• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Biaya Usahatani Cabai Keriting di PT. INAGRO

5.1.2 Biaya Tetap Usahatani Cabai Keriting di PT. INAGRO

Menurut Shinta (2011:81) biaya tetap atau Fixed Cost adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan atau petani yang tidak dipengaruhi hasil output atau produksi. Biaya tetap dalam penelitian ini meliputi biaya penyusutan alat dan biaya pajak lahan. Biaya tetap yang dikeluarkan untuk usahatani cabai keriting dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah ini :

47 Tabel 4.Komponen Biaya Tetap Usahatani Cabai Keriting di PT. INAGRO Dengan Luas Areal 1 Ha Pada Tahun 2018

No Komponen biaya Musim Hujan Musim Kemarau 1 Penyusutan Alat Rp 8.715.000 Rp 8.715.000 2 Pajak Lahan Rp 1.640.000 Rp 1.640.000

Total Biaya Tetap Rp 10.355.000 Rp 10.355.000 Sumber: Data Primer setelah diolah, 2018

Berdasarkan Tabel 4 di atas dapat diketahui bahwa total biaya tetap usahatani cabai keriting di musim hujan sama dengan usahatani cabai keriting di musim kemarau yaitu sebesar Rp. 10.355.000.

Berikut ini merupakan kategori biaya tetap yaitu penyusutan alat dan pajak lahan. Adapun Penjelasannya sebagai berikut:

1) Biaya Penyusutan Alat

Biaya penyusutan adalah biaya yang dikeluarkan berdasarkan alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset selama usia ekonomisnya.

Terdapat 16 komponen alat yang digunakan dalam usahatani cabai keriting pada musim hujan dan kemarau yaitu bangunan, timbangan, toren air, tray semai, sumur bor, power sprayer, hand sprayer, selang air, cangkul, garpu, arit, mesin air, sepatu boot, drum, pelubang mulsa dan ember. Pembelian alat tersebut tidak dilakukan pada tiap musim panen ataupun tiap tahun, karena alat tersebut dapat digunakan hingga tidak terpakai kembali (rusak). Namun alat pertanian yang digunakan tersebut akan mengalami penyusutan tiap tahunnya yang dapat dihitung melalui metode garis lurus, dimana biaya penyusutan didapat dari selisih antara harga beli dengan nilai sisa, yaitu nilai aset itu pada akhir masa manfaatnya.

Jumlah biaya penyusutan peralatan usahatani cabai keriting pada musim hujan dan kemarau pertahun sebesar Rp.8.715.000,- (Lampiran 2).

48 2. Biaya Pajak Lahan

Biaya pajak lahan adalah biaya yang dikeluarkan PT. INAGRO untuk membayar pajak lahan seluas satu hektar per satu tahun. Biaya NJOP per m2 untuk lahan cabai PT. INAGRO dikenai tarif sebesar Rp. 82.000, sehingga biaya pajak lahan (PBB) seluas satu hektar yang harus dibayar per tahun sebesar Rp.

1.640.000

5.1.3 Biaya Tidak Tetap Usahatani Cabai Keriting di PT. INAGRO Menurut Shinta (2011:81) biaya tidak tetap atau Variable Cost adalah biaya yang besarnya berubah searah dengan berubahnya jumlah output yang dihasilkan.

Biaya tidak tetap dalam penelitian ini meliputi biaya benih cabe, pupuk kandang, pupuk urea, SP36, ZA, KCl, NPK mutiara, kapur dolomit, furadan, mulsa, cutik, arang, tali rapia, bakteri pengurai, bensin, fungisida, insektisida, pupuk pelengkap cair (PPC), perekat, tenaga kerja, dan listrik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5 di bawah ini.

49 Tabel 5. Komponen Biaya Tidak Tetap Usahatani Cabai Keriting di PT. INAGRO Dengan Luas Areal 1 Ha Pada Tahun 2018

Sumber: Data Primer (diolah), 2018

Berdasarkan tabel 5 di atas dapat dilihat bahwa total biaya tidak tetap usahatani cabai keriting pada musim hujan yaitu Rp. 118.219.400,-lebih besar jika dibandingkan dengan total biaya usahatani cabai keriting pada musim kemarau yaitu Rp. 107.336.400,-.

