• Tidak ada hasil yang ditemukan

Biaya Produksi Usahatani Wortel dan Bawang Daun

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Karakteristik Wilayah

5.2 Karakteristik Responden 1 Umur Responden

5.2.10 Biaya Produksi Usahatani Wortel dan Bawang Daun

Pada kegiatan usahatani wortel dan bawang daun di kawasan agropolitan Cianjur, komponen biaya produksi terdiri dari biaya bibit, biaya pupuk, biaya obat-obatan, biaya tenaga kerja, biaya panen, penyusutan peralatan, opportunity

lahan, dan pengeluaran umum. Dari komponen biaya tersebut tidak keseluruhannya dikeluarkan secara tunai. Misalnya, biaya bibit wortel dan bawang daun dan biaya tenaga kerja untuk laki-laki. Tidak semua petani membeli bibit wortel dan bawang daun secara tunai setiap musim tanam. Beberapa petani menggunakan bibit wortel yang dibudidayakan sendiri dan menggunakan bibit bawang daun yang disimpan dari hasil panen sebelumnya.

Biaya tenaga kerja untuk laki-laki yang dikeluarkan merupakan jumlah dari biaya upah tunai dengan biaya upah natura (makanan dan minuman). Biaya

opportunity lahan untuk lahan milik sendiri diperoleh dari harga sewa tanah yang berlaku di kawasan agropolitan Cianjur yaitu Rp 283.333 per 1000 m2 per tahun. Sedangkan biaya opportunity lahan untuk lahan yang menyewa dan gadai digunakan harga sewa dan gadai yang diterima petani tersebut. Sementara itu, biaya opportunity lahan untuk lahan yang dibagi hasil diperoleh dari pendapatan

53 kotor yang diterima. Biaya penyusutan diperoleh dari biaya penyusutan peralatan pertanian seperti kored, cangkul, sabit, parang, semprotan, dan sebagainya. Biaya penyusutan diperoleh dari harga beli dibagi umur ekonomis.

Pengeluaran umum diperoleh dari biaya yang umumnya tetap dibayarkan petani setiap tahunnya seperti pembayaran pajak bumi dan bangunan (PBB). Pembayaran PBB masing-masing petani tidaklah sama. Hal ini disebabkan oleh letak lahan yang berbeda. PBB lahan yang dekat dengan jalan raya akan lebih mahal dibandingkan lahan yang jauh dari jalan raya. Jika petani tidak memiliki lahan sendiri (sewa, gadai, bagi hasil), biaya PBB dianggap nol.

Tabel 19. Rata-rata Biaya Produksi Usahatani Wortel per Musim Tanam di Kawasan Agropolitan Cianjur Tahun 2009-2010 (Rp/1000 m2)

Biaya Produksi Musim 1 (Rp) Musim 2 (Rp) Musim 3 (Rp) Biaya bibit 137.249,21 66.524,23 90.396,43 Biaya pupuk 451.424,80 450.124,79 434.494,27 Biaya obat-obatan 231.673,40 228.342,49 238.036,93 Biaya tenaga kerja 1.068.344,29 1.293.755,40 1.615.514,30 Biaya panen 311.555,57 255.861,13 155.551,60 Penyusutan 84.870,40 84.870,40 84.870,40 Oportunity Lahan 131.014,80 117.595,00 114.645,00 Pengeluaran umum 30.572,83 30.572,83 30.572,83 Biaya Total 2.446.705,30 2.527.646,27 2.764.081,76 Pendapatan kotor 4.979.444,43 3.677.555,57 2.062.599,20 Pendapatan bersih 2.532.739,14 1.149.909,29 (701.482,56)

Besarnya biaya produksi yang ditanggung oleh petani wortel dan bawang daun berbeda satu dengan lainnya, seperti terlihat pada Lampiran 7 dan 8. Rata- rata biaya produksi pada usahatani wortel dan bawang daun per 1000 m2 lahan di kawasan agropolitan tersebut dijelaskan pada Tabel 19 dan 20.

