BAB X HPI BIDANG HUKUM KONTRAK
2. Tort
Dalam common law system dikenal dengan istilah tort, yaitu tindakan yang salah, bukan termasuk pelanggaran kontrak atau kepercayaan, yang mengakibatkan cedera pada orang lain, milik, reputasi, atau sejenisnya, dan pihak yang dirugikan berhak atas kompensasi.
Sebagaimana dikatakan oleh J. Coleman,136 bahwa:
A tort is a legal wrong. Tort law is a branch of the civil law; the other main branches are contract and property law. Whereas in criminal law the plaintiff is always the state and the defendant, if found guilty of a crime, is punished by the state, in civil law the dispute is typically between private parties (though the government can also sue and be sued). In the case of torts, the plaintiff is the victim of an alleged wrong and the unsuccessful defendant is either directed by the court to pay damages to the plaintiff (the usual remedy) or else to desist from the wrongful activity (so-called ”injunctive relief”). Examples include intentional torts such as battery, defamation, and invasion of privacy and unintentional torts such as negligence. Most contemporary tort theory focuses on the legal consequences of accidents, where the relevant forms of liability are negligence and strict liability. This entry likewise focuses on these forms of liability.
Tort merupakan suatu perbuatan salah dalam hukum dan merupakan salah satu bidang dari hukum perdata seperti halnya hukum kontrak dan hukum harta kekayaan. Berbeda dengan hukum pidana, di mana pengugatnya selalu negara dan tergugatnya jika dinyatakan bersalah menerima hukuman pidana, namun pada sengketa dalam hukum perdata biasanya antar pihak-pihak privat (meskipun pemerintah juga menuntut dan dituntut).
Dalam kasus tort penggugat sebagai korban yang kemudian dimintakan ganti kerugian kepada pengadilan agar pelakunya membayar ganti kerugian atau lainnya untuk berhenti melakukan perbuatan yang salah (apa yang disebut injunctive lega). Contohnya termasuk tort seperti battery, defamation, dan invasion of privacy dan unintentional torts seperti negligence.
Battery melindungi kepentingan kebebasan dari gangguan tergugat secara fisik yaitu berupa tindakan tergugat yang disengaja dan tanpa ijin menyentuh bagian tubuh atau yang menempel pada bagian tubuh penggugat. Gangguan kebebasan dan integritas penggugat itu dapat berupa sentuhan terhadap pakaian penggugat, tongkat, kayu atau benda lain yang dipegangnya, kursi yang didudukinya, kuda atau kendaraan yang dinaikinya, atau orang lain tempat ia bersandar. Kontak fisik tidak selalu secara langsung menyentuh tubuh, cukup dengan gerakan tergugat yang sifatnya memaksa, misalnya dengan memaksa penggugat memakan
136 J. Coleman, Theories of Tort Law, didownload dari http://plato-standford.edu/ entries/tort-theories/, tanggal 11 Maret 2010.
makanan yang telah diracuni, membuat lubang jebakan yang akan dilalui penggugat.
Defamation ialah komunikasi yang mengandung penghinaan. Komunikasi yang mengandung unsur penghinaan adalah komunikasi yang menyebabkan penggugat marah, terhina atau menyebabkan ia dihindari atau dijauhi masyarakat termasuk di dalamnya tuduhan seolah-olah penggugat gila, melarat, telah pernah diperkosa. Hukum yang mengatur defamation melindungi reputasi, yaitu kepentingan untuk memperoleh, mempertahankan dan menikmati reputasi itu sebaik-baiknya. Tersinggung perasaan penggugat belum cukup untuk dasar gugatan defamation, karena penggugat harus membuktikan bahwa reputasinya terganggu dalam lingkungan masyarakatnya.
Dalam hukum Anglo-Amerika dibedakan antara libel (penghinaan dengan tulisan) dan slander (penghinaan yang disampaikan secara lisan). Penghinaan yang tergolong libel bisa diperluas meliputi gambar-gambar, isyarat-isyarat, patung-patung, film.
