• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG"

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)

DAN

MANAJEMEN USAHA RUMAH POTONG AYAM DI UD. PHALOSARI UNGGUL JAYA

JOMBANG JAWA TIMUR

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANG

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Pendidikan Program Studi D-IV Manajemen Bisnis Unggas

Jurusan Peternakan

Oleh:

Farhan Zulkarnain NIM. C4208502

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN POLITEKNIK NEGERI JEMBER

JURUSAN PETERNAKAN

2014

(2)

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANG

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Program Studi D-IV Manajemen Bisnis Unggas

Jurusan Peternakan

Oleh:

Farhan Zulkarnain NIM. C4208502

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN POLITEKNIK NEGERI JEMBER

JURUSAN PETERNAKAN

2014

(3)

ii

PARENT STOCK PERIODE STARTER DAN GROWER DI PT. CHAROEN POKPHAND JAYA FARM

BALI UNIT 1 DAN

MANAJEMEN USAHA RUMAH POTONG AYAM DI UD. PHALOSARI UNGGUL JAYA

JOMBANG JAWA TIMUR

Telah Diuji pada Tanggal 4 Desember 2013 Telah Dinyatakan Memenuhi Syarat

Tim Penguji:

Ketua,

Nurkholis, S.Pt., M.P.

NIP. 19780103 200812 1 001

Anggota,

Budi Prasetyo, S.Pt., M.P.

NIP. 19710621 200112 1 001

Anggota,

Ir. Anang Sutirtoadi, M.P.

NIP. 19671217 200212 1 002

Mengesahkan :

Direktur Politeknik Negeri Jember

Ir. Nanang Dwi Wahyono, M.M.

NIP. 19590822 198803 1 001

Menyetujui :

Ketua Jurusan Peternakan

Ir. Rosa Trihertamawati, M.Si.

NIP. 19680625 199512 2 001

(4)

iii

Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 dan Manajemen Usaha Rumah Potong Ayam di UD. Phalosari Unggul Jaya Jombang Jawa Timur. Komisi Pembimbing : Nurkholis, S.Pt., M.P.

Perkembangan teknologi industri perunggasan didukung oleh pemanfaatan teknologi modern baik dalam bidang pembibitan ternak, pakan ternak, obat- obatan, budidaya ternak, pengolahan hasil ternak, serta sumber daya manusia sebagai tenaga professional dalam bidang perunggasan.

Tujuan melaksanakan praktek kerja lapang yaitu meningkatkan keterampilan dan kemampuan manajerial di bidang peternakan dan meningkatkan wawasan dan pengetahuan mengenai perusahaan peternakan. Kegiatan praktek kerja lapang ini dilakukan di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 dan RPA UD.

Phalosari Unggul Jaya Jombang Jawa Timur.

PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 merupakan salah satu perusahaan pembibitan (breeding farm) ayam broiler parent stock yang dimiliki oleh PT.

Charoen pokphand Indonesia Tbk. Sedangkan RPA UD. Phalosari Unggul Jaya merupakan sebuah usaha rumah pemotongan ayam yang dimiliki oleh Bima Sakti Group.

Tata laksana pemeliharaan ayam broiler parent stock pada periode starter dan grower yaitu sistem biosecurity, pemberian pakan, pemberian minum, pencahayaan, ventilasi, grading, uniformity, dan program kesehatan. Manajemen periode starter merupakan tahap awal pemeliharaan yang sangat penting karena menentukan pertumbuhan ayam di periode berikutnya. Manajemen grower bertujuan untuk menjaga laju pertumbuhan ayam broiler parent stock pada saat selesai periode starter hingga akan memasuki periode layer supaya sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Manajemen usaha pemotongan ayam di RPA UD.

Phalosari Unggul Jaya meliputi proses produksi (unloading, penggantungan, stunning, killing, bleeding, scalding, defeathering, eviscerating, chilling, grading, parting, boneless, marinating, packaging, dan penanganan hasil) dan pengolahan limbah (limbah padat dan cair). Tujuan dari usaha rumah potong ayam UD.

Phalosari Unggul Jaya adalah untuk menghasilkan karkas ayam broiler yang ASUH (Aman, Sehat, Utuh, dan Halal).

(5)

iii ABSTRAK

ZULKARNAIN, FARHAN. Program Studi Manajemen Bisnis Unggas, Jurusan Peternakan, Politeknik Negeri Jember, 1 September 2013.. Komisi Pembimbing : Nurkholis, S.Pt., M.P.

Perkembangan teknologi industri perunggasan didukung oleh pemanfaatan teknologi modern baik dalam bidang pembibitan ternak, pakan ternak, obat- obatan, budidaya ternak, pengolahan hasil ternak, serta sumber daya manusia sebagai tenaga professional dalam bidang perunggasan.

Tujuan melaksanakan praktek kerja lapang yaitu meningkatkan keterampilan dan kemampuan manajerial di bidang peternakan dan meningkatkan wawasan dan pengetahuan mengenai perusahaan peternakan. Kegiatan praktek kerja lapang ini dilakukan di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 dan RPA UD.

Phalosari Unggul Jaya Jombang Jawa Timur.

PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 merupakan salah satu perusahaan pembibitan (breeding farm) ayam broiler parent stock yang dimiliki oleh PT.

Charoen pokphand Indonesia Tbk. Sedangkan RPA UD. Phalosari Unggul Jaya merupakan sebuah usaha rumah pemotongan ayam yang dimiliki oleh Bima Sakti Group.

Tata laksana pemeliharaan ayam broiler parent stock pada periode starter dan grower yaitu sistem biosecurity, pemberian pakan, pemberian minum, pencahayaan, ventilasi, grading, uniformity, dan program kesehatan. Manajemen periode starter merupakan tahap awal pemeliharaan yang sangat penting karena menentukan pertumbuhan ayam di periode berikutnya. Manajemen grower bertujuan untuk menjaga laju pertumbuhan ayam broiler parent stock pada saat selesai periode starter hingga akan memasuki periode layer supaya sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Manajemen usaha pemotongan ayam di RPA UD.

