• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas dan tanggung jawab Pemain/ Pelayan Musik.

Dalam dokumen JURNAL MITRA STTIK KUPANG EDISI 4.pdf (Halaman 71-75)

PENYEMBAHAN UMAT ALLAH STEFANUS TOMATALA

G. Reimer, penulis buku “Cermin Injil Ilmu Liturgi”, menyatakan bahwa

1. Tugas dan tanggung jawab Pemain/ Pelayan Musik.

Pelayan/pemain musik dituntut me- miliki empat hal atau prinsip dalam pela- yanan mereka yaitu kekudusan (sanc- tivication), penaklukan diri (submision), ke- pekaan (sensitivity), dan keahlian (skill). Pemain musik dan pemimpin pujian di- tuntut harus memiliki kekudusan hidup, ka- rena mereka adalah imam-imam dalam arti yang memimpin jemaat atau umat Allah kepada suatu pengalaman spiritual untuk masuk dalam hadirat Allah yang maha ku- dus, dan berkuasa yang pada akhirnya nanti oleh kehendak-Nya saat memasuki ruang maha kudus, mujizat Allah dinyatakan yaitu

kesembuhan, pemulihan jiwa, terlepas dari roh-roh jahat, dan sebagainya. Pemusik dan pemimpin pujian hendaknya memiliki kerendahan hati dalam arti mau diajar dan mau belajar dari segala sesuatunya untuk pengembangan diri ke arah positif, bersikap terbuka terhadap koreksi dari siapapun demi kemajuan diri bagi kemuliaan Tuhan. Di sisi lain kepekaan akan pimpinan Roh Kudus penting bagi para pelayan mimbar sehingga kehendak Allah dapat dinyatakan, selain itu akan ada kesatuan hati dan pikiran antara satu dengan yang lain dalam melayani pekerjaan Tuhan. Oleh karena itu persekutuan pribadi dengan Tuhan harus tetap dijaga dan menjadi bagian hidup dari pelayanan dan dihidupi. Di lain pihak persekutuan antar pelayan mimbar harus ada sebagai sarana untuk menyatukan visi dan misi dari Allah. Seorang pemusik dan pemimpin pujian harus memiliki keahlian dibidangnya secara professional sehingga tatkala melayani, dapat memberikan yang terbaik bagi pekerjaan Tuhan, sehingga oleh karenanya pelayanan musik disini merupa- kan suatu pelayanan imamat, yaitu pelaya- nan untuk melayani Allah dan umat-Nya. Panggilan dalam pelayanan musik adalah panggilan yang mulia dan kudus, serta tidak boleh dianggap remeh.

Dalam Perjanjian Lama menjelas- kan bahwa para pemain musik dipilih dan ditetapkan oleh Allah (1 Taw 15:16,17,19; 16:41; 25:1; 2 Taw 20:12; 29:25; Neh 7:1).

Mereka dipilih hanya dari keturunan Lewi. Lewi mempunyai tiga orang anak laki-laki, yaitu Gerson, Kehat, Merari. Se- mua orang yang melayani dalam Bait Allah berasal dari salah satu di antara ketiga ketu- runan Lewi. Para pemimpin musik juga dipilih dari tiap keturunan tersebut.

Kenanya dan Asaf berasal dari ketu- runan Gerson. Heman adalah seorang dari bani Kehat. Yedutun/Etan adalah keturunan

72 bani Merari. Para imam berasal dari garis keturunan Kehat-Amran-Harun-Eleaser atau Itamar.

Sebagai gambarannya yang jelas lihat diagram dibawah ini :

Pelayanan musik merupakan suatu pelayanan Imamat, yaitu pelayanan untuk melayani Allah dan umat-Nya. Karena Allah sendiri yang memilih bagi-Nya para pelayan/pemain musik, maka tugas dan tanggung jawab dalam pelayanan bidang dimaksud harus benar-benar dikerjakan dan diperhatikan serta dihidupi. Tanggung ja- wab dan para pelayan/pemain musik sebagai berikut :

a. Tugas pelayan/pemain musik.

