• Tidak ada hasil yang ditemukan

II PENDEKATAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.8 Bidang Masalah

Bidang masalah ialah pokok permasalahan atau materi yang dikandung dalam suatu tulisan atau gambar yang dimuat oleh suatu media termasuk surat kabar (Mulyadi 2001:25). Bidang masalah harus sesuai dengan tujuan penelitian untuk memudahkan proses penelitian analisis isi. Hendaknya pemuatan bidang masalah dalam penelitian analisis isi didasarkan atas pengetahuan yang tepat dari peneliti. Konstruksi bidang masalah ditunjukkan dengan kategori yang digunakan dalam analisis isi dan harus berhubungan erat dengan variabel penelitian.

Mintarsih (1987:40) mengategorikan lima bidang masalah pertanian sebagai berikut: (1) Produksi Pertanian, (2) Teknologi Pasca Panen, (3) Manajemen Usaha Tani, (4) Pembaruan Pertanian, dan (5) Kebijakan Pemerintah.

Nasoetion (1990:34) menyatakan bahwa pertanian ialah suatu usaha untuk mengadakan suatu ekosistem buatan untuk menyediakan bahan makanan bagi manusia. Lebih lanjut Nasoetion (1990:34) mengungkapkan bahwa usaha pertanian pada dasarnya bersandar pada kegiatan menyadap energi surya agar menjadi energi kimia melalui proses fotosintesis. Hasil fotosintesis ini kemudian menjadi bagian tumbuhan atau hewan yang dapat dijadikan makanan manusia, bahan sandang dan papan, sumber energi, dan bahan baku industri.

Lebih lanjut Nasoetion (1990:34) mengungkapkan bahwa untuk mendapatkan bahan-bahan organik itu tumbuhan dan hewan harus dapat hidup di dalam suatu lingkungan yang terdiri atas tanah, air dan udara pada suatu iklim yang sesuai. Oleh karena itu, ilmu-ilmu pertanian mencakup, antara lain: ilmu tanah, tata air, cuaca, dan iklim yang tergolong ke dalam kelompok ilmu-ilmu lingkungan kehidupan dan budidaya.

Sanusi (1989:43-44) membagi bidang masalah dalam menganalisis isi surat kabar pedesaan menjadi 17 kategori, yaitu;

(1)Pertanian, (2) Kesehatan, (3) Lingkungan, (4) Pendidikan, (5) Koperasi, (6) Transmigrasi, (7) Kebudayaan dan Pariwisata, (8) Ekonomi dan Industri, (9) Hukum dan Kamtibnas, (10) Teknologi Terapan, (11) Olahraga, (12) Pembangunan Fisik, (13) Politik dan Kegiatan Pemerintahan, (14) Pembangunan Spiritual, (15) Energi dan Tambang, (16) Hiburan, dan (17) Iklan.

Selanjutnya Sihombing (1994:7-11) menunjukkan bahwa kategori bidang masalah pertanian yang dianalisis, ialah:

1) Sosial Ekonomi Pertanian, (2) Penyuluhan dan Komunikasi, (3) Iklim dan Cuaca, (4) Keteknikan Pertanian, (5) Farming System, (6) Pangan dan Gizi, (7) Peraturan Bidang Pertanian, (8) Lahan dan Kondisinya, (9) Budidaya Tanaman, (10) Hama dan Penyakit, (11) Budidaya Ikan, (12) Sumberdaya Perairan, (13) Pengolahan Hasil Pertanian, (14) Budidaya Ternak, (15) Kesehatan Ternak, (16) Kehutanan, dan (17) Bidang lain.

Sebagaimana kategori-kategori bidang masalah pertanian di atas, maka kategori bidang masalah pertanian yang digunakan pada penelitian ini, ialah: 1) Lingkungan Pertanian, 2) Kesejahteraan Petani, 3) Ketenagakerjaan Pertanian, 4) Pemasaran Pertanian, 5) Sistem Keuangan dan Permodalan Pertanian, 6) Sarana Produksi Pertanian, 7) Prasarana Produksi Pertanian, 8) Penyuluhan dan Pendidikan Pertanian, 9) Komunikasi dan Informasi Pertanian, 10) Komoditas Pertanian, 11) Iklim dan Cuaca, 12) Keteknikan Pertanian, 13) Pangan dan Gizi, 14) Peraturan Bidang Pertanian, 15) Lahan dan Kondisinya, 16) Budidaya Tanaman, 17) Hama dan Penyakit, 18) Budidaya Ikan, 19) Sumberdaya Perairan, 20) Pengolahan Hasil Pertanian, 21) Budidaya Ternak, 22) Kesehatan Ternak, dan 23) Kehutanan.