Phalosari Unggul Jaya meliputi proses produksi (unloading, penggantungan, stunning, killing, bleeding, scalding, defeathering, eviscerating, chilling, grading, parting, boneless, marinating, packaging, dan penanganan hasil) dan pengolahan limbah (limbah padat dan cair). Tujuan dari usaha rumah potong ayam UD.

Phalosari Unggul Jaya adalah untuk menghasilkan karkas ayam broiler yang ASUH (Aman, Sehat, Utuh, dan Halal).

Kata kunci: PKL, Breeding farm, RPA

(6)

iv

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Farhan Zulkarnain

NIM : C4208502

Program Studi : Manajemen Bisnis Unggas Jurusan : Peternakan

Demi pengembangan Ilmu Pengetahuan, saya menyetujui untuk memberikan kepada UPT. Perpustakaan Politeknik Negeri Jember, Hak Bebas Royalti Non- Eksklusif (Non-Executive Royalty Free Right) atas Karya Ilmiah berupa laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) saya yang berjudul: Tata Laksana Pemeliharaan Ayam Broiler Parent Stock Periode Starter dan Grower di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 dan Manajemen Usaha Rumah Potong Ayam di UD. Phalosari Unggul Jaya Jombang Jawa Timur.

Dengan Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif ini UPT. Perpustakaan Politeknik Negeri Jember berhak menyimpan, mengalih media atau format, mengelola dalam bentuk Pangkalan Data (Database), mendistribusikan karya, dan menampilkan atau mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis atau pencipta.

Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan pihak Politeknik Negeri Jember. Segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas Pelanggaran Hak Cipta dalam Karya ilmiah ini.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Jember, 24 Februari 2014 Yang menyatakan,

Farhan Zulkarnain NIM. C4208502

(7)

v

Laksana Pemeliharaan Ayam Broiler Parent Stock Periode Starter dan Grower di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1dan Manajemen Usaha Rumah Potong Ayam di UD. Phalosari Unggul Jaya Jombang Jawa Timur dapat diselesaikan dengan baik.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapang, baik secara moril maupun materil utamanya yaitu kepada:

1. Direktur Politeknik Negeri Jember.

2. Ketua Jurusan Peternakan Politeknik Negeri Jember.

3. Ketua Program Studi D-IV Manajemen Bisnis Unggas Politeknik Negeri Jember.

4. Nurkholis, S.Pt., M.P., selaku Dosen Pembimbing Utama (DPU).

5. Budi Prasetyo, S.Pt., M.P., selaku Dosen Penguji.

6. Ir. Anang Sutirtoadi, M.P., selaku Dosen Penguji.

7. Serta semua pihak yang turut serta membantu penyelesaian Laporan Praktek Kerja Lapang.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan Praktek Kerja Lapang ini masih jauh dari kesempurnaan dalam penyajiannya, untuk itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan.

Akhirnya penulis berharap semoga laporan Praktek Kerja Lapang ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.

Jember, 24 Februari 2014

Penulis

(8)

vi DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL …..……….……….………. i

LEMBAR PENGESAHAN .……….. ii

RINGKASAN………. iii

SURAT PERNYATAAN …….………. iv

KATA PENGANTAR..……….………. v

DAFTAR ISI...……….…………... vi

DAFTAR TABEL ………..……… ix

DAFTAR GAMBAR ……….……… x

DAFTAR LAMPIRAN ……….…… xi

BAB I. PENDAHULUAN ……….………... 1

1.1 Latar Belakang ……….. 1

1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapang ….………. 2

1.2.1 Tujuan Umum ………..……….. 2

1.2.1 Tujuan Khusus ………. 2

1.3 Lokasi dan Jadwal Kerja ….………. 2

1.4 Metode Pelaksanaan …………..……… 3

BAB II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN ……..……….…. 4

2.1 Sejarah Perusahaan ………….………. 4

2.2 Organisasi PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 …... 4

2.2.1 Struktur Organisasi ……….. 4

2.2.2 Ketenagakerjaan ……….. 6

2.2.3 Jaminan Sosial ………. 7

2.2.4 Fungsi Sosial ……….….….…….….….……. 7

2.3 Kondisi Lingkungan ………. 8

2.2.3 Lingkungan Fisik ………. 8

2.2.3 Lingkungan Non Fisik ………. 8

BAB III. TATA LAKSANA PEMELIHARAAN ….…………..….….… 9

3.1 Breeding Farm PT. CPJF Bali Unit 1 dari sisi Agribisnis ….... 9

3.2 Struktur Populasi ………. 9

3.3 Sistem Perkandangan ……… 10

3.3.1 Model Kandang …….………. 10

3.3.2 Peralatan Kandang …….………. 11

3.3.2.1 Pemanas (Heater) ….………. 11

3.2.2.2 Panel Kontrol ………. 12

3.2.2.3 Peralatan Air dan Tempat Minum ………. 12

3.2.2.4 Peralatan Tempat Pakan Jantan ………. 13

3.2.2.5 Peralatan Tempat Pakan Betina ………. 13

3.2.2.6 Peralatan Ventilasi ………. 13

3.2.2.7 Peralatan-peralatan lain ………. 14

(9)

