• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.1. Pengaruh Sanitasi Lingkungan Permukiman Luar Rumah terhadap Kejadian DBD di DAS Kejadian DBD di DAS

5.1.2. Pengaruh Saluran Pembuangan Air Limbah terhadap Kejadian DBD di DAS DAS

Pada hasil analisis univariat saluran pembuangan air limbah pada 3 kecamatan di kota Medan yang terletak di DAS, berdasarkan penelitian ini bahwa dari 100 responden yang rumahnya diobservasi yang paling dominan ternyata keadaan saluran pembuangan limbah yang tidak memenuhi syarat sebanyak 83 KK (83%), selebihnya memenuhi syarat. Hasil uji statistik pada bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan antara saluran pembuangan air limbah dengan kejadian DBD, dengan OR (0,046) artinya hubungan tersebut berpeluang 0,05 kali untuk terjadinya DBD dengan spal yang tidak memenuhi syarat dibandingkan dengan yang memenuhi syarat. Dari 83

responden yang keadaan spalnya tidak memenuhi syarat, yang mengalami kejadian DBD sebanyak 17 orang (20,5%) di 3 kecamatan tersebut. tersebut yaitu : kecamatan Medan Johor, Medan Maimun dan Medan Barat.

Demikian pula dengan hasil uji statistik pada multivariat ternyata saluran pembuangan air limbah berpengaruh terhadap kejadian DBD di DAS. Pengaruh spal yang tidak memenuhi syarat tersebut untuk terjadinya kejadian DBD sebesar 0,03 kali lebih tinggi dibanding yang memenuhi syarat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum ke tiga kecamatan tersebut keadaan saluran pembuangan limbah di lingkungan perumahan, masyarakat membuang limbahnya ke badan air. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi bahwa dari 17 responden yang saluran pembuangan air limbahnya (spal) tertutup dengan memakai pipa paralon, tetapi muara limbahnya tetap dialirkan ke badan sungai, sedangkan sebagian besar KK (83%) atau 83 KK saluranlimbah tidak tertutup dan dibiarkan terbuka begitu saja.

Sementara dari 83 KK yang saluran limbahnya tidak bertutup ada 67 KK (67%)yang saluran limbahnya tidak tergenang, dan 33 KK (33%) tergenang.Dari 33 KK yang saluran limbahnya tergenang hanya 8 KK (32%) yang tidak mencemari permukaan tanah, hal ini disebabkan karena saluran limbah milik responden tersebut dalam keadaan baik sehingga air limbah tidak berserakan ke permukaan tanah.

Kemudian dari 33 KK tersebut yang limbahnya tidak menimbulkan bau ada 11 KK (33,3%), hal ini berdasarkan hasil observasi peneliti karena air limbahyang

berasal dari 11 KK tersebut jernih, menyatu dengan pipa air hujan, sehingga pada waktu hujan air limbah bercampur dengan air hujan, sedangkan yang terdapat jentik hanya 9 KK (27,2%). Hal tersebut dapat penulis paparkan disini karena saluran air limbahnya disamping tergenang, kemudian air limbahnya relatif bersih dan tidak berbau, karena bercampur dengan air hujan, sehingga menjadi media yang sesuai dalam perkembangan jentik nyamuk Ae.aegypti.

Sesuai dengan data di atas ada 17 orang yang terkena DBD jika ditinjau dari aspek saluran pembuangan air limbah yang tidak memenuhi syarat keadaan saluran pembuangan limbah hal tersebut mempunyai relevansi, karena sebagian besar saluran pembuangan air limbah spalnya tidak bertutup.Umumnya masyarakat menutup saluran limbahnya melalui pipa paralon yang dialirkan ke sungai.Sebagian besar saluran limbahnya tidak tergenang.walaupunhanya sebagian kecil yang terdapat terdapat jentik nyamukAe.aegypti, namun dapat menjadi media perkembangbiakan vektor nyamuk jika saluran limbah tidak dibersihkan dan dialirkan sebagaimana mestinya. Seperti diketahui jentik nyamuk Ae.aegyptimenyukai air yang jernih, tergenang dan tidak langsung beralaskan tanah.

Hasil observasi memang banyak lingkungan rumah responden yang air limbahnya tergenang.Hal tersebut dikarenakan kemiringan saluran limbah tidak sesuai, disamping itu pula saluran limbah banyak terdapat sampah.

MenurutNotoatmodjo (2005) air buangan yang tidak saniter dapat menjadi media perkembangbiakan mikroorganisme patogen, larva nyamuk atau serangga yang

dapat menjadi media transmisi penyakit seperti kolera, thypus, disentri, malaria dan demam berdarah.

Hal ini diperkuat oleh keadaaan sosial yang relatif rendah seperti yang telah dijelaskan pada bahasan tentang sampah sebelumnya. Sejalan dengan penelitian ini dapat dianalisis bahwa jika keadaan saluran air limbah yang tidak saniter dapat menggangu kesehatan dan kelestarian lingkungan. Walaupun limbah yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah limbah domestik yang berasal dari rumah tangga yang secara biologi banyak terdapat mikroorganisme patogen dan dalam waktu singkat dapat menjadi jernih, sehingga sangat sesuai sebagai media perkembangbiakan vektor nyamuk Ae.aegypti.

