VI. ANALISIS RISIKO PRODUKSI 6.1 Analisis Risiko Produksi Wortel dan Bawang Daun
6.1.1 Sumber-Sumber Risiko Produksi di Kawasan Agropolitan Cianjur Pada dasarnya risiko pada kegiatan agribisnis disebabkan oleh berbaga
macam kondisi ketidakpastian yang dihadapi. Dalam kegiatan produksi pertanian atau usahatani, ketidakpastian tersebut berasal dari faktor alam dan lingkungan. Faktor alam dan lingkungan tersebut yaitu, serangan hama dan penyakit, curah hujan, musim, kelembaban, bencana alam, teknologi, dan input. Selain itu, sebagian besar komoditas pertanian mempunyai karakteristik perishable, voluminious, dan bulky.
1. Faktor Iklim dan Cuaca
Faktor iklim dan cuaca merupakan salah satu faktor yang mendorong adanya risiko pada kegiatan usahatani wortel dan bawang daun. Hal ini disebabkan karena perubahan cuaca sulit diprediksi secara pasti. Berdasarkan hasil wawancara di lapangan, saat ini kondisi cuaca sering berubah-ubah dan tidak sesuai lagi dengan siklus normalnya. Padahal kondisi cuaca sangat mempengaruhi pertumbuhan wortel dan bawang daun. Selain itu, cuaca juga sangat terkait dengan munculnya hama dan penyakit tanaman.
Secara teknis, wortel dan bawang daun membutuhkan lingkungan tumbuh dengan suhu udara yang dingin dan lembab. Kedua tanaman ini bisa ditanaman sepanjang tahun baik musim kemarau maupun musim hujan. Namun, bila kekurangan air relatif lama akan mengganggu pertumbuhan tanaman baik wortel maupun bawang daun karena bisa menyebabkan kekeringan dan tanaman mati. Sebaliknya, kelebihan air yang umumnya terjadi pada musim hujan dapat mengakibatkan kematian tanaman karena serangan penyakit (busuk). Menurut kondisi di lapangan, tanaman wortel dan tanaman bawang daun tidak akan disiram
63 pada musim hujan (biasanya pada musim ke tiga) dan peralihan kemarau (biasanya pada musim pertama). Penyiraman hanya dilakukan pada musim kemarau panjang saja (biasanya pada musim ke dua).
Jika suhu udara terlalu tinggi (lebih dari 25oC) seringkali menyebabkan umbi wortel kecil-kecil (abnormal) dan berwarna pucat/kusam dan untuk bawang daun akan menghambat pertumbuhan atau bahkan membuat tanaman mati akibat penguapan (transpirasi) yang berlebihan. Jika suhu udara terlalu rendah ( kurang dari 14 oC), maka umbi wortel yang terbentuk menjadi panjang kecil dan untuk tanaman bawang daun suhu yang terlalu rendah bisa membuat tanaman mati.
Dilihat dari perkembangan produktivitas selama satu tahun, secara umum produktivitas usahatani wortel dan bawang daun di kawasan agropolitan Cianjur sangat bervariasi setiap musimnya. Hal ini mengindikasikan bahwa kondisi cuaca mempengaruhi tingkat produktivitas usahatani wortel dan bawang daun di kawasan agropolitan Cianjur. Adapun informasi mengenai tingkat produktivitas wortel dan bawang daun setiap musim tanam dapat dilihat pada Gambar 10.
Gambar 10. Rata-rata Produktivitas Wortel dan Bawang Daun per Musim Tanam pada Tahun 2009-2010
Produktivitas tertinggi terjadi pada rentang waktu pada musim pertama yaitu antara bulan Mei hingga Agustus. Pada rentang waktu tersebut, kondisi cuaca relatif mendukung pertumbuhan wortel dan bawang daun. Penyebabnya adalah pada rentang waktu bulan Mei-Agustus tersebut cuaca relatif cerah dengan suhu yang agak panas. Sementara itu, seperti yang terlihat pada Gambar 13,
64 tingkat produktivitas wortel dan bawang daun pada musim kedua (Januari-April) dan musim ketiga (September-Desember) lebih rendah dengan perbedaan yang cukup signifikan.
