• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III DATA GENDER

3.2 Deskripsi Data Gender .1 Bidang Kesehatan

3.2.2 Bidang Pendidikan

Pada bidang pendidikan, data terpilah gender memuat 8 (delapan) data pokok yang sebagian besar informasinya diperoleh dan dikompilasi dari Dinas Pendidikan Kota Serang, yang mencakup sejumlah data dasar bidang pendidikan antara lain: angka melek huruf, angka partisipasi kasar, angka partisipasi murni, dan angka putus sekolah. Sebagian data lainnya diakses dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Dinas Informasi dan Komunikasi, serta Badan Pusat Statistik Kota Serang. Sebagian data diperoleh dalam keadaan belum terpilah berdasarkan gender sehingga belum dapat diindentifikasi potensi ketimpangan gender yang mungkin terjadi di bidang pendidikan. Meski demikian diyakini bahwa ketimpangan gender di bidang ini tidak lagi tampak nyata mengingat aksesibilitas untuk mengenyam pendidikan yang telah sangat terbuka luas bagi laki-laki dan perempuan, didukung pula oleh beragam paket kebijakan dukungan pembiayaan pendidikan dari pemerintah pusat maupun daerah yang memungkinkan masyarakat mengakses pendidikan dengan biaya yang relatif terjangkau.

Angka melek huruf merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur pencapaian pendidikan dasar, khususnya yang terkait dengan program pemberantasan buta aksara (illiteracy) yang masih menjadi salah satu tujuan agenda SDGs. Program ini secara filosofis bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui pemberian bekal dan dukungan dalam meningkatkan akses pengetahuan sehingga mampu meningkatkan kesejahteraannya baik secara sosial maupun ekonomi. Sebelum tahun 2010, AMH digunakan sebagai salah satu parameter dalam mengukur indeks pembangunan manusia, yaitu perbandingan antara jumlah penduduk yang berusia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis huruf latin terhadap total penduduk usia 15 tahun ke atas, yang dirumuskan sebagai berikut:

Tabel 3.10

Angka Melek Huruf Kota Serang Tahun 2016-2019 Tahun % AMH 2016 98.30 2017 98.80 2018 98,86 2019 98,14

Sumber: Dinas Pendidikan dan BPS Kota Serang, 2020 Tabel 3.11

Presentase Penduduk Berumur 15 Tahun yang Melek Huruf Tahun 2018-2019 Kelompok Umur 2018 2019 15 - 19 100 100 20 - 24 100 100 25 - 29 100 100 30 – 34 100 100 35 - 39 99,41 100 40 - 44 97,89 100 45 - 49 100 97,18 50+ 93,57 87,96 Rerata 98.86 98,14

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Serang, 2020 Jumlah Penduduk Usia >15 tahun yang bisa baca tulis

AMH = --- x 100 Jumlah Penduduk Usia >15 tahun

Angka Partisipasi Kasar (APK) Adalah proporsi anak sekolah aktif pada suatu jenjang pendidikan tertentu terhadap penduduk pada kelompok usia sekolah tertentu. APK menunjukkan tingkat partisipasi penduduk secara umum pada suatu jenjang pendidikan di suatu wilayah. APK yang tinggi menunjukkan tingginya tingkat partisipasi sekolah, tanpa memperhatikan ketepatan usia sekolah pada jenjang pendidikannya, yaitu usia 7-12 tahun untuk jenjang pendidikan SD/MI; 13-15 tahun untuk jenjang pendidikan SMP/MTs; dan 16-18 tahun untuk jenjang pendidikan SMA/SMK/MA. Jika nilai APK mendekati atau lebih dari 100% menunjukkan bahwa ada penduduk yang sekolah belum mencukupi umur dan/ atau melebihi umur yang seharusnya. Secara matematis APK dirumuskan sebagai berikut:

Tabel 3.12

Angka Partisipasi Kasar Kota Serang

Jenjang Pendidikan Tahun

2018 2019

SD/MI 111,70 110,94

SMP/MTs 86,86 85,17

SMA/SMK/MA 68,44 77,39

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Serang, 2020

Secara umum APK pada jenjang SD/sederajat sudah mencapai di atas 100%, yang mengindikasikan adanya peserta didik di luar usia 7-12 tahun yang telah atau masih bersekolah pada jenjang SD/sederajat, bisa anak berusia lebih muda dan/atau lebih tua dari 7-12 tahun. Sedangkan pada jenjang pendidikan SMP/sederajat dan SMA/sederajat, APK masih relatif rendah terutama bila dibandingkan dengan APK SMP di Provinsi Banten yang telah mencapai 91,61% pada tahun 2019. APK yang cenderung rendah mengindikasikan adanya problem aksesibilitas pendidikan pada suatu jenjang pendidikan tertentu, mengingat fungsi APK yang mencerminkan partisipasi bersekolah penduduk di suatu wilayah.