Suatu kategori dapat dipakai dalam sebuah penelitian apabila kategori tersebut sesuai dengan tujuan studi. Oleh karena itu, kategori-kategori diatas disesuaikan dengan tujuan penelitian yakni mengetahui proporsi berita-berita pertanian. Penentuan kategori bidang masalah pertanian berdasarkan pengamatan dan kecenderungan yang ada pada SKH Kompas serta berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu. Penjelasan dari masing-masing kategori bidang masalah pertanian tersebut adalah:

1. Lingkungan Pertanian

Lingkungan pertanian adalah suatu sistem yang berasal dari luar pertanian yang berpengaruh atas keadaan pertanian tersebut (Notohadiprawiro 1989:3). Dalam suatu bangunan pertanian, perlu diperhatikan aspek-aspek lingkungan mikro dan pengendaliannya yang diperlukan untuk memaksimalkan fungsi dan bangunan tersebut sesuai dengan tujuan dibangunnya. Dalam hal ini, kategori lingkungan pertanian mencakup beberapa hal, yaitu: keadaan alam yang terjadi di lingkungan sekitar pertanian, dampak kerusakan alam pada pertanian, manajemen sumber daya alam, tata ruang lingkungan pertanian, tata pertanaman, dan kerusakan alam (banjir, erosi, longsor, dll). Segala sesuatu yang memengaruhi ketahanan lingkungan pertanian dan berdampak pada kerusakan lingkungan pertanian juga termasuk ke dalam kategori lingkungan pertanian.

2. Kesejahteraan Petani

Pengertian kesejahteraan petani menurut kamus Bahasa Indonesia adalah hal atau keadaan sejahtera yang dialami oleh petani. Kesejahteraan petani dalam hal ini adalah kondisi sosial yang dialami oleh petani, seperti kerugian, keuntungan, dan kestabilan produktivitas pertanian. Dalam hal ini, kategori kesejahteraan petani mencakup beberapa hal, yaitu: kondisi sosial petani (termasuk nelayan, peternak, dan pedagang) baik psikis maupun materiil (petani terpuruk, petani melarat), tingkat pengetahuan dan keahlian petani dalam bidang pertanian, sikap petani dalam pengambilan keputusan, dan tindakan petani dalam menangani masalah pertanian. Bukan hanya itu, bagaimana petani mengambil keputusan dan bertindak pada kondisi yang

sedang dialaminya serta seberapa besar tingkat pengetahuan dan keahlian yang dimiliki oleh petani.

3. Ketenagakerjaan Pertanian

Ketenagakerjaan pertanian adalah banyaknya tenaga kerja petani sawah yang membudidayakan atau mengusahakan tanaman padi dengan tujuan memenuhi kebutuhan hidup (Unikom 2004:13). Tenaga kerja itu sendiri didefinisikan sebagai penduduk yang berada pada usia kerja (15-64 tahun) atau jumlah seluruh penduduk dalam suatu negara yang dapat memroduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga kerja mereka, dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut. Dalam hal ini, kategori ketenagakerjaan petani mencakup beberapa hal, yaitu: tingkat tenaga kerja petani dan buruh tani, pekerja upahan, buruh angkut, pemilik penggarap, penyakap, penyewa, dan lain sebagainya. Bukan hanya itu, ketenagakerjaan pertanian juga meliputi tingkat upah petani, penawaran dan permintaan buruh tani, produktivitas tenaga kerja petani.

4. Pemasaran Pertanian

Pengertian pemasaran menurut Stanton dalam Ahmad (2009) adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan dengan tujuan untuk merencanakan dan menentukan harga sampai dengan memromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang bisa memuaskan kebutuhan pembeli aktual maupun potensial. Dalam hal ini, kategori pemasaran pertanian mencakup beberapa hal, yaitu: kenaikan dan penurunan harga komoditas pertanian, sistem tataniaga pertanian, pendapatan pemasaran pertanian, harga produksi pertanian, serta biaya (termasuk biaya operasional lembaga) dalam bidang pertanian (pupuk, tanaman, dan perikanan).

