• Tidak ada hasil yang ditemukan

6. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1.1 Karakteristik Sosial Ekonomi Masyarakat

Karakteristik umum responden di Kelurahan Kalibaru pada penelitian ini diperoleh berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 50 orang responden yang mewakili rumah tangga sebagai masyarakat. Karakteristik sosial ekonomi responden untuk rumah tangga ini ditinjau dari beberapa aspek yang meliputi jenis kelamin, tingkat pendidikan, status kependudukan, status kepemilikan rumah, jenis pekerjaan kepala keluarga, pendapatan rumah tangga, lama tinggal, jumlah anggota keluarga, jenis bangunan rumah, luas rumah, jarak rumah ke laut, dan penggunaan sumur. Penjelasan masing-masing kriteria karakteristik sosial ekonomi responden dijabarkan pada pembahasan di bawah ini.

6.1.1.1 Jenis Kelamin

Sebagian besar responden dalam penelitian ini berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 70%, sedangkan responden laki-laki sebanyak 30%. Hal ini disebabkan oleh penelitian yang dilaksanakan pada hari kerja yang umumnya laki-laki sebagai kepala keluarga sedang mencari nafkah. Dominasi responden perempuan juga sangat membantu peneliti karena pada umumnya perempuan lebih memahami berbagai pengeluaran rumah tangga. Hal ini membantu dalam memperoleh informasi kerugian yang diderita responden akibat intrusi air laut dan banjir rob. Proporsi tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.

Sumber: Hasil Analisis Data (2015)

Gambar 4 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

6.1.1.2 Tingkat Pendidikan Terakhir

Tingkat pendidikan merupakan faktor yang mempengaruhi pola pikir seseorang dalam mengambil suatu tindakan atau keputusan dalam hidupnya. Tingkat pendidikan mempengaruhi persepsi dan pola adaptasi yang dilakukan untuk mengurangi dampak dari intrusi air laut dan banjir rob. Tingkat pendidikan responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 5.

Sumber: Hasil Analisis Data (2015)

Gambar 5 Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan Perempuan 70% Laki-laki 30% Tidak sekolah 14% SD 34% SMP 20% SMA 26% PT 6%

Tingkat pendidikan responden dalam penelitian ini bervariasi, mulai dari tidak sekolah hingga jenjang Perguruan Tinggi (PT). Sebanyak 34% responden merupakan lulusan Sekolah Dasar (SD). Sedangkan responden lulusan Akademi/Perguruan Tinggi (PT) berada pada tingkat terendah sebanyak 6%. Mayoritas responden berpendidikan rendah, yang terlihat dari proporsi responden lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan PT lebih rendah dari lulusan SD, SMP, dan yang tidak sekolah. Pendidikan masyarakat yang tergolong rendah ini akan menyebabkan kurangnya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan sekitar dan ketidaktahuannya terhadap fenomena alam yang terjadi sehingga mempengaruhi persepsi dan pola adaptasi yang dipilih.

6.1.1.3 Status Kependudukan

Status kependudukan dari responden mempengaruhi tingkat kepedulian sosial dan lingkungan tempat tinggalnya. Status kependudukan dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi penduduk asli dan pendatang. Penduduk asli adalah penduduk yang berasal (lahir) dan bertempat tinggal di wilayah DKI Jakarta. Adapun, pendatang adalah penduduk yang berasal dan bertempat tinggal di luar wilayah DKI Jakarta sebelum menetap di wilayah Kelurahan Kalibaru. Status kependudukan responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 6.

Sumber: Hasil Analisis Data (2015)

Gambar 6 Karakteristik responden berdasarkan status kependudukan Berdasarkan data yang diperoleh melalui penelitian, proporsi responden penduduk asli dan pendatang hampir sama yaitu sebanyak 48% dan 52%. Jumlah responden pendatang terbagi dalam beberapa asal, yaitu Indramayu, Garut, Tegal, Pekalongan, Pemalang, Surabaya hingga luar Pulau Jawa seperti Medan, Aceh, Gorontalo, dan Makassar. Sebagian besar pendatang memilih berdomisili di wilayah Kelurahan Kalibaru dengan alasan mencari pekerjaan yang lebih baik.