Jumlah Murid Sesuai Jenjang Sekolah Tertentu

APK = --- x 100 Jumlah Penduduk Usia Jenjang Sekolah Tertentu

Angka Partisipasi Murni (APM) adalah proporsi penduduk pada kelompok usia jenjang pendidikan tertentu yang masih bersekolah terhadap penduduk pada kelompok usia untuk jenjang pendidikan tersebut, yaitu: usia 7-12 tahun untuk jenjang pendidikan SD/MI; 13-15 tahun untuk jenjang pendidikan SMP/MTs; dan 16-18 tahun untuk jenjang pendidikan SMA/SMK/MA. APM dapat digunakan untuk mengukur daya serap sistem pendidikan terhadap penduduk usia sekolah, yang dihitung secara matematis dengan rumus sebagai berikut:

Tabel 3.13

Angka Partisipasi Murni Kota Serang Tahun 2018-2019

Jenjang Pendidikan Tahun

2018 2019

SD/MI 97,51 97,45

SMP/MTs 81,28 80,04

SMA/SMK/MA 61,59 62,08

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Serang, 2020

Tabel di atas memperlihatkan Angka Partisipasi Murni pada setiap jenjang pendidikan di Kota Serang pada tahun 2018 hingga 2019. Sesuai fungsinya, APM menunjukkan seberapa banyak penduduk usia sekolah yang sudah dapat memanfaatkan fasilitas pendidikan sesuai pada jenjang pendidikannya. Pada jenjang SD/sederajat, APM telah mendekati tingkat yang optimum, yang mengindikasikan menunjukkan seluruh anak usia SD/sederajat tersebut dapat bersekolah tepat waktu sesuai usianya. Sedangkan pada jenjang SMP/sederajat dan SMA/sederajat masih menyisakan sejumlah permasalahan, yang mengindikasikan relatif rendahnya efektivitas penyelenggaraan pendidikan pada kedua jenjang lanjutan tersebut dalam menampung lulusan SD/sederajat yang hendak melanjutkan pendidikannya pada kedua jenjang pendidikan lanjutan tersebut. Dari sisi masyarakat, hal ini juga mengindikasikan problem aksesibilitas yang perlu segera diidentifikasi penyebabnya.

Jumlah Murid Berusia Sesuai dengan Jenjang Sekolah Tertentu

APM = --- x 100 Jumlah Penduduk Usia Jenjang Sekolah Tertentu

Angka Putus Sekolah (APtS) secara teknis menggambarkan proporsi anak yang sudah tidak bersekolah lagi atau yang tidak menamatkan pendidikannya suatu jenjang pendidikan tertentu. Sedangkan secara fungsional APtS digunakan untuk mengukur kemajuan pembangunan di bidang pendidikan dan untuk melihat keterjangkauan pendidikan dan pemerataan pendidikan pada masing masing kelompok usia sekolah, yang secara matematis dihitung dengan rumus berikut:

Tabel 3.14 Angka Putus Sekolah

Tahun 2016-2019

Tahun Angka Putus Sekolah (%) 7-12 tahun 13-15 tahun

2016 0.02 0.03

2017 0.01 0.02

2018 0.16 0.33

2019 0.08 0.29

Sumber: Dinas Pendidikan Kota Serang, 2020

Secara umum angka HLS di Kota Serang cenderung meningkat dari tahun ke tahun, yang secara agregat telah mencapai 12,77 tahun pada tahun 2019. Demikian pula dengan angka RLS yang meningkat menjadi 8,67 tahun yang juga diiringi dengan peningkatan baik pada penduduk laki-laki maupun perempuan. Sayangnya ketimpangan gender masih tampak cukup nyata pada angka RLS, meski angka HLS cenderung menunjukkan ketimpangan yang makin kecil. Informasi tentang hal ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.15

Angka Harapan Lama Sekolah dan Rata-rata Lama Sekolah Berdasar Jenis Kelamin

Tahun 2017-2019

Tahun HLS (Tahun) RLS (Tahun) Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan

2017 12,84 12,42 9,35 7,86

2018 12,85 12,43 9,36 7,87

2019 12,90 12,68 9,41 8,17

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Banten, 2020 Jumlah Murid Putus Sekolah Pada Jenjang Sekolah Tertentu

APtS = --- x 100 Jumlah Penduduk Usia Jenjang Sekolah Tertentu

Dokumen terkait