vii

Halaman

3.4 Program Biosecurity …..……… 14

3.5 Tata Laksana Pemeliharaan Ayam Periode Starter ………... 15

3.5.1 Persiapan Kandang sebelum Chick in ………. 16

3.5.2 Persiapan Brooding ……….……… 16

3.5.3 Pemberian Pakan ……… 17

3.5.4 Pemberian Minum ……… 17

3.5.5 Pelebaran Sekat Brooding ……….. 18

3.5.6 Potong Paruh (debeaking) ……….. 19

3.6 Tata Laksana Pemeliharaan Ayam Periode Growing ……... 20

3.6.1 Pemberian Pakan ………...………. 20

3.6.2 Pemberian Air Minum ………..…….……….. 21

3.6.3 Program Pencahayaan Periode Growing ………. 22

3.6.4 Program Ventilasi ……… 22

3.6.5 Pengambilan Sampel Berat Badan dan Uniformity …… 23

3.6.6 Grading dan Fleshing ……….…… 23

3.6.7 Program Kesehatan ………. 24

3.6.7.1 Pemberian Vaksin ………. 24

3.6.7.2 Pengambilan Sampel Darah ………. 25

3.6.7.3 Kontrol Kandang ……….. 25

3.6.8 Penanganan Limbah dan Bangkai ………. 25

BAB IV. PEMBAHASAN ……….……….………….…... 27

4.1 Breeding Farm PT. CPJF Bali Unit1 dari Sisi Agribisnis …... 27

4.2 Struktur Populasi ……….………. 28

4.3 Sistem Perkandangan …………..………. 28

4.3.1 Model Kandang ……….. 28

4.3.2 Peralatan Kandang ……….. 29

4.3.2.1 Pemanas (Heater) ….………. 29

4.3.2.2 Panel Kontrol ………. 29

4.3.2.3 Peralatan Air dan Tempat Minum ………. 29

4.3.2.4 Peralatan Tempat Pakan Jantan ………. 30

4.3.2.5 Peralatan Tempat Pakan Betina ………. 30

4.3.2.6 Peralatan Ventilasi ………. 31

4.4 Program Biosecurity ………. 31

4.5 Tata Lakasana Pemeliharaan ……… 32

4.5.1 Persiapan Kandang sebelum Chick in ………. 32

4.5.2 Persiapan Brooding ………. 32

4.5.3 Pelebaran Sekat Brooding ……….. 33

4.5.4 Potong Paruh (Debeaking) ……….. 33

4.5.5 Pemberian Pakan ………...………. 34

4.5.6 Pemberian Air Minum ………..…….……….. 35

4.5.7 Program Pencahayaan (Lighting Program) ………. 36

4.5.8 Program Ventilasi ……… 37

4.5.9 Uniformity ………...……… 37

4.5.10 Grading dan Fleshing ……….…….…..… 37

(10)

viii

4.5.11 Program Kesehatan ………. 39

4.5.11.1 Pemberian Vaksin ………. 39

4.5.11.2 Pengambilan Sampel Darah ……….. 39

BAB V. KESIMPULAN ……….………... 41

DAFTAR PUSTAKA ……… 42

LAMPIRAN ……….. 43

(11)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman 2.1 Susunan Tenaga Kerja di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm

Bali Unit 1 ……….. 7

3.1 Populasi PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 10 3.2 Program Suhu Proses Brooding ……… 17

3.3 Pengaturan Ketinggian Nipple Periode Starter ………. 18

3.4 Luas Area Brooding ……….. 18

3.5 Kandungan Nutrisi Pakan Kode 532 ……… 21

3.6 Pengaturan Ketinggian Nipple Periode Grower ………. 22

4.1 Program Point Feed CPJF Bali Unit 1 ………. 32

4.2 Rekomendasi Program Pencahayaan ayam bibit Parent Stock ……….. 33

(12)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman 2.1 Struktur Organisasi PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali

Unit 1………..……… 5

3.1 Heater Otomatis merk Purafire ……… 12 3.2 Proses Pemotongan Paruh (Debeaking) ……….. 20

(13)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman 1. Denah PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 …….. 43 2. Program Ventilasi di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali

Unit 1 ………. 44

3. Perhitungan Uniformity ……….. 46 4. Standar Pemeliharaan Parent Stock Strain Ross dan Cobb .. 47 5. Program Vaksinasi Ayam Broiler Parent Stock PT. Charoen

Pokphand Jaya Farm Periode Starter dan Grower ……… 49 6. Dokumentasi saat Kegiatan PKL ……… 50

(14)

1

Bisnis perunggasan di Indonesia telah menjadi sebuah industri yang memiliki komponen lengkap dari hulu ke hilir. Perkembangannya memberikan kontribusi yang nyata dalam pembangunan di bidang peternakan dan berperan dalam ketersediaan lapangan pekerjaan.

Industri perunggasan di Indonesia berkembang sesuai dengan kemajuan perunggasan global yang bertujuan untuk mencapai tingkat efisiensi usaha yang optimal. Salah satu industri perunggasan yang berkembang saat ini adalah usaha pembibitan ayam broiler parent stock yang bertujuan untuk memproduksi telur tetas (hatching egg).

PT. Charoen pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di usaha pembibitan ayam broiler parent stock. DOC parent stock didatangkan dari penetasan telur grand parent stock yang ada di PT.

Charoen Pokphand Jaya Farm Purwosari Jawa Timur dan Subang Jawa Barat.

Proses pemeliharaan ayam broiler parent stock di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 terdiri dari 3 tahap meliputi periode starter yaitu di umur 1 - 4 minggu, periode growing yaitu di umur lima minggu sampai dengan awal masa produksi (di kisaran umur 24 minggu), dan periode laying yaitu di awal masa produksi hingga usia afkir (48 minggu dari awal masa produksi).

Manajemen usaha pembibitan ayam yang baik perlu didukung dengan adanya sumber daya manusia yang berkualitas dan terampil guna tercapainya pembangunan nasional. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan melalui program pendidikan di perguruan tinggi berusaha mencatak sumber daya yang handal agar mampu bersaing dalam mengelola dan mengembangkan usaha peternakan.