Hukum tort melayani 4 (empat) tujuan. Pertama, hukum tort meminta kompensasi untuk korban yang menderita kerugian oleh berbuat atau tidak berbuat yang salah. Kedua, hukum tort meminta untuk mengalihkan biaya kerugian demikian bagi orang yang bertanggungjawab secara hukum untuk dibebankan mereka. Ketiga, hukum tort meminta untuk yang merugikan karena ketakutan, teledor dan perilaku yang penuh resiko di masa datang. Keempat, hukum tort meminta mempertahankan hak-hak dan kepentingan-kepentingan yang telah disepakati, dikurangi atau dilemahkan. Dalam teori tujuan ini, dijalankan ketika tanggung-gugat berdasarkan tort dibebankan pada pelaku tort untuk pelanggaran yang disengaja.137
Suatu tort disengaja adalah gangguan apapun yang sengaja dengan suatu kepentingan yang diakui hukum, seperti hak-hak untuk integritas, kedamaian, hak milik, dan kebebasan dari penipuan atau pembatasan. Kepentingan ini dilanggar oleh tort yang disengaja dengan bentuk tort antara lain: Assault, Battery, Trespass, False Imprisonment, invasion of privacy, conversion, mispresentation dan fraud. Maksud unsur tort ini dicukupi ketika pelaku bertindak dengan keinginan untuk membawa konsekuensi berbahaya dan pada pokoknya yang konsekuensi seperti itu akan mengikuti. Semata-Mata perilaku sembrono, kadang-kadang
137 http://legal-dictionary.thefreeddictionary.com/Tort+Law didownload pada tanggal 11 Maret 2010.
disebut perilaku ceroboh dan dengan sengaja, tidak menimbulkan tingkat suatu tort disengaja.138
Tort yang tidak disengaja ialah negligence. Sangat dirugikan bahwa hasil dari perilaku tort adalah akibat kelalaian (negligence), bukan pelanggaran yang disengaja. Negligence adalah istilah yang digunakan oleh hukum tort untuk menandai perilaku yang menciptakan resiko kerusakan yang tidak beralasan bagi orang-orang dan harta kekayaan. Tindakan seseorang dengan ceroboh ketika perilakunya menyimpang dari perilaku yang biasanya diharapkan layak dalam keadaan seperti ini. Secara umum, hukum memerlukan anggota juri untuk menggunakan akal sehat dan pengalaman hidup dalam menentukan derajat tingkat ketelitian dan kepedulian yang layak sesuai dengan mana orang-orang harus menempuh hidup mereka untuk menghindari ancaman keselamatan dari yang lain.139 Negligence ialah setiap perilaku atau perbuatan yang mengandung resiko besar, yang tidak wajar, yang menimbulkan kerusakan. Perilaku atau perbuatan itu dilakukan di bawah standar yang ditentukan oleh hukum untuk melindungi orang-orang lain dari resiko bahaya yang mengancam. Di samping standar perilaku atau perbuatan yang ditentukan oleh hukum, harus pula diperhatikan standar perilaku atau perbuatan individu berdasarkan kehendak masyarakat.
Kebanyakan teori tort kontemporer berfokus pada konsekuensi hukum dari kecelakaan, di mana bentuk-bentuk yang relevan kelalaian dan tanggung jawab adalah tanggung-gugat mutlak (strict liability). Catatan ini juga berfokus pada bentuk-bentuk tanggung-gugat.
Dalam beberapa hal hukum tort memaksakan kewajiban pada tergugat yang baik kelalaian maupun bersalah atas pelanggaran disengaja. Yang dikenal strict liability, atau tanggung-gugat tanpa kesalahan, ini cabang tort mencari aktivitas yang perlu dan bermanfaat tetapi itu menciptakan resiko berbahaya tidak normal ke masyarakat. Aktivitas ini meliputi penghancuran, mengangkut material penuh resiko, penyimpanan unsur berbahaya, dan binatang buas tertentu pemeliharaan dalam keadaan tertangkap.140 Suatu pembedaan kadang-kadang digambarkan antar kesalahan moral dan kesalahan hukum. Orang yang dengan ceroboh atau dengan sengaja menyebabkan kerugian orang lain seringkali dipertimbangkan secara moral pantas dicela karena berbuat tidak
