• Tidak ada hasil yang ditemukan

5. Perlindungan Khusus

1.5 Metode Penyusunan

1.5.1 Kebijakan Pengelolaan Data Terpilah

Data pada dasarnya merupakan kumpulan nilai variabel yang dinyatakan dalam bentuk kuantitatif atau kualitatif. Sedangkan yang dimaksudkan dengan data terpilah adalah nilai variabel-variabel yang terpilah menurut berbagai jenis ciri atau karakteristik. Pada umumnya, pemilahan ini dilakukan dalam rangka melokalisasi atau mempersempit

ruang pemecahan masalah pembangunan di suatu bidang tertentu. Data dapat dipilah menurut berbagai ciri atau karakterisrik tergantung pada jenis analisis yang akan dilakukan. Bila akan melakukan analisis gender, data perlu dipilah menurut jenis elamin. Untuk melakukan analisis tentang kesenjangan alokasi pembangunan atau analisis spasial, data perlu dipilah menurut wilayah. Begitu pula analisis dapat dilakukan berdasarkan umur atau waktu kejadian seperti analisis kohort dan analisis deret waktu atau analisis time series.

Data gender adalah data mengenai hubungan relasi dalam status, peran, dan kondisi antara laki-laki dan perempuan. Data terpilah menurut jenis kelamin dapat membuka wawasan tentang adanya kesenjangan gender.Pemilahan menurut jenis kelamin di berbagai bidang dapat menunjukkan status, peran, kondisi dan kebutuhan masyarakat perempuan dan laki-laki dalam berbagai bidang pembangunan, serta permasalahan yang dihadapi dalam upaya mengurangi kesenjangan. Pemilahan data menurut jenis kelamin merupakan prasyarat utama dilakukannya analisis gender yang bermanfaat dalam penyusunan analisis kebijakan dan penyusunan anggaran yang responsif gender.

Penyelenggaraan pengelolaan data gender dan anak adalah suatu upaya pengelolaan pembangunan data yang meliputi pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data yang sistematis, komprehensif, dan berkesinambungan yang dirinci menurut jenis kelamin dan umur, serta data kelembagaan terkait unsur-unsur prasyarat pengarusutamaan gender dan pengarusutamaan hak anak untuk digunakan dalam upaya pelaksanaan pengarusutamaan gender dan pengarusutamaan hak anak.

Data gender adalah data mengenai hubungan relasi dalam status, peran dan kondisi antara laki-laki dan perempuan. Data anak adalah data kondisi tentang anak perempuan dan laki-laki dibawah 18 tahun yang terpilah menurut kategori umur yang terdiri dari 1 tahun, 2-3 tahun, 4-6 tahun, 7-12 tahun, 13-15 tahun dan 16-18 tahun. Sedangkan data terpilah adalah data terpilah menurut jenis kelamin, status dan kondisi perempuan dan laki-laki diseluruh bidang pembangunan yang meliputi: kesehatan, pendidikan, ekonomi dan ketenagakerjaan, bidang politik dan pengambilan keputusan, bidang hukum, sosial-budaya, dan peristiwa kekerasan.

Berdasarkan ketentuan yang berlaku, pengelolaan data gender dan anak diatur prosesnya sebagai berikut:

1. Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan instansi terkait wajib melakukan pengelolaan data gender dan anak yang meliputi tahapan: pengumpulan; pengolahan; analisis; dan penyajian. 2. Pengumpulan data dilakukan melaui survei, registrasi, statistik

rutin instansi, penelitian dengan penggunaan data sekunder, dan/atau cara lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

3. Pengolahan data dilakukan pada semua jenis data terpilah terkait gender dan anak.

4. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metodologi pengolahan data sesuai dengan kebutuhan.

5. Penyajian data dilakukan dengan menggunakan media cetak dan/atau media elektronik.

Sementara penyelenggaraan data gender dan anak secara kelembagaan diatur sebagai berikut:

1. OPD yang menangani urusan pemerintahan bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak wajib menyelenggarakan data gender dan anak;

2. Penyelenggaraan data gender dan anak dilaksanakan berkoordinasi dengan Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota;

3. Pengumpulan dan penyajian data gender dan anak dilakukan oleh forum data gender dan anak;

4. Keanggotaan forum data gender dan anak terdiri dari OPD dan Instansi terkait;

5. Forum data gender dan anak dibentuk oleh: a. Gubernur untuk tingkat Provinsi; dan

b. Bupati/Walikota untuk tingkat Kabupaten/Kota.