Asli 48% Pendatang

Penduduk asli umumnya memiliki sertifikat rumah secara legal sehingga keinginan untuk melakukan perlindungan maupun kemampuan beradaptasi pada rumah yang dihuni akan semakin besar.

6.1.1.4 Status Kepemilikan Rumah

Selain status kependudukan, status kepemilikan rumah juga merupakan faktor yang mempengaruhi keinginan dan kepedulian seseorang untuk melakukan perlindungan maupun kemampuan beradaptasi dari rumah yang dihuni. Berdasarkan data yang diperoleh melalui penelitian, responden yang merupakan pemilik dari rumah yang dihuninya yaitu sebanyak 56%. Responden lainnya yaitu sebanyak 28% merupakan responden yang tinggal di rumah sewa atau mengontrak dan sisanya yaitu sebanyak 16% responden menumpang di rumah mertua. Proporsi tersebut dapat dilihat pada Gambar 7.

Sumber: Hasil Analisis Data (2015)

Gambar 7 Karakteristik responden berdasarkan status kepemilikan rumah Mayoritas kepemilikan rumah yaitu milik sendiri menunjukkan bahwa responden umumnya akan menanggung sendiri kerugian atas kerusakan rumah. Selain itu, kepemilikan rumah sendiri akan membuat responden mengeluarkan sejumlah biaya untuk meningkatkan kapasitas rumahnya dalam usaha beradaptasi pada perubahan lingkungan yang terjadi. Adapun untuk responden yang kepemilikan rumahnya sewa dan menumpang, meski melakukan pola adaptasi tertentu, namun kerugian atas kerusakan rumah dan biaya yang dikeluarkan untuk melakukan pola adaptasi umumnya tidak ditanggung sendiri.

6.1.1.5 Jenis Pekerjaan Kepala Keluarga

Jenis pekerjaan kepala keluarga dalam rumah tangga responden cukup variatif. Jenis pekerjaan tersebut antara lain pedagang, pegawai swasta, Pegawai

Sendiri 56% Sewa 28% Menumpang 16%

Negeri Sipil (PNS), TNI, buruh, nelayan, dan pekerjaan lainnya. Pedagang/wiraswasta yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jenis usaha skala besar maupun skala kecil. Pedagang/wiraswasta jenis usaha skala kecil seperti warung, penjual makanan dan sayuran, dan lainnya. Adapun buruh yang dimaksudkan adalah kuli bangunan, pembuka cangkang kerang hijau, dan pekerjaan lain yang tidak tetap. Jenis pekerjaan responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 8.

Sumber: Hasil Analisis Data (2015)

Gambar 8 Karakteristik responden berdasarkan jenis pekerjaan kepala keluarga Jenis pekerjaan kepala keluarga (KK) responden dengan jumlah terbanyak adalah buruh yaitu 36%. Hal ini disebabkan latar belakang pendidikan sebagian kepala keluarga yang masih tergolong rendah dan tidak memiliki kemampuan lain yang dapat dikembangkan. Jumlah responden terbanyak kedua adalah pedagang yaitu sebanyak 32%. Hal ini dikarenakan lokasi tempat tinggal yang dekat dengan pasar. Selain itu KK tidak memiliki pekerjaan tetap, sehingga untuk mencukupi kehidupan sehari-hari ditunjang dengan berdagang. Kepala keluarga yang menjadi nelayan sebanyak 10%. Nelayan yang dimaksud adalah nelayan kerang hijau yang menjadi komoditas perikanan budidaya di wilayah Kelurahan Kalibaru. Responden yang memiliki jenis pekerjaan lainnya yaitu chef sebesar 2%.

