• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab IV Hasil dan Pembahasan

4.2 Analisis Data

4.2.1 Analisis Framing Berita Jawa Pos dan

4.2.3.5 Berita Tanggal 28 Maret 2010

Dalam pemberitaan tanggal 28 Maret 2010, surat kabar harian Jawa Pos menyajikan berita tentang berakhirya muktamar Nahdlatul Ulama ke-32 di Makassar dengan terpilihnya Rais Am dan Ketua Umum Tanfidziyah PBNU yang baru yaitu KH Sahal Mahfudz sebagai Rais Am dan Said Aqil Siradj sebagai Ketua Umum Tanfidziyah. Pemilihan Rais Am berlangsung dramatis dan tegang, dimana dua nama yang bersaing KH Sahal Mahfudz dan KH Hasyim Muzadi. Rivalitas kedua pendukungnya yang sudah terasa selama muktamar berlangsung. Yang pada akhirnya dimenangkan oleh KH Sahal Mahfudz setelah KH Hasyim Muzadi tidak bersedia dicalonkan sebagai Rais Am.

Begitu pula dengan pemilihan ketua umum tanfidziyah yang berlangsung semarak meskipun tidak setegang pemilihan rais am. Muncul dua nama yang lolos berdasarkan tata tertib pemilihan yaitu minimal mengantongi 99 suara dukungan, yakni Said Aqil Siradj dan Slamet Effendy Yusuf. Munculnya nama Slamet Effendy Yusuf sebenarnya cukup mengejutkan para peserta muktamar, dikarenakan dua nama sebelumnya yang bakal bersaing ketat adalah Said Aqil Siradj – Gus Sholah. Kabar yang berkembang di arena muktamar, nama Slamet menjadi “Kuda Hitam” karena di backup secara kuat oleh para petinggi parpol. Yang pada akhirnya dimenangkan Said Aqil Siradj. Said Aqil setelah terpilih menegaskan akan membersihkan NU dari tarik menarik kepentingan politik praktis dan membawa NU kembali ke pesantren.

Tabel 4.9

Judul Berita : Kiai Sahal-Said Aqil Pimpin NU

Deskripsi ringkas berita-berita Muktamar NU ke-32 di surat kabar Jawa Pos Edisi 28 Maret 2010

Elemen Judul Berita Isi Berita Sumber Berita

Kiai Sahal-Said Aqil Pimpin NU (28 Maret 2010)

Berakhirnya muktamar NU ke-32 di Makassar ditandai dengan

terpilihnya Rais Am dan Ketua Umum PBNU yang baru. Suasana ketika proses pemilihan Rais Am yang dramatis. Serta pemilihan ketua umum PBNU yang ketat dan tak terduga. Pesan-pesan dan pandangan yang diberikan ketua umum PBNU yang baru tentang NU kedepannya.

Pemimpin sidang/ketua PWNU Sulawesi Selatan – Dr. Zen Irwanto; Ketua umum PBNU yang baru – Said Aqil Siradj

Analisis :

Unsur sintaksis, Jawa Pos yang diperoleh dari pemberitaan tanggal 28 Maret 2010 adalah lebih menonjolkan proses peristiwa pemilihan rais am dan ketua tanfidziyah PBNU yang berlangsung meriah, dramatis dan tegang. Secara runut dibagi dalam beberapa alinea proses pemilihan rais am yang dilakukan terlebih dahulu. Dimana suara sempat terbelah setelah didapatkan dua nama calon rais am yaitu KH. Sahal Mahfudz dan KH. Hasyim Muzadi, dimana pada akhirnya KH Sahal Mahfudz terpilih sebagai rais am setelah KH Hasyim Muzadi mengundurkan diri. Adapun runutan proses tergambar jelas dengan kutipan berita berikut :

- Sebelum pemilihan, secara resmi Kiai Sahal sebagai rais am periode 2004-2010 menyatakan demisioner. Dalam kesempatan itu, pengasuh Ponpes Maslakul Huda, Kajen, Jateng, tersebut mengucapkan terima kasih dan mohon maaf atas kekurangan selama kepengurusan lalu. Setelah itu, Hasyim dan seluruh pengurus syuriah dan tanfidziyah meninggalkan tempat diatas panggung, lalu duduk bersama para peserta muktamar. -- Setelah melalui perhitungan suara sekitar dua jam. Kiai Sahal mendapatkan suara terbanyak, yakni 272 di antara 503 suara yang dianggap sah. Sedangkan Hasyim meraih 180 suara. Selain mereka muncul beberapa nama lain. Diantaranya, ada KH Makruf Amin dan KH Maemun Zuber. Namun suara mereka bisa dihitung dengan jari.

