomor 2, Agustus 2016

Muh, Idris, Implementasi Hukum Waris Dan Pengajarannya Pada Masyarakat Kecamatan Poleang Tengah Kabupaten Bombana (Perbandingan Antara Hukum Adat, Hukum Dan Hukum Perdata), Jurnal Al-‘Adl, Volume 8 Nomor 1, Tahun 2015

Nadia, Akass, Tesis: Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Pembagian Harta Warisan Dalam Perkawinan Poligami Menurut Perspektif Hukum Waris Islam (Studi Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No.

224/K/AG/2011), USU, Magister Kenotariatan, 2012

Netti, Tesis : Analisis Yuridis Pernikahan Sirri Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Dan Kompilasi Hukum Islam, USU, Magister Kenotariatan, 2011.

Nora, Sari Dewi Nasution, Tesis: Perlindungan Terhadap Hak-Hak Istri Pada Perkawinan Poligami Melalui Perjanjian Perkawinan Menurut Pasal 29 Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974, USU, Magister Kenotariatan, 2011.

Oemar, Moechthar, Kedudukan Negara Sebagai Pengelola Warisan Atas Harta Peninggalan Tak Terurus Menurut Sistem Waris, Yuridika, Volume 32 Nomor 2, Mei 2017

Rafiki, Tinjauan Hukum Perkawinan Sirri Yang Tidak Dicatatkan Terhadap Kedudukan Istri Dalam Hukum Dan Undang-Undang Perkawinan, Jurnal Ilmiah Fakultas UMA, Volume 2 Nomor 2, Desember 2015

Reza, Fitra Ardhian, Satrio Anugrah, Setyawan Bima, Poligami Dalam Hukum Dan Hukum Positif Indonesia Serta Urgensi Pemberian Izin Poligami Di Pengadilan Agama, Privat Law, Volume III Nomor 2, Juli-Desember 2015, h. 106.

Syafruddin, Kalo, Penegakan Hukum Yang Menjamin Kepastian Hukum Dan Rasa Keadilan Masyarakat (Suatu Sumbangan Pemikiran), Medan

Wulaning, Tya Warni, Dya Wijaningsih, dan Tity Wahyu Setiawati, Perkawinan Poligami Menurut Hukum Dan Perundang-Undangan Di Indonesia, Diponegoro Law Journal , Volume 7 Nomor A, 2018

Yola, Ardiza, Tesis: Akibat Hukum Pembatalan Perkawinan Poligami Tanpa Izin dan Kaitannya Dengan Status Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 (Studi di Pengadilan Agama Kelas I-A Medan), USU, Magister Kenotariatan, 2010

Yunesia, Pingkanita Pelawi, Tesis : Pembatalan Perkawinan Disebabkan Adanya Pemalsuan Identitas Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Dan Kompilasi Hukum Islam (Studi Kasus Pada Putusan Nomor 435/PDT.G/2013/PA MEDAN), USU, Magister Kenotariatan, 2015

Zaid, Alfauza Marpaung, Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Perkawinan Poligami Tanpa Persetujuan Istri Yang Sah (Studi Putusan Mahkamah Agung No. 330K/PID/2012), USU, Magister Kenotariatan, 2014

D. Internet, Artikel Dan Lain-lain

Anonim, “Definisi, Fungsi dan Bentuk Keluarga” melalui https;//kajian.pustaka.com, Defenisi, fungsi dan bentuk keluarga, diakses pada tanggal 20 Juni 2019, pukul 13.00 WIB.

Anonim, “Waris”, melalui http://tesishukum.com. Diakses pada tanggal 4 September 2019 pukul 12.18 WIB.

Liky Faizal, Akibat Hukum Pencatatan Perkawinan, Fakultas Syariah, Universitas IAIN,, https://media.neliti.com/media/publications/58206-ID-akibat-hukum-pencatatan-perkawinan.pdf, diakses pada tanggal 04 Agustus 2019 pada pukul 18.21 WIB.

Uswatun Hasanah, Tinjauan Yuridis Ahli Waris Ab Intestao Menurut Hukum Perdata,

http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/LO/article/download/6995/5631, diakses pada tanggal 26 Agustus 2019, pukul 13.40 WIB.

Dokumen terkait