6.1.1.6 Pendapatan Rumah Tangga Responden

Pendapatan rumah tangga berpengaruh pada keinginan untuk melakukan pola adaptasi tertentu dan pilihan pola adaptasi yang sesuai kemampuan. Besarnya pendapatan rumah tangga responden cukup bervariasi. Pendapatan rumah tangga yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah jumlah dari penghasilan utama dan sampingan kepala keluarga. Besar pendapatan rumah tangga merepresentasikan

PNS/Swasta /TNI 20% Pedagang 32% Nelayan 10% Buruh 36% Lainnya 2%

tingkat kesejahteraan dan mempengaruhi daya adaptasi seseorang. Terdapat lima golongan pendapatan rumah tangga (BPS DKI Jakarta 2015), yaitu:

1) Golongan pendapatan rendah adalah jika pendapatan rumah tangga hingga Rp 1 800 000 per bulan.

2) Golongan pendapatan sedang adalah jika pendapatan rumah tangga antara Rp 1 800 001 s/d Rp 3 000 000.

3) Golongan pendapatan cukup adalah jika pendapatan rumah tangga antara Rp 3 000 001 s/d Rp 4 800 000.

4) Golongan pendapatan tinggi adalah jika pendapatan rumah tangga antara Rp 4 800 001 s/d Rp 7 200 000.

5) Golongan pendapatan sangat tinggi adalah jika pendapatan rumah tangga lebih dari Rp 7 200 000.

Variasi jumlah pendapatan rumah tangga responden dapat dilihat pada Gambar 9.

Sumber: Hasil Analisis Data (2015)

Gambar 9 Karakteristik responden berdasarkan pendapatan rumah tangga Berdasarkan data yang diperoleh, besarnya pendapatan responden

terbanyak yaitu ≤Rp 1 800 000 sebanyak 46%. Hal ini disebabkan umumnya

responden memiliki tingkat pendidikan yang tergolong rendah sehingga pekerjaannya hanya sebagai buruh dan pedagang yang tidak menentu pendapatannya, sehingga termasuk golongan pendapatan rendah. Responden sebanyak 2% berpendapatan sebesar >Rp 7 200 000 yang termasuk dalam golongan pendapatan sangat tinggi. Responden ini merupakan pedagang/wiraswasta jenis skala usaha besar.

>7200000 2% 4800001- 7200000 4% 3000001- 4800000 10% 1800001- 3000000 38% ≤ 1800000 46%

Alasan responden golongan pendapatan sangat tinggi tetap bertahan tinggal di wilayah Kelurahan Kalibaru adalah lokasi tempat tinggal dekat dengan lokasi kerja dan status kepemilikan rumah. Responden tersebut mengatakan bahwa masih tetap bertahan tinggal di wilayah tersebut dengan melakukan berbagai pola adaptasi untuk mengurangi dampak dari intrusi air laut dan banjir rob.

6.1.1.7 Lama Tinggal

Lama tinggal responden berkaitan dengan persepsi terhadap fenomena yang terjadi di sekitar dan sejauh mana responden beradaptasi dengan lingkungannya. Lama tinggal responden di DKI Jakarta cukup bervariasi dengan distribusi lama tinggal dari 3 bulan hingga 61 tahun. Perbandingan distribusi lama tinggal responden dapat dilihat pada Gambar 10.

Sumber: Hasil Analisis Data (2015)

Gambar 10 Karakteristik responden berdasarkan lama tinggal

Berdasarkan penelitian, sebanyak 24% responden telah tinggal di DKI Jakarta selama 31-40 tahun. Meskipun intrusi air laut dan banjir rob telah terjadi di wilayah Kelurahan Kalibaru namun masyarakat sudah merasa nyaman tinggal di sana. Hal ini dikarenakan lokasi kerja mereka yang dekat dengan lokasi tempat tinggal. Selain itu, wilayah Keluarahan Kalibaru juga letaknya strategis karena berada di DKI Jakarta (pusat kota). Adapun jumlah responden terendah adalah

yang sudah tinggal di wilayah tersebut selama ≥51 tahun sebanyak 4%. Umumnya

responden tersebut sudah sejak dari lahir tinggal di wilayah tersebut.