Berikut ini merupakan kategori biaya tidak tetap yaitu biaya benih cabe, pupuk kandang, pupuk urea, SP36, ZA, KCl, , NPK mutiara, kapur dolomit, furadan, mulsa, cutik, arang, rapia, bakteri pengurai, bensin, fungisida, insektisida, pupuk pelengkap cair (PPC), perekat, tenaga kerja, dan listrik. Adapun Penjelasannya sebagai berikut:

1) Biaya Benih

Benih menentukan keunggulan dari suatu komoditas. Benih yang unggul cenderung menghasilkan produk dengan kualitas yang baik. Pemakaian benih

Jumlah Harga Satuan (Rp) Total Harga (Rp) Jumlah Harga Satuan (Rp) Total Harga (Rp) 1 Benih Cabe Gram 110 10.000 1.100.000 80 10.000 800.000

50 yang digunakan PT. INAGRO untuk usahatani cabai keriting dimusim hujan dan musim kemarau menggunakan jenis benih cabai yang sama yaitu varietas jinawi.

Jumlah penggunaan benih untuk usahatani cabai keriting di musim hujan berbeda dengan usahatani cabai keriting di musim kemarau karena jumlah lubang tanam per bedengan dan jarak tanam yang digunakan berbeda, Musim hujan setiap bedengan terdapat dua baris lubang tanam dengan jarak tanam 60 x 70, sedangkan musim kemarau setiap bedengan terdapat hanya satu baris lubang tanam dengan jarak antar tanaman 40 cm.

Pada musim hujan populasi tanaman cabai yang ditanam pada lahan satu hektar sebanyak 17.000 tanaman, sehingga membutuhkan benih cabai dengan asumsi 1 gram berisi 170 benih dan untuk penyulaman 10 persen, maka benih yang dibutuhkan sebanyak 110 gram. Sedangkan pada musim kemarau populasi tanaman cabai yang ditanam pada lahan satu hektar sebanyak 12.000 tanaman, sehingga membutuhkan benih cabai dengan asumsi 1 gram berisi 170 benih dan untuk penyulaman 10 persen, maka benih yang dibutuhkan sebanyak 80 gram.

Jadi dengan harga benih cabai per satu gram sebesar Rp. 10.000, maka total biaya benih untuk usahatani cabai keriting di musim hujan sebesar Rp. 1.100.000 dan total biaya benih untuk usahatani cabai keriting musim kemarau sebesar Rp.

800.000.

2) Biaya Pupuk Kandang

Pupuk kandang yang digunakan PT. INAGRO adalah dari kotoran ayam.

Kotoran ayam dipilih karena mudah didapat dalam jumlah besar dibandingkan dengan jenis pupuk kandang yang lain. Pupuk kandang ini digunakan pada proses

51 pengolahan lahan, dengan cara ditaburkan diatas bedengan dan dosis penggunaannya sekitar 40 kg per bedengan. Jumlah penggunaan pupuk kandang untuk usahatani cabai keriting di musim hujan sama dengan usahatani cabai keriting di musim kemarau yaitu masing-masing membutuhkan pupuk kandang sebanyak 18.000 kg. Jadi dengan harga per kg-nya sebesar Rp. 667 total biaya pupuk kandang untuk usahatani cabai keriting di musim hujandan kemarau sebesar Rp. 12.000.000.

3) Biaya Pupuk Urea

Pupuk urea mengandung unsur N yang merupakan hara makro yang dibutuhkan tanaman cabai. Pupuk urea digunakan pada proses pengolahan lahan, dengan dosis 9, gram per tanaman dan dalam aplikasinya sebelum ditaruh ke tanaman harus dicampur dengan pupuk lainnya seperti ZA, SP36, dan KCL.

Jumlah penggunaan pupuk urea untuk usahatani cabai keriting di musim hujan berbeda dengan usahatani cabai keriting di musim kemarau yaitu pada musim hujan dengan populasi tanaman sebanyak 17.000 maka pupuk urea yang dibutuhkan sebanyak 154 kg. Musim kemarau dengan populasi tanaman sebanyak 12.000 maka pupuk urea yang dibutuhkan sebanyak 109 kg. Jadi dengan harga per kg-nya sebesar Rp. 1.800, maka total biaya pupuk urea untuk usahatani cabai keriting di musim hujan sebesar Rp. 277.200 dan musim kemarau sebesar Rp. 194.400.

4) Biaya Pupuk SP36

Pupuk SP36 mengandung unsur P yang merupakan hara makro yang dibutuhkan tanaman cabai. Pupuk SP36 digunakan pada proses pengolahan lahan,

52 dengan dosis 13,6 gram per tanaman dan dalam aplikasinya sebelum ditaruh ke tanaman harus dicampur dengan pupuk lainnya seperti ZA, Urea, dan KCL.

