• Tidak ada hasil yang ditemukan

6. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.2 Estimasi Nilai Kerugian Ekonomi Masyarakat Akibat

6.2.4 Biaya Pencegahan

Total kerugian ekonomi yang cukup besar dari banjir rob menyebabkan sebagian besar responden melakukan upaya pencegahan dengan pola adaptasi tertentu. Pola adaptasi yang dilakukan oleh masyarakat Kelurahan Kalibaru tidak terlepas dari sejumlah biaya yang dikeluarkan untuk meningkatkan kapasitas rumah agar dapat mengurangi dampak yang ditimbulkan dari banjir rob. Biaya tersebut merupakan biaya pencegahan (preventive expenditure) yaitu biaya yang dikeluarkan oleh individu untuk menghindari kerusakan akibat degradasi lingkungan (Garrod dan Willis 1999).

Berdasarkan data yang diperoleh, sebanyak 34 responden (68%) sudah melakukan upaya pencegahan sedangkan sisanya 16 responden (32%) belum melakukan upaya pencegahan. Responden yang belum melakukan upaya pencegahan dikarenakan ketersediaan dana yang belum mencukupi dan status kepemilikan rumah. Upaya pencegahan yang umumnya dilakukan masyarakat adalah meninggikan lantai dasar rumah dan membuat tanggul permanen maupun non-permanen di depan rumah.

Perhitungan biaya pencegahan dihitung dengan cara mengkonversikan biaya yang dikeluarkan masyarakat pada tahun tertentu ke nilai saat ini (present value) dengan menggunakan tingkat suku bunga yang berlaku. Metode ini dikenal dengan compounding. Pada penelitian ini, seluruh biaya yang dikeluarkan responden dalam melakukan pola adaptasi tempat tinggal telah dikonversi ke dalam nilai saat ini yaitu pada tahun 2015 dengan tingkat suku bunga 7.5% sesuai dengan suku bunga Bank Indonesia periode 17 Maret 2015. Biaya pencegahan yang dihitung adalah biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat untuk upaya pencegahan dalam kurun waktu 2005-2015.

Tabel 31 Biaya pencegahan No. Upaya pencegahan Biaya pencegahan (Rp) (a) Respo -nden (KK) (b) Rata-rata biaya (Rp/KK) (c = a ÷ b) Proporsi (KK) (d = (b ÷ n) × N) Total biaya pencegahan (Rp) (e = c × d) 1. Tanggul 4 683 351 20 234 167.55 1 963 459 670 900.65 2. Lantai dasar rumah 103 027 182 21 4 906 056.29 2 061 10 111 382 013.69 3. Jumlah lantai 317 325 822 6 52 887 637.0 589 31 150 818 193.00 4. Ketinggian peralatan RT 578 307 5 115 661.4 491 56 789 747.40 5. Jalan 9 550 813 3 3 183 604.33 294 935 979 673.02 6. Lemari plastik 5 332 602 10 533 260.20 981 523 128 256.20 Total 43 237 768 783.96 Keterangan: n (sampel) = 50 N (populasi) = 4 907

Sumber: Hasil Analisis Data (2015)

Biaya total yang dikeluarkan responden untuk pembuatan tanggul adalah sebesar Rp 4 683 351. Besar biaya tersebut dibagi dengan jumlah responden yang membuat tanggul dan menghasilkan biaya pencegahan rata-rata untuk pembuatan tanggul sebesar Rp 234 167.55. Biaya rata-rata tersebut dikalikan dengan jumlah proporsi kepala keluarga di empat RW yang terdampak banjir rob paling besar sehingga menghasilkan biaya sebesar Rp 459 670 900.65 (Tabel 31) atau setara dengan 1.06% dari total biaya pencegahan. Meski persentase biaya pencegahannya dapat dikatakan rendah, namun persentase masyarakat yang melakukan adaptasi ini cukup tinggi. Hal ini dikarenakan biaya yang dikeluarkan memang tidak terlalu besar terutama untuk tanggul non-permanen.

