• Tidak ada hasil yang ditemukan

Breeding Farm PT. CPJF Bali Unit 1 dari sisi Agribisnis

Dalam dokumen LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (Halaman 40-45)

Usaha breeding ayam broiler sangat menguntungkan karena didasarkan pada perhitungan bahwa peternakan unggas broiler pastinya akan terus berkembang (Jahja, 2013). Permintaan akan daging ayam untuk memenuhi kebutuhan protein hewani juga terus meningkat. Bermunculannya pemain baru dan ekspansi beberapa perusahaan di bidang pembibitan unggas seperti PT.

Medion yang mulai mendirikan farm parent stock di Bogor, PT. Wonokoyo yang memiliki farm baru di Banjarmasin, dan PT. Japfa Comfeed yang lebih dulu memiliki breeding farm di Bali mengindikasikan bahwa bisnis breeding farm di tanah air akan terus bertumbuh. PT. CPJF mengimbangi persaingan dari para kompetitornya dalam melakukan pengembangan wilayah dan memperbesar kapasitas produksi dengan menambah breeding farm baru di wilayah Bali yaitu PT. CPJF Unit 1.

PT. CPJF Bali Unit 1 mendapatkan DOC parent stock dari penetasan telur grand parent stock PT. CPJF Subang dan Pasuruan. Pemeliharaan parent stock oleh PT. CPJF Bali Unit 1 menghasilkan telur tetas (hatching egg) yang nantinya akan dikirimkan ke unit penetasan (hatchery) yang ada di Kecamatan Melaya Kabupaten Jembrana. Unit penetasan CPJF menghasilkan DOC final stock yang dapat disalurkan langsung ke peternak, melalui poultry shop, maupun melalui perusahaan kemitraan. Pada umumnya peternak besar mandiri melakukan pengadaan DOC final stock dengan sistem pembayaran tunai, alasannya adalah dengan sistem tunai mereka bisa mendapatkan harga DOC yang lebih murah dibandingkan sistem pembayaran kredit melaui poultry shop maupun dengan mengikuti perusahaan kemitraan (Mappigau dan Esso, 2011).

4.2 Struktur Populasi

Strain yang dipelihara oleh PT. CPJF Bali Unit 1 adalah strain cobb dan ross. Kedua strain tersebut digunakan oleh PT. Charoen Pokphand Jaya Farm karena bertujuan unuk memenuhi permintaan dari segmentasi pasar yang berbeda-beda sehingga konsumen dapat memilih strain mana yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Konsumen dari strain ross sebagian besar berupa perusahaan di bidang breeding farm karena memiliki kuantitas produksi telur lebih banyak yaitu 87 % dari populasi betina sedangkan konsumen dari strain cobb sebagian besar berupa perusahaan di bidang commercial farm karena bersifat memiliki pertambahan bobot badan yang lebih tinggi (CPJF, 2012).

Jumlah ayam broiler parent stock yang dipelihara di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 sejumlah lebih kurang 10.800 ekor untuk tiap ruangan kandang (hen house). Tiap hen house memiliki ukuran panjang 120 meter dan lebar 12 meter sehingga tingkat kepadatan adalah 1 m2 : 7 ekor. Perhitungan ini dimaksudkan untuk mengantisipasi kondisi kepadatan kandang yang maksimal saat ayam mencapai usia afkir dengan berat rata-rata 4 – 4,1 kg untuk ayam betina dan 4,9 – 5 kg untuk ayam jantan. Hal ini sesuai dengan pendapat Anonymous (2012) yang menyatakan bahwa luas kandang close house menurut standar kepadatan ayam broiler parent stock adalah 6 – 8 ekor/ m2.