Jumlah penggunaan pupuk SP36 untuk usahatani cabai keriting di musim hujan berbeda dengan usahatani cabai keriting di musim kemarau yaitu pada musim hujan dengan populasi tanaman sebanyak 17.000 maka pupuk SP36 yang dibutuhkan sebanyak 232 kg. Musim kemarau dengan populasi tanaman sebanyak 12.000 maka pupuk SP36 yang dibutuhkan sebanyak 164 kg. Jadi dengan harga per kg-nya sebesar Rp. 2.000, maka total biaya pupuk SP36 untuk usahatani cabai keriting di musim hujan sebesar Rp. 464.000 dan musim kemarau sebesar Rp.

328.000.

5) Biaya Pupuk ZA

Biaya Pupuk ZA merupakan biaya penggunaan pupuk ZA yang dikeluarkan PT. INAGRO pada usahatani cabai keriting di musim hujan dan musim kemarau.

Pupuk ZA mengandung unsur Nitrogen dan Sulfur yang merupakan hara makro yang dibutuhkan tanaman cabai. Pupuk ZA digunakan pada proses pengolahan lahan, dengan dosis 9 gram per tanaman dan dalam aplikasinya sebelum ditaruh ke tanaman harus dicampur dengan pupuk lainnya seperti Urea, SP36 dan KCL.

Jumlah penggunaan pupuk ZA untuk usahatani cabai keriting di musim hujan berbeda dengan usahatani cabai keriting di musim kemarau yaitu pada musim hujan dengan populasi tanaman sebanyak 17.000 maka pupuk ZA yang dibutuhkan sebanyak 154 kg. Musim kemarau dengan populasi tanaman sebanyak 12.000 maka pupuk SP36 yang dibutuhkan sebanyak 108 kg. Jadi dengan harga per kg-nya sebesar Rp. 1.500, maka total biaya pupuk ZA untuk usahatani cabai

53 keriting di musim hujan sebesar Rp. 231.000 dan musim kemarau sebesar Rp.

162.000.

6) Biaya Pupuk KCL

Biaya Pupuk KCL merupakan biaya penggunaan pupuk KCL yang dikeluarkan PT. INAGRO pada usahatani cabai keriting di musim hujan dan musim kemarau. Pupuk KCL mengandung unsur Kalium yang merupakan unsur hara makro yang dibutuhkan tanaman cabai. Pupuk KCL digunakan pada proses pengolahan lahan, dengan dosis 18,2 gram per tanaman dan dalam aplikasinya sebelum ditaruh ke tanaman harus dicampur dengan pupuk lainnya seperti Urea, SP36 dan ZA. Jumlah penggunaan pupuk KCL untuk usahatani cabai keriting di musim hujan berbeda dengan usahatani cabai keriting di musim kemarau yaitu pada musim hujan dengan populasi tanaman sebanyak 17.000 maka pupuk KCL yang dibutuhkan sebanyak 309 kg.Musim kemarau dengan populasi tanaman sebanyak 12.000 maka pupuk KCL yang dibutuhkan sebanyak 218 kg. Jadi dengan harga per kg-nya sebesar Rp. 6000, maka total biaya pupuk KCL untuk usahatani cabai keriting di musim hujan sebesar Rp. 1.854.000 dan musim kemarau sebesar Rp. 1.308.000.

7) Biaya Pupuk NPK

Pupuk NPK digunakan pada proses pemeliharaan tanaman cabai, dengan cara pengocoran. Jumlah penggunaan pupuk NPK untuk usahatani cabai keriting di musim hujan berbeda dengan usahatani cabai keriting di musim kemarau yaitu pada musim hujan dengan populasi tanaman sebanyak 17.000 maka pupuk NPK yang dibutuhkan sebanyak 400 kg dan musim kemarau dengan populasi tanaman

54 sebanyak 12.000 maka pupuk NPK yang dibutuhkan sebanyak 282 kg. Jadi dengan harga per kg-nya sebesar Rp. 12.000, maka total biaya pupuk NPK untuk usahatani cabai keriting di musim hujan sebesar Rp. 4.800.000 dan musim kemarau sebesar Rp. 3.384.000.