6.1.1.8 Jumlah Anggota Keluarga

Jumlah anggota keluarga responden yang dimaksudkan dalam penelitian ditentukan dari jumlah anggota rumah yang terdiri dari istri, anak, dan anggota keluarga lainnnya yang tinggal bersama dalam satu atap dan menjadi tanggungan.

0-10 tahun 14% 11-20 tahun 18% 21-30 tahun 20% 31-40 tahun 24% 41-50 tahun 20% ≥51 tahun 4%

Jumlah anggota keluarga ini mempengaruhi pengeluaran yang dikeluarkan dengan tingkat pendapatan tertentu. Pengeluaran yang dikeluarkan dapat berupa biaya konsumsi, pendidikan, kesehatan, dan lainnya. Penghasilan yang tergolong rendah dengan jumlah anggota keluarga yang banyak akan sangat berpengaruh pada biaya yang dikeluarkan untuk meningkatkan kapasitas rumah dalam rangka beradaptasi terhadap perubahan lingkungan yang terjadi. Gambaran mengenai jumlah anggota keluarga yang dimiliki responden dapat dilihat pada Gambar 11.

Sumber: Hasil Analisis Data (2015)

Gambar 11 Karakteristik responden berdasarkan jumlah tanggungan

Berdasarkan hasil penelitian, responden yang memiliki jumlah anggota keluarga terbanyak adalah 3-4 orang sebanyak 52%. Hal ini menunjukkan bahwa responden tersebut memiliki dua orang anak. Sedangkan responden dengan jumlah anggota keluarga 1-2 yaitu sebanyak 28% menunjukkan bahwa ada responden yang belum memiliki anak, anaknya sudah berkeluarga dan tinggal terpisah, anaknya sudah tidak menjadi tanggungan, dan atau memang hidup sendiri sebagai janda atau duda.

6.1.1.9 Jenis Bangunan

Faktor lain yang diduga berpengaruh terhadap keinginan masyarakat untuk melakukan tindakan pencegahan adalah jenis bangunan. Jenis bangunan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bangunan permanen dan semi permanen. Bangunan permanen merupakan bangunan yang memiliki konstruksi kokoh atau tembok. Sedangkan bangunan semi permanen adalah bangunan yang sebagian besar konstruksinya terbuat dari bambu, kayu, maupun bilik. Proporsi tersebut dapat dilihat pada Gambar 12.

1-2 orang 28% 3-4 orang 52% 5-6 orang 14% 7-8 orang 4% ≥9 orang 2%

Sumber: Hasil Analisis Data (2015)

Gambar 12 Karakteristik responden berdasarkan jenis bangunan

Berdasarkan data yang diperoleh, sebanyak 80% responden menghuni tempat tinggal jenis bangunan permanen. Sedangkan sebanyak 20% responden menghuni tempat tinggal jenis bangunan semi permanen. Bangunan permanen umumnya akan lebih tahan lama untuk menahan genangan banjir rob yang sering terjadi. Sedangkan bangunan semi permanen umumnya tidak tahan lama apabila sering tergenang banjir.

6.1.1.10 Luas Rumah

Lokasi penelitian merupakan wilayah padat penduduk. Mayoritas penduduk tinggal di rumah yang berhimpitan dengan rumah lain, cenderung tidak terlalu luas, dan bahkan dapat dikatakan terlalu kecil untuk jumlah anggota dalam keluarga tertentu. Responden umumnya tidak memiliki lahan untuk digunakan sebagai pekarangan rumah. Proporsi luas rumah responden tersebut dapat dilihat pada Gambar 13.

