• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bidang Ibadah dan Da’wah

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

1) Bidang Ibadah dan Da’wah

a) Kegiatan Ibadah Rutin

(1) Shalat Fardhu dilaksanakan setiap waktu shalat dipimpin oleh imam rawatib H. Zainuddin.

(2) H. Zainuddin, bertugas hari : Ahad s.d Sebagai Imam shalat shubuh, dhuhur, ashar.

(3) Ahmad Yani, bertugas hari Ahad, sebagai Imam Maghrib dan Isya.

(4) H. Ruslin AR, bertugas hari Senin, sebagai Imam Maghrib dan Isya.

(5) Hasbu Rosyad, bertugas hari Selasa, Imam Magrib dan Isya.

(6) H. Darwin, bertugas hari : Rabu, sebagai Imam Maghrib dan ‟Isya.

(7) Hasbullah Fahri, bertugas hari: Kamis, Imam Maghrib dan ‟Isya.

(8) H. Muhdhori, bertugas hari Jum‟at, Imam Maghrib dan Isya.

(9) H. Muhasyim, bertugas sebagai imam hari Sabtu, shalat Maghrib dan Isya.

b) Shalat Jum’at

Dilaksanakan setiap hari Jum‟at. Khatib dan Imam disiapkan setahun sebelumnya oleh Bidang Ibadah, dan bila khatib berhalangan, akan di badal oleh: Ishak Ismail, H. Zainuddin dan Ahmad Yani.

c) Ibadah Ramadhan

Dilaksanakan oleh Panitia Ramadhan. Panitia dibentuk oleh Pengurus Masjid dua bulan sebelum 1 Ramadhan. Selama Ramadhan di isi dengan beberapa ibadah, yaitu : Ceramah Subuh, Zuhur, ceramah Taraweh, shalat Taraweh, Witir, Ta‟jil, buka puasa bersama, MTQ Tingkat Remaja dan Anak anak, Sembako murah,

I‟tikaf 10 malam terakhir dan kegiatan ZIS dan Zakat Fitrah.

d) Shalat Idul Fitri

Dilaksanakan oleh Panitia Ramadhan pada tanggal 1 Syawal. Imam dan Khatib disiapkan tiga bulan sebelumnya. Tempat shalat Idul Fitri di masjid.

e) Shalat Idul Adha

Dilaksanakan oleh Panitia Idul Adha setiap 10 Dzulhijjah. Panitia dibentuk oleh Pengurus Masjid sebulan sebelumnya. Pelaksanaan shalat Idul Adha di Masjid. Kegiatan utama sebelum Idul Adha ialah menerima hewan qurban dari jama‟ah. Kegiatan itu dilaksanakan 10 hari sebelum penyembelihan. Setelah shalat Idul Adha (10 Dzulhijjah) dilaksanakan penyembelihan hewan qurban, kecuali bila Idul Adha pada hari Jum‟at, maka penyembelihan hewan qurban dilaksanakan pada hari Sabtu. Daging hewan qurban setelah dibungkus akan dibagikan kepada 3000 mustahik yang berdomisili disekitar Masjid At Taqwa. Kepercayaan masyarakat untuk menitipkan hewan qurbannya pada Panitia Masjid sampai hari ini masih tinggi. Setiap tahun panitia menerima hewan qurban berupa sapi sekitar 20 ekor, dan kambing sekitar 80 ekor lebih.

f) Pengajian Rutin

1) Majelis Ta‟lim Kaum Ibu :

Setiap hari Rabu, pukul 09.00 – 11.00. Nara sumbernya : Dr. H.M. Sutrisno, K.H. Rusli Amin dan Hj. Ohan Zarkasih.

2) Majelis Ta‟lim Kaum Bapak dan Ibu : Dilaksanakan setiap hari Senin dan Kamis, ba‟da Isya. Nara Sumbernya: Dr. H.M. Sutrisno, H. Sofyan Munawar, dan Daniel Barkah (bergantian hari Senin).

3) Pengajian Dhuha : Dilaksanakan dua kali setiap bulan, Ahad kedua dan Ahad keempat,

mulai jam 07.00 sampai 09.00 WIB. Nara Sumbernya antara lain

Prof. Aziz Fahrurrozi,

Prof. Hamdani Anwar, Prof. Ahmad Thib Raya.

4) Kajian Subuh : Dilaksanakan setiap Ahad Ketiga dan Ahad kelima, ba‟da shalat Subuh. Nara Sumbernya : Dr. H.M.Sutrisno, Mazlam Salim, Rusydi, Dr. Sugiarto, Daniel, bergantian pada Ahad ketiga.

5) Kultum Subuh oleh Pengurus Masjid.

g) Kegiatan Lain-Lain

Mengirimkan ustadz/guru mengaji ke musholla di sekitas Masjid at-Taqwa.

Menyumbang honorarium guru mengaji pada TPA/Musholla disekitar masjid.

