• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pentingnya Sistem Pendukung (Support System) dalam Proses Perumusan Kebijakan

Dalam dokumen JALAN PANJANG PENATAAN KEMBALI KEBIJAKAN (Halaman 111-116)

Bab IV. Sistem Pendukung Pelaksanaan Strategi Nasional REDD+

6.8 Pentingnya Sistem Pendukung (Support System) dalam Proses Perumusan Kebijakan

H ad ir n ya UN-REDD Pr ogr am m e In d on esia yan g ber tu gas m em fasilitasi proses perum usan Stranas REDD+ m erupakan salah satu kun ci suksesn ya perum usan draf Stran as REDD+. Lem baga seperti UN-REDD Program m e In don esia dipan dan g oleh ban yak pihak sebagai lem baga yang netral yang m am pu m em buka sum batan atau sekat-sekat koordinasi dan kom unikasi antarsektor di tubuh pem erintah.

Peran kedua lem baga in i dalam proses perum usan Stran as REDD+ berhasil m em bantu Pem erintah Indonesia, dalam hal ini Bap p en as, u n tu k ber p er an sebagai koor d in ator Tim Pen yu su n Stranas REDD+. UN-REDD Program m e Indonesia dan Kem itraan Indonesia bahkan m em pertem ukan para pem angku kepentingan, terutam a kalangan m asyarakat adat atau m asyarakat di sekitar hutan

m aupun kalangan NGO dengan kalangan pem erintah, dalam suatu proses kom unikasi yang resiprokal. Hal ini tentu saja m erupakan suatu pen dekatan yan g san gat efektif un tuk m em ban gun suatu dukun gan bersam a bagi perubah an kebijakan di ten gah -ten gah m e n u r u n n ya k e p e r ca ya a n m a s ya r a k a t t e r h a d a p k e b ija k a n pengelolaan hutan.

Dengan dibantu oleh Tim Penulis yang andal dan Tim Sekretariat yang bekerja cepat dan sistem atis, proses-proses konsultasi dapat dilakukan dengan baik walaupun di sana-sini m asih ada kelem ahan yang m engundang kritik banyak pihak. Secara keseluruhan, peran sebagai supportin g sy stem , sebagaim an a yan g ditun jukkan UN- REDD Program m e In don esia telah m em berikan kon tribusi yan g signifikan bagi penyusunan Stranas REDD+ di Indonesia.

P

r o s e s p e n yu s u n a n St r a n a s R E DD+ d i I n d o n e s ia ya n g dikoordinasi oleh Bappenas bekerja sam a dengan Kem enterian Keh u t a n a n , Kem en t er ia n P er t a n ia n , UN -RE DD P r ogr a m m e Indonesia, adalah proses berjenjang, m ulai dari tingkat lokal hingga nasional. Bahkan, penyusunan m elibatkan pem angku kepentingan dan kalangan ahli nasional dan internasional yang bisa dipercaya. Pr oses in i d id asar kan p ad a em p at p r in sip d asar , yaitu p r in sip inklusivitas, transparansi, kredibilitas, dan institusionalitas.

Selam a proses pen yusun an Stran as REDD+, ban yak ditem ui catatan kritis terhadap im plem entasi keem pat prinsip penyusunan Stranas. Meski dem ikian, proses ini telah m engetengahkan langkah m aju dibandingkan dengan proses pengem bangan Stranas lainnya pada berbagai sektor. Disebut dem ikian karena proses perum usan dan pem bahasan kebijakan REDD+ tidak saja m elibatkan banyak p em a n gku kep en t in ga n p a d a b er b a ga i t in gka t a n , t et a p i ju ga m elibatkan tim bersifat m ultipihak dan bekerja cepat dan responsif. Selain itu, proses ini juga dinilai telah m engetengahkan suatu proses kom unikasi yang lebih diwarnai keterbukaan, transparansi, kritik, dan berbasis pada data ilm iah m aupun pengalam an em piris para pem angku kepentingan.

Walau dem ikian, harus diakui m asih ada sejum lah kekurangan yan g tak terelakkan dalam proses pen yusun an Stran as REDD+. Kekurangan ini tentu saja m engurangi m akna em pat prinsip dasar yan g telah disepakati sebelum n ya. H al utam a yan g m en gham bat adalah keterbatasan waktu yang dim iliki oleh tim penyusun Stranas

Bab VII.

u n t u k m e n ye le s a ik a n d r a f St r a n a s R E DD+ m a u p u n d a la m m engonsultasikannya dengan para pem angku kepentingan.

