• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ketersediaan Fasilitas dan Penegakan Disiplin pada Awal Berdiri

Dalam dokumen Del. Inspirasi Selangkah Lebih Maju (Halaman 130-133)

JELAJAH POLITEKNIK INFORMATIKA DEL

4.2 Ketersediaan Fasilitas dan Penegakan Disiplin pada Awal Berdiri

Setelah kegiatan perkuliahan dimulai dan rumah dinas dosen dan ruang kelas selesai, mahasiswa putri sejumlah 24 orang ditempatkan di perumahan dinas (RD-B, RD-C, RD-E) yang dihuni oleh asisten dosen perempuan dan staff perempuan.

Asisten dosen dan staf perempuan sekaligus bertugas sebagai ibu pendamping asrama. RD-B dihuni oleh 8 mahasiswi dengan didampingi oleh Maria Emmanuelly Siahaan (asisten dosen), RD-C dihuni oleh 8 mahasiswi dengan didampingi oleh Tiurma Lumban Gaol dan Radema Pandjaitan, RD-E dihuni oleh 8 mahasiswi dengan didampingi oleh Mariana Simanjuntak. Sementara Rumah Dinas lain dihuni oleh dosen; dengan komposisi: RD-A dihuni oleh Arnaldo Sinaga dan Tennov Simanjuntak; RD-D dihuni oleh Kurnia Djaja, Musthofa Lutfi, dan RD-F dihuni oleh Yaya Setiyadi dan Chandra Taufik.

Sementara itu, ruang kelas saat ini (Lt.2 Gedung 5) difungsikan sebagai asrama bagi mahasiswa. Pengawas mahasiswa saat itu adalah staf keuangan yang bernama Rudolf Bernard Ginting.

Saat itu, jumlah kamar mandi sangat terbatas. Selain itu tidak ada pembatas atau sekat ruangan sehingga asrama putra

Jelajah Politeknik Informatika Del

berupa barak besar yang diisi oleh beberapa tempat tidur susun.

Peraturan dan kehidupan asrama mahasiswa saat itu disusun dan dilaksanakan langsung oleh keenam dosen.

Pada awalnya adalah masa adaptasi bagi mahasiswa yang asalnya dari luar kawasan Toba. Mereka beradaptasi dengan kondisi udara dingin. Beberapa mahasiswa jatuh sakit karena faktor cuaca. Radema Pandjaitan yang pada saat itu merupakan pengelola kantin yang selalu setia mendampingi mahasiswa yang sakit bahkan mendampingi saat mereka akan berobat ke dokter.

Beliau adalah juga “Ibu” bagi mahasiswa/i PI Del angkatan 2001 karena Ibu Asrama belum ada pada saat awal PI Del didirikan. Saat itu juga, belum ada dokter khusus di PI Del sehingga penanganan mahasiswa sakit dilakukan oleh Dokter Sabam J.M.T. Simatupang yang membuka praktek di Laguboti. Namun tidak memerlukan waktu yang lama kemudian mereka dapat beradaptasi dengan cuaca dingin dan sejuknya udara di Toba Samosir.

Pada awal berdiri, PI Del memiliki 2 armada, salah satunya truk “Perkasa” sebuah mobil truk yang menjadi angkutan favorit bagi mahasiswa maupun dosen dan staf PI Del. Disebut “perkasa”

sesuai dengan tulisan yang terdapat pada bagian depan truk.

Truk perkasa dilengkapi dengan kursi duduk dan terpal. Pada masa itu kebersamaan adalah hal yang melekat di antara sesama sivitas PI Del. Dosen, staf, dan mahasiswa memiliki hubungan yang sangat erat, hal ini dimungkinkan karena jumlah mahasiswa pada saat itu masih sedikit sebanyak 49 orang. Jika ada yang sakit maka seluruh sivitas akan datang menjenguk ke rumah sakit menggunakan angkutan “Perkasa”. Kegiatan lainnya, bila ada dosen yang berulang tahun maka seluruh mahasiswa akan ikut merayakan bersama-sama menuju satu tempat di Balige sambil mendendangkan lagu diiringi gitar di dalam truk “Perkasa”.

Sangat terlihat kekompakan dan kebersamaan sivitas akademika PI Del dalam keadaan suka dan duka.