1. Mempersiapkan alat-alat musik yang akan dipakai dalam ibadah. 2. Pemimpin (koordinator) pemain

musik mengatur dan memilih orang-orang yang akan malayani musik dalam ibadah nanti.

3. Para pemain musik membantu gem- bala/pemimpin jemaat untuk men- jaga dan memelihara ‘domba-dom-

ba’ melalui bidang pelayanan me- reka.

4. Mengatur jadwal atau jam latihan bersama pemimpin pujian serta pe- layan lain yang terlibat dalam pela- yanan mimbar.

5. Disisi lain pelayan/pemain musik dapat membantu pekerjaan atau pe- layanan dalan segala bidang. 6. Pemimpin (koordinator) pemain

musik bersama dengan pelayan mimbar yang lain (MC dan singers) harus membuat satu persekutuan khusus bagi pelayan mimbar agar ada satu kesatuan yang erat dalam roh dan pikiran didalam pelayanan. Sehingga oleh karenanya Allah ditinggikan dan dimuliakan.

b. Tanggung jawab pelayan/pemain mu- sik.

1. Pemimpin (koordinator) pelayanan musik bertanggung jawab terhadap rekan-rekan sekerjanya. Juga satu dengan yang lain saling menjaga, mengingatkan, dan memperhatikan. 2. Pelayan atau pemain musik bertang-

gung jawab menjaga ketertiban dan keharmonisan alat dalam memain- kan alat musik selama ibadah ber- langsung.

3. Para pemain musik memperhatikan dan memelihara serta menjaga alat- alat musik dari hal-hal yang dapat merusak alat-alat musik tersebut. 4. Para pemain musik antara satu

dengan yang lain harus saling memperhatikan, saling memberi se- mangat (spiritual). Khususnya bagi pemimpin atau koordinatornya ha- rus memperhatikan rekan-rekan se- kerjanya dalam moral maupun spi- ritual sehingga tetap terjaga hu- bungan yang erat, satu roh, satu pikiran dalam pelayanan musik, se-

73 hingga ada satu keharmonisan nada dari alat musik yang mereka main- kan dan pujian yang mereka nyan- yikan.

5. Bersama dengan pemimpin pujian atau penyembahan, para pemain musik harus membawa jemaat ke- pada suasana ibadah yang hidup dan harmonis kepada Tuhan. 6. Para pelayan musik bertanggung ja-

wab atas semua tugas-tugas yang diberikan oleh gereja.

2. Tugas dan Tanggung Jawab Pemimpin pujian

Sebelum membahas lebih lanjut tentang tugas dan tanggung jawab pe- mimpin pujian, perlu dimengerti dan dipahami dulu istilah yang sering dipa- kai oleh gereja-gereja untuk pemimpin pujian, biasanya mereka memakai is- tilah “M.C” atau “Song Leader” artinya sebagai berikut :

a. M.C (Master of Ceremony) artinya Yang memimpin, mengontrol dan menguasai acara.

b. S.L. (Song Leader) artinya, pemim- pin lagu.

1. Dalam hal ini tugas M.C/S.L. ada- lah sbb:

a. Menyusun acara ibadah

Pemimpin pujian harus dapat menyusun acara dengan sebaik mungkin dan sekreatif mungkin, entah itu acara iba- dah, persekutuan, atau acara keagamaan lainnya. Contah su- sunan acara ibadah atau per- sekutuan seperti dibawah ini : 1. Puji-pujian pembukaan 2. Doa pembukaan

3. Puji-pujian penyembahan 4. Membuka ruang kesaksian (Bisa

Vocal Group, atau pengalaman hidup bersama Tuhan).