2. Faktor Hama dan Penyakit Tanaman
Hama dan penyakit tanaman merupakan masalah terpenting yang dihadapi dalam kegiatan budidaya wortel dan bawang daun. Hama dan penyakit dapat menyerang tanaman wortel mulai dari akar, umbi, batang, daun, dan bunga. Sedangkan untuk tanaman bawang daun bisa menyerang mulai dari akar, batang, dan daun. Kemunculan hama dan penyakit ini sering kali tidak dapat diprediksi sebelumnya. Hal ini dikarenakan munculnya hama dan penyakit tersebut dipengaruhi oleh faktor cuaca dan iklim yang juga tidak dapat diprediksi secara tepat. Oleh karena itu, hama dan penyakit tanaman dapat menjadi faktor risiko usahatani wortel dan bawang daun.
Terdapat berbagai macam jenis hama yang dapat menyebabkan gagalnya panen wortel dan bawang daun di agropolitan Cianjur, mulai dari jenis ulat, kutu, lalat, cacing, dan sebagainya. Bagian tanaman wortel dan bawang daun yang diserang pun bervariasi. Semua bagian tanaman dapat menjadi sasaran serangan hama. Gambaran mengenai jenis-jenis hama wortel dan bawang daun di kawasan agropolitan Cianjur dijelaskan pada Tabel 23 dan Tabel 24.
Tabel 23. Jenis-jenis Hama yang Menyerang Tanaman Wortel
Jenis Hama Ciri-Ciri Bentuk Serangan
Ulat tanah Ulat tanah berwarna coklat sampai hitam, panjangnya antara 4-5 cm dan bersembunyi di dalam tanah. Serangga dewasa berupa kupu-kupu berwarna coklat tua, bagian sayap depannya bergaris-garis dan terdapat titik putih
Menyerang bagian pucuk atau titik tumbuh tanaman wortel yang masih muda. Akibat serangan, tanaman layu atau terkulai, terutama pada bagian tanaman yang dirusak hama
Kutu daun Kutu daun dewasa berwarna hijau sampai hitam, hidup berkelompok di bawah daun atau pada pucuk tanaman
Menyerang tanaman dengan cara mengisap cairan selnya, sehingga menyebabkan daun keriting atau abnormal
Lalat Yang sering merusak
tanaman wortel adalah larvanya.
Menyerang masuk ke dalam umbi dengan cara menggerek atau melubanginya
65 Tabel 24. Jenis-jenis Hama yang Menyerang Tanaman Bawang Daun
Jenis Hama Ciri-Ciri Bentuk Serangan
Kutu Bawang Berwarna cokelat kelabu dengan panjang kurang lebih 1 mm, sedang larvanya berawarna kuning muda
Terdapat bercak-bercak yang mengkilau dan bintik-bintik putih yang merupakan bekas gigitan pada daun
Ulat daun Saat masih muda berwarna hijau daun dengan panjang sekitar 2,5 cm
Daun yang diserang terlihat menerawang (tembus cahaya) atau bercak-bercak putih
Ulat tanah Menyerang pada saat malam hari
Menyerang tanaman yang masih muda
Dapat menular
Menyerang pada bagian leher umbi sehingga menyebabkan batang jatuh ke tanah
Hama sieur Menyerang pada musim kemarau terutama saat matahari terik
Berwarna kuning, putih, dan merah
Daun yang diserang berwarna keabu-abuan jika dilihat dari jauh
Cacing akar Bentuknya seperti cacing yang sangat kecil
Tanaman yang terserang pangkal titik tumbuhnya bengkak dan ujung akarnya kering dan busuk sehingga menjadi kerdil
Selain hama, juga terdapat banyak penyakit yang menyerang tanaman wortel dan bawang daun mulai dari cendawan (jamur) dan nematoda (cacing). Penyakit yang paling sering menyerang wortel disebabkan oleh cendawan dan nematoda. Sedangkan penyakit pada bawang daun paling sering disebabkan oleh cendawan. Penyakit yang disebabkan oleh cendawan umumnya menampilkan warna-warna sesuai dengan warna sporanya pada bagian tanaman yang diserang. Pembusukan akibat serangan cendawan biasanya kering, namun adapula yang membuat basah dan berbau. Gambaran mengenai jenis-jenis penyakit pada tanaman wortel dan bawang daun dapat dilihat pada Tabel 25 dan Tabel 26.