138 Ibid.
139 Ibid.
sesuai dengan perilaku ambang batas minimal perilaku manusia. Pada sisi lain, kesalahan hukum lebih dari suatu standar yang diciptakan oleh pemerintah untuk perlindungan masyarakat.141
Kata tort berasal dari istilah Latin, torquere yang berarti salah. Common Law Inggris tidak mengakui pemisahan tindakan hukum dalam tort. Sebagai gantinya, sistem hukum Inggris mengusahakan pihak yang menuntut 2 (dua) cara untuk mengganti kerugian. Trespass142 untuk kerugian langsung dan tindakan-tindakan “on the case” untuk kerugian tidak langsung. Secara berangsur-anggur, common law mengakui perbuatan perdata lainnya, termasuk defamation (fitnah). Kebanyakan jajahan Amerika mengadopsi common law Inggris pada abad XVIII. Pemulaan abad XIX, Amerika Serikat menerbitkan perjanjian hukum yang sebagian dari common law disatukan di bawah tort. Akhir abad XIX, hukum tort telah hampir di setiap aspek kehidupan di Amerika Serikat. Di bidang ekonomi, hukum tort menyediakan perbaikan bagi bisnis yang dirugikan oleh praktek perdagangan yang menipu dan persaingan tidak wajar. Di bidang tempat kerja, hukum tort melindungi pekerja dari menyebabkan gangguan mental (infliction of emotional distress) karena kelalaian atau yang disengaja. Hukum tort juga membantu pengaturan lingkungan, menyediakan perbaikan melawan baik individu maupun bisnis yang mengotori udara, tanah, dan air sampai sedemikian luas yang menjadi suatu Nuisance (gangguan).
Nuisance dibedakan menjadi public nuisance dan private nuisance. Private nuisance terjadi kalau seseorang yang sedang melaksanakan hak atas tanah menuntut ganti kerugian kepada orang yang mengganggu hak atas tanah. Sedangkan public nuisance merupakan tindak pidana, yang penuntutannya dilakukan oleh negara karena ada gangguan terhadap hak-hak masyarakat. Kalau gangguan terhadap masyarakat itu menyangkut hak-hak atas tanah maka public nuisance dapat menjadi private nuisance.143
141 Ibid.
142 Trespass terjadi jika tergugat merugikan penggugat, dengan cara sengaja
mengadakan kontak fisik dengan penggugat, atau mengganggu ketenangan batin penggugat, atau menyebabkan gangguan mental pada penggugat (infliction of mental
distress), atau penahanan tidak sah yang dilakukan tergugat terhadap penggugat (false imprisonment) vide William L. Prosser, Handbook of The Law of Torts, Minnesota, 1964,
h. 35.
Untuk dapat dikatakan adanya nuisance diperlukan adanya kesengajaan untuk menyerang kepentingan tergugat, atau adanya kelalaian atau adanya kelakuan yang menyimpang dari norma-norma setempat yang dilaksanakan oleh tergugat. Ketiga jenis tingkah laku ini masing-masing membebani tanggung gugat terhadap tergugat yang telah melaksanakan perbuatan private nuisance, untuk membayar ganti kerugian. Kesengajaan atau niat untuk melaksanakan perbuatan yang merugikan orang lain biasanya merupakan syarat adanya nuisance. Namun, suatu perbuatan yang dilaksanakan tanpa sengaja, tetapi merugikan seseorang dan setelah diberi peringatan masih terus melaksanakan, dianggap perbuatan sengaja.144
Tergugat yang terus menyemprot bahan-bahan kimia ke udara, setelah diberi peringatan oleh penggugat bahwa bahan-bahan itu mengenai udara di atas tanahnya, dianggap sengaja melakukan perbuatan yang merugikan. Demikian pula kalau tergugat membiarkan sampah yang berasal dari tanah tergugat mengotori persediaan air penggugat setelah diberitahu oleh penggugat tentang perbuatannya yang merugikan.145
3. Persoalan Perbuatan Melanggar Hukum dalam HPI