• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sanitasi Lingkungan

1. Masalah yang berkaitan dengan air

2.4. Nyamuk Penular DBD

2.4.1 Bionomik Vektor

Bionomik vektor adalah tempat perindukan (breeding place), kebiasaan menggigit (feeding habit), kebiasaan istirahat (resting habit) dan jarak terbang (flightrange) (Soedarmo, 1998). Menurut Soegijanto (2003), tempat perindukan utama adalah tempat-tempat penampungan air di dalam dan di sekitar rumah.

Biasanya tidak melebihi jarak 500 (lima ratus) meter dari rumah. Nyamuk Ae.aegyptitidak berkembang biak pada genangan air yang langsung berhubungan dengan tanah. Jenis-jenis tempat perkembangbiakan nyamuk Ae.aegyptidapat dikelompokkan sebagai berikut :

a. Tempat Penampungan Air (TPA), untuk keperluan sehari-hari seperti drum, tangki reservoir, tempayan, bak mandi, WC, ember dan lain-lain.

b. Tempat penampungan air bukan untuk keperluan sehari-hari seperti tempat minum burung, vas bunga, perangkap semut, barang-barang bekas (ban, kaleng, botol, plastik dan lain-lain).

c. Tempat penampungan air alamiah seperti lubang pohon, pelepah daun, tempurung kelapa, dan lain-lain.

Nyamuk Ae. aegyptidisebut black-white mosquito karena tubuhnya ditandai dengan pita atau garis-garis putih keperakan diatas dasar hitam, yamuk ini sering disebut nyamuk rumah. Masa pertumbuhan dan perkembangan nyamuk Ae.aegyptimengalami metamorfosa sempurna melalui 4 tahap yaitu telur, larva, pupa dan dewasa.

Nyamuk dewasa 1-2 hari

Pupa Telur

(kepompong)

6-7 hari 1-2 hari

Jentik

Gambar 2. 1. Siklus Hidup Nyamuk Ae.aegypti

Setiap bertelur, nyamuk betina dapat mengeluarkan telur sebanyak 100 butir.

Telur berbentuk ellips atau oval memanjang, warna hitam, ukuran 0,5–0,8 mm, permukaan poligonal, tidak memiliki alat pelampung, diletakkan satu per satu pada benda–benda yang terapung pada dinding bagian dalam tempat penampungan air yang berbatasan langsung dengan permukaan air. Jentik kecil berwarna transparan dengan corong pernafasan berwarna hitam (siphon) yang menetas dari telur dan akan tumbuh menjadi besar yang panjangnya 0,5–1 cm. Jentik akan selalu bergerak aktif

dalam air dengan gerakan berulang-ulang dari bawah ke atas permukaan air untuk bernafas (mengambil udara), kemudian turun kembali ke bawah dan seterusnya.

Pada waktu istirahat posisi hampir tegak lurus dengan permukaan air.Biasanya berada di sekitar dinding tempat penampungan air. Setelah 6-8 hari jentik akan berubah menjadi kepompong. Kepompong berbentuk koma, geraknya lamban dan sering berada di permukaan air. Setelah 1-2 hari akan menjadi nyamuk dewasa.

Nyamuk betina Ae.aegyptilebih menyukai darah manusia dari pada binatang (antropophilik). Darahnya diperlukan untuk mematangkan telur jika dibuahi oleh sperma nyamuk jantan sehingga dapat menetas.Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan perkembangan telur mulai dari nyamuk menghisap darah sampai telur dikeluarkan biasanya bervariasi antara 3-4 hari.Jangka waktu tersebut satu siklus gonotropik.

Nyamuk betina biasanya mencari mangsa pada siang hari dengan 2 (dua) puncak aktivitas yaitu pukul 09.00–10.00 dan pukul 16.00-17.00. Nyamuk Ae.aegyptimempunyai kebiasaan menghisap berulang kali dalam satu siklus gonotropik untuk memenuhi lambungnya dengan darah. Dengan demikian nyamuk ini sangat efektif sebagai penular penyakit.Tempat yang disenangi nyamuk untuk beristirahat selama menunggu waktu bertelur adalah tempat yang gelap, lembab, dan sedikit angin.Nyamuk biasanya hinggap di dalam rumah pada benda-benda yang bergantungan seperti pakaian, kelambu dan handuk.Pergerakan nyamuk dari tempat perindukan ke tempat mencari mangsa dan ke tempat istirahat ditentukan oleh

kemampuan terbang nyamuk betina, yaitu rata-rata 40-100 meter.Namun secara pasif misalnya karena angin atau terbawa kenderaan, nyamuk ini dapat berpindah lebih jauh. Untuk mempertahankan cadangan air dalam tubuh nyamuk dari penguapan oleh karena aktivitasnya, maka jarak terbang nyamuk terbatas, sehingga penyebarannya tidak jauh dari tempat perindukan, tempat mencari mangsa dan tempat istirahat, terutama di daerah yang padat penduduknya (Soeroso, 2000).

