• Tidak ada hasil yang ditemukan

BOX 1: OUTLINE UTAMA DRAF 0 STRANAS REDD+ PER 19 AGUSTUS

Dalam dokumen JALAN PANJANG PENATAAN KEMBALI KEBIJAKAN (Halaman 43-47)

Strategi Nasional REDD+

BOX 1: OUTLINE UTAMA DRAF 0 STRANAS REDD+ PER 19 AGUSTUS

a) Struktur dan Substansi Dokum en

Dokum en Stranas REDD+ diharapkan m em iliki rum usan yang jelas dan terukur mengenai tujuan, ruang lingkup, jangka waktu (tim e fram e), serta keran gka logis (logfram e) yan g dilen gkapi den gan

output, indikator capaian, aktor pelaksana, dan analisis risiko yang jelas. Tim penulis sejak awal m enegaskan bahwa substansi Stranas REDD+ h ar u s ber sifat kom pr eh en sif d an m em iliki keter kaitan dengan rancangan kelem bagaan REDD+ dan rancangan m ekanism e pem biayaan REDD+. Nam un, hal ini pada akhirnya sulit dilakukan oleh Tim Penulis karena proses pem bahasan m engenai strategi dan mekanisme kelembagaan maupun mekanisme pembiayaan ditangani atau dilakukan secara terpisah oleh tim lainnya.

b) Posisi Stranas terhadap RAN GRK

Dalam pr oses per tem u an m u n cu l per tan yaan d ar i peser ta, ap akah Str an as REDD+ m er u p akan bagian d ar i Ren can a Aksi Nasional Pengurangan Em isi Gas Rum ah Kaca (RAN GRK). J ika im plem entasi REDD+ di Indonesia m erupakan bagian dari skem a upaya pengurangan em isi sebesar 26% dengan sukarela atau 41% dengan bantuan luar negeri pada 20 20 , sebaiknya Stranas REDD+ merupakan bagian tak terpisahkan dari RAN GRK. Dengan demikian, secara substansi Stranas REDD+ harus terkait dengan RAN GRK.

Di lain pihak, terdapat anggapan bahwa m em asukkan Stranas REDD+ sebagai bagian dari RAN GRK justru akan m em perberat beban m itigasi yang harus ditanggung oleh Indonesia. J ika hal ini terjadi, Indonesia dengan sendirinya harus m em biayai pelaksanaan REDD+ dengan dana yang bersum ber dari APBN. Dalam pertem uan ini disarankan agar REDD+ didesain sebagai aktivitas pengurangan em isi GRK yang khusus didanai dari bantuan luar negeri (term asuk dalam 41% target pen guran gan em isi GRK den gan ban tuan luar negeri) dan bukan dari pem biayaan sukarela Indonesia.

c) Penggunaan R eference Em issions Lev els (R EL) atau

R eference Lev els (R L) dalam Stranas REDD+

Tim Penulis m em perdebatkan soal penggunaan REL atau RL d alam d oku m en St r an as. Sesu ai kesep akat an d alam n egosiasi REDD+ di tin gkat in tern asion al, RL digun akan sebagai baselin e

penentuan tingkat em isi referensi dalam pengem bangan REDD+. RL terkait tidak hanya dengan aktivitas yang berkaitan dengan karbon

(carbon related activities), tetapi juga term asuk aktivitas nonkarbon seperti pen gelolaan kean ekaragam an hayati dan pen yediaan jasa lingkungan. Ini dinilai lebih bisa m enjelaskan banyak aspek yang sangat terkait dengan deforestasi dan degradasi, selain lebih m udah un tuk diukur. Sejauh in i draf Stran as REDD+ In don esia m asih m em akai REL.

d) Keterbukaan Inform asi Mengenai Angka Deforestasi Nasional Angka deforestasi m erupakan salah satu poin perdebatan yang krusial di tingkat Tim Penulis. Masalahnya adalah angka defo-restasi tidak hanya berm akna hitung-hitungan angka yang tidak bersifat transparan, tetapi juga sesuatu yang berimplikasi politik. Tim Penulis m elihat ada keen ggan an secara politik di tin gkat n asion al un tuk m engakui angka deforestasi di Indonesia yang cukup tinggi. Bagi Tim Penulis, jika angka tersebut tidak diakui, proses penentuan tingkat em isi referensi m enjadi tidak transparan dan pada gilirannya akan m em u n cu lkan ban yak kesalah an d alam r u m u san st r at egi d an im plem entasi Transparansi juga diperlukan terutam a karena tingkat em isi referensi ini akan didiskusikan dengan para pihak di tingkat subnasional (provinsi, kabupaten, kota).

e) Konsultasi yang Melibatkan Multipihak

Tim Penulis berpandangan bahwa draf Stranas harus benar- benar dikonsultasikan dengan publik. Karenanya, diingatkan dua hal pen tin g yan g terkait den gan kon sultasi. Pertam a, sebuah proses kon sultasi publik dalam pen yusun an kebijakan yan g m ultipihak m em butuhkan waktu yang cukup lam a. Kedua, agar dialokasikan waktu yan g cukup un tuk m en disem in asi atau m en distribusikan in form asi kepada para pihak. J uga waktu yan g cukup bagi calon p e s e r t a k o n s u lt a s i p u b lik u n t u k m e m b a ca d a n k e m u d ia n m em berikan respons atau um pan balik. J ika waktu yang tersedia sem pit, proses pen yediaan in form asi in i harus dilakukan secara sangat dini dan intensif.

