• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPT BPPTK -LIPI

Dalam dokumen pvOiBhCuTjkTkeBK NASKAH CETAK OKE (Halaman 155-161)

KEMITRAAN LEMBAGA LITBANG DENGAN INDUSTRI DALAM MENDUKUNG DAYA SAING: KASUS UPT BPPTK DAN PUSLIT KIMIA

UPT BPPTK -LIPI

Produk Puslit Kimia dan UPT BPPTK LIPI tercermin dalam perencanaan program yang setiap tahun dilakukan oleh para peneliti yang berlokasi di Kecamatan Playen Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Visi dan misi organisasi ini tetap menjadi dasar dalam pengembangan ide dan programnya.

UPT BPPTK melakukan pengembangan teknologi untuk suatu produk yang telah ada di pasaran/industri atau menciptakan produk baru yang ditawarkan kepada pelaku bisnis maupun masyarakat yang berminat. Beberapa hasil pengembangan antara lain :

1. Pembuatan pakan ternak bermitra dengan Pusat Inovasi dan kelompok peternak. Pakan Ternak sedang dikembangkan oleh UPT BPPTK dalam tahap uji coba kelayakan bisnis dalam pengujian kualitas dan kemanfaatan.

2. Pengalengan Gudeg merupakan penawaran langsung dari pemilik produk (produsen) untuk tujuan agar dikemas dalam kaleng, label, namun dipasarkan oleh pemilik produk tersebut. Kemitraan ini terbangun setelah pemilik meminta UPT BPPTK melakukan pengemasan dalam kaleng agar produk gudeg dapat bertahan lebih lama dengan tidak mengalami perubahan/kerusakan sebelum dikonsumsi masyarakat.

3. Pembuatan Susu Kedelai Instant. Produk susu kedelai bubuk saat ini sudah dapat diproduksi sampai 750 kg (2010) dengan dukungan bahan baku lokal serta teknologi dari UPT BPPTK LIPI. Kemitraan yang terbangun dari produk ini adalah pemasaran dan modal produksi ditangani oleh pengusaha Koliga. Dalam hal produksi kedelai instan dilakukan di bawah kontrol UPT BPPTK LIPI di mana produksi telah meningkat mencapai 750 kg dari sebelumnya 250 Kg. 4. Pengolahan Jamur Tiram menjadi minuman kesehatan. UPT BPPTK kerjasama

dengan PT Media Agro Merapi. Kerjasama ini dirintis sejak tahun 2007 dan saat ini mulai diproduksi.

5. Pembuatan Tepung Bengkoang merupakan pengembangan produk yang berfungsi sebagai bahan baku utama yang dapat diolah menjadi produk akhir berbagai jenis. Seperti diketahui bahwa bengkoang dapat diolah menjadi bahan kosmetik untuk penghalus kulit. Diolahnya bengkoang menjadi tepung bengkoang akan memudahkan bagi pelaku industri kosmetik maupun makanan untuk merubah dan memanfaatkan sesuai kemampuannya.

6. Pembuatan Sonde (Makanan orang sakit)

Produk makan sonde bagi pasien di rumah sakit.. Sonden ini dibuat dari tempe dicampur ganyong. Tempe sebagai sumber protein merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia dan terdapat di pasar-pasar tradisional dalam jumlah yang cukup besar, begitu pula ganyong banyak terdapat di pasar-pasar yang mempunyai kandungan protein tinggi. Produk sonden merupakan hasil inovasi teknologi yang saat ini sedang dalam tahap uji coba.

TAHAP SATU: Permasalahan Yang Tidak Terstruktur UPT BPPTK – LIPI

 Belum terumuskannya program pengembangan yang dapat dihasilkan oleh UPT BPPTK-LIPI sebagai produk teknologi yang dapat diterima oleh pihak industri/UKM

 Belum menggambarkan sejauh mana modal usaha dan investasi yang diperlukan serta harga yang pantas untuk bersaing di pasar bebas.

 Belum dapat dirumuskan peluang pasar dari produk hasil Litbang dan teknologi yang dianggap merupakan produk yang baru dan belum ada di pasaran

 Industri/UKM belum dapat menerima dan menjadikan produk pengembangan teknologi sebagai solusi membangun usahanya dan dapat meningkatkan mutu produk dapat ditingkatkan untuk mampu bersaing di pasar bebas

TAHAP DUA: Menyusun dan Memetakan Permasalahan UPT BPPTK – LIPI

 Perlu suatu langkah strategis agar program pengembangan yang direncanakan dari awal dapat diklasifikasi menjadi:

 Program pengembangan produk yang sudah ada dan berpeluang untuk dilakukan inovasi;

 Program pengembangan dengan teknologi baru yang memerlukan hak paten (HKI) dan uji kelayakan Know-How, dan

 produk pengembangan untuk pemberdayaan pada masyarakat, yang langsung dapat diterapkan untuk membantu masyarakat dalam suatu daerah yang daerah tersebut mendukung sumber dayanya untuk pengembangan suatu usaha tersebut.