8) Biaya Kapur Dolomit

Kapur dolomit digunakan pada proses pengolahan lahan, dengan cara ditaburkan di atas bedengan dan dosis penggunaannya sekitar 4,7 kg per bedengan. Jumlah penggunaan kapur dolomit untuk usahatani cabai keriting di musim hujan sama dengan usahatani cabai keriting di musim kemarau yaitu masing-masing membutuhkan sebanyak 2000 kg. Jadi dengan harga per kg-nya sebesar Rp. 500, maka total biaya kapur dolomit untuk usahatani cabai keriting di musim hujan dan musim kemarau sebesar Rp. 1.000.000.

9) Biaya Furadan

Furadan digunakan pada proses pengolahan lahan, dengan jumlah penggunaan furadan untuk usahatani cabai keriting di musim hujansama dengan usahatani cabai keriting di musim kemarau yaitu pada masing-masing sebanyak 20 kg. Jadi dengan harga per kg-nya sebesar Rp. 15.000, maka total biaya furadan untuk usahatani cabai keriting di musim hujan dan musim kemarau sebesar Rp.

300.000.

10) Biaya Mulsa

Mulsa yang dipakai yaitu mulsa plastik hitam perak karena mulsa plastik hitam perak dapat mengurangi pertumbuhan gulma, menjaga kelembapan, menjaga suhu, menjaga kegemburan tanah, dan mengoptimalkan sinar matahari

55 untuk proses fotosintesis. Mulsa ini digunakan pada proses pengolahan lahan, mulsa yang digunakan untuk musim hujan dan kemarau adalah baru. Jumlah penggunaan mulsa untuk usahatani cabai keriting di musim hujansama dengan usahatani cabai keriting di musim kemarau yaitu mulsa yang dibutuhkan masing-masing sebanyak 10 rol. Jadi dengan harga per rolnya sebesar Rp. 700.000, maka total biaya mulsa untuk usahatani cabai keriting di musim hujan dan musim kemarau masing-masing sebesar Rp. 7.000.000.

11) Biaya Cutik

Biaya cutik merupakan biaya penggunaan alat penjepit mulsa yang dikeluarkan PT. INAGRO pada usahatani cabai keriting di musim hujan dan musim kemarau. Cutik terbuat dari bambu yang dipotong kecil-kecil dengan ukuran kira-kira panjang 15 cm dan lebar 2 cm, yang dilengkungkan menyerupai huruf U. Cutik ini digunakan pada proses pengolahan lahan, dengan jumlah penggunaan cutik untuk usahatani cabai keriting di musim hujan berbeda dengan usahatani cabai keriting di musim kemarau yaitu pada musim hujan sebanyak 20.000 batang dan musim kemarau sebanyak 19.000 batang. Jadi dengan harga per batangnya sebesar Rp. 50, maka total biaya cutik untuk usahatani cabai keriting di musim hujan sebesar Rp. 1.000.000 dan musim kemarau sebesar Rp.

950.000.

12) Biaya Arang

Arang digunakan untuk melubangi mulsa yang nantinya menjadi lubang tanam. Cara penggunaannya yaitu arang dibakar lalu ditaruh di pelat pemanas berbentuk tabung, lalu pemanas tersebut ditaruh ke plastik mulsa yang sudah

56 diukur jarak tanamnya. Arang ini digunakan pada proses pengolahan lahan, dengan jumlah penggunaan arang untuk usahatani cabai keriting di musim hujan berbeda dengan usahatani cabai keriting di musim kemarau yaitu pada musim hujan sebanyak 30 bungkus dan musim kemarau sebanyak 22 bungkus. Jadi dengan harga per bungkusnya sebesar Rp. 5.000, maka total biaya arang untuk usahatani cabai keriting di musim hujan sebesar Rp. 150.000 dan musim kemarau sebesar Rp. 110.000.

13) Biaya Bakteri Pengurai

Bakteri Pengurai digunakan pada proses pengolahan lahan, dengan jumlah penggunaan bakteri pengurai untuk usahatani cabai keriting di musim hujan sama dengan usahatani cabai keriting di musim kemarau yaitu masing-masing sebanyak 20 liter. Jadi dengan harga per liternya sebesar Rp. 150.000, maka total biaya bakteri pengurai untuk usahatani cabai keriting di musim hujan dan musim kemarau masing-masing sebesar Rp. 3.000.000.

