• Tidak ada hasil yang ditemukan

PUSLIT KIMIA-LIPI

Dalam dokumen pvOiBhCuTjkTkeBK NASKAH CETAK OKE (Halaman 161-169)

KEMITRAAN LEMBAGA LITBANG DENGAN INDUSTRI DALAM MENDUKUNG DAYA SAING: KASUS UPT BPPTK DAN PUSLIT KIMIA

PUSLIT KIMIA-LIPI

PUSLIT KIMIA-LIPI

Puslit Kimia-LIPI merupakan salah satu satuan kerja yang memposisikan diri sebagai organisasi penelitian dan pengembangan terkemuka di Indonesia dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi kimia dengan reputasi internasional dan berperan nyata bagi pembangunan nasional dan kualitas lingkungan global. Suatu impian yang mulia yang dituju bersama dalam mewujudkan masa depan Puslit Kimia-LIPI yang lebih cerah dengan kemungkinan untuk mencapainya besar sekali. Sebagai landasan filosofis yang mencerminkan tekad dan usaha perbaikan masa depan, Puslit Kimia-LIPI juga menjadi motivator bagi semua potensi organisasi dan menjadi arah di dalam penyusunan program dan strategi dalam mencapai keinginan tersebut.

Produk hasil Litbang yang dimitrakan oleh Puslit Kimia-LIPI adalah: pertama: hasil diversifikasi kaldu nabati berbasis kacang kedele ini menghasilkan produk-produk pangan lainnya seperti: Kecap (manis, asin, dan pedas); Diversifikasi pengolahan tempe; Bioproses produksi minyak kelapa; dan Pembuatan bahan acuan untuk analisis aditif dalam saos dan sirup. Kedua: Diversifikasi produk sawit, seperti: Pengembangan plasticizer pengganti DOP dari turunan minyak sawit; dan pengembangan teknologi produksi surfaktan. Cara-cara kemitraan hasil litbang yang telah/sedang dilakukan oleh Pusat Penelitian Kimia-LIPI, adalah melalui: Lisensi teknologi, jual teknologi, jasa produksi, dan melalui media promosi. Bentuk-bentuk kemitraan yang dilakukan oleh Puslit Kimia – LIPI dengan industri/masyarakat adalah: Kontrak riset, konsultasi, dan pembinaan teknis.

TAHAP SATU: Permasalahan Yang Tidak Terstruktur Puslit Kimia-LIPI

 Perencanaan penelitian tidak mengacu pada kebutuhan pasar dan tren yang ada di pasaran terlebih dahulu

 Pendokumentasian hasil litbang kurang baik

 Produk hasil Litbang selama ini masih skala lab belum dilakukan uji keekonomian dan uji mutu dan standar yang telah ditetapkan

 Dana untuk promosi terhadap produk hasil Litbang untuk sampai pada industri/UKM dirasakan kurang

 Terbatasnya anggaran untuk pengembangan kegiatan komersialisasi TAHAP DUA: Menyusun dan Memetakan Permasalahan Puslit Kimia-LIPI

 Pendokumentasian hasil litbang kurang baik

 Produk hasil Litbang selama ini masih skala lab belum dilakukan uji keekonomian dan uji mutu dan standar yang telah ditetapkan

 Dana untuk promosi terhadap produk hasil Litbang untuk sampai pada industri/UKM dirasakan kurang

 Terbatasnya anggaran untuk pengembangan kegiatan komersialisasi TAHAP KETIGA: Membangun Definisi Kemitraan Pada Langkah Kedua Tahapan

Real world Puslit Kimia-LIPI

Proses perubahan dari situasi permasalahan kemitraaan yang belum terbentuk dengan baik dan terus-menerus dan saling menguntungkan adalah sebagai berikut:

Gambar 4. Proses Transformasi Kemitraan Litbang dengan Indutsri

Membangun Definisi Kemitraan dan CATWOE

Pihak-pihak yang berperan dalam proses kemitraan tersebut dinyatakan dalam analisis CATWOE sebagai berikut:

C : Customer : Seluruh Staf dan Peneliti

A : Actor : Kepala Pusat dan Seluruh Staf dan Peneliti

W : worldview : Tebangunnya Kemitraan Puslit Kimia-LIPI dengan industri

O : Owner : Kepala Pusat Kimia - LIPI

E : Environment : Kebijakan Nasional Iptek, Kebijakan Lembaga , keadaan social ekonomi dan keamanan

TAHAP EMPAT: Membuat Konseptual Model Puslit Kimia-LIPI

Kemitraan belum terbangun dengan baik antara Puslit

Kimia-LIPI dengan pengguna (industri/UKM) sehingga masih dibutuhkan usaha yang keras dari