66 Tabel 25. Jenis-jenis Penyakit yang Menyerang Tanaman Wortel
Jenis Penyakit Keterangan
Bercak daun Bercak-bercak berwarna coklat muda atau putih dengan pinggiran berwarna coklat tua sampai hitam pda daun Menyebabkan daun mengeriting, daun akan mati jika
bercak menggelang pada tangkai Bengkak akar
Wortel
Umbi dan akar tanaman wortel menjadi salah bentuk, berbenjol-benjol abnormal
Hawar daun Bercak-bercak kecil pada daun berwarna coklat tua sampai hitam .Pada umbi ada gejala bercak-bercak tidak beraturan bentuknya, kemudian membusuk berwarna hitam sampai hitam kelam.
Busuk pangkal umbi batang
Daun berwarnai kemerahan, tangkai daun juga, tanaman kerdil, pangkal umbi wortel membusuk dan bau
Baik hama maupun penyakit, kedua-duanya dapat menimbulkan kerugian pada kegiatan usahatani wortel dan bawang daun. Setiap hama maupun penyakit memberikan dampak kerugian yang berbeda-beda satu sama lain. Apabila tidak ditangani dengan tepat, serangan hama dan penyakit dapat menyebabkan gagal panen hingga seratus persen. Meskipun beberapa jenis hama ataupun penyakit pada tanaman wortel dan bawang daun muncul secara musiman, namun ada kalanya kemunculan hama dan penyakit tertentu tidak dapat diprediksi sebelumnya.
Tabel 26. Jenis-jenis Penyakit yang Menyerang Tanaman Bawang Daun
Jenis Penyakit Keterangan
Bercak ungu Ujung daun mengering dan tanaman mati Pangkal batang busuk
Busuk daun (Sulidat)
Daun berwarna putih dan diliputi oleh bulu-bulu berwarna hitam dan akhirnya mati
Busuk leher batang
Menyebabkan pangkal batang menjadi lunak dan berwarna abu-abu, kebasahan, dan akhirnya membusuk
67 3. Tingkat Kesuburan Lahan
Lahan merupakan salah satu faktor produksi yang cukup penting. Saat ini, lahan merupakan faktor produksi yang langka sehingga pemanfaatannya harus seefisien mungkin. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam usahatani berkaitan dengan lahan yang digunakan adalah kesesuian dan daya dukung lahan terhadap aktivitas usahatani yang dilakukan. Salah satu bagian dari daya dukung lahan tersebut adalah tingkat kesuburan lahan. Kondisi tanah yang berbukit-bukit di lapangan menunjukkan perbedaan dalam tingkat kesuburan. Tanah yang letaknya menghadap sinar matahari langsung ke sebelah timur merupakan lahan yang paling subur. Meskipun penggunaan pupuk kandang selalu dilakukan khusunya untuk pemupukan tahap pertama (setelah pengolahan lahan). Namun, penggunaan pupuk dan obat-obatan kimia yang sudah berlangsung lama di kawasan agropolitan Cianjur bisa memicu hilangnya kesuburan tanah di daerah tersebut. Kesuburan lahan juga erat kaitanya dengan pengaturan pola tanam. Pengaturan pola tanam yang baik yaitu tidak menanam komoditas yang sama sepanjang tahun akan mempertahankan kesuburan tanah. Kondisi di lapangan menunjukkan bahwa masih ada beberapa petani wortel dan petani bawang daun yang menanam komoditas tersebut sepanjang tahun.