Politeknik Negeri Jember adalah salah satu lembaga pendidikan yang mencetak tenaga terampil dan siap pakai di bidang peternakan karena sistem pendidikannya menitikberatkan pada 60% praktek dan didukung 40% kuliah

(15)

menjadikan mahasiswa yang berkualitas dan professional. Salah satu program yang tercantum dalam kurikulum pendidikan di Politeknik Negeri Jember adalah mahasiswa semester VIII diprogramkan untuk melaksanakan Praktek Kerja Lapang (PKL). Program PKL ini bertujuan agar mahasiswa mendapatkan pengalaman di lapangan yang sesungguhnya dan membandingkan dengan teori yang didapat selama perkuliahan, sehingga mahasiswa dapat memiliki keahlian yang baik di bidang peternakan.

1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapang 1.2.1 Tujuan Umum

1. Meningkatkan keterampilan dan kemampuan manajerial mahasiswa di bidang peternakan secara umum.

2. Meningkatkan wawasan dan pengetahuan mahasiswa mengenai perusahaan peternakan.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Melatih mahasiswa untuk berfikir kritis dan menggunakan daya nalar dengan berkomentar terhadap kegiatan yang dijadikan dalam bentuk laporan.

2. Mahasiswa dapat mengetahui, mengerti, dan memahami rangkaian kegiatan pemeliharaan ayam broiler parent stock di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1.

1.3 Lokasi dan Jadwal Kerja

Praktek Kerja Lapang (PKL) dilaksanakan mulai tanggal 2 April sampai dengan 2 Mei 2012 di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1, Desa Manistutu, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Propinsi Bali dengan komoditi ayam broiler parent stock.

(16)

1.4 Metode Pelaksanaan

1. Berpartisipasi aktif dengan melakukan kegiatan rutin dan melakukan pencatatan data di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1.

2. Mengumpulkan data primer yang dilakukan dengan cara wawancara langsung dengan karyawan perusahaan dan juga data sekunder yang diperoleh dari catatan perusahaan.

3. Membandingkan data yang diperoleh dengan pustaka, kemudian disusun menjadi sebuah laporan Praktek Kerja Lapang (PKL).

(17)

4

PT. Charoen Pokphand Jaya Farm merupakan anak perusahaan dari Charoen Pokphand Group, sebuah perusahaan besar di Thailand yang bergerak di berbagai bidang diantaranya bidang peternakan. Charoen Pokphand Group diketahui bahwa perusahaan tersebut masuk ke Indonesia pertama kali pada tahun 1972 yaitu dengan mendirikan pabrik pakan pertama di Ancol, Jakarta, dengan nama PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk. Kemudian didirikan pembibitan (breeding farm) dan penetasan (hatchery) guna memenuhi kebutuhan DOC di Indonesia.

PT. Charoen Pokphand Jaya Farm adalah perusahaan pembibitan ayam broiler (breeding farm) yang memproduksi telur tetas (hatching egg). Perusahaan ini memiliki banyak farm, salah satunya adalah farm Bali Unit 1 yang berlokasi di Desa Manistutu, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Propinsi Bali. Farm Bali Unit 1 memiliki 20 hen house yang masing-masing berisi rata-rata lebih kurang 10.800 ekor ayam broiler parent stock.

2.2 Organisasi PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 2.2.1 Struktur Organisasi

Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antar bagian secara posisi yang ada pada perusahaan dalam menjalin kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur organisasi dari PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 dapat dilihat pada Gambar 2.1.

(18)

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1

Keterangan:

Farm Manager : Bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan dalam satu unit farm.

PGA : Bertugas dalam bidang kepegawaian sekaligus diberi wewenang dalam pengadaan sarana dan prasarana.

Statistik : Bertugas menganalisis data-data mengenai hal-hal yang berkaitan dengan produksi seperti pertumbuhan berat badan ayam, penggunaan pakan, dan deplesi.

Staf AHL : Bertugas mengawasi dan memastikan bahwa tata laksana pemeliharaan yang dilakukan sudah sesuai dengan prosedur.

Supervisor : Bertugas memimpin para caretaker untuk melaksanakan kegiatan pemeliharaan didampingi oleh assistant supervisor.

Chief Mekanik : Bertugas memimpin para mekanik dalam kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana yang ada di farm. Jika terdapat kerusakan, para mekanik harus segera melakukan perbaikan.

Farm Manager

PGA (Personalia

General Affair)

Statistik Staf AHL (Animal

Health Laboratory)

Supervisor Chief Mekanik Assistant

Supervisor

Caretaker

Mekanik

Koordinator Lapang

Pekerja harian

(19)

Koordinator Lapang : Bertugas mengatur pembagian kerja para karyawan supaya pekerjaan yang ada terlaksana secara merata dan saling membantu pada tiap-tiap kandang. Koordinator Lapang mempekerjakan beberapa warga sekitar untuk dijadikan pekerja harian untuk membantu kegiatan perkandangan, hal ini hanya dilakukan saat pekerjaan yang ada sangat banyak dan dalam kondisi kekurangan tenaga.

2.2.2 Ketenagakerjaan

Tenaga Kerja di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 dbagi menjadi 3 macam meliputi tenaga kerja tetap, tenaga kerja out source, dan pekerja harian. Tenaga kerja tetap digaji setiap bulan oleh PT. Charoen Pokphand Jaya Farm, tenaga kerja out source memperoleh gaji bulanan dari perusahaan out source yaitu PT. Berkat Karya Indonesia, dan pekerja harian memperoleh gaji yang diambil dari kas perusahaan.