5. Sistem Keuangan dan Permodalan Pertanian

Sistem keuangan itu sendiri menurut Cunningham (2009) merupakan seluruh rangkaian dari berbagai unsur yang saling terkait yang terdiri dari rumah tangga, lembaga pemerintah, lembaga keuangan yang membentuk pasar keuangan. Sedangkan pengertian permodalan menurut Tri (2011) adalah usaha untuk memeroleh dana yang dibutuhkan oleh badan usaha secara efisien

serta bagaimana menggunakan dana tersebut. Sistem keuangan dan permodalan pertanian di sini mencakup stabilisasi pertumbuhan ekonomi, seperti laju inflasi, anggaran, investasi, dan indeks harga yang dipengaruhi oleh stabilisasi harga-harga komoditas pertanian. Bukan hanya itu, Sistem keuangan dan permodalan pertanian juga mencakup laju inflasi dalam bidang pertanian, anggaran pertanian, laju kenaikan dan penurunan harga di bidang pertanian, indeks harga, investasi, dan lain sebagainya. Hal tersebut juga dapat dipengaruhi oleh nilai kurs rupiah.

6. Sarana Produksi Pertanian

Sarana produksi pertanian adalah fasilitas yang diperlukan dalam menunjang kegiatan-kegiatan pertanian. Sarana produksi pertanian termasuk pada salah satu subsistem agribisnis yaitu subsistem agribisnis hulu yakni kegiatan industri dan perdagangan yang menghasilkan sarana produksi pertanian yakni pembenihan (pembibitan) tumbuhan, industri agrokimia (pupuk, pestisida, obat, vaksin ternak) dan industri agro-otomotif (mesin dan peralatan pertanian) serta industri pendukung lainnya. Dalam hal ini, kategori sarana produksi pertanian mencakup beberapa hal, yaitu: penyediaan, pengawasan serta pendistribusian pupuk, bibit unggul, insektisida, pestisida, obat ternak, dan lain-lain. Bukan hanya itu, sarana produksi pertanian juga mencakup segala sesuatu yang berhubungan dengan pembenihan atau pembibitan, pemupukan, serta penyediaan sarana-sarana pertanian lainnya yang dapat menunjang produktivitas pertanian.

7. Prasarana Produksi Pertanian

Prasarana produksi pertanian diperlukan untuk memanfaatkan sumberdaya pertanian dan membangun pertanian komersial. Ketersediaan prasarana merupakan syarat untuk menghasilkan, memasok, dan menyalurkan sarana pertanian yang langsung diperlukan bagi kegiatan produksi. Dengan demikian, ketersediaan prasarana menjadi penting karena secara tidak langsung menentukan berhasil tidaknya kegiatan produksi (Sudi et al 2005:18). Dalam hal ini, kategori prasarana produksi mencakup penyediaan dan pengawasan infrastruktur pertanian, seperti: jalan, jembatan, bendungan,

dan lain-lain. Bukan hanya itu, prasarana produksi pertanian juga meliputi gudang dan lantai jemur.

8. Penyuluhan dan Pendidikan Pertanian

Menurut Suharyanto (2008) pengertian penyuluhan pertanian adalah proses pendidikan dengan sistem pendidikan nonformal untuk mengubah perilaku orang dewasa agar memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang lebih baik. Sehingga sasaran dapat memilih dan mengambil keputusan dari berbagai alternatif pengetahuan yang ada untuk menyelesaikan permalasalahan dalam upaya meningkatkan kesejahteraannya. Dalam hal ini, kategori penyuluhan dan pendidikan pertanian mencakup beberapa hal, yaitu: pendidikan, kursus dan pelatihan bagi masyarakat petani, pembinaan keswadayaan petani, pembentukan organisasi petani, pemberdayaan petani, profesionalitas penyuluh, serta upaya meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya.

9. Informasi Pertanian

Menurut Davis dalam Rahmat (2005) informasi merupakan data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang. Informasi di bidang pertanian adalah suatu data di bidang pertanian yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya, baik petani maupun masyarakat luas. Dalam hal ini, kategori informasi pertanian mencakup beberapa hal, yaitu: informasi panen raya, petani yang berhasil, perlombaan usaha tani, pejabat pemerintah yang memajukan usaha pertanian, kenaikan pangkat dan pergantian pejabat di lingkup departemen pertanian, informasi penelitian terbaru di bidang pertanian dan lain sebagainya. Bukan hanya itu, kategori informasi pertanian juga mencakup beberapa informasi pertanian yang tidak termasuk ke dalam bidang masalah lain. Misalnya, hasil penemuan oleh seorang ahli pertanian, pejabat pemerintah yang turut ikut menanam padi unggul, mutu informasi pertanian dan mutu saluran komunikasi, relasi gender dengan penggunaan informasi dan sebagainya. Termasuk kegiatan-kegiatan pertanian yang dilakukan oleh petani, pemerintah, LSM, dan masyarakat.