Kesuburan lahan merupakan salah satu faktor yang menentukan produktivitas tanaman. Lahan yang subur akan menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan lahan yang kurang subur. Kesuburan lahan biasanya berkaitan dengan struktur dan tekstur tanah. Perbedaan struktur maupun tekstur tanah ini biasanya sesuai dengan jenis tanahnya. Penggunaan bahan-bahan kimia yang di luar batas dapat mengurangi bahkan merusak unsur organik di dalam tanah.
4. Efektivitas Penggunaan Input
Dalam usahatani wortel dan bawang daun, komponen terpenting dari variabel input ini adalah bibit, pupuk dan obat-obatan, serta tenaga kerja. Efektivitas penggunaan input tersebut dapat menjadi sumber risiko produksi pada kegiatan usahatani wortel dan bawang daun. Hal ini dikarenakan penggunaan setiap input akan mempengaruhi tingkat produktivitas usahatani wortel dan bawang daun. Semakin efektif dan efisien penggunaan input, maka semakin kecil
68 risiko produksi yang dihadapi. Masing-masing variabel input memberikan pengaruh yang berbeda-beda terhadap tingkat produktivitas usahatani wortel dan bawang daun. Kondisi di lapangan menunjukkan, masih ada beberapa petani yang kurang memperhatikan penggunaan pupuk dan obat-obatan. Mereka cenderung terus menggunakan pupuk dan obat-obatan tanpa memperhatikan ambang batas penggunaannya. Contoh kongkritnya yaitu penyemprotan pestisida yang dilakukan terus-menerus hingga panen, padahal hama yang ada pada lahan belum tentu ada. Petani tersebut berprinsip lebih baik mencegah daripada mengobati.
Kualitas bibit sangat menentukan tingkat produktivitas usahatani. Berdasarkan informasi di lapangan bibit tanaman wortel bisa diperoleh langsung di toko sarana produksi pertanian terdekat ataupun membenihkan sendiri. Sedangkan tanaman bawang daun lebih banyak menggunakan bibit yang dibenihkan sendiri. Bibit juga ditunjukkan dari ketahanan bibit wortel dan bawang daun terhadap hama dan penyakit.
Wortel dan bawang daun merupakan tanaman yang cukup rentan terhadap serangan hama dan penyakit tanaman. Namun jika dibandingkan, bawang daun lebih rentan terhadap serangan hama dan penyakit tanaman daripada tanaman bang daun. Alokasi pupuk maupun obat-obatan untuk tanaman bawang daun relatif lebih banyak dibandingkan tanaman wortel. Penggunaan obat-obatan untuk membasmi hama dan penyakit yang terkadang tidak dapat dipastikan dalam menanggulangi hama dan penyakit yang menyerang. Bahkan pada beberapa kasus justru menimbulkan kekebalan pada hama dan penyakit tertentu. Begitu pula dengan pupuk yang digunakan. Belum tentu alokasi pupuk yang lebih banyak dapat menghasilkan produksi yang lebih banyak pula. Terlebih, adanya dugaan bahwa kondisi tanah di sebagian besar wilayah kawasan agropolitan Cianjur yang hampir jenuh terhadap bahan-bahan kimia.
5. Keterampilan Sumber Daya Manusia yang Kurang
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu modal dalam menjalankan suatu usaha. SDM dari petani yang kurang baik bisa mempengaruhi produksi yang dihasilkan. Berdasarkan hasil di lapangan, ada 11 orang petani wortel dari 30 orang sampel yang tidak pernah mengikuti pelatihan pertanian. Sedangkan petani bawang daun yang tidak pernah mengikuti pelatihan pertanian
69 ada sembilan orang dari 30 orang sampel. Meskipun sebagian besar petani wortel dan petani bawang daun pernah mengikuti pelatihan pertanian namun kegiatan tersebut dirasa para petani sudah lama sekali dilakukan. Keberadaan PPL juga sudah dirasa kurang oleh para petani, sehingga petani sulit memperoleh informasi terbaru mengenai proses budidaya yang baik. Beberapa kelompok tani yang berada di bawah naungan agropolitan juga sudah tidak berjalan program dan kepengurusannya. Termasuk Agropolitan yang keberadaannya dirasa petani sudah kurang berperan selam dua tahun terakhir.