54 Tabel 20. Rata-rata Biaya Produksi Usahatani Bawang Daun per Musim Tanam

di Kawasan Agropolitan Cianjur Tahun 2009-2010 (Rp/1000 m2) Biaya Produksi Musim 1 (Rp) Musim 2 (Rp) Musim 3 (Rp) Biaya bibit 1.747.355,80 1.742.355,80 2.031.397,13 Biaya pupuk 435.238,70 383.758,70 397.477,60 Biaya obat-obatan 152.622,83 158.289,50 152.947,30 Biaya tenaga kerja 882.076,60 894.028,80 879.018,32 Biaya panen 279.272,37 233.591,00 145.314,90 Penyusutan 82.646,80 82.646,80 82.646,80 Oportunity Lahan 99.275,47 92.345,47 92.006,27 Pengeluaran umum 31.882,60 31.882,60 31.882,60 Biaya Total 3.710.371,17 3.618.898,67 3.812.690,92 Pendapatan kotor 6.697.067,43 6.552.969,17 4.582.042,87 Pendapatan bersih 2.986.696,26 2.934.070,50 769.351,95

Dari analisis usahatani yang dilakukan, rata-rata biaya total yang ditanggung oleh petani wortel yaitu sebesar Rp. 2.446.705,30 pada musim pertama, Rp. 2.527.646,27, pada musim kedua, dan Rp. 2.764.081,76, pada musim ketiga. Sementara itu rata-rata biaya total yang ditanggung oleh petani bawang daun yaitu sebesar Rp 3.710.371,17 pada musim pertama, Rp 3.618.898,67, pada musim kedua, dan Rp 3.812.690,92 pada musim ketiga. Perbedaan besarnya biaya total setiap musim ini disebabkan karena adanya perubahan pada penggunaan jumlah dan beberapa harga input.

Diantara komponen biaya produksi secara keseluruhan, komponen biaya produksi yang paling tinggi adalah biaya bibit dan tenaga kerja. Adapun biaya produksi tertinggi yang dikeluarkan secara tunai meliputi biaya bibit, pupuk, obat- obatan, biaya tenaga kerja dan biaya panen. Rata-rata biaya tenaga kerja yang dikeluarkan petani wortel dan bawang daun berbeda pada setiap musim tanam. Biaya tenaga kerja pada musim kedua paling tinggi dibandingkan dengan musim pertama dan ketiga. Hal ini disebabkan pada musim kedua merupakan musim kemarau sehingga membutuhkan tambahan biaya tenaga kerja untuk kegiatan penyiraman ditambah dengan biaya upah yang lebih tinggi dua kali lipat

55 dibandingkan biaya tenaga kerja normal. Rata-rata biaya bibit yang dikeluarkan oleh petani wortel dan bawang daun pada musim tanam pertama berbeda dengan musim tanam kedua dan ketiga. Biaya bibit wortel terbesar dikeluarkan petani pada musim pertama yaitu sebesar Rp. 137.249,21 per 1000 m2. Sedangkan untuk biaya bibit bawang daun terbesar dikeluarkan pada musim ketiga yaitu sebesar Rp 2.031.397,13. Hal ini disebakan oleh naik-turunya harga bibit setiap musim tanam. Sementara komponen biaya pupuk, tenaga kerja dan obat-obatan tidak berbeda jauh pada setiap musim tanam Pada musim-musim tertentu beberapa harga pada komponen biaya mengalami perubahan. Sementara komponen biaya- biaya yang lain cenderung stabil dengan perubahan yang tidak terlalu signifikan. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Komponen Biaya Produksi Wortel dan Bawang Daun per Musim Tanam pada Tahun 2009-2010

Perhitungan biaya produksi wortel dan biaya produksi bawang daun dibagi ke dalam tiga musim. Musim pertama merupakan perhitungan biaya produksi bulan Mei 2010, musim kedua merupakan bulan Januari 2010, dan musim ketiga merupakan bulan September 2009. Komponen biaya produksi yang paling tinggi yaitu bibit dan tenaga kerja bisa sangat mempengaruhi produksi yang dihasilkan. Jika tambahan biaya tenaga kerja untuk penyiraman tidak dikeluarkan, akibatnya meningkatkan risiko produksi yang dihasilkan akan berkurang karena tanaman mengalami kekeringan.

