• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bersih dan Rapi, mahasiswa dibina untuk teratur dalam hidup bersih dan rapi, termasuk dalam memperlakukan perlengkapan

Dalam dokumen Del. Inspirasi Selangkah Lebih Maju (Halaman 197-200)

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI KEHIDUPAN

2) Bersih dan Rapi, mahasiswa dibina untuk teratur dalam hidup bersih dan rapi, termasuk dalam memperlakukan perlengkapan

pribadinya maupun perlengkapan umum; 3) Hidup sehat, aktivitas di asrama juga mendidik mahasiswa untuk dapat teratur menjaga kesehatan sebagai salah satu investasi berharga dalam hidupnya, seperti melalui kebiasaan makan teratur, mengkonsumsi makanan bergizi di ruang makan (kantin mahasiswa), berolahraga, dan pola hidup sehat lainnya; 4) Bertutur kata, di asrama mahasiswa juga dilatih dalam bertutur kata dengan pribadi lainnya. Hal ini menyangkut bagaimana seseorang dapat berkomunikasi yang baik, sopan dan juga semakin kaya akan perbendaharaan kata.

Kedua, membiasakan bekerja dalam tim sekaligus juga bekerja mandiri. Sebagai konsekuensi hidup bersama, dalam banyak hal mahasiswa belajar untuk bekerja dalam tim. Dimulai dari hal yang sederhana, misalnya bekerja sama dalam membersihkan asrama, melaksanakan tugas piket di ruang makan dan kerja sama di kamar masing-masing. Sekaligus juga mahasiswa dituntut untuk mampu mandiri, belajar mandiri dan bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Tidak ada perbedaan baik laki-laki dan perempuan, semuanya dilatih untuk mandiri mengurus dirinya sendiri, seperti

Del

Inspirasi Selangkah Lebih Maju

untuk mencuci, menyetrika, dan sebagainya. Disini nilai yang ditanamkan adalah: kerja sama, kepedulian, mandiri, komunikasi, tangguh, tolong-menolong dan bertanggung jawab.

Ketiga, membiasakan disiplin beribadah. Kesadaran akan pentingnya membangun relasi yang baik dengan Tuhan dan sikap takut akan Tuhan juga dibangun disini. Mahasiswa di asrama beribadah dengan teratur setiap hari, ada ibadah bersama pagi dan malam hari, ada pula ibadah saat teduh pribadi. Pembina asrama yang juga sebagai pembimbing rohani turut membantu mahasiswa untuk mengenal keberadaannya di hadapan Tuhan, memberikan pengajaran rohani dan mengembangkan hidup bersyukur dalam disiplin ibadah tersebut. Mahasiswa juga diajak untuk mengembangkan sikap takut akan Tuhan sebagai permulaan akan hikmat yang sesungguhnya.

Keempat, membiasakan diri untuk taat akan aturan bersama dan memiliki kesiapan dalam menanggung setiap konsekuensi perilaku.

Asrama memiliki aturan atau tata tertib. Keberadaan aturan memiliki fungsi utama sebagai pedoman atau acuan berperilaku bagi seluruh penghuni asrama. Aturan itu seperti: ketentuan waktu, ketentuan kegiatan kebersihan, ketentuan perizinan, pelaksanaan kegiatan bersama, penggunaan fasilitas asrama, ketentuan perlengkapan mahasiswa, ketentuan sanksi, ketentuan penilaian mahasiswa dan lainnya. Dalam pelaksanaannya, tidak jarang konsistensi terhadap keberadaan aturan diinterpretasi dengan istilah “ketat”. Namun sesungguhnya keberadaannya merupakan bagian dari proses pembinaan, di antaranya untuk melatih mahasiswa disiplin, hidup sehat dan bersih, tangguh, memiliki pengendalian diri, berpikir tentang kepentingan umum, dan nilai lainnya. Selain itu dalam pelaksanaan aturan juga dikenal keberadaan sanksi. Sanksi disini bukanlah ancaman atau momok yang menakutkan, melainkan adalah sebagai sarana bagi setiap insan untuk menerapkan keberanian menerima konsekuensi dan

Pembinaan Karakter Melalui Kehidupan Berasrama

bertanggung jawab atas setiap kesalahan yang telah diperbuat agar nantinya ditemukan perbaikan diri.