6. Forum data gender dan anak memiliki tugas sebagai berikut:

a. Menyusun rencana kerja forum data gender dan anak dengan menggunakan indikator dan target terukur;

b. Meningkatkan kerjasama lintas sektor dalam rangka penguatan, pengadaan dan pemanfaatan data;

c. Melaksanakan koordinasi dan sinkronisasi dengan instansi terkait dalam penyusunan data gender dan anak;

d. Menghimpun, mengolah, menyusun, dan meningkatkan kualitas data serta mempresentasikan data di OPD masing-masing yang selanjutnya dijadikan data sekunder pada data gender dan anak secara berkesinambungan;

e. Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan forum data gender dan anak.

7. Pelaksanaan tugas Forum data gender dan anak dibantu oleh sekretariat yang menangani urusan Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.

8. Sekretariat forum data gender dan anak memiliki tugas dan fungsi sebagai berikut:

a. Sarana komunikasi dan media dialog antar anggota forum data gender dan anak guna menghindari duplikasi data;

b. Media diseminasi, advokasi dan fasilitasi peningkatan kualitas data dan pemanfaatan data serta rekomendasi untuk masing-masing OPD.

1.5.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini dikelompokkan ke dalam 3 kategori yaitu:

1. Data Terpilah menurut jenis kelamin. Data ini terdiri dari data umum yang meliputi jumlah penduduk, jumlah kepala rumah tangga, jumlah penduduk menurut kelompok umur, IPM, IPG dan IDG. Penyajian Data secara lebih spesifik mencakup bidang kesehatan, pendidikan, bidang SDA dan lingkungan hidup, ekonomi dan ketenagakerjaan, politik dan pengambilan keputusan, hukum dan Sosial budaya serta data kekerasan terhadap perempuan.

2. Data Anak. Data ini meliputi kekerasan terhadap anak, jumlah anak jalanan, anak terlantar, kepemilikan akta kelahiran, jumlah panti asuhan dan anak di panti asuhan, anak berkebutuhan khusus, anak berhadapan dengan hukum, kelangsungan hidup anak, dan tumbuh kembang anak.

3. Data Kelembagaan. Data ini terdiri dari kelembagaan pengarusutamaan gender di bidang kesehatan, pendidikan, ekonomi, pengarusutamaan gender, perlindungan perempuan dan anak, pengarusutamaan hak anak, kelembagaan tumbuh kembang anak dan kelangsungan hidup anak.

Keseluruhan data yang digunakan adalah data sekunder berupa dokumen, registrasi, pencatatan, hasil survei maupun penelitian yang dihimpun dari berbagai sumber yang otoritatif, antara lain: BPS, Organisasi Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kota Serang dan Provinsi Banten, Perguruan Tinggi, Kepolisian Daerah Banten, Kepolisian Resort Serang, Kejaksaan Tinggi Banten, Kejaksaan Negeri Serang, Pengadilan Tinggi Banten, Kantor Wilayah Kementerian Agama, Kantor Urusan Agama, Pengadilan Agama, Pengadilan Negeri Serang, Komisi Pemilihan Umum Provinsi Banten dan Kota Serang, dan badan-badan publik otoritatif lainnya, yaitu instansi lain yang mempunyai tugas, fungsi, dan wewenang dalam penanganan dan penyediaan data yang ada hubungannya dengan gender dan anak.

1.5.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan data terpilah gender dan anak ini adalah sebagai berikut:

1. Penyebaran angket berupa matriks / daftar isian data yang dibutuhkan ke sejumlah instansi atau badan publik pengelola data yang terkait dengan pemberdayaan dan perlindungan perempuan dan anak di wilayah Kota Serang maupun Provinsi Banten, khususnya pada bidang kependudukan, pendidikan, kesehatan, ekonomi, ketenagakerjaan, politik, hukum, dan sosial budaya.

2. Focused Group Discussion (FGD), yang dilaksanakan dengan sejumlah narasumber pengelola data yang otoritatif dari berbagai institusi yagn berwenang, guna mendapatkan konverjensi informasi, dan atau validasi informasi atas sejumlah informasi yang diperoleh dari berbagai sumber dan melalui sejumlah teknik pengumpulan data.

3. Observasi, dilakukan dengan cara melakukan pengamatan secara langsung terhadap obyek kajian guna mendapat pemahaman yang lebih mendalam dan komprehensif mengenai kondisi objektif di lapangan. Pada kajian ini, teknik observasi yang digunakan adalah observasi tanpa berperanserta (non-partisipatori), di mana peneliti hanya berperan sebagai outsider yang tidak melibatkan diri dalam kelompok, komunitas, maupun obyek yang tengah dikaji.

4. Studi dokumentasi, dilakukan dengan cara mempelajari dokumen-dokumen termasuk laporan, penelitian, dan kajian terdahulu relevan guna melengkapi data lapangan kajian ini.

BAB II

Dokumen terkait