untuk mendekatkan diri pada konsumen, anak perusahaan kami di bidang
komponen, PT Astra Otoparts Tbk (AOP), mengambil langkah untuk memperpendek rantai distribusi dan memperkuat sistem logistik. AOP juga mulai memproduksi mesin pembuat komponen sendiri di tahun 2005.
Pertumbuhan pembiayaan mobil dan sepeda motor di bidang Jasa Keuangan mencerminkan posisi kami sebagai pemimpin pasar dengan kenaikan portofolio sebesar 30,4% menjadi sebesar Rp 23,9 triliun. Peristiwa penting yang kami catat adalah dibentuknya kerjasama strategis di bidang
pembiayaan untuk mendukung bidang usaha Otomotif dan Alat Berat kami pada tahun ini. Di bidang Otomotif, kami telah mendirikan perusahaan patungan 50:50 dengan Toyota Financial Services yaitu Toyota Astra Financial Services. Di sektor Alat Berat, kami melakukan kerjasama dengan Komatsu dengan mendirikan perusahaan patungan 50:50 yaitu Komatsu Astra Finance dan merestrukturisasi Surya Artha Nusantara Finance dengan Marubeni. Kami percaya bahwa ketiga perusahaan ini akan memperkuat pertumbuhan rantai bisnis Otomotif dan Alat Berat.
Bidang usaha Alat Berat juga membukukan hasil yang sangat baik pada tahun ini, dengan mencatat kenaikan pendapatan sebesar 49,3% dibandingkan tahun 2004. Pendapatan tersebut juga disumbang dari kinerja Pama, anak perusahaan bidang kontraktor penambangan, yang merupakan salah satu dari 10 besar kontraktor penambangan di dunia. Kami juga gembira bahwa pangsa pasar Komatsu meningkat dari 40,8% menjadi 48,2% pada tahun 2005.
Rp 5.5 trillion
net income
Di bidang usaha Agribisnis, meskipun harga rata-rata minyak kelapa sawit mentah mengalami penurunan sebesar 9,4% pada tahun 2005, pendapatan bersih PT Astra Agro Lestari Tbk (AAL) hanya turun sebesar 2,9% dibanding dengan tahun 2004 karena produksi dan produktifitas AAL secara keseluruhan mengalami peningkatan.
Divisi usaha Teknologi Informasi kami menunjukkan kinerja yang baik di mana bisnis ‘Document Solutions’ bertumbuh sebesar 15,5%.
Pada sektor Infrastruktur, kami memimpin sebuah konsorsium dalam pembelian 53,99% saham PT Marga Mandalasakti, sebuah perusahaan yang mengoperasikan jalan tol antara Tangerang dan Merak. Kepemilikan Astra dalam perusahaan ini adalah sebesar 34,0%. Pembelian kepemilikan jalan tol ini adalah langkah strategis di bidang infrastruktur transportasi. Hal ini juga menandakan minat kami untuk berpartisipasi dalam pembangungan infrastruktur di Indonesia. Pada
akhirnya, kami berharap langkah ini juga akan menguntungkan bidang usaha kami lainnya karena pembangunan infrastruktur akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara umum. Melihat kinerja yang secara keseluruhan menggembirakan, manajemen
mengusulkan final dividen sebesar Rp 440 per saham, meliputi dividen interim sebesar Rp 100 per saham yang telah dibayarkan pada bulan November 2005, dan ‘remaining’ dividen sebesar Rp 340 per saham, yang pembayarannya menunggu keputusan para pemegang saham pada Rapat Umum Tahunan pada tanggal 24 Mei 2006.