Kepala Puslit Kimia-LIPI dan peneliti

Kemitraan terbangun dengan baik antara Puslit Kimia-LIPI dengan pengguna (industry/UKM) apabila

Pimpinan dan peneliti melakukan usaha-usaha yang keras untuk membangun kemitraan sesuai dengan kebutuhan pengguna

Model Konseptual adalah mengidentifikasi kegiatan/aktivitas yang diperlukan minimal untuk mengidentifikasi Human Activity Systems (HAS). Berdasarkan root definition yang telah diuraikan diatas, model yang dapat dibangun oleh Puslit Kimia-LIPI mengenai kemitraan dimulai dari proses kemitraan. Proses kemitraan dilaksanakan dimulai dari ide yang dirancang dengan baik, perencanaan, diimplementasikan dan selanjutnya dimonitor serta dievaluasi terus menerus oleh pihak yang bermitra. Dengan demikian terjadi alur tahapan pekerjaan yang jelas dan teratur sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai. Keberhasilan suatu kegiatan kemitraan dapat diukur dari tercapaiannya nilai tambah yang di dapat oleh pihak yang bermitra baik dari segi material maupun non-material. Nilai tambah ini akan berkembang terus sesuai dengan meningkatnya tuntutan untuk mengadaptasi berbagai perubahan yang terjadi. Singkatnya, nilai tambah yang didapat merupakan fungsi dari kebutuhan yang ingin dicapai. Dengan kata lain keberhasilan membangun kemitraan merupakan suatu resultante dari konsistensi dalam penerapan etika bisnis maupun dalam melakukan pembaharuan iptek/teknologi, perencanaan yang tepat dibarengi dengan strategi yang tepat pula serta proses pelaksanaan yang selalu dimonitor dan dievaluasi .

Kemitraan adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh kedua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling membutuhkan saling membesarkan. Oleh karena kemitraan merupakan suatu strategi bisnis maka keberhasilan kemitraan sangat ditentukan oleh adanya kepatuhan di antara yang bermitra dalam menjalankan etika bisnis. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemitraan mencakup: (1) Hubungan (kerja sama) antara dua pihak atau lebih; (2) Kesetaraan antara pihak pihak tersebut; dan (3) Hubungan timbal balik yang saling menguntungkan atau saling memberi manfaat atau tujuan yang sama.

Ada berbagai konsep kemitraan, seperti yang dikategorikan sederhana yaitu hubungan biasa ditingkatkan menjadi hubungan bisnis dengan ikatan tanggung jawab dalam mewujudkan kemitraan usaha yang saling membutuhkan, menguntungkan, dan saling memperkuat. Dalam kemitraan ini tanggung jawab memberikan bantuan atau kemudahan memperoleh permodalan untuk mengembangkan usaha, penyediaan sarana produksi yang dibutuhkan, bantuan teknologi disepakati bersama atau ditekankan pada pemilik Usaha yang relatief besar dan atau pemilik teknologi. Sedangkan bagi UKM/pengusaha usaha kecil yang menjadi mitra mempunyai kewajiban untuk membayar jasa yang telah diberikan oleh lembaga litbang yang menjadi mitranya dengan harga yang telah disepakati bersama.

Pada prinsipnya yang membedakan hubungan kemitraan antara lembaga litbang dengan UKM/pengusaha kecil adalah bentuk pembinaan, penyuluhan, penerapan teknologi, peningkatan kemampuan SDM, pembinaan manajemen, bantuan teknologi untuk peningkatan produksi dan mutu produksi, serta jaminan pemasaran, memberikan modal usaha, dan penyediaan sarana dan prasarana. Serta iklim yang kondusif yang ditetapkan Pemerintah bagi pengembangan usaha.

UKM/Pengusaha kecil tetap dibutuhkan sebagaimana pola-pola kemitraan yang lain agar dapat terwujudnya kemitraan yang diharapkan.

Apabila konsep kemitraan dikaitkan dengan kerjasama antara Lembaga Litbang dengan pihak lain dalam suatu sistem, lembaga litbang tidak dapat berdiri sendiri. Lingkungan eksternal dan internal sangat berpengaruh terhadap perkembangan Lembaga Litbang. Dalam lingkungan internal, berhadapan dengan kesiapan infrastruktur litbang (SDM, sarana/prasarana, anggaran, orientasi dan kualitas hasil). Sedangkan pada lingkungan eksternal, berhadapan dengan iklim dan atau kepastian peraturan perundang-undangan yang berlaku, pasar dan konsumen, pesaing, penyandang dana (Bank/LKBK), dan faktor-faktor lainnya.