TAHAP KETIGA: Membangun Definisi Kemitraan Pada Langkah Kedua Tahapan Real world UPT BPPTK – LIPI

 Secara umum UPT BPPTK dengan industri/UKM memiliki kepentingan yang sama dalam hal pengembangan produk yang inovatif dan kompetitif di pasar bebas di era global ini. Kedua pihak dapat dipandang sebagai subsistem-subsistem yang memiliki keterkaitan (related), interaktif (interaction) dan dapat saling memperkuat. Pihak UPT BPPTK memiliki kompetensi, sarana lab, SDM ahli dan berpengalaman, yang dapat dibutuhkan untuk mengembangkan produk-produk industri/UKM menjadi produk yang unggul, berdaya saing dan kompetitif dalam menghadapi persaingan pasar bebas

 Untuk dapat membangun kemitraan yang salinng terkait, ketergantungan dan saling membutuhkan yang memberi keuntungan kedua pihak, perlu adanya keterbukaan pihak lembaga litbang untuk menawarkan kompetensi dan kemampuan yang dimiliki sebagai upaya dalam peningkatan daya saing untuk menghadapi kompetisi diantara produk-produk yang sama dari negara lain (impor) atau produk baru yang berkualitas dengan teknologi yang unggul pula.

Membangun Definisi Kemitraan dan CATWOE

C : Customer : Seluruh Staf dan Peneliti

A : Actor : Kepala Pusat dan Seluruh Staf dan Peneliti

W : Worldview : Tebangunnya Kemitraan Puslit Kimia-LIPI dengan

industri

O : Owner : Kepala Pusat Kimia - LIPI

E : Environment : Kebijakan Nasional Iptek, Kebijakan Lembaga, Keadaan social ekonomi dan keamanan

TAHAP EMPAT: Membuat Konseptual Model UPT BPPTK – LIPI

Gambar 3. Konseptual Model Dalam Membangun Kemitraan Masa Depan (UPT BPPTK- Industri/UKM)

Sesuai model konseptual yang dikembangkan di negara maju seperti Amerika, telah menumbuhkan kemitraan dengan industri. Model konseptual tersebut menunjukkan bahwa universitas atau lembaga litbang harus didukung oleh Pusat Inovasi. Melalui kompetensi-keahlian dari disiplin ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki organisasi dapat menawarkan produk inovasi teknologi profesional baru yang unggulan untuk ditawarkan kepada industri.

Dari Gambar 3, Konseptual Model Dalam Membangun Kemitraan Masa Depan untuk menjawab tantangan ke masa depan melalui kemitraan yang saling menguntungkan (win-win solution). Model konsptual tersebut menawarkan 4 (empat) kompetensi yang dibutuhkan oleh pelaku industri/UMKM jika ingin

L1 L2 L3 Lp Kemitraan Terbatas Unit Industri Kebutuhan Konsultasi Litbang Inovasi Pengalaman Pemasaran Industri/UKM UPT BPPTK-LIPI PUSINOV PIMPINAN LIPI

bermitra. Ke 4 kompetensi tersebut adalah (1) pengalaman litbang, (2) konsultasi; (3) produk inovasi; (4) produk profesional baru yang unggulan. Ke 4 kompetensi tersebut merupakan pemikiran yang jauh ke depan yang dapat ditawarkan lembaga litbang/Universitas terutama dalam menghadapi tantangan yang amat berat dalam persaingan global yang membutuhkan keterbukaan semua pihak yang terkait.

Puslit Kimia dan UPT BPPTK dipandang dan diposisikan sebagai unit inovasi yang memiliki visi dan misi yang jelas untuk menjawab tantangan 10 sampai 20 tahun ke depan. Bahwa kerjasama membangun kemitraan harus dimulai dari pengalaman penelitian dan pengembangan (litbang) yang menawarkan produk hasil inovasi teknologi yang sangat mungkin untuk di produksi oleh pihak industri/UMKM.

Bahwa produk inovasi teknologi hasil litbang mampu meningkatkan kualitas produk industri, begitu pula unggulan baru yang mampu membangun industri baru yang melbatkan industri baru pula. Pengalaman litbang harus menjadi modal yang boleh jadi belum dimiliki oleh industri/UMKM sehingga perlu diperkenalkan. Betapa banyak yang bisa dihasilkan oleh Lembaga litbang dari pengalaman litbang tersebut, sehingga perlu ditawarkan kepada pelaku industri/ UMKM. SDM peneliti ahli yang berpengalaman sangat dimungkinakan untuk menawarkan agar pelaku industru/UMKM mengenal dan merasakan peran dan pengalaman tersebut. Sebagai Puslit dan UPT BPPTK, salah satu tugas utamanya adalah melakukan konsultasi ke industri/UMKM untuk dapat memperkenalkan kompetensi dan keahliannya agar pelaku industri mengenal dan mempercayai keahlian SDM peneliti dan pengembang teknologi.

