• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bidang Hukum dan Sosial Budaya

BAB III DATA GENDER

3.2 Deskripsi Data Gender .1 Bidang Kesehatan

3.2.5 Bidang Hukum dan Sosial Budaya

Data terpilah gender pada bidang hukum dan sosial budaya memuat 5 jenis data pokok, yaitu: Penghuni Lembaga Pemasyarakatan (Lapas); Penghuni Rumah Tahanan (Rutan); Penduduk Lansia menurut pendidikan yang ditamatkan; Penduduk Lansia menurut aktivitas yang dilakukan; Angka Kesakitan Lansia (morbiditas); Penyandang Cacat menurut pendidikan yang ditamatkan; Penyandang Cacat menurut aktivitas yang dilakukan; serta Pengungsi akibat konflik/bencana. Data dikompilasi dari sumber-sumber otoritatif terkait, antara lain: Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia Provinsi Banten; Dinas Sosial Provinsi Banten, Dinas Sosial Kota Serang, Badan Pusat Statistik Provinsi Banten, Badan Pusat Statistik Kota Serang, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Banten, serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Banten Kota Serang.

a. Penghuni Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan

Penghuni lembaga pemasyarakatan dan rumah tahanan merupakan warga negara yang bermasalah dan/ berhadapan dengan hukum sehingga harus menjalani sanksi hukum guna memperbaiki kehidupannya di masyarakat. Secara umum, penghuni Lapas dan Rutan didominasi oleh laki-laki, jumlah perempuan tercatat hanya sekira 2% saja dari total penghuni Lapas dan Rutan yang ada di Kota Serang. Meski demikian, tidak seluruh penghuni Lapas dan Rutan di atas merupakan warga Kota Serang, mengingat data pada tabel di atas menggambarkan data penghuni Lapas dan Rutan secara keseluruhan yang secara kebetulan keduanya berlokasi di Kota Serang. Artinya, sesuai dengan sistem hukum di Indonesia, sangat mungkin penghuni lapas dan rutan dimaksud merupakan warga daerah lain, bahkan mungkin warga negara lain, yang menjadi penghuni lapas dan rutan di Serang karena locus delictie-nya terjadi di wilayah hukum Kota Serang. Tabel berikut menjelaskan mengenai informasi sebagaimana dimaksud di atas.

Tabel 3.28

Penghuni Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan Berdasar Jenis Kelamin

Tahun 2017-2019 No Keterangan 2017 2018 2019 L P L P L P 1 Penghuni LAPAS Kelas II A Serang 611 - 601 - 607 - 2 Penghuni RUTAN Dewasa (RUTAN Kelas IIB Serang)

259 21 242 21 161 19

3 Napi Dewasa (RUTAN

Kelas IIB Serang) 214 7 203 8 182 8 4 Penghuni RUTAN

Anak-anak (RUTAN Kelas IIB Serang)

4 - - - - -

5 Napi Anak (RUTAN

Kelas IIB Serang) 7 - 8 - - -

Jumlah 1095 28 1046 29 950 27

Meski terdapat sedikit perbedaan dari segi jumlah, data berikut juga mengkonfirmasi kesimpulan umum di atas mengenai komposisi narapidana, yaitu penghuni Lapas dan Rutan yang telah atau sedang menjalani hukuman berdasarkan putusan Pengadilan Negeri Serang. Perbedaan tersebut dapat terjadi karena penghuni Lapas dan Rutan yang terdata sangat mungkin berasal dari wilayah hukum lain yang dititipkan di Lapas dan Rutan di Serang. Sedangkan data pada tabel berikut hanya mencakup narapidana yang telah dieksekusi berdasar putusan Pengadilan Negeri Serang saja, sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.29

Tambahan Narapidana Berdasarkan Putusan PN Serang Menurut Kelompok Umur dan Jenis kelamin

Tahun 2019

No Narapidana Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 Dewasa 897 36 933

2 Pemuda - - -

3 Anak-anak 37 - 37

Jumlah 934 36 970

Sumber: Pengadilan Negeri Serang, 2020 Tabel 3.30

Tambahan Narapidana Berdasarkan Putusan PN Serang Menurut Lama Hukuman dan Jenis Kelamin

Tahun 2019

No Lama Hukuman Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 Seumur Hidup - - -

2 Lebih dari 5 tahun 2 - 2

3 1-5 tahun 834 30 864

4 Kurang dari 1 tahun 98 6 104

5 Pidana kurungan - - -

6 Hukuman Percobaan - - -

Jumlah 934 36 970

b. Penduduk Lanjut Usia

Secara kuantitatif, populasi penduduk lanjut usia di Kota Serang secara faktual mencapai 22.141 jiwa atau sekira 3,40%; yaitu mereka yang telah mencapai usia tidak produktif secara ekonomi, yaitu lebih dari atau sama dengan 65 tahun ke atas. Jumlahnya tercatat akan jauh meningkat menjadi sebanyak 39.382 jiwa atau sekira 6,04% bila dihitung dari penduduk yang telah mencapai usia pensiun, yaitu 58 tahun ke atas secara umum baik untuk pegawai negeri sipil maupun TNI. Data Lansia yang dipaparkan pada tabel di bawah ini adalah lansia yang tercatat dan menjadi warga binaan Dinas Sosial setempat karena memenuhi salah satu kriteria untuk mendapat perlindungan dan pembinaan dari negara. Mereka pada umum terkategori sebagai penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS), yaitu seseorang, keluarga atau kelompok masyarakat yang karena suatu hambatan, kesulitan, atau gangguan tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya sehingga tidak terpenuhi kebutuhan hidupnya baik jasmani, rohani, maupun sosial secara memadai dan wajar.