Jika dikaitkan dengan daerah aliran sungai bahwa saluran pembuangan air limbah yang tidak memenuhi syarat dapat menurunkan kualitas air sungai sebagai sumber air bersih.Hasil observasi air limbah rumah tangga umumnya dialirkan ke sungai.

Sarana pembuangan air limbah yang sehat yaitu dapat mengalirkan air limbah ke tempat penampungan air limbah dengan lancar tanpa mencemari lingkungan dan badan air (Pansimas, 2011).

5.1.3. Pengaruh Tempat Perindukan Nyamuk terhadap Kejadian DBD di DAS Hasil analisis univariat tempat perindukan nyamuk pada 3 kecamatan di kota Medan yang terletak di DAS, berdasarkan penelitian ini bahwa dari 100 responden yang rumahnya memiliki tempat perindukan nyamuk yang ada jentik paling dominan

sebanyak 58 KK (58%), selebihnya memenuhi syarat. Hasil uji statistik pada bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan antara tempat perindukan nyamuk dengan kejadian DBD, dengan OR (0,131) artinya hubungan tersebut berpeluang 0,13 kali untuk terjadinya DBD dengan tempat perindukan nyamuk yang ada jentik nyamuk dibandingkan dengan yang tidak ada jentik. Dari 58 responden yang keadaan tempat perindukan nyamuk yang ada jentik, yang mengalami kejadian DBD sebanyak 16 orang (27,6%) di 3 kecamatan tersebut. Demikian pula dengan hasil uji statistik pada multivariat ternyata tempat perindukan nyamuk sangat berpengaruh terhadap kejadian DBD di DAS. Pengaruh tempat perindukan nyamuk yang ada jentik nyamuk tersebut untuk terjadinya kejadian DBD sebesar 27,12 kali lebih tinggi dibanding yang tidak ada jentik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dapat dilihat dari hasil observasi pada 100 responden sebagian kecil yaitu sebanyak39 KK (39%) tempat perindukan nyamuk buatan seperti :botol dan kaleng bekas, ban bekas dan tidak terdapat jentik nyamuk Ae. aegypti. Sementara KK yang tempat perindukan nyamuk alamiah seperti : pelepah daun, dan tempurung kelapa terdapat jentik sebanyak 72 KK.

Sesuai dengan data di atas jika ditinjau dari aspek tempat perindukan nyamuk yang ada jentik ada 16 orang yang terkena DBD.Jika dilihat berdasarkan tempat perindukan nyamuk, antara perindukan nyamuk buatan seperti kaleng bekas, botol plastik/kaca dan yang alamiah seperti tempurung kelapa, pelepah batang pisang yang di tebang terlihat tergenang air, dan terdapat jentik.

Penanganan terhadap tempat perindukan nyamuk tersebut dibiarkan begitu saja, sehingga jentik nyamuk tersebut akan berubah menjadi nyamuk dewasa.

Memang sampah padat barang bekas dibuang ketempat sampah dan ke tepi sungai tetapi tidak dikubur.Dari hasil observasi banyak lingkungan rumah responden yang membiarkan botol kaca/plastik, tempurung kelapa, pelepah dan batang pisang, tempat minum burung yang semuanya terletak di luar rumah responden dengan genangan air pada wadah tersebut, sehingga menjadi tempat perindukan nyamuk.

Hal tersebut di atas sejalan dengan penelitian Fauziah (2010) yang menyatakan bahwa upaya pencegahan program PSN dihubungkan oleh keikutsertaan ibu rumah tangga, keaktifan ibu dalam 3M dan tindakan ibu dalam pencegahan.

Sejalan dengan penelitian ini dapat peneliti analisis bahwa jika tempatperindukan nyamuk masih dibiarkan di sekitar rumah, walaupun komponen lingkungan lain, seperti : spal dan sampah organik dikelola dengan baik, tidak akan mencegah terjadinya perkembangbiakan vektor DBD, dan DBD terus tetap akan berlangsung sepanjang waktu.

Sehubungan dengan hal tersebut, tempat perindukan nyamuk buatan seperti vas bunga, sebaiknya dapat diberi campuran pasir dan air, tempat minum burung di ganti airnya setiap hari, ban bekas, botol, kaleng semuanya harus dikubur atau dihancurkan dan didaur ulang untuk keperluan industri. Sementara tempat perindukan nyamuk secara almiah seperti : lubang pohon ditutupi dengan pasir atau kaca yang

dihancurkan, pelepah daun dan tempurung kelapa dapat dimanfaatkan sebagai sampah organik dan dijadikan kompos atau dibakar (Chahaya, 2003).

5.2. Pengaruh Sanitasi Lingkungan Permukiman Dalam Rumah terhadap