• Tidak ada hasil yang ditemukan

BERDASARKAN YESAYA 30:18-26 Imanuel Tubulau

Dalam dokumen JURNAL MITRA STTIK KUPANG EDISI 4.pdf (Halaman 51-54)

52 yang berbatu-batu bahkan jalan yang tidak pernah kita kenal sama sekali. Dan me- tode atau cara Allah memimpin kita itu ber- variasi. Kadang Ia memimpin kita dari depan seperti pengajaran Yesus tentang gembala yang baik dalam Yohanes 10:4, tetapi kadang Allah memimpin kita dari be- lakang dalam Yesaya 30:21.

Dalam perenungan ini, pertanyaan- nya, mengapa Allah memimpin perjalanan hidup kita dari depan dan juga dari bela- kang? Tahukah saudara alasannya? Allah ada di depan supaya dapat mencontohi ja- lan-Nya. Ia memberikan contoh bagaimana seharusnya berjalan menurut kehendak- Nya. Kalau Allah memimpin hidup ini dari belakang maka ada dua hal akan di alami, yaitu :

Pertama, Allah akan mendorong umat-Nya untuk terus maju, walau ada berbagai tan- tangan dan kesulitan.

Kedua, ketika tekad untuk maju telah men- jadi lemah, lalu berhenti melakukan apa yang Allah kehendaki, menjadi mogok di dalam mematuhi kehendak Allah di dalam hidup, maka Allah mendorong hidup ini; mungkin dengan cara yang sedikit keras membuat saudara merasa sakit, tetapi Allah melakukan seperti itu supaya umatNya mau bergerak lagi dan terus berjalan, karena perjalanan hidup dan tanggung jawab masih jauh. Seperti yang Allah katakan kepada Elia dalam 1 Raja-Raja 19:7, “Tetapi Malaikat TUHAN datang untuk kedua kali- nya dan menyentuh dia serta berkata: "Ba- ngunlah, makanlah! Sebab kalau tidak, per- jalananmu nanti terlalu jauh bagimu."

Bagaimana pengalaman saudara berjalan bersama Allah sebagai pribadi atau juga sebagai jemaat Tuhan? Apakah Allah selalu berada di depan sehingga dengan gampang saja saudara melangkah mengikuti tapak kaki-Nya? Rasanya tidak selamanya begitu. Allah senantiasa memimpin

kehidupan ini. Bila jujur, harus mengaku bahwa terbanyak kali Allah memimpin dari belakang. Kalau Allah berada di depan dan memimpin hidup, semua hal beres, gampang, semua hal bisa diatasi karena jalan-jalan Allah itu selalu jelas. Dan umat- Nya mengikuti, tapi betapa sulitnya, bila terbanyak kali Allah memimpin dari belakang. Umat-Nya tidak melihat Dia, tapi hanya dengar firman-Nya atau kata- kata-Nya atau arahan-Nya dari belakang yang menuntun untuk belok kanan atau belok kiri, atau jalan terus. tidak melihat Allah, tetapi mendengarkan firman-Nya.

Kalau Allah memimpin umat-Nya dari belakang, maka sikap yang harus dibangun yakni, harus bergantung sepenuh- nya pada perintah-Nya, firman-Nya, tanpa harus melihat Dia. Mungkin dengan cara Allah memimpin dari belakang, maka dapat salah jalan. Kita kurang mendengarkan dan mentaati firman-Nya, lalu jatuh dan hidup menjadi rusak. Mungkin pula dengan cara Allah memimpin dari belakang, maka bisa tidak paham. Mengapa hidup ini bisa begini atau begitu. Jadi tidak paham bah- kan kecewa karena hidup kita ternyata tidak selalu berjalan mulus.

Mengapa semua itu dapat umat Allah alami? Karena tidak bergantung sepenuhnya kepada tuntunan dan pimpinan Allah. Mengambil jalan salah atau ber- sikap seperti domba yang nakal, sehingga Allah harus menegur dengan teguran yang keras. Allah harus menarik leher dengan tongkat gembala yang berkait itu. Atau memukul kaki dengan tongkat-Nya. Atau terkena batu dari Allah sebab sudah jauh berjalan meninggalkan persekutuan dengan semua orang yang percaya.

Semua itu bisa terjadi sebagai pengalaman iman setiap orang percaya, bahwa harus mampu berjalan menurut firman Allah walaupun tidak melihat Dia.

53 Setiap orang percaya, harus terus berjalan di dalam dengar-dengaran dan taat kepada kehendak-Nya dalam menuntun dan me- mimpin hidup.

Tapi, sadarlah bahwa kegelisahan dan ketakutan yang alami muncul oleh karena sering salah jalan. Atau karena sering kurang mendengar apa yang Allah katakan dari belakang ? Itu tidak sebanding dengan malapetaka dan kebinasaan. Jika menolak untuk membiarkan Allah me- mimpin saya dan saudara. Lebih baik sa- kit, mengeluh atau menangis, karena merasa seolah-olah Allah tidak bersama dalam berbagai soal dalam kehidupan dari pada akan binasa nantinya, sebab mau hi- dup tanpa Allah dan tanpa pimpinan-Nya. Tuhan Yesus sendiri mengokohkan iman terhadap pimpinan Allah itu ketika Dia berkata: “… Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.” (Yohanes 10:10). Juga Yesus berkata kepada saya dan saudara saat ini, “Akulah gembala yang baik.” (Yohanes 10:11).