6.2.4.1 Biaya Pencegahan untuk Peninggian Lantai Dasar

Peninggian lantai dasar merupakan upaya responden untuk mengantisipasi tinggi genangan di lantai dasar rumah yang diakibatkan oleh banjir rob. Hal ini dilakukan untuk mengurangi risiko menggenangnya air di dalam rumah dalam kurun waktu tertentu, terutama bagi rumah responden yang posisinya lebih rendah dari jalan.

Pola adaptasi ini dilakukan oleh 21 responden (42%). Berdasarkan data yang diperoleh, biaya pencegahan untuk peninggian lantai dasar cukup variatif. Biaya total yang dikeluarkan responden untuk meninggikan lantai dasar adalah sebesar Rp 103 027 182. Biaya tersebut dibagi dengan jumlah responden yang

meninggikan lantai dasar rumah sehingga menghasilkan biaya pencegahan rata- rata sebesar Rp 4 906 056.29. Adapun biaya total dari pola adaptasi ini sebesar Rp 10 111 382 013.69 (Tabel 31) atau setara dengan 23.39% dari total biaya pencegahan keseluruhan. Biaya total ini didapat dari hasil biaya rata-rata yang dikalikan dengan jumlah proporsi kepala keluarga di empat RW di Kelurahan Kalibaru yang terkena dampak banjir rob. Pola adaptasi peninggian lantai dasar rumah ini merupakan pola adaptasi terbanyak yang dilakukan responden di antara pola adaptasi lain.

6.2.4.2 Biaya Pencegahan untuk Penambahan Lantai

Penambahan lantai atau meningkatkan rumah merupakan bentuk adaptasi tempat tinggal untuk mengantisipasi banjir rob yang lebih besar dan genangan air yang lebih lama di dalam rumah. Selain untuk mencegah banjir rob, penambahan lantai ini juga dilakukan guna mengantisipasi banjir siklus lima tahunan yang menggenangi rumah lebih dari satu hari. Pola adaptasi ini dilatarbelakangi oleh kemampuan ekonomi yang mendukung dan status kepemilikan rumah.

Biaya total yang dikeluarkan responden untuk menambah lantai adalah sebesar Rp 317 325 822. Nilai biaya pencegahan untuk menambah lantai merupakan nilai biaya pencegahan terbesar diantara biaya pencegahan lainnya. Hal ini disebabkan mayoritas responden mengeluarkan biaya yang sangat besar untuk melakukan pola adaptasi ini meski yang melakukannya hanya 6 responden (12%). Biaya total tersebut dibagi jumlah responden yang melakukan pola adaptasi penambahan lantai sehingga menghasilkan biaya pencegahan rata-rata sebesar Rp 52 887 637. Biaya rata-rata tersebut dikalikan dengan proporsi kepala keluarga yang tinggal di empat RW yang terdampak banjir rob, sehingga menghasilkan biaya total sebesar Rp 31 150 818 193 (Tabel 31) atau setara dengan 72.05% dari total biaya pencegahan secara keseluruhan.

6.2.4.3 Biaya Pencegahan untuk Penambahan Ketinggian Peralatan Rumah Tangga

Pola adaptasi penambahan ketinggian peralatan rumah tangga dilakukan untuk menghindarkan peralatan rumah tangga responden khususnya peralatan elektronik (kulkas, mesin cuci, dan sebagainya) terendam banjir rob. Penambahan

ketinggian peralatan rumah tangga yang dimaksudkan adalah membuat tempat untuk meletakkan peralatan diatas ketinggian lantai dasar rumah. Tempat tersebut dapat bersifat permanen dengan menggunakan bahan bangunan yaitu semen atau dapat pula bersifat non-permanen seperti terbuat dari gabus atau kayu (meja kecil). Pola adaptasi ini dilatarbelakangi oleh kepemilikan barang-barang elektronik dan ketinggian lantai dasar rumah yang tergenang banjir rob.