14) Biaya Bensin

Bensin digunakan pada proses pemeliharaan tanaman yaitu digunakan sebagai bahan bakar mesin power sprayer untuk penyemprotan. Jumlah penggunaan bensin untuk usahatani cabai keriting di musim hujan berbeda dengan usahatani cabai keriting di musim kemarau yaitu pada musim hujan sebanyak 84 liter dan musim kemarau sebanyak 80 liter. Jadi dengan harga per liternya sebesar Rp. 7.500, maka total biaya bensin untuk usahatani cabai keriting di musim hujan sebesar Rp. 655.200 dan musim kemarau sebesar Rp. 624.000.

57 15) Biaya Fungisida

Fungisida digunakan pada proses pemeliharaan tanaman cabai, yang dilakukan secara rutin dengan diaplikasikan tujuh kali dalam sebulan sampai masa panen. Jenis fungisida yang digunakan seperti Caminox 250 SC, Nufarm Kuproxat 345 SC, Ridomil Gold, Utama 250 EC, Nativo, dan Infinito. Jumlah penggunaan fungisida untuk usahatani cabai keriting di musim hujan lebih besar dibandingkan dengan usahatani cabai keriting di musim kemarau, yaitu jumlah penggunaan fungisida pada usahatani cabai keriting di musim hujan sebanyak 50 liter dengan harga per liternya sebesar Rp. 200.000. Sehingga total biaya fungisida usahatani cabai keriting di musim hujan sebesar Rp. 10.000.000.

Sedangkan jumlah penggunaan fungisida pada usahatani cabai keriting di musim kemarau sebanyak 30 liter dengan harga per liternya sebesar Rp. 200.000.

Sehingga total biaya fungisida usahatani cabai keriting di musim kemarau sebesar Rp. 6.000.000,-. Hal itu karena jumlah populasi tanaman di musim hujan lebih banyak dibandingkan dengan musim kemarau dan pada musim hujan tanah menjadi lembab, sehingga jamur mudah berkembang biak dan menyerang tanaman cabai. Sedangkan pada musim kemarau tanah biasanya kering sehingga jamur tidak bisa berkembang biak dan menyerang tanaman cabai.

16) Biaya Insektisida

Biaya insektisida merupakan biaya penggunaan insektisida yang dikeluarkan PT. INAGRO pada usahatani cabai keriting di musim hujan dan musim kemarau. Insektisida ini digunakan pada proses pemeliharaan tanaman cabai, yang dilakukan secara rutin dengan diaplikasikan tujuh kali sebulan sampai

58 masa panen. Jenis insektisida yang digunakan seperti Floric 340 EC, Arrivo 30 EC, Abacel 18 EC, Metachlor 650 EC, dan Duit 18 EC. Jumlah penggunaan insektisida untuk usahatani cabai keriting di musim hujan lebih kecil dibandingkan dengan usahatani cabai keriting di musim kemarau, yaitu jumlah penggunaan insektisida pada usahatani cabai keriting di musim hujan sebanyak 40 liter dengan harga per liternya sebesar Rp. 200.000. Sehingga total biaya insektisida usahatani cabai keriting di musim hujan sebesar Rp. 8.000.000.

Sedangkan jumlah penggunaan insektisida pada usahatani cabai keriting di musim kemarau sebanyak 50 liter dengan harga per liternya sebesar Rp. 200.000.

Sehingga total biaya insektisida usahatani cabai keriting di musim kemarau sebesar Rp. 10.000.000,-. Hal itu karena jumlah populasi tanaman di musim hujan lebih banyak dibandingkan dengan musim kemarau dan banyak hama tanaman cabai keriting seperti thrips menyerang dimusim kemarau dibandingkan musim hujan.

17) Biaya Pupuk Pelengkap Cair (PPC)

Pupuk pelengkap cair ini mengandung unsur mikro yang dibutuhkan tanaman cabai. Pupuk pelengkap cair digunakan pada proses pemeliharaan tanaman cabai yang dilakukan secara rutin dengan diaplikasikan tujuh kali sebulan sampai masa panen. Jumlah penggunaan pupuk pelengkap cair untuk usahatani cabai keriting di musim hujan berbeda dengan usahatani cabai keriting di musim kemarau yaitu pada musim hujan sebanyak 30 liter dan musim kemarau sebanyak 21 liter. Jadi dengan harga per liternya sebesar Rp. 50.000, maka total

59 biaya bakteri pengurai untuk usahatani cabai keriting di musim hujan sebesar Rp.

1.500.000 dan musim kemarau sebesar Rp. 1.050.000.

18) Biaya Perekat

Perekat digunakan untuk membantu menyebarkan, menempelkan, dan meratakan larutan pupuk daun dan pestisida yang diaplikasikan pada tanaman.