56 5.2.11 Pendapatan dan Keuntungan Usahatani Wortel dan Bawang Daun

Berdasarkan analisis usahatani yang dilakukan, rata-rata pendapatan usahatani wortel di kawasan agropolitan Cianjur dalam satu tahun adalah Rp. 7.738.433,33 per 1000 m2 dan keuntungan usahatani bawang daun dalam satu tahun adalah Rp 17.832.079,47 per 1000 m2. Akan tetapi, pendapatan usahatani wortel dan bawang daun berbeda-beda pada setiap musimnya. Pada musim pertama, rata-rata pendapatan yang diperoleh petani wortel adalah sebesar Rp 4.979.444,43 per 1000 m2pada musim pertama sedangkan pada musim kedua sebesar Rp 3.677.555,57 per 1000 m2. Pada musim ketiga rata-rata pendapatan usahatani wortel terus menurun yaitu mencapai Rp 2.062.599,20 per 1000 m2. Sedangkan rata-rata pendapatan yang diperoleh petani bawang daun pada musim pertama adalah sebesar Rp 6.697.067,43 per 1000 m2, pada musim kedua sebesar Rp 2.934.070,50 per 1000 m2 dan di musim ketiga jauh menurun sebesar Rp 769.351,95 per 1000 m2.

Dari perhitungan usahatani yang dilakukan, diketahui bahwa rata-rata keuntungan usahatani wortel di kawasan agropolitan Cianjur dalam satu tahun adalah sebesar Rp. 2.981.165,87 per 1000m2. Sedangkan keuntungan usahatani bawang daun dalam satu tahun sebesar Rp 6.690.118,71 per 1000m2. Seiring dengan pendapatan yang diperoleh petani, keuntungan dari kegiatan usahatani wortel dan bawang daun ini juga bervariasi setiap musimnya. Keuntungan tertinggi diperoleh pada saat musim pertama (Mei 2010) yaitu sebesar Rp 2.532.739,14 per 1000m2. Sementara pada musim kedua (Januari 2010) keuntungan sebesar Rp 1.149.909,29 per 1000m2. Adapun pada musim ketiga (September 2009) rata-rata keuntungan benilai negatif dengan nilai mencapai Rp. -701.482,56 per 1000m2.Sedangkan untuk bawang daun, keuntungan di musim pertama sebesar Rp 2.986.696,26 per 1000m2, di musim kedua sebesar Rp 2.934.070,50 per 1000m2 dan di musim ketiga sebesar Rp 769.351,95 per 1000m2.

57 Gambar 8. Biaya Produksi Total, Pendapatan Kotor, dan Pendapatan Bersih Usahatani Wortel di Kawasan Agropolitan Cianjur Tahun 2009-2010

Perbedaan pendapatan dan keuntungan usahatani wortel dan bawang daun yang berbeda-beda pada setiap musim tanam ini dipengaruhi oleh perbedaan produksi yang dihasilkan, penggunaan input yang berbeda, perbedaan harga input yang dikeluarkan pada setiap musim tanam. Perbedaan ini juga disebabkan oleh perbedaan harga jual wortel dan bawang daun setiap musim tanam.

Gambar 9 . Biaya Produksi Total, Pendapatan Kotor, dan Pendapatan Bersih Usahatani Bawang Daun di Kawasan Agropolitan Cianjur Tahun 2009-2010

Dari Gambar 8 dan 9 di atas dapat diketahui bahwa keuntungan yang diperoleh petani wortel dan bawang daun di kawasan agropolitan Cianjur berfluktuasi setiap musim tanamnya. Fluktuasi keuntungan yang diperoleh petani

58 wortel dan petani bawang daun tersebut merupakan akibat yang ditimbulkan karena adanya risiko produksi. Keuntungan terendah yang diperoleh petani wortel dan petani bawang daun lebih dominan terjadi pada musim ketiga yang merupakan musim hujan. Hal ini disebabkan karena produksi wortel dan bawang daun relatif akan menurun pada jika dibudidayakan pada musim hujan. Maka dari itu untuk mengurangi risiko produksi sebaiknya menghindari menanam wortel

VI. ANALISIS RISIKO PRODUKSI