Beberapa alasan umum yang melatar belakangi terbentuknya kemitraan adalah antara lain: sebaran resiko (spreading the risks), berbagi biaya tetap (sharing fixed costs), memperoleh skala ekonomi (capturing of economies scale) , mendapatkan akses pemasaran baru, mencapai reposisi yang kompetitif dan berbagi usaha penelitian. Beberapa kajian memperkirakan setengah dari kemitraan antara Lembaga Litbang dengan industri tidak dapat berlanjut dikarenakan adanya perbedaan pandangan dalam hal strategi, kesulitan manajemen, koordinasi, ketidak setujuan spesifikasi disain, kebijakan pemerintah. Sejak tahun 1980, kemitraan lembaga litbang dengan industri sudah banyak dilakukan di negara Eropa dan Amerika. Kemitraan yang dilakukan ini lebih diarahkan pada peningkatan kemampuan daya saing industri di dalam dan di luar negeri, dengan mempercepat penciptaan inovasi suatu produk, proses, dan jasa serta menciptakan suatu kondisi yang dapat memudahkan komersialisasi. Selama itu lembaga litbang yang sebagian besar kegiataannya dibiayai oleh pemerntah tidak sepenuhnya mengkonsentrasikan kegiatannya pada kebutuhan indrustri terutama pada penelitian dasar yang hasilnya tidak dapat diterapkan di indrustri karena berbagai faktor teknis maupun ekonomis. Kemitraan lembaga litbang dengan industri selalu melalui proses atau tahap panjang untuk dapat menghasilkan Litbang yang siap untuk dimitrakan dan atau dikomersialisasikan. Dari tahap prototype, pilot plan, kemudian diadakan uji kelayakan baik secara teknis apabila berhasil dan kemudian dilengkapi dengan analisis ekonomi maka hasil tersebut sudah siap untuk dimitrakan. Hal ini mencerminkan bahwa tahapan litbang memerlukan waktu yang relatif panjang untuk dapat menghasilkan produk yang siap untuk dimitrakan dan selanjutnya dikomersialkan. Diperlukan strategi dan perencanaan yang matang dalam menentukan orientasi kegiatan litbang, apakah berorientasi pada pemecahaan masalah yang dihadapai oleh industri/UKM pada berbagai skala produksi atau berorientasi pada memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, dengan tekanannya pada penelitian terapan. Strategi kemitraan dapat dibangun sejak dimulainya penelitian atau setelah menghasilkan penelitian yang memiliki nilai relatif tinggi baik dari aspek teknologi (misalnya menghasilkan paten) maupun aspek manfaat dan komersial.

Dari kondisi ini ada 2(dua) aspek yang perlu digaris bawahi, yaitu: Pertama, strategi yang ditetapkan berkaitan dengan penetapan ide hingga menghasilkan produk yang layak diaplikasikan ke skala ekonomi, dan ini tertuang dalam perencanaan penelitian; Kedua, bagaimana mengkomunikasikan hasil litbang kepada masyarakat/industri agar dapat dimanfaatkan atau diproduksi dalam skala

ekonomi apakah melalui penjualan lisensi dan atau royalty apabila telah dipatenkan, atau kemitraan untuk bersama-sama mengkomersialisasikan produk tersebut, dan atau sebagainya yang akan tercermin dari strategi dan model yang akan disepakati.

Sebagai Puslit Kimia-LIPI yang telah memiliki pengalaman yang cukup lama dalam memasarkan produk hasil litbang untuk dapat diterima oleh pihak pengguna/perusahaan industri, maka salah satu langkah yang strategis adalah dengan meningkatkan kinerja organisasi. Pengenalan produk hasil litbang melalui pameran, seminar, lokakarya merupakan upaya yang dilakukan setiap tahun. Bentuk-bentuk peningkatan kinerja itu sendiri berupa pelatihan pada masyarakat UKM untuk mengenal produk hasil litbang, Selain itu juga dilakukan pelatihan bagi SDM organisasi baik dalam hal teknis maupun non teknis.