4.3 Sistem Perkandangan 4.3.1 Model Kandang

PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 menggunakan kandang dengan model sistem tertutup (close house). Penggunaan kandang close house dimaksudkan untuk mengantisipasi kondisi lingkungan yang buruk dan perubahan cuaca yang tidak menentu. Kandang sistem close house merupakan sistem kandang yang sanggup mengeluarkan kelebihan panas, kelebihan uap air, gas-gas yang berbahaya seperti CO, CO2 dan NH3 yang ada dalam kandang, tetapi disisi lain dapat menyediakan berbagai kebutuhan oksigen bagi ayam (Ahmadi, 2009).

Maka dari itu kandang dengan model sistem tertutup ini diyakini mampu

meminimalkan pengaruh-pengaruh buruk lingkungan dengan mengedepankan produktivitas yang dipunyai ayam.

4.3.2 Peralatan Kandang

PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 telah menerapkan sistem close house secara full automatic artinya seluruh peralatan dijalankan secara otomatis. Ahmadi (2009) menyatakan, struktur umum kandang sistem full automatic close house meliputi bangunan kandang, exhaust fan, cooling pad, dinding kandang (solid wall dan curtain system), dan panel kontrol.

4.3.2.1 Pemanas (Heater)

Pemakaian heater merk purafire dilengkapi dengan sistem thermoregulator sehingga dapat hidup dan mati secara otomatis. Jika suhu ruangan lebih dari suhu maksimum yang telah disetel, maka heater akan mati.

Heater akan menyala kembali jika suhu ruangan kurang dari suhu minimum yang telah disetel. Heater merk purafire ini lebih hemat terhadap pemakaian gas sebanyak 70 % daripada pemakaian heater model gasolec (CPJF, 2012).

4.3.2.2 Panel Kontrol

Menurut Anonymous (2009), panel kontrol digunakan sebagai perlengkapan untuk mendukung teknik close house. Panel kontrol berfungsi untuk memprogram kerja peralatan secara otomatis yang ada di tiap-tiap kandang. Panel kontrol terdiri atas, electric switch, saklar lampu, saklar nipple, saklar exhaust fan, saklar cooling pad, saklar tempat pakan jantan, dan saklar tempat pakan betina.

4.3.2.3 Peralatan Tempat Minum

Nipple drinker system memiliki beberapa tujuan yaitu kebersihan yang lebih baik, meminimalkan air minum yang tumpah, mudah dibersihkan, dan kemudahan bagi ayam untuk minum (Anonymous, 2013). Air diarahkan ke regulator menggunakan panel kontrol sehingga tekanan air berkurang dan air mengalir secara optimal ke tiap nipple dengan tekanan yang sama. Ketinggian

nipple juga dapat disesuaikan dari panel kontrol. Di atas pipa yang memanjang melewati tiap-tiap nipple terdapat kawat yang berfungsi supaya ayam tidak dapat bertengger di atas pipa.

4.3.2.4 Peralatan Tempat Pakan Jantan

Tempat pakan jantan menggunakan pan feeder. Pan feeder memiliki pengatur otomatis supaya tidak tejadi kelebihan pakan di wadah. Hal ini dapat memastikan bahwa pakan berada di tingkat tertinggi di dalam wadah tanpa adanya kelebihan pakan. Pada wadah pakan terdapat pelindung luar agar sayap ayam tidak membawa pakan keluar dari wadah saat proses feeding. Pan feeder merupakan tempat pakan yang sangat mudah dibersihkan dengan menggunakan semprotan air bertekanan tinggi yang diarahkan ke atas wadah sehingga tempat pakan dapat berputar dengan sendirinya (Anonymous, 2013).

4.3.2.5 Peralatan Tempat Pakan Betina

Tempat pakan betina disebut trough feeder. Tempat pakan ini dilengkapi dengan grill, motor penggerak, hopper, trough, dan rantai pengedar pakan.

Hopper sebanyak tiga buah berfungsi sebagai bak pakan sebelum pakan diedarkan ke dalam kandang. Kapasitas tiap hopper yaitu 150 kg. Trough berfungsi sebagai tempat pakan yang berbentuk persegi panjang dan terbuat dari bahan seng baja.