Dari 4 (empat) kompetensi keahlian yang bisa ditawarkan Puslit Kimia dan UPT BPPTK-LIPI ke masa depan sangat dimungkinkan pihak pelaku industri terbuka dalam menjelaskan kondisi internalnya. Yang paling penting dapat menyampaikan kebutuhannya dalam menghadapi persaingan yang semakin berat. Produk industri yang mulai terancam dengan persaingan pasar bebas, tentu akan dengan mudah diungkapkan sehingga Puslit Kimia dan UPT BPPTK dapat segera merespon untuk mengambil langkah-langkah membangun kemitraan sebagaimana yang diharapkan.

TAHAP LIMA: Membandingkan Permasalahan dengan Model Konseptual UPT BPPTK – LIPI

 Program Pengembangan UPT BPPTK-LIPI tampak belum terarah sebagai unit pengembangan teknologi yang memiliki atau mengarah ke 4 (empat) kompetensi dan keahlian yang diharapkan oleh pelaku industri/UMKM. Padahal apa yang diharapkan oleh pelaku industri sehingga terbangun kepercayaan, komitmen adalah konsistensi unit pengembangan teknologi dalam membangun kompetensi dan keahliannya. Sedangkan konseptual model yang sesuai masa depan diharapkan lebih menjamin pada terbangunnya kompetensi dan keahlian semua pihak terkait yang akan

 Untuk lebih mengembangkan peran UPT BPPTK-LIPI pada tingkat yang lebih tinggi untuk membawa teknologi unggulan dan produk inovasi perlu pendanaan yang cukup besar , maka Pimpinan LIPI harus ikut mebantu memperjuangkan dalam hal pendanaan

TAHAP ENAM: Perubahan Definisi Dari Kemungkinan

Diperlukan/Diinginkan UPT BPPTK – LIPI

 Dilihat dari pengalaman UPT BPPTK-LIPI dalam membangun kemitraan UPT BPPTK – LIPI dengan industri belum terjadi seperti yang diharapkan sesuai dalam konseptuan model ke depan, bahkan masih jauh dari tumbuhnya kepercayaan pada UPT BPPTK. Kemitraan yang terbangun dari kedua pihak sangat diwarnai untuk waktu jangka pendek

 Tantangan dan persaingan yang dihadapi ke depan mendorong kedua pihak perlu melakukan perubahan visi dan misi. UPT BPPTK sebagai unit pengembangan hasil litbang perlu secara terencana untuk membangun kompetensi dan keahlian seperti yang dikembangkan melalui konseptual model tersebut. Pengalaman, program konsualtasi, inovasi teknologi sampai produk baru unggulan merupakan arah yang jelas yang diperlukan oleh pelaku industri jika ditawarkan oleh UPT BPPTK-LIPI

 membangun kompetensi dan keahlian organisasi agar kebutuhan industri terkait dalam berkonsultasi penelitian, hasil litbang unggulan dan inovasi serta produk baru profesional baru, yang diharapkan akan dapat mempercepat terbangunnya kemitraan dengan industri/UMKM

TAHAP TUJUH: Kegiatan Pemecahan Masalah UPT BPPTK – LIPI

 Pimpinan LIPI harus ikut berperan secara langsung dalam mendorong dalam menumbuhkan kepercayaan untuk memenuhi dan menjawab kebutuhan pihak industri/UMKM

 Harus melakukan perubahan/reformasi visi dan misi untuk 10 – 20 tahun ke depan, yang menyangkut 4 (empat) kompetensi, yaitu (1) pengalaman penelitian, (2) konsultasi, (3) inovasi produk, dan (4) produk baru profesional yang unggulan

 Ke 4 (empat) kompetensi tersebut secara internal organisasi harus dibangun sehingga menjadi kompetensi dan keahlian, yang diharapkan dapat dengan mudah menarik simpati dari pihak pelaku industri/UMKM untuk menjawab kebutuhan sekaligus membangun kemitraan yang saling menguntungkan (win-win solution)

 Untuk menghadapi tantangan global saat ini perlu peran Pusinov lebih nyata/ril terutama dalam membantu UPT BPPTK – LIPI dalam mempercepat kemitraan dengan industri maupun dalam menggali sumber-sumber pendanaan bagi program pengembangan UPT BPPTK

 Pemerintah diharapkan untuk membantu Lembaga Litbang membuatkan pendanaan bagi produk pengembangan yang memiliki nilai tambah dan dapat menciptakan lapangan kerja baru untuk menyerap pengangguran

Dalam dokumen pvOiBhCuTjkTkeBK NASKAH CETAK OKE (Halaman 155-161)