Itulah yang Yesus buat bagi umat-Nya karena Ia jadi pemimpin . Tak penting Dia memimpin dari depan atau dari bela-kang, tetapi yang pasti ialah Allah pemimpin satu- satunya dan berjalan terus menerus kepada keselamatan.

Apabila umat-Nya percaya kepada- Nya, Ia ada dan sedang menuntun umat- Nya. Yakinlah bahwa perjalanan umat-Nya ke depan akan sesuai dengan kehendak- Nya. Demikianlah suara Tuhan melalui firman-Nya dapat meneguhkan umat- Nya untuk menerima serta mengalami pimpinan Allah dan pada akhirnya boleh berjalan dalam pimpinan itu, kemanapun yang Tuhan kehendaki atas kehidupan umat-Nya . Tuhan kiranya memberkati. Amin!

54 Pendahuluan

Pada tulisan ini membahas kedu-dukan dan hakikat musik gerejawi sebagai bagian yang utuh dari penyembahan. Ada empat pokok penting yang akan dipa-parkan, antara lain: 1. Dasar Alkitab bagi musik gerejawi; 2. Memahami hakikat musik gerejawi; 3. Dinamika musik gerejawi terhadap kehidu-

pan rohani jemaat; 4. Peran khusus musik gerejawi dalam penyembahan jemaat, dan diakhiri dengan suatu rangkuman.

Landasan Teoritis Musik Gerejawi. Berdasarkan fakta pada Perjanjian Lama dapat ditemukan adanya penggunaan musik dalam kehidupan umat Allah secara Abstrak:

Pengembangan musik gerejawi dalam membangun kehidupan dan suasana pe- nyembahan jemaat/umat Allah yang selaras dan sesuai dengan kehendak-Nya. Ke- nyataan masih terdapat gereja-gerja yang terus menggumuli bagaimana menemukan strategi baru dalam upaya memanajemeni pelayanan bidang dimaksud, karena mereka cenderung menekankan pada fungsi praktis musik saja di dalam gereja. Dari kenyataan lain ada banyak pemimpin gereja yang terus menggumuli bagaimana memiliki strategi baru dalam penatalayanan di bidang pujian dan penyembahan, sehingga memberikan nuansa baru yang bersifat reformatif secara spiritual. Kenyataan ini berujung kepada kenyataan bahwa mereka ternyata terhambat oleh faktor ketidak mampuan untuk mempimpin umat Tuhan dalam bidang musik, pujian dan penyembahan secara benar.

Adapun tujuan dari penulisan ini yakni, Pertama, menjelaskan kepada para pemimpin gereja dan jemaat Tuhan tentang prinsip dasar Alkitabiah musik gerejawi. Kedua, memaparkan prinsip-prinsip Alkitabiah sebagai landasan bagi pengembangan pelayanan musik, pujian dan penyembahan yang relevan untuk diterapkan dalam ibadah jemaat secara menyeluruh.

Dalam upaya membahas judul dimaksud, maka akan didiskusikan tiga pokok penting yang merupakan inti dari karya ilmiah ini yaitu: Satu, membahas tentang musik gerejawi sebagai bagian integral dari penyembahan, yang mencakup; dasar Alkitab bagi musik gerejawi, memahami hakikat musik gerejawi, dinamika musik gerejawi terhadap kehidupan rohani jemaat, dan peran khusus musik gerejawi dalam penyembahan jemaat. Dua, membahas tentang strategi pengembangan musik gerejawi dalam mendukung ibadah/penyembahan jemaat, mencakup; musik gereja dan budaya kehidupan jemaat, pendidikan dan persiapan pelayanan musik, serta manajemen pelayanan musik. Tiga membahas tentang implementasi musik gerjawi dalam membangun penyembahan jemaat, mencakup; musik gerejawi sebagai bagian integral dalam pelayanan liturgi, mu- sik gerejawi dan pemberitaan Firman, serta musik gerejawi membangun penyembahan yang harmonis. Harapan yang terkandung dalam penulisan ini ialah agar para pemimpin jemaat dapat menemukan pemahaman yang benar tentang musik gereja sebagai landasan untuk membangun strategi yang baru dan tepat yang dapat digunakan dalam pena- talayanan di bidang musik. Pada sisi lain, agar para pelayan Tuhan di gereja lokal ter- istimewa dalam bidang pelayanan musik, pujian dan penyembahan dapat benar-benar memahami fungsi dan peranannya dalam pelayanan bidang dimaksud dalam upaya membangun kehidupan iman jemaat secara terpadu.

Kata kunci : Pengembangan Musik Gerejawi, kualitas penyembahan umat Allah. PENGEMBANGAN MUSIK GEREJAWI UNTUK MEMBANGUN KUALITAS

PENYEMBAHAN UMAT ALLAH

Dalam dokumen JURNAL MITRA STTIK KUPANG EDISI 4.pdf (Halaman 51-54)