Kelima, membiasakan melakukan kebaikan dengan hati dan mempertajam empati. Luhut Pandjaitan sering kali menekankan

“hati” sebagai dorongan berbuat baik yang harus didengarkan.

Hati juga menjadi salah satu standar bagi kebaikan moral. Melalui kehidupan bersama, mahasiswa dilatih untuk mempertajam empatinya antara satu dan lainnya serta melakukan kebaikan berdasarkan dorongan hatinya. Akan ditemukan kondisi dimana pribadi dan pribadi lainnya akan saling membutuhkan, sehingga mempertajam suara hati menjadi sangatlah diperlukan.

b). Metode Pembinaan Verbal oleh Pembina Asrama

Metode pembinaan verbal biasanya dilakukan oleh Pembina Asrama mahasiswa kepada para mahasiswa dalam menyampaikan informasi atau pengetahuan yang biasanya dilangsungkan dalam bentuk komunikasi lisan maupun tulisan. Penyampaian pengetahuan ini penting untuk mendasari adopsi perilaku yang ditanamkan dalam kehidupan berasrama. Misalnya dilakukan dalam bentuk ceramah, bimbingan konseling, bimbingan rohani, sosialisasi, penguatan (reinforcement) dalam bentuk apresiasi, pertimbangan moral, klasifikasi nilai, dan juga dalam berbagai kegiatan evaluasi maupun monitoring mahasiswa. Komunikasi ini intens dilakukan, baik itu di asrama (melalui kegiatan bersama yang melibatkan seluruh mahasiswa di asrama atau pembicaraan personal), di lingkungan kantin, kampus IT Del bahkan terkadang bila diperlukan ketika mahasiswa berada bersama keluarga di rumah.

Pembina Asrama, sebagai tenaga pendidik di lingkungan asrama, memiliki peran yang sangat mendukung bagi keseluruhan proses pembinaan karakter mahasiswa. Para Pembina tinggal bersama-sama dengan mahasiswa di lingkungan asrama.

Disini para Pembina berperan sebagai pendamping, pengasuh,

Del

Inspirasi Selangkah Lebih Maju

pengawas, dan membimbing mahasiswa dalam pelaksanaan hidup berasrama serta memastikan bahwa keseluruhan proses maupun program pembinaan dapat dijalankan dengan baik.

Selain itu, Pembina Asrama juga berperan sebagai keluarga atau wali, dimana melalui keberadaannya mahasiswa diharapkan mau membuka diri untuk menyampaikan berbagai kendala yang dihadapi agar tidak terjadi hambatan dalam keseluruhan proses pengembangan dirinya di IT Del. Secara khusus mengacu pada konteks kerohanian, para Pembina Asrama yang dipersiapkan dalam melakukan tugas pembinaan dipilih dari para pendeta muda, yang diharapkan mampu melayani generasi muda dalam kompleksitas pergumulannya, serta dapat mewartakan Kabar Sukacita bagi generasi muda yang multikultural/pluralis dan mengembangkan juga wawasan nasionalis.

c). Metode Keteladanan

Metode keteladanan (modelling), yaitu dengan memberi contoh perilaku. Metode ini dapat membentuk sikap seseorang melalui proses mencontoh atau meniru. Untuk menanamkan nilai yang baik, diperlukan juga model untuk diamati dan ditiru. Hal ini akan memberi penguatan dalam proses internalisasi nilai-nilai di asrama. Dalam konteks asrama IT Del, keteladan diharapkan dapat diberikan dari para mahasiswa lainnya khususnya kakak kelas, Pembina bahkan tenaga pendidik di seluruh lingkungan kampus.

Mahasiswa di asrama tidak hanya menjadi “penerima”, melainkan dilibatkan juga sebagai “pelaksana” dalam proses pembinaan di asrama sembari belajar mengimplementasikan nilai-nilai kepemimpinan dalam dirinya. Kakak kelas, misalnya, merupakan partner yang turut diajak untuk mengajarkan dan menjadi contoh dalam pelaksanaan aturan hidup bersama kepada para mahasiswa baru. Secara konkrit keteladan itu diwujudnyatakan dalam Program Abang dan Kakak Asuh (student

Dalam dokumen Del. Inspirasi Selangkah Lebih Maju (Halaman 197-200)