f) Persoalan yang Terkait dengan Aspek Hukum

Salah satu aspek pen tin g yan g ban yak diperdebatkan adalah aspek kebijakan hukum m aupun pen egakan hukum yan g terkait dengan deforestasi dan degradasi. Hal ini dinilai penting karena Tim Pen u lis m en em u ka n t er d a p a t seju m la h m a sa la h h u ku m ya n g berhubungan dengan percepatan deforestasi dan degradasi, yaitu lem ahnya kebijakan hukum , tidak sinkronnya ketentuan hukum , dan

Sela in it u , d ip er lu ka n id en t ifika si keb u t u h a n -keb u t u h a n p er a t u r a n p er u n d a n ga n ya n g b elu m a d a . Misa ln ya p er a t u r a n perun dan gan un tuk m em perkuat KPH -KPH yan g akan diben tuk dalam rangka m engiplem entasikan REDD+. Di sam ping perlunya harm onisasi peraturan perundangan yang berdasarkan pada sebuah kerangka yang disebut “Sustain able Forest M an agem en t Frien dly Legislation Fram ew ork”.

Asp ek lain n ya yan g d ian ggap p en t in g ad alah m en jad ikan REDD+ sebagai m om entum untuk m em benahi penegakan hukum pada sektor kehutanan di Indonesia.

g) Isu Tenurial dan Hak Masyarakat Adat

Salah satu isu krusial yang muncul adalah pentingnya pengakuan hak m asyarakat adat sebagai salah satu syarat sukses im plem entasi Str an as REDD+ . Selain itu , Str an as REDD+ d ih ar ap kan d ap at mengakomodasi prinsip Free Prior Inform ed Consent (FPIC) sebagai jam inan terhadap akses dan kontrol m asyarakat adat dalam proses pengam bilan keputusan.

2 . P e m b a h a s a n d a n P e n u lis a n D ra f S a tu Ve rs i 2 6 Agu s tu s 2 0 10

Pad a 24 Agu stu s 20 10 m elaku kan p er tem u an d en gan Tim Pelaksan a d i Bappen as u n tu k m em bah as m asu kan lebih lan ju t terhadap draf nol Stranas REDD+. Ada beberapa isu krusial yang m uncul dalam pertem uan ini, antara lain:

a) Perlunya Review Para Ahli terhadap Draf Stranas REDD+ Agar p r oses p en yu su n an Str an as REDD+ lebih sem p u r n a, diusulkan agar m elibatkan para ahli REDD+ di tin gkat n asion al m aupun internasional. Para ahli dianggap penting diundang dalam suatu proses konsultasi untuk m em berikan tanggapan dan rev iew

b) Ben efit Sharin g

Str an as REDD+ p er lu m em bah as d an m em ber ikan u su lan p et u n ju k t ekn is m en gen a i m eka n ism e b en efit sh a r in g d a la m pengelolaan REDD+. Mengapa demikian, karena mekanisme benefit s h a r in g ya n g f a ir d a n a d il m er u p a ka n sa la h sa t u p r a sya r a t terlaksananya REDD+ dengan baik.

c) Posisi Stranas dengan Kebijakan Pem bangunan yang Lain Salah satu usulan yang kuat adalah perlunya penjelasan lebih rin ci m en gen ai hubun gan an tara Stran as REDD+ den gan aturan keb ija ka n ya n g la in , m isa ln ya r en ca n a p em b a n gu n a n ja n gka m en en ga h (RP J M) r en ca n a st r a t egi n a sion a l keh u t a n a n d a n pertanian, dan tentunya rencana tata ruang nasional, provinsi, dan kabupaten/ kota.

1) Kata Pengantar dari Wakil Menteri PPN. 2) Ringkasan Eksekutif.

3) Bab I Pendahuluan yang berisi latar belakang, visi dan tujuan Stranas REDD+, dasar hukum, ruang lingkup Stranas, dan pengertian atau definisi.

4) Bab II Analisis kondisi dan permasalahan yang mendeskripsikan emisi dari sektor penggunaan lahan dan kehutanan di Indonesia. Selain itu, bab ini juga menggrafikkan kondisi deforestasi dan degradasi hutan serta penyebab utamanya. Bab II ditutup dengan penjelasan mengenai kondisi kesiapan implementasi REDD+ di Indonesia.

5) Bab III Strategi nasional REDD+ yang menjabarkan tiga strategi utama pelaksanaan REDD+ di Indonesia yaitu: strategi pemenuhan prasyarat, strategi pemenuhan kondisi pemungkin, dan strategi reformasi pembangunan sektor.

6) Bab IV berisi penjelasan mengenai pembangunan sistem MRV.

7) Bab V merupakan penjelasan sistem pengadministrasian dan pengarusutamaan Stranas dan RAN REDD+ pada kebijakan pembangunan.

8) Bab terakhir adalah penutup.

Dalam dokumen JALAN PANJANG PENATAAN KEMBALI KEBIJAKAN (Halaman 43-47)