Tenaga kerja tetap bekerja bersama-sama dengan tenaga kerja out source selama enam hari kerja dalam seminggu dengan libur mingguan yang tidak tetap harinya. Pekerjaan dimulai pukul 7.00 WITA sampai dengan 13.30 WITA dengan waktu istirahat selama 2 jam (11.30 WITA – 13.30 WITA) untuk hari Minggu hingga Kamis. Pada hari Jumat dan Sabtu, pekerjaan dimulai pukul 7.00 WITA sampai dengan 16.00 WITA dengan waktu istirahat selama 3 jam (11.00 WITA – 14.00 WITA). Bagi pekerja harian hanya bekerja saat perusahaan membutuhkan tenaga saja, pengadaannya diatur oleh seorang koordinator lapang. Seluruh tenaga kerja yang bekerja di area farm diberikan APD (Alat Pelindung Diri) yang harus digunakan meliputi sepasang sepatu boot karet, seragam kerja, masker, dan penutup rambut. Apabila terdapat karyawan yang melakukan kesalahan saat bekerja akan diberikan teguran dan surat peringatan.

(20)

Jumlah tenaga kerja di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 pada tahun 2012 ditunjukkan pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Susunan Tenaga Kerja di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1

Tenaga Kerja Penddikan Jumlah

Farm Manager S1 1 orang

PGA S1 1 orang

Staf AHL S1 1 orang

Supervisor S1 4 orang

Assistant Supervisor SMA 4 orang

Caretaker SMA 40 orang

Chief Mekanik S1 1 orang

Mekanik SMA 4 orang

Koordinator Lapang SMA 1 orang

Pekerja Harian SD, SMP, & SMA diadakan jika hanya dibutuhkan

TOTAL 58 orang

Sumber : PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 (2012)

2.2.3 Jaminan Sosial

PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 memberikan beberapa jaminan sosial untuk seluruh karyawannya. Jaminan-jaminan sosial tersebut antara lain berupa asuransi kesehatan, penyediaan tempat tinggal berupa mess bagi karyawan, bonus bagi karyawan yang berprestasi, uang lembur bagi tenaga kerja yang menambah jam kerja atau bekerja pada hari libur, insentif bagi yang aktif bekerja di masa produksi (masa ayam bertelur), dan pemberian THR (Tunjangan Hari Raya) tiap tahun.

2.2.4 Fungsi Sosial

Fungsi sosial dari PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 adalah menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat umum dan sekitar perusahaan, memberikan sarana fasilitas tempat ibadah bagi karyawan perusahaan, dan memberikan kontribusi dalam pembangunan desa setempat seperti memperbaiki jalan yang rusak, dan pembangunan jembatan.

(21)

2.3 Kondisi Lingkungan 2.3.1 Lingkungan Fisik

PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 yang berada di Desa Manistutu, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Propinsi Bali, menempati lahan seluas lebih kurang 9 Ha. Lokasi berada di daerah dataran rendah dengan suhu rata-rata 310 C. Letak perusahaan dibatasi dengan lahan perkebunan dan di sebelah timur terdapat jalan raya. Sarana dari perusahaan antara lain berupa bangunan yang terdiri dari ruang sanitasi, gudang, kantor, mess, dan pos satpam.

2.3.2 Lingkungan Non Fisik

Mayoritas masyarakat di Desa Manistutu, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Propinsi Bali, beragama Hindu. Penduduk sekitar perusahaan sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani, pedagang, dan sebagian kecil pegawai dengan latar belakang pendidikan SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi yang mempunyai sifat kekeluargaan dan toleransinya yang tinggi terhadap kelancaran usaha di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1.

(22)

9

Pada awalnya PT. Charoen Pokphand Jaya Farm hanya memiliki unit penetasan (hatchery) di Propinsi Bali. Seiring dengan meningkatnya permintaan pasar akan DOC ayam broiler maka PT. Charoen Pokphand Jaya Farm mulai membangun suatu breeding farm yang berlokasi di Desa Manistutu Kecamatan Melaya Kabupaten Jembrana untuk menambah produksi telur tetas (hatching egg). Setelah proyek pembangunan breeding farm Unit 1 di Desa Manistutu selesai, rencana pembangunan Unit 2 akan dilanjutkan di kawasan Kabupaten Jembrana bagian Selatan, setelah itu juga akan dilanjutkan dengan pembangunan breeding farm di Pulau Lombok. Alasan penambahan jumlah breeding farm di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm juga dikarenakan oleh para perusahaan kompetitor yang terus melakukan penambahan breeding farm di wilayah-wilayah baru seperti PT. Japfa Comfeed, PT. Wonokoyo, dan PT. Medion sehingga PT.

CPJF harus lebih giat melakukan ekspansi untuk wilayah-wilayah baru.

3.2 Struktur Populasi

Ayam yang dipelihara di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 adalah ayam broiler parent stock dengan jenis strain cobb dan ross. Kedua strain tersebut memiliki ciri-ciri yang hampir sama yaitu bulu putih, jengger single berwarna merah, dan paruh berwarna kuning. Perbedaan kedua strain tersebut terletak pada sifatnya. Pada periode layer, strain cobb memiliki kuantitas produksi telur sebanyak 84% dari jumlah populasi betina, sedangkan strain ross memiliki kuantitas produksi telur sebanyak 87% dari jumlah populasi betina. Di lain hal strain Cobb memiliki pertambahan bobot badan yang lebih tinggi dibandingkan dengan strain Ross. Kedua strain tersebut digunakan oleh PT. Charoen Pokphand Jaya Farm karena bertujuan unuk memenuhi permintaan dari segmentasi pasar yang berbeda-beda sehingga konsumen dapat memilih strain mana yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

(23)

Jumlah ayam broiler parent stock yang dipelihara di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 pada saat penulis mulai melaksanakan Praktek Kerja Lapang yaitu sejumlah lebih kurang 10.800 ekor untuk tiap hen house.

Bangunan kandang berjumlah 10 dan bertingkat dua, sehingga seluruhnya terdapat 20 hen house.