10.Komoditas Pertanian

Pengertian komoditas menurut Wibisono (2010) adalah barang yang disediakan dari alam yang diolah maupun diambil secara langsung (extracting) untuk memenuhi kebutuhan manusia. Komoditas ini dapat berupa hasil pertanian, hasil perkebunan, hasil perikanan, peternakan, dan lain-lain. Dalam hal ini, kategori komoditas pertanian mencakup beberapa hal, yaitu: penurunan dan kenaikan produksi pertanian (padi, jagung, gula, kakao, ikan ternak, dll), varietas unggul, penemuan jenis dan bentuk tanaman atau komoditas yang baru dikenal. Bidang masalah komoditas pertanian mencakup segala sesuatu yang berhubungan dengan kondisi produktivitas komoditas pertanian, seperti penurunan dan peningkatan produksi, penurunan dan peningkatan mutu komoditas, varietas unggul, serta penemuan jenis dan bentuk tanaman atau komoditas yang baru dikenal.

11.Iklim dan Cuaca

Cuaca terjadi karena suhu dan kelembaban yang berbeda dari satu tempat ke tempat lainnya karena perbedaan lintang bumi. Cuaca biasanya merupakan sebuah aktivitas fenomena dalam waktu beberapa hari. Cuaca rata-rata dengan jangka waktu yang lebih lama dikenal sebagai iklim (Wikipedia 2011). Fluktuasi angka produksi pertanian sangat ditentukan oleh kondisi iklim. Mulai dari curah hujan, suhu udara (temperatur), dan berbagai kondisi cuaca di sekitar usaha budidaya pertanian (Deeck 2007). Dalam hal ini, kategori iklim dan cuaca mencakup beberapa hal, yaitu: cahaya, kelembaban, suhu, tekanan, gerakan udara, curah hujan, dan musim yang berhubungan dengan usaha tani. Termasuk tentang perubahan, pengaruh dan usaha-usaha penanggulangannya.

12.Keteknikan Pertanian

Keteknikan merupakan penerapan dasar-dasar teknik dalam bidang pertanian yang mencakup teknik mesin budidaya pertanian, teknik proses hasil pertanian (pangan), energi dan listrik pertanian, perbengkelan dan instrumentasi di bidang pertanian, ergonomika alat dan mesin pertanian, sistem dan manajemen keteknikan pertanian, dan lain-lain (Wikipedia 2010). Sedangkan teknik pertanian adalah suatu cara untuk meningkatkan efisiensi

usaha pertanian guna meningkatkan produktivitas, mutu, kontinuitas pasokan produk-produk pertanian, kesejahteraan petani, dan kelestarian lingkungan (Wikipedia 2010). Dalam hal ini, keteknikan pertanian mencakup: desain alat, mesin, bangunan untuk usaha pertanian, teknik pengoperasian, dan pendistribusian alat pertanian (tanaman, perikanan, dan peternakan). Sebagai contoh, mesin pengolah tanah, alat penangkap ikan, bangunan pemeliharaan ternak, dan bangunan irigasi.

13.Pangan dan Gizi

Saat ini fenomena yang terus berkembang yaitu adanya kesadaran kuat dari berbagai kalangan bahwa pangan dan gizi mempunyai peranan yang sangat kuat dalam membentuk suatu individu yang sehat dan produktif. Komoditas pangan yang dapat memenuhi kebutuhan akan gizi di antaranya bersumber dari pangan hewani dan nabati. Sudah diketahui bahwa berbagai bahan pangan hewani, seperti: daging, ikan, telur, susu, dan unggas. Sedangkan bahan pangan nabati, seperti: beras, sayuran, umbi-umbian, dan buah-buahan. Baik bahan pangan hewani maupun nabati banyak mengandung gizi dan nutrisi yang memiliki komposisi kimia yang diperlukan bagi kehidupan manusia (Gunawan 2011). Dalam hal ini, kategori pangan dan gizi mencakup: pengolahan pangan, ketahanan pangan, dan pengaruhnya bagi tubuh manusia yang bersumber dari hasil pertanian (tanaman, ternak dan perikanan).