Mengenalkan produk hasil litbang selain melalui pameran, seminar, juga melakukan/melaksanakan pelatihan pada masyarakat pengguna. Di samping itu membuat jaringan berbasis website supaya bisa diakses secara mudah oleh dunia bisnis, industri, dan masyarakat pengguna. Penyebaran informasi tentang profil produk hasil litbang melalui antara lain liflet, penawaran produk ke unit-unit industri dan dunia bisnis, di samping unit-unit kerja terkait di lingkungan Pemda setempat. Penelusuran informasi terkait dengan pasar, peningkatan kuantitas, dan kualitas SDM. Pelatihan peningkatan pengetahuan pemasaran produk litbang, peningkatan kuantitas dan kualitas SDM, Meningkatkan komitmen dengan mendukung nilai-nilai inti satker/UPT litbang, meningkatkan citra organisasi dengan memberikan pelayanan prima, dan meningkatkan kemandirian dan profesionalisme organisasi.

Gambar 5. Konseptual Model Dalam Membangun Kemitraan Masa Depan (Puslit Kimia-LIPI Dengan Industri/UKM)

Konseptual Model Dalam Membangun Kemitraan Masa Depan untuk menjawab tantangan kemitraan masa depan bagi lembaga litbang dengan industri/UKM untuk siap membangun daya saing melalui kemitraan yang saling menguntungkan (win-win solution). Model konseptual yang dikemukakan pada di atas tersebut (Gambar 5) tersebut seyogianya dapat dijadikan sebagai suatu sistem yang besar berdasarkan pada visi dan misi lembaga litbang yang dimulai dari perencanaan untuk sampai pada pembentukan kemitraan dengan pengguna/industri. Beberapa kompetensi yang perlu dimiliki oleh masing pihak dalam melakukan kemitraan. Kompetensi yang harus dimiliki oleh Pusat Penelitian Kimia-LIPI yang dibutuhkan oleh pengguna/industri/UKM jika ingin bermitra adalah: (1) Kemampuan dan pengalaman lembaga litbang dalam hal adopsi dan alih teknologi, seperti: Kontrak riset, pembinaan teknis, konsultasi; (2). inovasi teknologi; dan (3). Produk Unggulan. Untuk melakukan inovasi teknologi dan program produk unggulan, Puslit Kimia-LIPI selalu melakukan adopsi dan alih teknologi dari luar (negara maju). Demikian pula bagi pihak industri harus mempunyai kemampuan SDM nya dalam adopsi dan alih teknologi dan mempunyai kebutuhan akan produk-produk hasil litbang dari lembaga litbang. Sebagai suatu sistem terbentuknya kemitraan Puslit Kimia-LIPI harus memandang bahwa tugas dan fungsinya adalah mewujudkan kemitraan yang

dilandasi keterbukaan, kepercayaan, komitmen yang tinggi, dan saling menguntungkan.

Puslit Kima-LIPI perlu memposisikan dirinya sebagai unit inovasi yang memiliki visi dan misi yang jelas untuk menjawab tantangan 10 sampai 20 tahun ke depan. Sesuai dengan Visi Pusat Penelitian Kimia adalah: menjadi Pusat Penelitian Kimia kelas dunia di tahun 2015 dengan para peneliti yang cerdas, kreatif, dan inovatif. Sedangkan Misi Puslit Kimia-LIPI adalah: melakukan penelitian mendasar dan mutakhir di bidang: Kimia Analitik dan Standar (High tech. Standard and Method), Kimia Bahan Alam, Pangan dan Farmasi (Pharma & Nutraceuticals), Teknologi Proses dan Katalisis (Natural Res. Cleaner Prod.), Teknologi Lingkungan (Ecobiotech.), Pengembangan Jasa Iptek (High Calibre Marketing S&T.), untuk memajukan iptek kimia, mendukung masyarakat ilmiah dan industri bidang kimia, serta menghasilkan output dan outcome bereputasi internasional.

Puslit Kimia-LIPI merupakan pusat inovasi dan adopsi teknologi untuk produk-produk yang dihasilkan oleh industri/UKM. Oleh karena itu Puslit Kimia-LIPI perlu secepat mungkin mempertegas arah ke depan dengan inovasi teknologi atas produk yang sudah ada mau pun produk baru yang dibutuhkan oleh industri/UMKM. Berdasarkan kemampuan SDM dan pengalaman yang cukup merupakan modal dalam membentuk kemitraan. Disamping pengetahuan dan keahlian dalam mengembangkan produk-produk yang sangat dibutuhkan oleh pengguna/industri dan merupakan produk-produk yang berdaya saing.

Sebagai Pusat Penelitian di Bidang Kimia, salah satu tugas utamanya adalah melakukan konsultasi dengan pihak pengguna/industri/UMKM untuk memperkenalkan kemampuan dan keahliannya yang dimiliki oleh lembaga litbang. Dengan cara tersebut perlu komunikasi yang efektif sehingga lembaga litbang juga dapat mengetahui kebutuhan dan keinginan pihak pengguna/industri/UKM serta keahlian yang dimikili oleh pihak pengguna/industry/UKM.