Tabel 3.1. Populasi PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 Hen

House

Tanggal Kedatangan

Umur

(Minggu) Strain

Jumlah

Jumlah (Ekor) Jantan

(Ekor)

Betina (Ekor)

1 6 Desember 2011 16 Cobb 9.590 1.470 11.060 2 8 Desember 2011 16 Cobb 9.380 1.470 10.850 3 13 Desember 2011 15 Cobb 9.450 1.540 10.990 4 14 Desember 2011 15 Cobb 9.310 1.470 10.780 5 30 Desember 2011 13 Ross 8.680 1.190 9.870 6 31 Desember 2011 13 Ross 9.030 1.540 10.570 7 13 Januari 2012 11 Cobb 9.730 1.470 11.200 8 15 Januari 2012 11 Cobb 9.100 1.470 10.570 9 31 Januari 2012 9 Ross 9.450 1.400 10.850 10 2 Februari 2012 9 Ross 9.450 1.400 10.850 11 4 Februari 2012 9 Cobb 9.170 1.470 10.640 12 5 Februari 2012 9 Cobb 9.450 1.470 10.920 13 17 Februari 2012 7 Ross 9.450 1.470 10.920 14 18 Februari 2012 7 Ross 9.450 1.470 10.920

15 2 Maret 2012 5 Cobb 9.450 1.470 10.920

16 2 Maret 2012 5 Cobb 9.450 1.470 10.920

17 17 Maret 2012 3 Ross 9.030 1.470 10.500

18 18 Maret 2012 3 Ross 9.450 1.470 10.920

19 30 Maret 2012 1 Ross 9.450 1.470 10.920

20 31 Maret 2012 1 Ross 9.450 1.470 10.920

Total 186.970 29.120 216.090

Sumber : PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 (2012)

3.3 Sistem Perkandangan 3.3.1 Model Kandang

PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 memiliki 10 bangunan kandang yang menggunakan sistem close house. Sistem kandang close house adalah sistem kandang yang seluruh bagian dindingynya tertutup. Bangunan kandang berjumlah 10 dan bertingkat dua sehingga seluruhnya terdapat 20 hen

(24)

house. Penggunaan kandang tingkat dua bertujuan untuk meminimalisir kebutuhan lahan. Kandang menggunakan perlengkapan otomatis, dimana bagian sisi kanan dan sisi kiri kandang menggunakan kawat ram sebagai dinding dan ditutup dengan tirai, yang dilengkapi juga dengan alarm. Jika suhu dalam kandang terlalu panas, maka tirai terbuka secara otomatis.

Tiap bangunan kandang berukuran panjang 120 meter, lebar 12 meter, dan tinggi 9 meter (4,5 meter lantai atas dan 4,5 meter lantai bawah). Dalam kandang dibagi menjadi empat bagian (pen), pen 1 berukuran 42 m, pen 2 berukuran 12 m, pen 3 berukuran 42 m, dan pen 4 berukuran 24 m. Kandang dibangun membujur dari timur ke barat agar sinar matahari tidak langsung masuk ke dalam kandang.

Jarak antar kandang sekitar 24 m. Jarak exhaust fan dengan pagar luar sekitar 10 m sampai dengan 100 m. Bagian depan kandang terdapat ruang grading telur dan tempat pakan yang memiliki luas 36 m2 dengan ukuran 3 x 12 m. Pada ruangan ini terdapat berbagai macam peralatan kandang yaitu panel kontrol dan tandon air.

Atap kandang terbuat dari bahan seng bergelombang dan di bawah terdapat lapisan penahan panas berupa parsec thermo brite system dan polinum untuk menahan resapan panas sinar matahari oleh atap seng. Rangka atap kandang berupa besi WF (Wide Flange) dengan lebar 17 cm dan panjang 400 cm. Setiap kandang terdapat 30 batang besi WF dengan jarak antar besi 4 m.

Area dalam kandang memiliki 2 jenis lantai yaitu slat plastik dan litter.

Slat plastik sisi kanan dan sisi kiri masing-masing memiliki lebar 4 m, dan litter berupa serutan kayu dengan ketebalan 10 sampai 15 cm terletak di antara slat plastik.

3.3.2 Peralatan Kandang 3.3.2.1 Pemanas (Heater)

Proses brooding menggunakan pemanas ruangan berupa dua unit heater dengan merk purafire dalam satu kandang. Heater dilengkapi dengan sistem thermoregulator sehingga dapat hidup dan mati dengan sendirinya. Jika suhu ruangan lebih dari suhu maksimum yang telah disetel, maka heater akan mati.

(25)

Heater akan menyala kembali jika suhu ruangan kurang dari suhu minimum yang telah disetel.

Gambar 3.1 Heater merk Purafire

3.3.2.2 Panel Kontrol

Panel kontrol berfungsi untuk memprogram kerja peralatan secara otomatis yang ada di tiap-tiap kandang. Panel kontrol terdiri atas, electric switch, saklar lampu, saklar nipple, saklar exhaust fan, saklar cooling pad, saklar tempat pakan jantan, dan saklar tempat pakan betina.

3.3.2.3 Peralatan Air dan Tempat Minum

Sumber air di PT. Charoen pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 berasal dari sumur bor yang dialirkan ke bak penampungan air yang berkapasitas 100.000 liter, kemudian dinaikkan menggunakan motor pompa ke tandon air utama, setelah itu dialirkan ke seluruh tendon air yang ada di tiap-tiap kandang berkapasitas 1.000 liter. Air dari tandon kemudian ditarik oleh pompa air ke pipa nipple melalui regulator. Regulator berfungsi untuk mengatur tekanan air pada nipple agar mengalir ke semua ujung nipple dengan tekanan yang sama. Dalam

(26)

satu kandang terdapat 800 buah nipple karena satu nipple diasumsikan untuk 15 ekor ayam.

3.3.2.4 Peralatan Tempat Pakan Jantan

Tempat pakan jantan menggunakan pan feeder yang dijalankan secara otomatis. Satu buah tempat pakan jantan diasumsikan untuk 8 ekor ayam jantan.