Sumber: Hasil Analisis Data (2015)

Gambar 13 Karakteristik responden berdasarkan luas rumah

Mayoritas responden memiliki rumah tidak lebih luas dari 26 m2. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan ekonomi. Selain itu, responden tersebut juga merupakan pendatang yang menempati tanah milik negara dan tidak memiliki sertifikat tanah (illegal) sehingga luas rumahnya pun tidak terlalu luas. Luas

Permanen 80% Semi permanen 20% 6-26 m2 44% 27-47 m2 14% 48-68 m2 22% 69-89 m2 14% ≥90 m2 6%

rumah juga berpengaruh pada keinginan untuk melakukan pola adaptasi tertentu dikarenakan rumah yang luas umumnya memiliki barang berharga yang cukup banyak sehingga dilakukan pola adaptasi untuk menghindari kerusakan dan kerugian akibat tergenang banjir rob.

6.1.1.11 Jarak Rumah ke Laut

Jarak rumah responden ke laut berpengaruh terhadap intensitas terkena intrusi air laut dan banjir rob. Semakin dekat jarak rumah dengan laut, maka intensitas terkena intrusi air laut dan banjir rob akan semakin besar. Hal ini menyebabkan peluang responden untuk melakukan pola adaptasi juga cukup besar. Jarak rumah responden ke laut cukup bervariasi dengan distribusi dari 5 m hingga 500 m. Perbandingan distribusi jarak rumah ke laut dapat dilihat pada Gambar 14.

Sumber: Hasil Analisis Data (2015)

Gambar 14 Karakteristik responden berdasarkan jarak rumah ke laut

Berdasarkan penelitian, sebanyak 42% rumah responden berjarak ≤100

m dari laut. Beberapa responden bahkan ada yang tinggal tepat di belakang tanggul sehingga intensitas terkena banjir rob cukup sering. Umumnya responden yang jarak rumahnya dekat ke laut sudah memiliki pola adaptasi tertentu. Hal ini dilakukan untuk menghindari kerugian akibat banjir rob. Responden yang rumahnya berjarak 500 m ke laut umumnya juga terkena banjir rob. Meski jaraknya jauh dari laut namun keadaan tanah yang lebih rendah dibanding daerah lain di sekitarnya, menyebabkan daerah tersebut tetap terkena banjir rob.

6.1.1.12 Penggunaan Sumur

Berdasarkan hasil penelitian, responden masih ada yang menggunakan sumur sebagai salah satu sumber air bersih yang digunakan. Namun air bersih yang berasal dari air tanah ini umumnya hanya digunakan untuk keperluan

≤ 100 m 42% 200 m 26% 300 m 6% 400 m 10% 500 m 16%

membersihkan kamar mandi, mencuci, dan siram-siram saja. Selain itu, air sumur ini juga diperlukan jika air yang bersumber dari PDAM tidak mengalir. Air sumur ini juga dapat membantu mengurangi biaya pengeluran untuk air bersih saat responden sedang mengalami keterbatasan ekonomi. Distribusi penggunaan sumur oleh responden dapat dilihat pada Gambar 15.

Sumber: Hasil Analisis Data (2015)

Gambar 15 Karakteristik responden berdasarkan penggunaan sumur

Responden yang masih menggunakan sumur yaitu sebanyak 30%. Meski responden mengakui bahwa kualitas air tanahnya tidak baik namun responden masih tetap mempertahankan keberadaan sumurnya. Hal ini disebabkan karena sumur tersebut hanya dijadikan sebagai alternatif sumber air bersih. Responden yang masih menggunakan sumur ini pun tidak menggunakan alat penjernih air untuk meningkatkan kualitas air tanahnya agar dapat digunakan. Responden lebih memilih untuk mengganti sumber air bersih.

Dokumen terkait