2) Politik

Masjid at-Taqwa tidak berafiliasi dengan partai politik tertentu karena masjid ini merupakan wadah untuk kajian keilmuan termasuk politik secara umum.”Masjid harus menjadi pusat pembangunan kehidupan umat, seperti dicontohkan oleh Rasulullah SAW ketika hijrah ke Madinah. Pembangunan masjid adalah fondasi awal dari pembangunan

kehidupan keumatan (komunitas). Islam bukan sekadar

agama dalam arti sempit (kumpulan aturan-aturan ritual semata) maka politik juga menjadi bagian yang tak terpisahkan dari keagamaan. Memang pandangan ini bisa menimbulkan pemahaman kaku dan sempit yang akhirnya melahirkan sikap-sikap politik yang eksklusif dan sempit. Pandangan seperti ini bisa melahirkan perpecahan dan

keresahan. Untuk menangkal perpecahan diperlukan

pemahaman yang imbang, inklusif dan rasional.Memisahkan

politik dari masjid menjadi keharusan bagi negara-negara yang menganut paham sekuler. Karena memang agama sama sekali tidak ada kaitannya dengan kehidupan berbangsa dan

bernegara. Indonesia memang bukan negara agama, tetapi

agama menjadi bagian mendasar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karenanya politik dan agama tidak wajar dipisahkan karena agama dan kehidupan publik di negara Indonesia tidak bisa dipisahkan. Keputusan publik yang tidak menghiraukan nilai-nilai agama justeru dapat dianggap sebagai kebijakan yang secara inheren (mendasar) bertentangan dengan dasar negara, Pancasila. Kita tidak boleh mengambil kesimpulan bahwa politik harus dijauhkan dari masjid, sebaliknya masjid harus dijadikan sebagai salah

satu pusat penyadaran atau pendidikan politik bagi umat. Alangkah ruginya secara politik umat ini jika masjid hanya dijadikan tempat ibadah ritul.”9

3) Pendidikan

a) Bekerja sama dengan PIA atau Pendidikan Islam Al-Azhar.

Yaitu Lembaga Pendidikan setingkat Madrasa milik Yayasan Al Azhar pimpinan Buya Hamka, kantor pusatnya di Masjid Agung Al Azhar Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Justru cikal bakal keberadaan Masjid At Taqwa Kompleks Pajak ini di bangun adalah diilhami oleh adanya PIA. Tujuan utama berdirinya Masjid adalah untuk tempat praktek shalat murid PIA. Karena tidak ada murid lagi, maka PIA di bubarkan tahun 2010.

b) Mendirikan LPA (Lembaga Pendidikan Al Qur’an) a-Taqwa :

1) Pendidikan TKA (Taman Kanak-Kanak Al Qur‟an) usia 4-5 tahun.

2) Pendidikan TPA (Taman Pendidikan Al Qur‟an usia 6-12 tahun.

3) Tahsin dan Tahfizh (kursus berpaket).

4) Santri yang diterima usia SMP, SMA, Mahasiswa, maupun orang Dewasa. Materi Pendidikan yang diberikan : tajwid dan hafalan.

5) Kursus Bahasa Arab dan Pelatihan Kader Dakwah.

c) Pendidikan Anak-Anak/Taman Pendidikan Al- Qur’an (TPA)

Usia dini adalah usia yang paling tepat untuk menanamkan keimanan dan keIslaman kepada anak-anak. Sehubungan dengan hal tersebut Masjid at-Taqwa menyelenggarakan pendidikan agama untuk anak-anak usia SD,

(1) Peserta didiknya sebanyak 144 orang anak. (2) Jumlah guru sebanyak 14 orang.

(3) Waktu Belajar:

Hari Senin, Rabu, dan Kamis.

Jam 11.30 – 12.30. untuk TKA Pagi Jam 13.00 – 14.00 untuk TKA Siang

9

Hasil resume dari ceramah dan wawancara Dr. Sutrisno Hadi di Masjid at-Taqwa saat memberikan kajian yang bertema politik Islam.

Hari Senin, Rabu, Jum‟at

Jam 16.00 – 17.15 untuk TKA Sore

Sistem Belajar Campuran (LAMPIRAN-A3_3, Foto-1)

(a) Klasikal, untuk mata pelajaran membaca al-Qur‟an dan menghafal doa-doa tertentu dan surat-surat pendek.

(b) Individual, program ini untuk membaca Iqra‟ sesuai kemampuan siswa masing-masing.

Mata Pelajaran yang diberikan: (1) Membaca Al Qur‟an.

(2) Praktek Sholat. (3) Aqidah.

(4) Akhlak.

(5) Menghafal beberapa do‟a dan surat-surat pilihan.

d ) Musabaqah Tilawatil Qur’an

Setiap bulan Ramadhan di masjid At-Taqwa dilaksanakan kegiatan musabaqoh Tilawatil Qur‟an. Pesertanya adalah anak-anak dan ramaja yang berada disekitar masjid At-Taqwa.Kepada peserta yang memenangkan lomba diberikan hadiah.

e ) Perpustakaan

Salah satu sumber ilmu dan pengetahuan adalah buku. Membaca adalah cara untuk menambah ilmu dan wawasan. Untuk itu yayasan telah menyediakan perpustakaan dengan data-data sebagai berikut:

(1) Perpustakaan dibuka setiap hari mulai hari Senin sampai dengan hari Jum‟at mulai jam 09.00 sampai jam 14.00.

(2) Koleksi bukunya sebanyak 625 judul buku.

(3) Perolehan buku berasal dari pembelian, sumbangan dari Pemda DKI, sumbangan dari perorangan dan lain-lain. (LAMPIRAN-A3_3, Foto-2).

f) Publikasi

(1) Setiap pengajian materi tafsir disarikan dalam tabloid Ittaqullah yang dibagikan kepada jamaah.

(2) Pada pengajian majelis taklim ibu-ibu, disarikan dalam bentuk tabloid Inayah yang dibagikan kepada jamaah. (3) Penerbitan tersebut di up load pada web site milik

Masjid At-Taqwa, dengan nama attaqwa.masjid.asia.

4) Bidang Sosial Kemasyarakatan