• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hukum Tabur Tuai

Dalam dokumen Del. Inspirasi Selangkah Lebih Maju (Halaman 46-49)

FILOSOFI DEL

4. PEMAKNAAN FILOSOFI DEL

4.2 Hukum Tabur Tuai

Ada berbagai hukum yang berlaku dalam kehidupan manusia.

Yang populer adalah hukum gravitasi yang ditemukan oleh Newton yang pada dasarnya mengatakan bahwa benda-benda sifatnya jatuh ke bawah, dengan kata lain, apa yang di atas pasti akan turun ke bawah. Kemudian ada hukum termodinamika, yang intinya mengatakan bahwa segalanya akan rusak dimakan waktu. Berikutnya, ada Hukum Murphy: jika ada yang sesuatu berpotensi salah, maka hal itu akan menjadi salah biasanya di waktu yang tidak menguntungkan atau lebih umum, “apa pun yang bisa salah, akan salah.”

Lalu ada hukum tentang menabur dan menuai yang yang tidak hanya berlaku dalam alam seperti pertanian saja. Hukum tabur tuai dapat dipahami lewat alam. Alam memang akan selalu berkata jujur tentang apapun itu. Jika biji mangga, yang tumbuh adalah pohon mangga. Demikian juga seandainya bila menabur benih jagung maka yang tumbuh pasti jagung, mustahil kacang.

Filosofi Del

Hukum tabur tuai ini juga berlaku dalam kehidupan manusia, sebab apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.

Peribahasa yang sering didengar antara lain: siapa menabur kebenaran, mendapat pahala yang tetap; orang yang menabur kecurangan akan menuai bencana; siapa yang menabur angin, akan menuai badai; jika kita menabur kejahatan pasti kita menuai kejahatan tetapi jika kita menuai kebaikan belum tentu kita menuai kebaikan; segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka; dan siapa yang menanam dia yang akan menuai.

Hukum tabur tuai adalah bahwa segala sesuatu yang dilakukan mempunyai akibat. Kenyataan ini berangkat dari dua asumsi.

Pertama adalah kehendak bebas manusia yaitu kebebasan untuk memilih sehingga nasib manusia di tangan manusia itu sendiri.

Dunia ini bukan panggung sandiwara, tetapi medan pergumulan antara memilih yang jahat atau baik, keberuntungan atau kemalangan, kehidupan atau kebinasaan. Tuaian dari apa yang ditabur bisa dituai. Misalnya, kalau seseorang sembrono dalam bekerja, seperti tidak mau bekerja keras, malas, tidak jujur, dan tidak bisa dipercayai dalam pekerjaan, maka jika ia akan menghadapi masalah ekonomi. Ia harus menuai apa yang ia tabur.

Orang itu sendirilah yang telah menjadikan dirinya bermasalah atau hidup dalam kesulitan. Apa yang dilakukan, itu jugalah yang akan diterima. Peribahasa menasihatkan untuk berhati-hatilah apa yang ditanam sekarang yang menentukan apa yang akan dituai nanti, yaitu:

jika Anda menanam kejujuran, Anda akan menuai kepercayaan;

jika Anda menanam kebaikan, Anda akan menuai teman;

jika Anda menanam kerendahan hati, Anda akan menuai kebesaran;

jika Anda menanam ketekunan, Anda akan menuai kepuasan;

Jika Anda menanam pertimbangan, Anda akan menuai perspektif;

jika Anda menanam kerja keras, Anda akan menuai sukses; dan

Del

Inspirasi Selangkah Lebih Maju

jika Anda menanam pengampunan, Anda akan menuai rekonsiliasi.

Kedua adalah bahwa kesempatan memilih adalah pertanggungjawaban. Kalau seseorang sudah mengenal atau mengetahui apa yang baik, maka ia harus mulai bertanggung jawab. Ada kalanya seseorang berpikir bahwa tidak akan ada konsekuensi dari hal buruk yang dibuat dan ini salah.

Konsekuensi itu akan muncul pada akhirnya dan dipertanggung- jawabkan. Ada banyak orang yang menginginkan perlakuan baik dari orang lain, tetapi mereka sendiri memperlakukan orang lain dengan buruk. Sikap orang lain terhadap diri sendiri hanyalah cerminan dari sikap orang itu kepada orang lain. Ada permainan yang menyenangkan dalam sebuah pelatihan. Setiap peserta diminta menuliskan hal yang selama ini mereka tabur. Baik atau buruk, mereka diminta menuliskan sebanyak-banyaknya.

Lalu mereka diminta memperkirakan berapa lama mereka akan menuai hasilnya dan hal apa yang akan mereka tuai. Permainan ini membuat setiap peserta menjadi hati-hati dalam melakukan segala hal. Mereka memahami bahwa ketika melakukan sesuatu, sebenarnya mereka sedang menabur sesuatu. Bersiap-siaplah menuai sesuatu yang lebih besar dari yang ditabur apakah yang baik atau yang buruk. Seseorang akan beruntung kalau menabur kebaikan karena akan menuai kebaikan yang lebih besar lagi.

Namun, celakalah orang yang menabur kejahatan karena akan menuai hal-hal buruk yang lebih buruk dari tindakan yang telah dilakukannya.

Dalam hukum tabur tuai ini ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan. Pertama adalah bahwa menabur membutuhkan harga yang harus dibayar atau pengorbanan. Jika ingin berhasil dalam pekerjaan, seseorang harus rela berkorban waktu, menabur tenaga, pikiran, materi, menanggalkan ego, dan menanggalkan kemalasan. Salomo memberikan nasihat, “Taburkanlah benihmu pagi-pagi hari, dan janganlah memberi istirahat kepada tanganmu

Filosofi Del

pada petang hari, karena engkau tidak mengetahui apakah ini atau itu yang akan berhasil, atau kedua-duanya sama baik.” Jika tidak menabur apa-apa dan tak mau membayar harga, jangan berharap akan menuai sesuatu di kemudian hari. Ada pepatah yang mengatakan, “Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga.” Kedua adalah ada waktu untuk menunggu. Ada jeda waktu antara saat menabur dan saat menuai. Benih yang ditanam membutuhkan waktu untuk tumbuh dan berkembang, dan kemudian menghasilkan buah. Setiap langkah membutuhkan proses waktu dan diperlukan ketekunan dan kesabaran. Ada

“syarat dan ketentuan yang berlaku” terhadap setiap langkah yang dilakukan. Dalam hal menabur juga perlu diperhatikan kualitas benih. Jika ingin memperoleh tuaian yang baik maka benih yang ditabur haruslah benih yang baik pula. Demikian pula dengan masa tuai yang berbeda-beda. Ketiga adalah apa yang dituai lebih banyak dari yang ditabur. Apa yang telah dituai menghasilkan lebih banyak, misalnya biji jagung yang ditanam akan bertumbuh menjadi sebuah batang yang jauh lebih besar dari si biji, bahkan menghasilkan jagung-jagung yang berisikan biji lebih banyak lagi.

4.3 Perubahan Selalu Dimulai dengan Satu Langkah

Dalam dokumen Del. Inspirasi Selangkah Lebih Maju (Halaman 46-49)