Tabel 3.31

Lanjut Usia Berdasar Tingkat Pendidikan, Aktivitas, dan Jenis Kelamin Tahun 2017-2019

No Keterangan 2017 2018 2019

L P L P L P

1 Jumlah Lanjut Usia 535 701 900 722 822 800 2 Tingkat Pendidikan Lansia - Sampai dengan SD/Sederajat 505 694 870 715 805 785 - SMP/ Sederajat 18 7 18 7 10 7 - SMA/ Sederajat 12 - 12 - 7 8 - Perguruan Tinggi - - - - 3 Aktivitas Lansia - Potensial 168 120 246 148 75 95 - Non Potensial 269 679 654 574 58 75

c. Penduduk Difabel

Penduduk difabel, yaitu keberadaan penduduk dengan karakteristik kemampuan berbeda (difabilitas, diffability yang bermakna different ability) sehingga berpotensi menjadi kelompok rentan atau termarjinalkan dan karenanya membutuhkan kebijakan / perlakuan khusus dan/ afirmatif guna mencegahnya mengalami marjinalisasi secara sosial, merupakan salah satu indikator penting dalam mengukur kehadiran negara dalam melindungi warganya. Apalagi kelompok difabel tersebut terkait dengan anak-anak dan perempuan yang secara alamiah dan sosial-budaya telah diposisikan sebagai kelompok rentan dan/ marjinal. Merujuk pada data Dinas Sosial (2020), sebagian besar penduduk difabel di Kota Serang telah berpendidikan SMP/sederajat, sebagian kecil bahkan telah mengenyam pendidikan menengah atas hingga perguruan tinggi. Sayangnya, dari jumlah tersebut hanya sebagian saja yang secara formal dapat mengakses pekerjaan sebagaimana masyarakat lainnya, sedangkan sebagian lainnya berstatus sebagai pengangguran.

Tabel 3.32

Difabilitas Berdasar Tingkat Pendidikan, Aktivitas, dan Jenis Kelamin Tahun 2017-2019

No Keterangan 2017 2018 2019

L P L P L P

1 Jumlah Difabel 699 635 837 669 823 925 2 Tingkat Pendidikan Difabel

- <SD/ SD sederajat 199 155 273 162 253 286 - SMP 164 160 192 165 375 367 - SMA 184 160 220 172 97 129 - Perguruan Tinggi 152 160 152 160 98 143 3 Aktivitas Difabel - Bekerja 348 350 352 354 426 378 - Menganggur 351 285 485 305 318 364

Merujuk pada data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (2020), populasi penduduk difabel di Kota Serang tercatat hanya sebanyak 104 jiwa, yaitu penduduk difabel yang secara administratif telah tercatat dalam dokumen kependudukan, yang berarti hanya sekira 0,02% saja dari total populasi. Namun demikian, merujuk pada data Dinas Sosial sebagaimana dihimpun dan diolah oleh Badan Pusat Statistik Kota Serang (2020), populasi penduduk difabel tercatat sebanyak 1.510 yang berarti angka difabelilitasnya mencapai sekira 0,23% dar total populasi sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.33

Penduduk Difabel Berdasar Kecamatan Tahun 2019 Kecamatan Jumlah Penduduk Jumlah Difabel*) Jumlah Difabel **) Angka Difabel**) Serang 224.546 17 301 0,13% Kasemen 97.430 16 283 0,29% Walantaka 92.234 18 286 0,31% Curug 53.625 17 161 0.30% Cipocok Jaya 91.996 16 199 0,22% Taktakan 92.361 20 280 0,30% Jumlah 652.192 104 1510 0,23%

Sumber: Disdukcapil Kota Serang dan BPS Kota Serang, 2020 Keterangan:

*) : Data menurut dokumen kependudukan **) : Data menurut BPS

Tabel 3.34

Ragam Difabilitas di Kota Serang Tahun 2019

Kecamatan Fisik Tuna Netra Tuna Rungu Mental Fisik dan Mental Lainnya Serang 4 1 3 3 - 6 Kasemen 7 5 4 - - - Walantaka 4 3 6 4 - 1 Curug 4 4 6 1 1 1 Cipocok Jaya 4 1 5 4 - 2 Taktakan 6 4 7 3 - - Jumlah 29 18 31 15 1 10

Dokumen terkait