Responden yang menerapkan pola adaptasi ini sebanyak 5 responden (10%). Biaya total yang dikeluarkan responden untuk menambah ketinggian peralatan rumah tangga adalah sebesar Rp 578 307. Biaya tersebut dibagi dengan jumlah responden yang melakukan, sehingga menghasilkan biaya pencegahan rata-rata untuk menambah ketinggian peralatan rumah tangga, yaitu sebesar Rp 115 661.4. Biaya rata-rata tersebut kemudian dikalikan dengan jumlah proporsi kepala keluarga di empat RW yang mengalami dampak banjir rob sehingga menghasilkan biaya total sebesar Rp 56 789 747.40 (Tabel 31) atau setara dengan 0.13% dari total biaya pencegahan.

6.2.4.4 Biaya Pencegahan untuk Meninggikan Jalan

Kelurahan Kalibaru telah meninggikan beberapa ruas jalan utama di permukiman responden. Hal ini menyebabkan ketinggian jalan utama dan jalan- jalan kecil lainnya cukup timpang, sehingga air mengalir ke jalan yang lebih rendah. Salah satu upaya masyarakat untuk mengantisipasi genangan di jalan depan rumah adalah dengan melakukan peninggian jalan yang biayanya ditanggung sendiri. Responden yang memiliki kemampuan ekonomi memadai akan melakukan pola adaptasi ini. Namun, ada pula peninggian jalan yang biayanya ditanggung bersama atau lebih dikenal dengan istilah swadaya masyarakat. Setiap responden dimintai sejumlah uang sebagai iuran maupun sumbangan untuk beradaptasi secara kolektif.

Terdapat 3 responden (6%) yang melakukan pola adaptasi ini. Satu diantaranya mengeluarkan biaya dalam bentuk iuran secara kolektif sedangkan dua responden lainnya melakukan pola adaptasi ini dengan mengeluarkan biaya sendiri. Biaya pencegahan total yang dikeluarkan responden untuk meninggikan jalan adalah sebesar Rp 9 550 813. Biaya pencegahan total dibagi dengan jumlah responden yang meninggikan jalan menghasilkan biaya rata-rata sebesar

Rp 3 183 604.33. Biaya rata-rata tersebut dikalikan sebanyak jumlah kepala keluarga yang terkena dampak banjir rob, sehingga menghasilkan biaya total sebesar Rp 935 979 673.02 (Tabel 31) atau setara dengan 2.16% dari biaya total keseluruhan.

6.2.4.5 Biaya Pencegahan untuk Pembelian Lemari Plastik

Pola adaptasi pembelian lemari plastik ini dilakukan responden akibat lemari kayunya yang telah rusak terkena genangan banjir. Selain itu, menurut responden lemari plastik lebih tahan lama digunakan meski sering terkena banjir sehingga responden lebih memilih untuk membelinya. Responden yang memiliki keterbatasan ekonomi dalam hal membeli lemari kayu jati akan menggunakan pola adaptasi ini. Terdapat 10 responden (20%) yang melakukan pola adaptasi ini. Enam responden diantaranya melakukan pola adaptasi ini dikarenakan lemari yang sebelumnya telah rusak terkena banjir. Sedangkan sisanya yaitu empat responden lainnya melakukan pola adaptasi ini dikarenakan merasa lemari plastik lebih tahan lama dari genangan banjir.

Biaya total yang dikeluarkan responden untuk membeli lemari plastik adalah sebesar Rp 5 332 602. Biaya pencegahan total dibagi dengan jumlah responden yang meninggikan jalan menghasilkan biaya rata-rata, yaitu sebesar Rp 533 260.20. Biaya total didapatkan dari biaya rata-rata tersebut yang dikalikan dengan jumlah proporsi kepala keluarga di empat RW yang terkena dampak banjir rob, sehingga menghasilkan sebesar Rp 523 128 256.20 (Tabel 31) atau setara dengan 1.21% dari total biaya pencegahan keseluruhan. Penjumlahan total biaya pencegahan menghasilkan total keseluruhan biaya pencegahan yang dikeluarkan masyarakat yaitu sebesar Rp 43 237 768 783.96 (Tabel 31).