5. Pujian untuk masuk kedalam firman Tuhan.

6. Pujian responi sesuai dengan tema khotbah.

7. Pujian untuk persembahan 8. Doa persembahan

9. Doa syafaat 10. Pujian penutup 11. Doa berkat-selesai.27 b. Menyiapkan suasana

Menyiapkan suasana disini dalam arti dapat menguasai situasi dan kea- daan dalam ibadah, khususnya dapat menyiapkan dan menguasai keadaan diri sendiri agar menjadi percaya diri dalam memimpin acara ibadah. De- ngan demikian jika suasana hati telah siap dan dapat menguasai situasi atau kondisi dalam ibadah maka pemimpin pujian akan lebih terfokus atau terarah dalam memimpin pujian untuk mem- bawa jemaat kepada penyembahan yang lebih dalam dan hidup serta har- monis.

c. Mengarahkan suasana ibadah

Suasana acara harus benar-benar di- perhatikan khususnya dalam ibadah penyembahan, pemimpin pujian harus dapat membawa kepada suasana pe- nyembahan atau ibadah agar tetap di- namis, harmonis, dan terfokus. Dan ter- lebih dari pada itu dapat membawa je- maat lebih konsentrasi kepada Tuhan dalam penyembahan atau ibadah me- reka.

d. Mengangkat suasana ibadah

Apabila M.C tidak bersemangat dalam memimpin pujian maka jemaat pun akan terbawa kepada suasana ibadah yang lesu atau tidak bergairah, karena cara M.C memimpin sangat mempengaruhi suasana serta berperan

27

74 penuh sepanjang ibadah berlangsung. Terlebih lagi saat penyembahan MC harus terfokus dalam dimensi spiritual di mana hadirat Allah akan turun di tengah-tengah jemaat, dan membawa jemaat kepada suasana penyembahan yang dapat memulihkan, dan menye- garkan jiwa mereka. Sehingga jemaat di bangun kerohanian mereka menuju kepada kedewasaan yang penuh di dalam Kristus Yesus.

2. Tanggung jawab M.C/S.L

Sebagai pemimpin jalannya acara ibadah seorang M.C/S.L juga mem- punyai tanggung jawab penuh, baik ter- hadap diri sendiri maupun terhadap gereja dan jemaat.

a. Pemimpin pujian harus memperhati- kan lagu-lagu yang akan dinyanyi- kan dalan ibadah, apakah lagu-lagu tersebut sudah sesuai dengan tema khotbah atau belum dan apakah pu- jian itu sesuai juga dengan kondisi kerohanian jemaat atau tidak, itu semua yang menjadi tanggung ja- wab seorang M.C/S.L.

b. Pemimpin pujian bertanggung jawab atasa acara ibadah yang sedang ber- langsung. Artinya bahwa lancar/ tidaknya ibadah tergantung dari pe- mimpin pujian (M.C/S.L).

c. Pemimpin pujian harus dapat mem- bawa jemaaat kepada penyembahan yang lebih hidup dan harmonis. Kata lain M.C ikut bertanggung jawab atas tingkat kerohanian je- maat, melalui pelayanan pujian dan penyembahan.

d. Dengan pemain musik mengatur jadwal latihan untuk ibadah dan ikut bertanggung jawab atas kemajuan gereja khususnya dalam bidang pe- layanan musik, pujian dan penyem- bahan.

Rangkuman

Musik merupakan bagian yang utuh dari kehidupan manusia, artinya musik mempunyai peranan yang berfungsi mem- berikan pengaruhnya bagi setiap kehidupan manusia. Di sisi lain musik tidak dapat di- pisahkan dari pujian dan penyembahan je- maat, oleh karena itu peranan musik harus benar-benar dipahami seperti; apa fungsi musik sebagai bunyi-bunyian, musik sebgai seni, juga sebagai penghayatan nilai, hal ini harus di mengerti dan dipahami dengan be- nar, tidak hanya secara intelektual tetapi ju- ga harus dirasakan dan dialami secara spi- ritual.

Dalam Perjanjian Lama dan Per- janjian Baru musik mangambil peranan penting sebagai pengiring dalam setiap li- turgi ibadah dan pada hakikatnya musik bukan hanya sebatas alat pengiring saja. Dalam beberapa kitab dalam Perjanjian Lama menjelaskan tentang musik yang di- pakai sebagai alat nubuatan oleh nabi-nabi Allah dan beberapa kitab dalam Perjanjian lama digenapi dalam Perjanjian Baru.