14.Kebijakan dan Peraturan Bidang Pertanian

Kebijakan merupakan rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak (Wikipedia 2011). Berbeda dengan peraturan yang dapat memaksakan atau melarang suatu perilaku dan tindakan, kebijakan hanya menjadi pedoman tindakan yang paling mungkin memeroleh hasil yang diinginkan. Kebijakan dan peraturan di bidang pertanian dapat merujuk pada proses pembuatan keputusan-keputusan penting organisasi di bidang pertanian, termasuk identifikasi berbagai alternatif, seperti: prioritas program pertanian atau pengeluaran dan pemilihannya berdasarkan dampaknya. Dalam hal ini, kategori kebijakan dan peraturan bidang pertanian

mencakup: proses pembuatan dan isi undang-undang serta aplikasinya, kebijakan-kebijakan pemerintah di bidang pertanian, program-program pertanian yang baru diciptakan oleh pemerintah atau organisasi, peraturan-peraturan di bidang pertanian yang baru dibuat oleh pemerintah atau organisasi.

15.Lahan dan Kondisinya

Lahan adalah bagian dari bentang alam fisik yang meliputi pengertian lingkungan fisik, seperti: tanah, iklim, topografi atau relief, hidrologi, dan vegetasi alami dimana secara potensial akan berpengaruh terhadap penggunaan lahan yang di dalamnya adalah akibat kegiatan-kegiatan manusia baik masa lalu maupun sekarang (Eirlangga 2007). Dalam hal ini, kategori lahan dan kondisinya mencakup: unsur-unsur tanah seperti bahan mineral, bahan organik, air tanah, irigasi (pengairan), kesesuaian lahan untuk tanaman, potensi dan pembukaan lahan baru, penyempitan lahan pertanian, teknologi pengolahan lahan untuk tanaman, potensi lahan, sumberdaya lahan, kemiringan lereng, tekstur tanah, kapasitas air tersedia, kedalaman efektif, lahan yang terdaftar di Pajak Hasil Bumi, Iuran Pembangunan Daerah, lahan bengkok, lahan serobotan, lahan rawa yang ditanami padi, lahan-lahan bukaan baru, dan sengketa lahan pertanian.

16.Budidaya Tanaman

Dalam pertanian, budidaya merupakan kegiatan terencana pemeliharaan sumber daya hayati yang dilakukan pada suatu area lahan untuk diambil manfaat atau hasil panennya (Wikipedia 2010). Kegiatan budidaya dapat dikatakan sebagai inti dari usaha tani. Usaha budidaya tanaman mengandalkan pada penggunaan tanah atau media lainnya untuk membesarkan tanaman dan lalu memanen bagiannya yang benilai ekonomi. Bagian ini dapat berupa biji, buah, daun, bunga, batang, tunas, dan semua bagian lain yang bernilai ekonomi. Dalam hal ini, kategori budidaya tanaman mencakup: usaha memaksimumkan hasil, bercocok tanam, pelestarian dan pemuliaan tanaman, meningkatkan daya guna hasil tanaman, dan proses pemupukan secara organik.

17.Hama dan Penyakit

Hama adalah binatang perusak tanaman budidaya, seperti wereng, kutu loncat, belalang, ulat, tikus, dan lain-lain. Sedangkan penyakit tanaman terjadi jika ada perubahan seluruh atau sebagian organ-organ tanaman yang menyebabkan terganggunya kegiatan fisiologisnya (Hotimah 2010). Penyebab penyakit tanaman, seperti: bakteri, cendawan, virus, kekurangan atau kelebihan air, kekurangan atau kelebihan unsur hara, atau karena tanaman mendapatkan stress lingkungan. Dalam hal ini, kategori hama dan penyakit mencakup: identifikasi dan analisis keterkaitan antara hama dan penyakit dengan faktor-faktor lingkungan agroekosistem, pengaruhnya, serta cara atau teknologi pengendaliannya terhadap tanaman, penanggulangan, pengendalian, dan pemberantasan hama tanaman, dampak pada tanaman akibat terserang hama, kondisi tanaman yang terserang hama dan penyakit, dan lain-lain. 18.Budidaya Ikan