Pada saat pemberian pakan, tempat pakan ayam jantan di turunkan setinggi 30 cm.

Pan feeder disetiap kandang berjumlah 140 buah yang dapat di naik turunkan secara otomatis melalui panel kontrol.

3.3.2.5 Peralatan Tempat Pakan Betina

Tempat pakan ayam betina menggunakan trough feeder yang djalankan secara otomatis. Trough feeder terdiri dari box pakan utama (main hopper), box pakan tambahan (extra hopper), tempat distribusi pakan (loop), kawat besi penutup loop (gril ) dengan tinggi 65 mm dan lebar 48 mm, rantai loop (chain), dan motor penggerak loop. Cara menggunakan through feeder ini yaitu pakan di berikan di masukkan ke dalam box hopper kemudian dijalankan oleh chain secara otomatis sehingga pakan tersebar rata sepanjang loop.

3.3.2.6 Peralatan Ventilasi

Komponen peralatan yang membantu sirkulasi di dalam kandang antara lain terdiri dari dua macam yaitu peralatan ventilasi utama yang terdiri dari exhaust fan dan cooling pad, dan peralatan ventilasi pendukung yaitu temptron dan spoiler.

Exhaust fan merupakan kipas angin berdiameter 48 inchi yang berada di kandang bagian belakang yang berfungsi untuk mengeluarkan udara kotor di dalam kandang. Jumlah exhaust fan dalam tiap kandang ada 7 buah.

Cooling pad merupakan bantalan pendingin yang terbuat dari karton bercelah sebagai lubang untuk penyalur udara segar dari luar ke dalam kandang.

Cooling pad dapat menurunkan suhu udara yang masuk ke dalam kandang sebesar 1,50– 20 C.

(27)

Temptron dan spoiler merupakan alat tambahan yang ada di dalam kandang. Jumlah temptron di dalam tiap-tiap kandang sebanyak dua buah yang memiliki fungsi secara otomatis untuk pengatur aktivitas exhaust fan dan cooling pad. Spoiler adalah alat yang terbuat dari plastik berbentuk segitiga yang dipasang dekat dengan atap kandang fungsinya untuk menjaga kecepatan udara di dalam kandang supaya tetap baik dan stabil.

3.3.2.7 Peralatan-peralatan lain

Peralatan-peralatan lain seperti timbangan, waring (cover slat), debeaker, sangkar (nest box), sepatu boot, sapu, alat tulis, buku recording dan lori berada di ruang grading. Lori adalah rel kereta gantung, yang di pasang menggantung pada besi WF, rel membentang dari ujung depan hingga ujung belakang kandang. Lori berfungsi sebagai alat pengangkut pakan dan telur

3.4 Program Biosecurity

Program biosecurity merupakan rangkaian kegiatan yang wajib dilakukan setiap hari oleh seluruh karyawan perusahaan yang ada di area farm. Program biosecurity dilakukan untuk menghindari masuknya virus atau bibit penyakit dari luar yang terbawa oleh manusia, kendaraan, atau barang yang memasuki area farm. Berdasarkan prioritas zona keamanan, program biosecurity di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1dilakukan pada empat zona yatu:

1. Zona 1, meliputi gerbang depan, pos satpam, mess karyawan, kantin, area parkir kendaraan, dan lapangan olahraga (lapangan voli).

a. Kendaraan yang masuk zona 1 disemprot menggunakan air biasa oleh satpam setelah melewati gerbang depan.

2. Zona 2, meliputi ruang sanitasi I, kantor, dan gudang.

a. Karyawan yang masuk zona 2 harus melewati ruang sanitasi I untuk mandi terlebih dahulu menggunakan air biasa, melewati ruangan semprotan otomatis antiseptik bestaquam (perbandingan 1 : 10), dan mandi kembali menggunakan air biasa. Karyawan yang keluar dari ruang sanitasi I mengenakan seragam berupa kaos dan celana warna biru tua.

(28)

b. Kendaraan yang masuk zona 2 harus melewati pintu masuk yang terdapat semprotan otomatis antiseptik bestaquam (perbandingan 1 : 10).

c. Barang yang masuk zona 2 harus dilewatkan di box ultraviolet dan disemprot antiseptik bestaquam (perbandingan 1 : 10).

3. Zona 3, meliputi ruang sanitasi II hingga area menuju kandang.

a. Karyawan yang masuk zona 3 harus melewati ruang sanitasi II untuk mandi terlebih dahulu menggunakan air biasa, melewati ruangan semprotan otomatis antiseptik bestaquam (perbandingan 1 : 10), dan mandi kembali menggunakan air biasa. Karyawan yang keluar dari ruang sanitasi II harus menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) yaitu dengan mengenakan seragam berupa baju dan celana warna biru muda, sepatu boot, masker, dan penutup rambut.

b. Kendaraan yang masuk zona 3 harus melewati pintu masuk yang terdapat semprotan otomatis antiseptik bestaquam (perbandingan 1 : 10).

c. Barang yang masuk zona 3 harus dilewatkan di box ultraviolet dan disemprot antiseptik bestaquam (perbandingan 1 : 10).

4. Zona 4, meliputi area perkandangan.

a. Karyawan yang masuk zona 4 melakukan semprotan spray (campuran alkohol 70%) pada tangan, mencelupkan kakinya pada bak kecil yang berisi antiseptic BKC (perbandingan 1 : 5).

b. Kendaraan yang masuk zona 2 harus melewati pintu masuk yang terdapat semprotan otomatis antiseptik bestaquam (perbandingan 1 : 10).

c. Barang yang masuk zona 2 harus dilewatkan di box ultraviolet dan disemprot antiseptik bestaquam (perbandingan 1 : 10).