-Berdasarkan jumlah suara yang dikumpulkan sesuai dengan tata tertib pemilihan calon yang bisa lanjut minimal memenuhi syarat 99 suara. Sehingga hanya Kiai Sahal dan KH Hayism Muzadi saja yang dapat lanjut. Pada saat itu suara peserta muktamar terbelah. Hal ini dapat diketahui dari kutipan berita berikut :

- ... “Ada opsi lanjut ketahap berikutnya. Pertama, apakah diteruskan sesuai tatib atau tanya kepada Pak Hasyim, apakah bersedia untuk melanjutkan pencalonan,” ungkap Zen.

Suara peserta muktamar lantas terbelah. Ada yang menghendaki lanjut, tapi sebagian besar berharap Hasyim dengan legawa tidak meneruskan. Di luar sidang, banyak suara yang menghendaki Hasyim yang juga mantan ketua PW NU Jatim itu mundur. Beberapa saat kemudian, Hasyim memberikan secarik kertas kepada pimpinan sidang. Zen lalu bergegas membacakannya. Isi surat itu, Hasyim tidak bersedia untuk dicalonkan sebagai rais am.

Pekik takbir dan salawat berkumandang bukan hanya di ruang tertutup tersebut. Di luar ruang, ribuan orang pun bersorak. “Hidup Pak Hasyim! Hidup Pak Hasyim!’ teriak mereka bersahutan. Ketika dipeluk sejumlah peserta, Hasyim meneteskan air mata. Beberapa pendukung setianya juga tidak kuasa menahan tangis atas keputusan bijak tersebut. Dengan terus dikawal petugas, Hasyim berlalu untuk meninggalkan ruang dan menuju mobilnya tanpa berkata sepatah kata pun. –

Begitu pula dengan proses pemilihan ketua umum, dimana sebelumnya muncul beberapa nama yaitu Said Aqil, Gus Sholah, Slamet Effendy Yusuf, Ahmad Bagja, Ulil Abshar Abdalla, Ali Maschan Moesa, Abdul Aziz, Hasyim dan Masdar Farid Mas’udi. Dari sekian nama tersebut lolos dua nama untuk pemilihan ketua umum yaitu Said Aqil Siradj dan Slamet Effendy Yusuf. Yang pada akhirnya dimenangkan oleh Said Aqil dan disambut dengan meriah. Hal ini dapat dilihat pada kutipan sebagai berikut :

- ... Said Aqil unggul dengan 294 suara. Sedangkan Slamet kebagian 201 suara. Begitu suara untuk Said melampaui 250, spontan para pendukung pria kelahiran kelahiran Cirebon tersebut mengumandangkan takbir dan salawat. Bahkan, banyak yang bersujud syukur. Dalam ruang sidang, Said Aqil langsung dibopong.

-Unsur skrip, Jawa Pos (what) Pemilihan rais am dan ketua umum tanfidziyah (where) Area muktamar di Makassar (when) 27 Maret 2010 (why) Bergantinya periode kepemimpinan (who) KH Sahal Mahfudz dan Said Aqil Siradj (how) Berlangsung dramatis dan tegang pada saat pemilihan rais am dan berlangsung meriah pada saat pemilihan ketua umum tanfidziyah.

Unsur tematik, Jawa Pos mengungkapkan tiga tema didalamnya yaitu yang pertama adalah proses pemilihan rais am. Dimana pada pemilihan rais am terdapat drama yang menegangkan karena jumlah suara terbelah setelah dua tokoh besar Nahdlatul Ulama yaitu KH Sahal Mahfudz dan KH Hasyim Muzadi lolos dalam pemenuhan tata tertib pemiihan rais am. Terbelahnya suara dikarenakan adanya keinginan untuk melanjutkan dan adanya yang mengharapkan agar KH Hasyim Muzadi mengundurkan diri. Dan pada akhirnya KH Hasyim Muzadi tidak menginginkan untuk dicalonkan sebagai rais am. Hal ini diperkuat dengan kutipan sebagai berikut :

- Suara peserta muktamar lantas terbelah. Ada yang menghendaki lanjut, tapi sebagian besar berharap Hasyim dengan legawatidak meneruskan. Di luar ruang sidang, banyak suara yang menghendaki Hasyim yang juga mantan ketua PW NU Jatim itu mundur. Beberapa saat kemudian, Hasyim memberikan secarik kertas kepada pimpinan sidang. Zen lalu bergegas membacakannya. Isi surat itu, Hasyim tidak bersedia untuk dicalonkan menjadi rais am.