Ban yak lan gkah atau prasyarat pem en uhan keem pat prin sip dasar yang pada akhirnya diabaikan atau dijalankan secara tidak kon sist en ka r en a fa kt or ket er b a t a sa n wa kt u . Ket er la m b a t a n p en yebar an in for m asi secar a d in i, keter batasan p en jan gkau an peserta, dan tidak selektifn ya pem ilihan peserta adalah sebagian masalah yang diakibatkan oleh keterbatasan waktu. Selain itu, faktor- faktor n on tekn is, seperti persepsi dan “kultur feodal-elitis” yan g m asih m en gh in ggap i sebagian bir okr at, ju ga m en jad i gan jalan signifikan. Adanya tindakan m enentukan peserta secara asal-asalan dan tan pa m en ggun akan kr iter ia yan g sudah ditetapkan secar a konsisten, atau kurangnya upaya pelaksana di tingkat region untuk m en gatasi keterbatasan kem am puan peserta dalam m en gh adiri proses konsultasi publik m erupakan contoh nyata faktor nonteknis seperti ini.

Tim Pen yu su n su d ah m en yelesaikan d r af Str an as REDD+ . Proses fin alisasi draf Stran as sebelum diserahkan kepada Satgas REDD+ telah dilakukan oleh Tim Pengarah penyusunan draf Stranas REDD+ selang awal Desem ber 20 10 . Pada tataran ini ada dinam ika politik yang tidak sepenuhnya sejalan dengan form ulasi kepentingan yang disampaikan oleh para pihak di dalam forum konsultasi regional, kon su lt a si n a sion a l, m a u p u n b er b a ga i m a su ka n t er t u lis ya n g d isa m p a ika n oleh ka la n ga n NGO, a ka d em isi, d a n p em a n gku kepentingan lainnya.

P er kem b a n ga n in i t en t u sa ja a ka n m em en ga r u h i p r oses penerim aan para pem angku kepentingan atau publik pada um um ya terhadap im plem entasi Stranas REDD+ ke depan. Nam un, apa pun din am ika politik yan g m em en garuh i tah apan akh ir pen yusun an stranas, keseluruhan proses penyusunan Stranas itu sendiri sudah m em u n cu lka n p er kem b a n ga n b a r u t en t a n g su a t u p er u b a h a n k e b ija k a n ya n g b e r s ifa t in k lu s if. Ba h k a n , s u d a h m e m icu ber kem ban gn ya kepedulian par a pem an gku kepen tin gan un tuk m enekan laju degradasi dan deforestasi sebagai salah satu langkah

Salah satu pem belajaran pen tin g yan g m en cuat dari proses penyusunan draf Stranas REDD+ adalah perum usan kebijakan yang inklusif, transparan, kredibel, dan terinstitusionalisasi membutuhkan waktu dan proses yang tidak singkat. Tidak m udah m enyiasati hal ini karena pada satu sisi m asalah lingkungan, terutam a degradasi d an d efor est asi, m em er lu kan p en d ekat an yan g selalu ber sifat m u lt ip ih a k d a n p a r t is ip a t o r i. P a d a s is i la in , p e m e r in t a h m enginginkan bahwa proses perum usan kebijakan dan kelem bagaan REDD+, sebagai im plem entasi kom itm en politik pem erintah untuk m engurangi em isi GRK, harus dilakukan dengan cepat agar tidak kehilangan m om entum internasional.

Buku catatan proses ini mencoba mendokumentasikan dinamika proses yang terjadi serta perubahan-perubahan konsensus dalam m engisi substansi isi draf Stranas REDD+. Seluruh tem uan yang dih asilkan pen u lis bu ku in i m er u pakan pen ilaian yan g ber sifat in depen den dan obyektif. Karen a itu, buku in i diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pem belajaran untuk proses perum usan berbagai kebijakan lainnya. Ada harapan bahwa pendekatan yang didasarkan pada prinsip inklusivitas, transparansi, kredibilitas, dan institusionalitas dapat dikem bangkan dalam berbagai pendekatan perum usan kebijakan di tingkat nasional m aupun daerah atau regio.

Dalam dokumen JALAN PANJANG PENATAAN KEMBALI KEBIJAKAN (Halaman 111-116)