Biaya pencegahan dengan persentase biaya terbesar yaitu 72.05% adalah menambah jumlah lantai rumah. Meski hanya 6 responden yang melakukan upaya tersebut, namun biaya untuk melakukan pola adaptasi tersebut yang dikeluarkan responden cukup besar. Berbeda dengan upaya pencegahan yang paling banyak dilakukan masyarakat yaitu meninggikan lantai dasar rumah yang dilakukan 21 responden dengan persentase biaya sebesar 23.39% dan membuat tanggul permanen maupun non-permanen yang dilakukan 20 responden dengan persentase biaya 1.06%. Persentase biaya kedua upaya tersebut memang relatif kecil karena

biaya yang dikeluarkan lebih sedikit dibanding dengan biaya menambah jumlah lantai rumah. Hasil perhitungan biaya pencegahan masyarakat dalam kurun waktu 10 tahun terakhir disajikan dalam Lampiran 10.

Selain masyarakat yang mengeluarkan biaya pencegahan selama kurun waktu 10 tahun terakhir, pemerintah juga turut mengeluarkan biaya pencegahan selama 10 tahun terakhir yang digunakan untuk mengurangi dampak dari kenaikan muka air laut khususnya banjir rob yang terjadi di wilayah Kelurahan Kalibaru. Biaya pencegahan yang dikeluarkan pemerintah dikonversi ke nilai uang saat ini atau tahun 2015. Berikut adalah program pemerintah selama tahun 2005-2015 yang khusus menangani masalah banjir rob di Kelurahan Kalibaru yang dapat dilihat pada Tabel 32.

Tabel 32 Biaya pencegahan yang dikeluarkan pemerintah di Kelurahan Kalibaru No. Upaya pencegahan Tahun

melakukan Nilai nominal biaya (Rp) (a) Total biaya pencegahan (Rp) (b = a (1 + r)t) 1. Pengerukan Kali Banglio 2009 3 750 000 000 5 787 380 721.13 2. Pembangunan tanggul laut

sepanjang 1 140 m 2009-2011 22 800 000 000 30 448 696 406.25 3. Pembangunan pintu air

pasang surut Cilincing yang dilengkapi pompa

2011 3 500 000 000 4 674 141 992.19 4. Pengadaan peralatan

penanganan tanggap darurat bencana rob

2013 55 100 000 63 674 937.5 5. Program pengerukan saluran mikro di RW 004 dan 006 2013 90 000 000 104 006 250.0 6. Program pengerukan saluran mikro di RW: 001 013 004 006 Total 2014 120 000 000 88 200 000 95 000 000 120 000 000 343 000 000 368 725 000

Total biaya pencegahan (Rp) 41 446 625 307.07

r = tingkat suku bunga (7.5%) sesuai suku bunga Bank Indonesia periode 17 Maret 2015 t = selisih tahun melakukan dengan tahun saat ini (2015)

Sumber: Hasil Analisis Data (2015)

Total keseluruhan biaya yang dikeluarkan pemerintah selama 10 tahun terakhir sebagai bentuk pencegahan terhadap banjir rob di Kelurahan Kalibaru adalah sebesar Rp 41 446 625 307.07. Masyarakat dan pemerintah sama-sama mengalami kerugian. Kerugian yang dialami dilihat dari biaya pencegahan yang dikeluarkan sehingga mengindikasikan bahwa kenaikan muka air laut memberikan kerugian yang cukup besar. Jika dibandingkan dengan biaya

pencegahan yang dikeluarkan masyarakat selama 10 tahun terakhir, maka dapat dilihat bahwa biaya pencegahan yang dilakukan masyarakat lebih besar daripada biaya pencegahan yang dikeluarkan pemerintah. Hal ini mengindikasikan bahwa masyarakat yang tinggal di wilayah tersebut harus mempertimbangkan pilihan untuk pindah dari wilayah Kelurahan Kalibaru guna menghindari kerugian yang lebih besar lagi.

6.3 Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Masyarakat untuk Melakukan

Dokumen terkait