-Pada tema kedua, Jawa Pos menyorot proses pemilihan ketua umum tanfidziyah PBNU, yang juga berlangsung meriah. Dimana memunculkan dua nama kandidat calon ketua tanfidziyah yaitu Said Aqil Siradj dan Slamet Effendy Yusuf. Hal ini ditunjukkan dengan kutipan berita sebagai berikut :

- Karena hanya dua nama yang meraih lebih dari 99 suara, yakni Said Aqil dan Slamet, dua orang itulah yang berhak maju menjadi calon. ...

-Proses berikutnya adalah kemeriahan yang terjadi setelah Said Aqil terpilih sebagai ketua umum tanfidziyah PBNU. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berita sebagai berikut :

- ... Begitu suara Said Aqil melampaui 250 , spontan para pendukung pria kelahiran Cirebon tersebut mengumandangkan takbir dan salawat. Bahkan,

banyak yang bersujud syukur. Dalam ruang sidang, Said Aqil langsung dibopong.

-Tema yang ketiga yaitu penegasan para ketua yang terpiliha akan masa depan Nahdlatul Ulama di bawah kepemimpinan mereka kelak. Dimana ketua tanfidziyah yang terpilih, Said Aqil Siradj menegaskan akan membersihkan NU dari tarik menarik kepentingan politik. Hal ini dikuatkan dengan kutipan perkataan yang disampaikan oleh beliau berikut ini :

- ... “Saya juga ingin menjadikan NU bersih dari kepentingan politik, sebagai kepanjangan pesantren yang kita semua tahu di pesantren ada agama, ada ilmu, ada akhlak, ada peradaban, budaya, kesederhanaan, kemandirian dan persaudaraan yang kukuh,” kata Said.

-Unsur retoris, Jawa Pos lebih menunjukkan proses pemilihan ketua umum yang lebih intens dibandingkan dengan pemilihan Rais Am, hal ini ditunjukkan dengan foto yang menggambarkan ketua umum terpilih Said Aqil Siradj dengan rivalnya dalam pemilihan ketua umum, Slamet Effendy Yusuf. Tetapi tetap menunjukkan foto pemilihan rais am yang dramatis dengan mundurnya Hasyim Muzadi yang tergambar dengan jelas dikelilingi oleh pendukungnya. Penggunaan kata “legawa” digunakan untuk memperjelas, bahkan sedikit memaksa untuk menerima keadaan.

Tabel 4.10

Elemen dan Strategi Penulisan Framing

Elemen Strategi Penulisan

Frame

Proses pemilihan Rais Am dan Ketua Tanfidziyah periode 2010-2015 yang berlangsung dengan drama, penuh rivalitas dan ketegangan.

Sintaksis Jawa Pos pemilihan Rais Am dan Ketua umum PBNU yang baru.menonjolkan proses serta drama yang terjadi pada proses Skrip Secara skrip menunjukkan runutan peristiwa yang terjadi selama

pemilihan Rais Am dan Ketua Umum PBNU

Tematik

1. Proses pemilihan Rais Am PBNU 2. Proses pemilihan ketua umum PBNU 3. Penegasan pandangan para ketua terpilih

Retoris

Jawa Pos lebih menunjukkan proses pemilihan ketua umum yang lebih intens dibandingkan dengan pemilihan Rais Am, hal ini ditunjukkan dengan foto yang menggambarkan ketua umum terpilih Said Aqil Siradj dengan rivalnya dalam pemilihan ketua umum, Slamet Effendy Yusuf. Tetapi tetap menunjukkan foto pemilihan rais am yang dramatis dengan mundurnya Hasyim Muzadi yang tergambar dengan jelas dikelilingi oleh pendukungnya. Penggunaan kata “legawa” digunakan untuk memperjelas, bahkan sedikit memaksa untuk menerima keadaan.

4.2.4 Berita Surat Kabar Kompas

Dokumen terkait