Waktu mencari makanan, selain terdorong oleh rasa lapar, nyamuk Ae.aegyptijuga dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu bau yang dipancarkan olehinang, temperatur, kelembaban, kadar karbon dioksida (CO2) dan warna. Untuk jarakyang lebih jauh faktor bau memegang peranan penting bila dibandingkan denganfaktor lainnya.Kebiasaan istirahat lebih banyak di dalam rumah pada benda-bendayang tergantung, berwarna gelap dan tempat-tempat lain yang terlindung (Soegijanto,2003).

2.4.2. Ekologi

Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara vektor dengan lingkungannya.Eksistensi nyamuk Ae.aegyptidipengaruhi oleh lingkunganfisik maupun lingkungan biologik. Lingkungan merupakan tempat interaksi vektor penular penyakit DBD dengan manusia yang dapat mengakibatkan terjadinyapenyakit DBD. Lingkungan fisik mempengaruhi eksistensi nyamuk antara lainketinggian tempat, curah hujan, temperatur dan kecepatan angin. Ketinggian 1000meter di atas permukaan laut tidak ditemukan nyamuk Ae.aegyptikarena

padaketinggian tersebut suhu terlalu rendah sehingga tidak memungkinkan bagi kehidupannyamuk (Depkes RI, 1998).

a. Lingkungan fisik

Lingkungan fisik ada bermacam-macam misalnya tata rumah, macam kontainer,ketinggian tempat dan iklim (Depkes RI, 1998).

1. Jarak antara rumah

Jarak rumah mempengaruhi penyebaran nyamuk dari satu rumah ke rumahlain, semakin dekat jarak antara rumah semakin mudah nyamuk menyebar kerumah sebelah. Bahan-bahan pembuat rumah, konstruksi rumah, warnadinding dan pengaturan barang-barang dalam rumah menyebabkan rumahtersebut disenangi atau tidak disenangi oleh nyamuk. Berbagai penelitianpenyakit menular membuktikan bahwa kondisi perumahan yang berdesak-desakandan kumuh mempunyai kemungkinan lebih besar terserang penyakit.

2. Macam kontainer

Termasuk macam kontainer disini adalah jenis/bahan kontainer, letakkontainer, bentuk, warna, kedalaman air, tutup dan asal air mempengaruhi nyamuk dalam pemilihan tempat bertelur.

3. Ketinggian tempat

Pengaruh variasi ketinggian berpengaruh terhadap syarat-syarat ekologis yangdiperlukan oleh vektor penyakit di Indonesia nyamuk Ae.aegyptidan Ae.

albopictusdapat hidup pada daerah dengan ketinggian 1000 meter di ataspermukaan laut.

4. Iklim

Iklim adalah salah satu komponen pokok lingkungan fisik, yang terdiri dari :suhu, udara, kelembaban udara, curah hujan dan kecepatan angin.

a. Suhu udara

Nyamuk dapat bertahan hidup pada suhu rendah, tetapi metabolismenyamenurun atau bahkan berhenti bila suhunya turun sampai di bawah suhukritis.Pada suhu yang lebih tinggi dari 350C juga mengalami perubahandalam arti lebih lambatnya proses-proses fisiologis, rata-rata suhuoptimum untuk pertumbuhan nyamuk adalah 250C–270C. Pertumbuhannyamuk akan terhenti sama sekali bila suhu kurang 100C atau lebih dari400

b. Kelembaban nisbi

C.

Menurut Gobler dalam Depkes RI, (1998) umur nyamuk dipengaruhi olehkelembaban udara. Pada suhu 200C kelembaban nisbi 27% umur nyamukbetina 101 hari dan umur nyamuk jantan 35 hari, kelembaban nisbi 55%umur nyamuk betina 88 hari dan nyamuk jantan 50 hari. Pada kelembabankurang dari 60% umur nyamuk akan menjadi pendek, tidak bisa menjadivektor, karena tidak cukup waktu untuk perpindahan virus dari lambungkekelenjar ludah.

c. Kecepatan angin

Kecepatan angin secara tidak langsung berpengaruh pada kelembaban dansuhu udara, disamping itu angin berpengaruh terhadap arah penerbangannyamuk. Bila kecepatan angin 11-10 meter atau 25-31 mil/jam akanmenghambat penerbangan nyamuk.

d. Curah hujan

Hujan berpengaruh terhadap kelembaban nisbi.Kelembaban udara naikmaka tempat perindukan nyamuk juga bertambah banyak.Dari hasilpengamatan penderita DBD yang selama ini dilaporkan di Indonesiabahwa musim penularan DBD pada umumnya terjadi pada musimpenghujan (Soeroso, 2000).