Lebar trough 11 cm dan panjangnya sejajar dengan panjang kandang. Grill adalah penutup trough yang berbentuk segitiga sebagai tempat masuknya kepala ayam dengan ukuran lubang-lubang grill disesuaikan dengan ukuran kepala ayam.

Ukuran grill pada betina 6 cm x 7 cm. Menurut Sudaryani dan Santoso (2004), keuntungan menggunakan grill yaitu dapat meningkatkan efisiensi pakan dan pemberian pakan jadi lebih terkontrol. Rantai pengedar pakan berhubungan langsung dengan motor penggerak. Rantai ini akan mengedarkan pakan secara merata ke dalam kandang.

4.3.2.6 Peralatan Ventilasi

Menurut data dari PT. Agrinusa (2011), daya sedot exhaust fan 48 inchi yaitu sepanjang 120 meter. Perhitungan ini sesuai dengan yang diterapkan di kandang PT. CPJF Bali Unit 1 yang memiliki panjang kandang 120 meter dan memiliki 7 buah exhaust fan yang disesuaikan dengan lebar kandang 12 meter.

Penggunaan cooling pad juga sudah sesuai dengan pendapat Anonymous (2012) yang menyatakan cooling pad dapat menurunkan suhu udara yang masuk ke dalam kandang sebesar 1,50 – 20 C. Terbukti pada saat suhu udara di luar kandang terasa panas, suhu kandang bagian dalam tetap lebih rendah.

Setting exhaust fan dan cooling pad masing-masing kandang dipegang oleh supervisor tiap kandang (CPJF, 2012). Cooling pad pada panel kontrol akan hidup jika suhu dalam kandang melebihi suhu maksimum pada settingan temptron. Jika suhu melebihi setting maka cooling pad dengan sendirinya akan hidup.

4.4 Program Biosecurity

Dalam pemeliharaan ayam broiler parent stock, program biosecurity merupakan suatu hal yang penting yang harus dijlankan. Biosekuritas merupakan suatu sistem untuk mencegah penyakit yang dimaksudkan untuk mengoptimalkan produksi unggas secara keseluruhan dan merupakan bagian untuk mensejahterakan hewan (Winkel, 1997).

Terdapat 3 aspek biosecurity yang dilakukan di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 yaitu biosecurity pada kendaraan, barang, dan manusia.

Biosecurity pada kendaraan dilakukan dengan menyemprotkan antiseptik pada semua kendaraan yang masuk area farm. Barang-barang yang akan masuk area farm disemprot dengan antiseptik dan dilewatkan pada box ultraviolet. Setiap karyawan dan pengunjung yang masuk ke area farm diwajibkan mandi dan disemprot dengan antiseptik. Jika karyawan atau pengunjung memasuki pintu kandang maka diwajibkan mencelupkan kaki dengan antiseptik dan menyemprot tangan dengan alkohol 70% serta memakai perlengkapan alat pelindung seperti sepatu boot, topi, dan seragam yang telah disediakan.

Sistem biosecurity yang dilakukan oleh PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 sesuai dengan pendapat Hadi (2010) yaitu pengunjung farm didesinfeksi, mandi semprot, lalu memakai sepatu khusus, baju penutup, dan topi khusus yang telah didesinfeksi. Tangan orang juga harus didesinfeksi sebelum masuk bangunan kandang ataupun meninggalkannya. Sistem biosecurity dilakukan untuk menghindari kontaminasi lingkungan luar terhadap area kandang.

Sesuai prosedur yang ada di Farm Bali 1, karyawan dan tamu telah menerapkan program biosecurity dengan baik dan benar, terutama caretaker yang paling sering ke kandang harus memiliki rasa tanggung jawab terhadap produktifitas ayam bibit dengan program biosecurity.

Dalam dokumen LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (Halaman 40-45)

Dokumen terkait