Sehubungan dengan strategi yang sedang berjalan, kami terus meningkatkan rantai bisnis secara vertikal pada enam bidang usaha utama kami (Otomotif, Jasa Keuangan, Alat Berat, Agribisnis, Teknologi Informasi dan Infrastruktur), dan memanfaatkan sinergi yang ada di dalamnya. Investasi kami pada jalan tol, logistik, perkapalan dan perusahaan patungan di Jasa Keuangan adalah contoh nyata dari strategi kami. Pada saat ini kami mencari peluang untuk memperkuat Divisi Agribisnis dengan menambah lahan perkebunan kelapa sawit yang ada dan berinvestasi di perkebunan karet. Tujuan kami adalah untuk menangkap sebanyak mungkin peluang usaha dalam rantai bisnis kami dengan mempertimbangkan nilai ekonomis dan dapat memberikan keuntungan kompetitif yang terbaik. Disamping pertumbuhan pada divisi operasi, landasan keuangan kami terus menguat. Dalam hal keuangan, kami cenderung mengelolanya secara hati-hati dan menjaga porsi hutang serendah mungkin. Struktur permodalan Astra saat ini ‘de-leveraged’ dengan arus kas yang sehat dan rasio perbandingan hutang yang wajar. Besaran USD juga tidak terlalu berlebihan. Ketika terjadi penurunan nilai mata uang atau krisis ekonomi yang parah – dengan berbagai implikasinya – kami yakin Grup Astra memiliki posisi keuangan yang mampu menahan tekanan. Kami bertekad untuk mempertahankan siklus arus kas yang saling melengkapi dari keenam bidang usaha kami, sehingga kami akan tetap memiliki kemampuan untuk berinvestasi ketika kesempatan itu muncul seraya memastikan peningkatan dividen seiring dengan pertumbuhan perusahaan.
Kami bergantung pada kemampuan dan komitmen karyawan dalam menjawab tantangan pasar global. Oleh karena itu kami tidak akan pernah berhenti untuk meningkatkan kompetensi karyawan dan membantu mereka untuk tetap memegang teguh tujuan perusahaan. Sebagai bagian dari komitmen ini, sejak tahun 2004 kami memulai Astra Award yang bertujuan untuk menilai perusahaan-perusahaan di dalam Grup dengan parameter yaitu di bidang ‘general management’ termasuk GCG, CSR dan lingkungan, kesehatan & keselamatan kerja, ‘financial management’, ‘marketing & sales management’, ‘operation management’ dan ‘human resources management’. Oleh karena itu diharapkan dengan penghargaan ini dapat memotivasi karyawan untuk mencapai tingkat prestasi yang lebih baik di segala bidang.
Tinjauan Ke Depan
Meskipun faktor-faktor makro ekonomi jangka pendek mengarah pada lingkungan usaha yang lebih berat, kami yakin bahwa kondisi tersebut akan membaik nantinya. Kendati biaya bahan bakar akan diperkirakan tetap tinggi, perbaikan yang telah dan sedang dilakukan oleh pemerintah di beberapa bidang, termasuk landasan hukum dan kebijakan moneter yang lebih kuat akan membantu masa depan Indonesia yang lebih baik.
Peluang bagi Grup Astra tetap terbuka sebab Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam dan jumlah penduduknya yang cukup besar, dengan demikian permintaan akan sepeda motor dan mobil diperkirakan masih cukup tinggi. Demikian pula halnya dengan
permintaan minyak kelapa sawit masih meningkat dan akan menguntungkan bagi bidang usaha perkebunan kami. Bidang usaha penambangan juga masih dapat menikmati keuntungan dari permintaan global batu bara yang masih terus berlangsung. Dengan komitmen yang serius dari pemerintah untuk memperbaiki kebijakan yang terkait di bidang infrastruktur, kami mengharapkan peluang yang terbuka di sektor ini.
Penghargaan
Atas nama Direksi, saya ingin memberikan penghargaan tertinggi kepada semua ‘stakeholders’: para pemegang saham, pelanggan, pemerintah, masyarakat luas, dan utamanya kepada karyawan kami atas kerja keras yang terus-menerus sepanjang tahun begitu pula atas dedikasi dan ketekunan mereka melewati masa-masa sulit beberapa tahun yang lalu. Posisi pasar, produk dan keuangan Astra saat ini sangat baik. Saya yakin dengan senantiasa menjalankan nilai-nilai Astra, kami akan lebih siap dalam menghadapi tantangan di tahun 2006 ini.
Michael D. Ruslim Presiden Direktur Jakarta, Mei 2006 Kami terus bertekad untuk menjalankan
standar tata kelola perusahaan (GCG) yang baik. Sebagai perusahaan publik dengan reputasi nasional yang memiliki mitra dan prinsipal strategis yang juga merupakan perusahaan publik dunia, kami selalu berada dalam sorotan. Oleh sebab itu, transparansi menjadi sangat penting, baik kepada pihak internal yaitu karyawan dan pemasok, maupun kepada pihak eksternal seperti pemegang saham, pelaku pasar modal, media, serta masyarakat secara umum.