Del

Inspirasi Selangkah Lebih Maju

Selain itu, kantin belum seperti kantin sekarang yang permanen. Pada awal berdiri, kantin IT Del tepat berada di belakang gedung Auditorium IT Del. Kantin saat itu adalah sebuah barak yang pada awalnya digunakan sebagai tempat tinggal tukang. Dinding terbuat dari triplek dan papan, kursi dan meja adalah kursi darurat yang terbuat dari kayu. Kemudian, nampan masih dari plastik sehingga sangat sulit membersihkan sisa makanan atau bekas minyak yang menempel pada nampan.

Antara Auditorium dengan kantin tidak ada atap sehingga kalau hujan mahasiswa harus cepat jalan atau berlari agar tidak basah kuyup. Namun demikian rasa makanan yang disajikan selalu diupayakan berkualitas baik sehingga mampu mengimbangi situasi yang serba darurat saat itu. Pada awalnya kantin dikelola oleh Radema Panjaitan yang sangat memperhatikan kualitas makanan yang disajikan sehingga dapat memenuhi asupan gizi mahasiswa PI Del.

Fasilitas lainnya seperti perpustakaan baru tersedia pada tanggal 9 Januari 2002 dengan jumlah koleksi sebanyak 138 eksemplar. Ruangan yang dijadikan perpustakaan adalah ruang Toba Digital Valley saat ini. Pengolahan buku masih dibantu oleh Tim Pustakawan dari Perpustakaan UKI Jakarta. Saat itu jam buka perpustakaan mulai pukul 11:00 s.d. 21:00, dilayani oleh 1 orang petugas perpustakaan yaitu Tiurma Lumban Gaol.

Sistem pelayanan terbuka dan masih manual menggunakan katalog tercetak. Namun demikian, antusiasme mahasiswa untuk memanfaatkan fasilitas perpustakaan sangat tinggi. Hal ini berkorelasi dengan prestasi mahasiswa dalam bidang akademik yang baik juga pada saat itu.

Terkait uang sekolah, tidak seperti uang sekolah pada umumnya. Besaran uang sekolah ditentukan oleh prestasi akademiknya. Semakin tinggi indeks prestasinya (IP) maka biaya kuliah akan semakin murah bahkan beberapa mahasiswa tidak dikenai biaya kuliah sedangkan yang lainnya membayar sejumlah

Jelajah Politeknik Informatika Del

belasan ribu rupiah saja atau paling tinggi hanya berkisar ratusan ribu per semester. Sehingga benarlah bahwa PI Del itu adalah institusi pendidikan yang nirlaba namun berkualitas bagus.

Sejak awal kedisiplinan sangat ketat diberlakukan. Mahasiswa yang merokok atau mencontek dapat berisiko dikeluarkan (drop out). Hal ini terjadi pada mahasiswa angkatan I, satu orang mahasiswa diketahui mencontek saat ujian. Hukuman yang diberlakukan adalah putus kuliah dari PI Del. Tindakan disiplin ini tentu telah melalui serangkaian proses pembinaan termasuk melibatkan orang tua. Meskipun saat itu, jumlah mahasiswa sedikit sebanyak 49 orang, aturan tetaplah harus ditegakkan apapun risikonya.

Dari paparan sebelumnya, keterbatasan di tengah keberuntungan (sekolah dapat dikatakan gratis) menjadi mahasiswa PI Del ternyata menempa mahasiswa PI Del menjadi pribadi yang memiliki keterampilan lunak (soft skill) yang baik.

Mereka adalah orang-orang yang kompak dan tahan menghadapi tantangan. Menempel seperti ornamen cicak yang ada di gedung Del, mereka menjadi orang-orang yang berhasil meskipun dididik di sebuah desa yang jauh dari keramaian kota tetapi tidak rendah diri manakala bersaing dengan lulusan-lulusan dari kota besar di Indonesia. Bahkan mereka adalah orang-orang yang mampu berkembang sekalipun berada di lingkungan internasional.

4.3 PI Del sebagai sebuah Sekolah dengan Konsep Asrama

Dalam dokumen Del. Inspirasi Selangkah Lebih Maju (Halaman 130-133)