Puslit Kimia-LIPI juga perlu mengetahui kemampuan yang dimiliki oleh pengguna/industi/UKM tentang kemampuan produksi, besarnya modal yang dapat digunakan dalam memproduksi, kemampuan pemasaran, tersedianya bahan baku, peluang pasar untuk produk hasil Litbang tersebut. Produk hasil litbang dari Puslit Kimia- LIPI berupa produk industri yang saat ini sudah mulai berhasil membangun kemitraan merupakan langkah awal untuk melakukan kemitraan yang berkesinambungan oleh karena itu pembinaan teknis, kontrak riset, dan kosultasi perlu dilakukan dalam rangka pembentukan kemitraan, sedangkan untuk jangka menengah dan jangka panjang dengan program inovasi dan program produk unggulan yang berdaya saing.

TAHAP LIMA: Membandingkan Permasalahan dengan Model Konseptual Puslit Kimia-LIPI

Pembentukkan kemitraan dengan pihak industri/UKM sudah ada akan tetapi masih belum memuaskan

 Kemitraan hasil litbang selayaknya adalah kegiatan yang terencana dari sejak kegiatan litbang diusulkan dan merupakan kegiatan lintas disiplin ilmu

 Pada umumnya peneliti yang bekerja di sangat concern untuk mendapatkan hasil yang terbaik, tetapi kurang/belum memperhatikan masalah keekonomian bila hasil litbangnya akan diaplikasikan dalam bisnis

 Pengembangan jejaring ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai suatu konsekuensi dari sifat ilmu pengetahuan dan teknologi yang universal dan dinamis tidak dapat dibatasi sekat-sekat administratif

 Struktur organisasi memiliki beberapa bagian akan tetapi yang mempunyai tugas dan fungsi sebagai bagian yang mengkoordinasikan kegiatan kerjasama dan kemitraan adalah bagian jasa dan informasi yang memiliki tugas untuk menyampaikan atau mempromosikan hasil litbang serta membangun kemitraan dengan pengguna(industri/UKM)

TAHAP ENAM: Perubahan Definisi Dari Kemungkinan Diperlukan/Diinginkan Puslit Kimia-LIPI

 Berdasarkan pengamatan bahwa kemampuan dan pengalaman Puslit Kimia-LIPI dalam membangun kemitraan dengan industri/UKM/masyarakat sudah cukup terbangun hanya saja masih perlu peningkatan lagi untuk sampai pada tahap yang diharapkan yaitu banyaknya hasil litbang yang dimanfaatkan oleh pihak industri

 Kemitraan yang terbangun hanya membantu mengembangkan industri kecil dan masyarakat yang bersifat jangka pendek. Walaupun ada beberapa produk hasil litbang yang dapat dimitrakan pada industri besar seperti dengan Kimia Farma untuk produk-produk obat masih dalam tahap negosiasi

 Sebagai unit penelitian, pengembangan, penerapan, dan perekayasaan hasil litbang harus secara terencana untuk membangun kemampuan dan keahlian disertai pengalaman, program konsultasi, program kontrak riset, pembinaan teknis, sampai pada inovasi teknologi untuk produk baru unggulan merupakan sasaran yang sudah jelas yang perlu dikembangkan kemudian bagi pihak industri./UKM diharapakan dengan penuh kesadaran dapat menerima hasil litbang yang ditawarkan oleh lembaga litbang

TAHAP Tujuh: Kegiatan Pemecahan MasalahPuslit Kimia-LIPI

1. Sebagai organisasi litbang terkemuka di Indonesia dalam bidang Iptek kimia dengan reputasi internasional dan berperan nyata dalam pembangunan nasional

2. Memberi komitmen masa depan bagi SDM Puslit Kimia LIPI baik secara individu maupun bersama sehingga semua SDM secara sukarela akan mau bekerja bersemangat dan bersunguh-sungguh

3. Berdasarkan tekad untuk menjadi lembaga terkemuka dan komitmen SDM yang didukung oleh sarana dan prasarana yang ada, Puslit Kimia LIPI akan semakin meningkat kepercayaan dirinya, keyakinan untuk berperan langsung pada pembangunan nasional yang dilandasi oleh kemampuan yang dimilikinya

4. Dalam penyusunan program/kegiatan selalu mengacu pada kebutuhan pengguna/industry/masyarakat untuk memenuhi dan menjawab kebutuhan pihak industri/UMKM

Dalam dokumen pvOiBhCuTjkTkeBK NASKAH CETAK OKE (Halaman 161-169)