Demikian juga komitmen kami di bidang Tanggung-Jawab Sosial Perusahaan (CSR) tetap teguh. Filosofi CSR kami tidak pernah didasarkan dengan hanya memberi sumbangan belaka. Kami percaya bahwa keterlibatan dengan masyarakat sekitar dapat memberi keuntungan pada kedua belah pihak. Sebagai contoh, sebagian kontribusi kami dalam membantu korban tsunami adalah dengan mendirikan dua sekolah dasar di Meulaboh, Aceh. Pada akhirnya kami ingin memberdayakan potensi komunitas dan individu dengan metode yang dapat membangun kemandirian mereka. Dalam jangka panjang, kelanggengan usaha kami akan bergantung pada upaya ini. Kami juga menaruh kepercayaan kepada karyawan dan terus berinvestasi untuk mengembangkan kompetensi mereka sebab telah terbukti selama ini kemampuan dan kerja keras karyawan adalah aset yang paling berharga. Melalui karyawan, kami dapat mewujudkan visi perusahaan dan karyawan bekerja dengan menjalankan nilai-nilai tersebut sehari-hari, seperti tema laporan tahun ini “Perusahaan yang dibangun berdasarkan nilai”.
In the first 9 months of 2005, foreign direct investment in Indonesia nearly doubled to US$ 8.9 billion, compared with US$ 4.6 billion in 2004. The transportation, warehousing, and communication sectors accounted for the largest portion of this foreign investment, followed by construction, creating an atmosphere of rapid growth in the economy. However, oil prices struck historic highs and faced with the ballooning costs of maintaining the fuel subsidy programme, the Indonesian government took the decision to reduce the subsidy substantially. With our long-term approach to investment and our focus on solid business fundamentals and sound corporate values, these short-term factors will not affect the bigger picture. Astra thrives on adversity and we expect that, despite the more challenging business conditions in 2006, we will be able to face it.
The year in review
Our results for the year were
considerably better than expectations, with the underlying profit attributable from ongoing operations up 9.9% over last year. Net revenue increased by 36.2% to Rp 61.2 trillion, with a 32.1% increase in EBITDA to Rp 8.2 trillion. The increases in net revenue and EBITDA were partly due to the consolidation of PT United Tractors Tbk in June 2004. Net income rose 1.0% to Rp 5.5 trillion, or Rp 1,348
per share due to better results and offset by non-recurring gains from certain investments sale in 2004. All our core businesses put in strong performances. Automobile sales rose by 20.1% to 258,890 units, increasing our market share to 48.5%. Good sales figures were recorded for a number of key models during the year, with growth led by best selling models such as the Toyota Kijang Innova and Avanza, the Isuzu Panther and the Daihatsu Xenia. Five new models were introduced, including the Toyota Fortuner, the BMW 3 series and the Peugeot 407. Motorcycle sales likewise hit a new high, with 2.6 million units sold, maintaining our market share of 52.2%.
What we achieved in our Automotive businesses in 2005 was the result of the foundations laid over the years. We are delighted that Toyota Motor Corporation and Astra decided in early 2000’s to make Indonesia the manufacturing base for the Toyota Kijang Innova, as well as the Toyota Avanza. We are equally pleased that PT Astra Honda Motor made a major investment last year in our third motorcycle plant at Cikarang, and that Daihatsu Motor Corporation has principally chosen Indonesia as their main production base for compact cars. All these initiatives underscore both the trust our principals have in us, and the confidence they have placed in Indonesia. We believe this
will have a positive domino effect on the domestic economy. For example, we are able to source components from Indonesia, and this in turn will create employment, contributing to the national economy.
Our component business also reported good results. Net revenue recorded growth of 31.7% to Rp 3.9 trillion. To get closer to the customers, our component subsidiary, PT Astra Otoparts Tbk, took initiatives to shorten the distribution chain and strengthen its logistics system. It also began producing its own component manufacturing equipment during the year.
In Financial Services, the growth in automotive financing continued to reflect our market leadership, with our portfolio increasing by 30.4% to Rp 23.9 trillion. Major events of the year included strategic partnerships which were set up to support our automotive and heavy equipment businesses. On the automotive side we entered into a 50:50 partnership with Toyota Financial Services to create Toyota Astra Financial Services. In the heavy equipment sector, we formed a 50:50 joint venture with Komatsu, Komatsu Astra Finance and restructured Surya Artha Nusantara Finance, with Marubeni. We believe these three businesses will enhanced growth opportunities throughout the Automotive and Heavy Equipment value chains.