Satu hal yang penting dari pelaya- nan musik ini, bahwa musik dapat dipakai sebagai alat pemberitaan firman atau se- bagai sarana penginjilan yang efektif. Di sisi lain musik mengambil peranan khusus dalam penyembahan yang berfungsi men- jadi alat bagi peningkatan kedewasaan ro- hani seseorang dan dapat menjadi landasan dinamika moril serta jiwa yang dalam pro- sesnya diberikan melalui alunan-alunan suara pujian maupun instrument musik yang dinamis dan harmonis sesuai dengan tuntutan Roh Kudus.

Dengan demikian, melalui pemaha- man musik secara komprehensif (peranan, fungsi dan pengaruhnya) diharapkan jemaat Tuhan khususnya para pelayan musik dan pujian dapat mengembangkan diri untuk ke- muliaan Tuhan dan dapat menjadi alat bagi

75 pertumbuhan gereja di mana mereka mela- yani, dan harus senantiasa dapat diprak- tekkan dalam kehidupan berjemaat dan di gereja Tuhan di mana pun berada, selain itu dapat menjadi pembangkit semangat bagi kehidupan kerohanian jemaat, dan menjadi alat bagi terlaksananya misi Allah (Amanat Agung Yesus Kristus) yang masih terus ha- rus disampaikan kepada jiwa-jiwa yang be- lum terselamatkan. Dengan demikian nama Allah senantiasa ditinggikan dan dimu- liakan.

Di satu sisi jelas bahwa pelayanan di bidang musik sungguh memerlukan suatu strategi yang tepat dengan pimpinan Roh Kudus sebagai pendukung ibadah. Karena untuk menciptakan sebuah jemaat menjadi penyembah-penyembah yang benar bukan- lah suatu hal yang mudah. Banyak hal-hal yang harus dilibatkan, baik secara rohani (spiritual) maupun ketrampilan (skill).

Pelayan/pemain musik dan pemim- pin pujian harus benar-benar memahami budaya jemaat, dan memiliki cara/strategi yang tepat untuk diterapkan bagi pertum- buhan kerohanian jemaat yang memiliki se- lera yang berbeda-beda akan musik dan la- gu-lagu yang dinyanyikan dalam ibadah.

Disisi lain pemusik dan pemimpin pujian memerlukan pendidikan/pengajaran tentang musik, pujian, dan penyembahan, khususnya bagi mereka yang berlata bela- kang awam. Sehingga diharapkan mereka menjadi pelayan mimbar yang siap baik se- cara mental maupun spiritual. Dan mereka mampu untuk menata musik dan pujian ba- gi pengkatualisasian penyembahan yang hi- dup.

Di pihak lain peran gembala atau pemimpin jemaat sangat penting bagi ke- majuan atau pertumbuhan gereja. Gembala harus berperan aktif dan mampu menata- layani gereja dengan baik dan secara profe- sional khususnya dalam bidang pelayanan

mimbar. Di lain sisi harus memiliki mana- jemen yang benar dan efektif guna pe- ningkatan program gereja sebagai sarana bagi pertumbuhan gereja khususnya bagi peningkatan kedewasaan kerohanian je- maat.

Tugas dan tanggung jawab pelayan atau pemain musik dan pemimpin pujian perlu diperhatikan benar-benar, karena membawa visi dan misi dari Allah sebagai pemilik segala sesuatunya serta berkuasa atas segala sesuatunya. Dan Allah sendiri yang menetapkan dan menguasai hati serta pikiran setiap pemain musik dan pemimpin pujian dan dengan Roh-Nya akan me- mimpin dan meneguhkan setiap pelayan dimaksud agar memiliki komitmen, kese- tiaan dalam tugas dan tanggung jawab.

KEPUSTAKAAN

Dalam dokumen JURNAL MITRA STTIK KUPANG EDISI 4.pdf (Halaman 71-75)