Perekat ini digunakan pada proses pemeliharaan tanaman cabai, dengan dosis 2 ml per liter insektisida atau fungisida. Jumlah penggunaan perekat untuk usahatani cabai keriting di musim hujan berbeda dengan usahatani cabai keriting di musim kemarau yaitu pada musim hujan sebanyak 180 ml dan musim kemarau sebanyak 160 ml. Jadi dengan harga per mililiternya sebesar Rp. 100, maka total biaya perliter untuk usahatani cabai keriting di musim hujan sebesar Rp. 18.000 dan musim kemarau sebesar Rp. 16.000.

19) Biaya Tali Rafia

Tali rafia digunakan pada proses pengolahan lahan yaitu untuk pembatas pada saat membuat bedengan dan pemeliharaan yaitu untuk mengikat tanaman cabai keriting di ajir. Jumlah penggunaan tali rafia untuk usahatani cabai keriting di musim hujan sama dengan usahatani cabai keriting di musim kemarau yaitu masing-masing sebanyak 20 rol. Jadi dengan harga per rolnya sebesar Rp.

30.000, maka total biaya tali rafia untuk usahatani cabai keriting di musim hujan dan musim kemarau masing-masing sebesar Rp. 600.000.

20) Biaya Karung

Biaya Karung merupakan biaya penggunaan karung yang dikeluarkan PT.

INAGRO pada usahatani cabai keriting di musim hujan dan musim kemarau.

60 Karung ini digunakan untuk pengemasan cabai yang akan dijual ke pasar.Jumlah penggunaan karung untuk usahatani cabai keriting di musim hujan berbeda dengan usahatani cabai keriting di musim kemarau yaitu pada musim hujan sebanyak 140 buah dan musim kemarau sebanyak 50 buah. Jadi dengan harga per buahnya sebesar Rp. 2.000, maka total biaya karung untuk usahatani cabai keriting di musim hujan sebesar Rp. 280.000 dan musim kemarau sebesar Rp.

100.000.

21) Biaya Tenaga Kerja

Biaya tenaga kerja merupakan biaya upah pegawai yang dikeluarkan PT.

INAGRO pada usahatani cabai keriting di musim hujan dan musim kemarau.

Biaya tenaga kerja pada proses produksi cabai keriting yang terdiri dari tiga proses yaitu biaya proses persiapan lahan, biaya proses pemeliharaan, dan biaya proses pemanenan. PT. INAGRO menggunakan tenaga kerja harian lepas (TKHL) dengan jam kerja sebanyak delapan jam sehari, dan biaya tenaga kerja per harinya sebesar Rp. 60.000. Total biaya tenaga kerja untuk usahatani cabai keriting di musim hujan lebih besar dibandingkan dengan musim kemarau yaitusebesar Rp.

46.740.000 sedangkan musim kemarau sebesar Rp. 45. 960.000. Hal ini dikarenakan jumlah populasi tanaman cabai keriting musim hujan lebih besar dibandingkan musim kemarau yaitu 17.000 pohon sedangkan musim kemarau 12.000, untuk lebih jelasnya dapat dilihat di Lampiran 3.

22) Ajir

Ajir atau turus digunakan pada proses pemeliharaan yaitu untuk membuat tanaman cabai keriting lebih tegak dan tidak mudah roboh tertiup angin. Jumlah

61 penggunaan ajir untuk usahatani cabai keriting di musim hujan berbeda dengan usahatani cabai keriting di musim kemarau yaitu di musim hujan sebanyak 17.000 batang sedangkan di musim kemarau sebanyak 12.000 batang. Jadi dengan harga per batangnya sebesar Rp. 1.000, maka total biaya tali rafia untuk usahatani cabai keriting di musim hujan sebesar Rp. 17.000.000 sedangkan untuk usahatani cabai keriting di musim kemarau sebesar Rp. 12.000.000.

23) Biaya Listrik

Biaya penggunaan listrik untuk usahatani cabai keriting di musim hujan lebih kecil dibandingkan dengan usahatani cabai keriting di musim kemarau, yaitu sebesar Rp. 250.000,- sedangkan penggunaan listrik untuk usahatani cabai keriting di musim keemarau sebesar Rp. 450.000. Hal ini karena pada musim kemarau biaya listrik ini lebih besar difungsikan sebagai sarana pendukung mesin air untuk menyiram tanaman.

Dokumen terkait