Budidaya ikan merupakan bentuk pemeliharaan dan penangkaran berbagai macam ikan sebagai komponennya. Kegiatan budidaya ikan yang paling umum dilakukan di kolam atau empang, tambak, tangki, karamba, serta karamba apung. Dalam hal ini, kategori budidaya ikan mencakup: pengolahan lahan dan jasad perairan untuk budidaya ikan, mengembangbiakan, penyediaan benih, penyediaan dan pemberian makanan ikan, perawatan kesehatan ikan, pengelolaan jasad budidaya ikan, pelestarian jenis ikan, penemuan jenis dan bentuk ikan yang baru dikenal, pelestarian, pengelolaan, dan penyediaan ikan serta usaha pembesaran benih ikan. Termasuk penemuan ikan yang unik dan baru dikenal yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi. 19.Sumberdaya Perairan dan Laut

Sumberdaya perairan dan laut adalah suatu bidang yang membahas kondisi perairan dan laut yang berdampak pada sumberdaya-sumberdaya yang terkandung di dalamnya. Dalam hal ini, kategori sumberdaya perairan dan laut mencakup: potensi sumberdaya perairan, kesesuaian habitat, pencegahan penyuburan, pencegahan dan pengendalian pencemaran perairan, pengendalian tanaman air dan gulma, konservasi perikanan, pemanfaatan sumber daya hayati laut, rehabilitasi lingkungan perairan dan laut, peningkatan

dan pengurangan produktivitas sumberdaya perairan dan laut, dan pengenalan beberapa kegiatan yang dirancang untuk melestarikan sumberdaya perairan dan laut.

20.Pengolahan Hasil Perikanan

Pengolahan hasil perikanan merupakan usaha dalam menangani hasil tangkapan ikan dari laut maupun hasil perikanan dari budidaya secara tepat dengan mutu yang terjaga baik serta layak dipasarkan di dalam negeri ataupun di luar negeri. Dalam hal ini, kategori pengolahan hasil perikanan mencakup: usaha menyelamatkan dan meningkatkan dayaguna hasil perikanan sejak diproduksi sampai kepada konsumen dan teknis penanganan hasil perikanan yang menyangkut kebutuhan lahan, alat, bahan, biaya, tenaga kerja, pendugaan stok ikan, dan teknis pengawetan hasil perikanan, yaitu: pendinginan, pembekuan, penggaraman, dan pengeringan.

21.Budidaya Ternak

Budidaya ternak melibatkan usaha pembesaran bakalan atau benih pada suatu lahan tertentu selama beberapa waktu untuk kemudian dijual, disembelih untuk dimanfaatkan daging serta bagian tubuh lainnya, diambil telurnya, atau diperah susunya. Dalam hal ini, kategori budidaya ternak mencakup: sistem pemeliharaan, seleksi, sistem perkawinan, penggemukan, pembagian ternak kepada para petani untuk dipelihara, pelestarian ternak, usaha peningkatan dayaguna hasil ternak (mutu daging, susu dan telor), pengolahan dan pemberian pakan ternak, komoditi ternak besar dan kecil, dan penemuan jenis dan bentuk ternak yang baru dikenal.

22.Kesehatan Ternak

Kesehatan ternak adalah suatu status kondisi tubuh hewan (ternak) dengan seluruh sel yang menyusunnya dan cairan tubuh yang dikandungnya secara fisiologis berfungsi normal. Dalam hal ini, kategori kesehatan ternak mencakup: usaha pencegahan dan pengobatan penyakit, fasilitas kesehatan, penyakit yang dapat ditularkan oleh ternak dan hewan kepada manusia, desinfeksi kandang dan peralatan, penyediaan fasilitas desinfeksi, dan cara menanggulangi ternak mati.

23.Kehutanan

Kehutanan adalah suatu praktik untuk membuat, mengelola, menggunakan, dan melestarikan hutan untuk kepentingan manusia (Wikipedia 2011). Dalam hal ini, kategori kehutanan mencakup: kondisi hutan, hasil hutan, habitat hewan hutan, industri kehutanan, kegiatan-kegiatan pemerintah dalam menangani permasalahan kehutanan secara keseluruhan, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah penguasaan dan penggunaan areal hutan, seperti: tata guna lahan kehutanan, alih fungsi hutan, perebutan lahan kehutanan, dan lain sebagainya.