3.5 Tata Laksana Pemeliharaan Ayam Periode Starter

Periode starter merupakan masa awal pemeliharaan ayam yang menentukan keberhasilan periode selanjutnya. Periode starter dipelihara pada umur 1 hari sampai dengan 4 minggu. Manajemen pemeliharaan periode starter terdiri dari persiapan kandang saat chick in, proses brooding, pemberian pakan

(29)

dan minum, pelebaran brooder, program ventilasi, program pencahayaan (lighting), dan pemotongan paruh (debeaking).

3.5.1 Persiapan Kandang sebelum Chick in

Persiapan kandang meliputi kegiatan sanitasi kandang. Sanitasi adalah usaha untuk menciptakan suatu keadaan menjadi bersih, sehat, teratur, dan terkontrol. Tujuan sanitasi yaitu menyuci hamakan area tertentu misalnya, pembersihan lantai, gudang, cooling pad, exhaust fan, tempat pakan dan minum.

Sanitasi dilakukan dengan cara membersihkan sisa-sisa pemeliharaan sebelumnya atau kotoran yang ada dalam kandang, kemudian menyemprotkan insectisida ke dalam dan luar kandang (kandang dalam keadaan kosong). Dua hari sebelum DOC datang kandang disemprot dengan formalin.

3.5.2 Persiapan Brooding

Brooding dilakukan untuk menyediakan lingkungan yang nyaman dan sehat, untuk menunjang pertumbuhan secara optimal. Kegiatan persiapan brooding yaitu menyiapkan waring (cover slat) dan memasang waring sebagai alas dasar litter, menabur serutan kayu di atas waring dengan ketebalan 3-5cm, menutup serutan kayu dengan koran, memasang tirai plastik di dalam kandang bagian depan, menyemprot kandang dengan desinfektan, dan memasang pemanas (heater). Suhu ideal kandang untuk DOC adalah 320-350 C, dan suhu harus sudah stabil 2 jam sebelum DOC datang.

Sebelum DOC datang, suhu brooder harus sudah stabil yaitu 320-340C dan saat DOC datang pakan dan air minum harus sudah disiapkan. Air minum diberi multivitamin dan elektrolit. Sebelum DOC dilepaskan ke dalam brooder, DOC ditimbang dan divaksin IB.

(30)

Tabel 3.2 Program Suhu Proses Brooding

Umur (hari) Suhu (0C)

0 - 3 32 - 35

3 - 7 31 - 34

8 - 14 30 - 31

15 - 21 29 - 30

22 - 28 26 - 28

Sumber : PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 (2012)

3.5.3 Pemberian Pakan

Pakan yang diberikan pada periode starter yaitu pakan produksi PT.

Charoen Pokphand Indonesia (feed mill) dengan kode pakan 500 dan 531 (pada umur 1 - 2 hari). Pakan diberikan berdasarkan standar pemberian pakan (point feed) yang telah ditentukan. Standar pemberian pakan terdapat pada Lampiran 4.

Pakan diberikan melalui tempat pakan manual yaitu feeder tray. Feeder tray harus cukup untuk memastikan empat jam pertama 95% DOC sudah makan.

3.5.4 Pemberian Minum

Air minum diberikan secara ad libitum menggunakan tempat minum otomatis nipple drinker system10-40 psi, air mengalir bersamaan dengan nyala lampu. Air minum yang digunakan berasal dari sumur bor yang ditampung di tandon dalam kandang dengan kapasitas 1.000 liter. Pada tandon dimasukkan chlorine yang berfungsi untuk membunuh kuman dan sterilisasi air minum dengan kadar 3 ppm. Air dari tandon masuk melewati filter, kemudian masuk ke dalam pipa nipple, dan selanjutnya akan mengalir ke masing-masing nipple. Konsumsi air dapat dilihat dari meteran air yang selalu dicatat pada sore hari, jika konsumsi berlebih maka dilakukan pengecekan pada nipple, karena bisa diduga ada kebocoran/kemacetan pada nipple. Konsumsi air minum normal pada ayam adalah dua kali jumlah pakan yang diberikan. Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam pemberian air minum menggunakan nipple drinker yaitu posisi nipple harus lurus dengan putting menghadap ke bawah, mengatur tekanan agar air merata dari ujung depan sampai belakang, tidak ada tali nipple putus, nipple tidak bocor, nipple selalu bersih, dan ketinggian nipple yang teratur.

(31)

Tabel 3.3 Pengaturan Ketinggian Nipple Periode Starter Farm Bali 1.

Umur Tinggi Nipple

(hari) (cm)

1 - 3 12

4 13

5 14

6 15

7 16

8 - 9 17

10 18

11 - 12 19

13 - 14 20

15 - 17 21

18 - 20 22

21 - 22 23

23 - 26 24

27 - 28 25

Sumber : PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 (2012)

3.5.5 Pelebaran Sekat Brooding

Pelebaran sekat brooding dilakukan dengan memperhatikan kondisi DOC dalam area brooding. Pelebaran sekat brooding harus selalu memperhatikan kenyamanan DOC dan mengikuti pertumbuhan DOC. Pelebaran dilakukan jika ayam-ayam di dalam sekat tampak mulai padat.

Tabel 3.4 Luas area brooding

Umur Luas

(hari)

1 – 2 8 x 3,5 m

3 – 4 10 x 3,5 m

5 – 6 12 x 3,5 m

7 – 8 16 x 3,5 m

9 – 11 20 x 3,5 m

12 > maksimal

Sumber : PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 (2012)

(32)

Kegiatan pelebaran sekat brooding yang sudah mencapai lebar maksimal diikuti dengan pelepasan litter. Pelepasan litter dilakukan mulai ayam umur 22 hari secara bertahap sampai umur 24 hari. Tahap pertama umur 22 melepas alas litter bagian sebelah kiri, umur 23 melepas litter sebelah kanan, umur 24 melepas bagian tengah.

3.5.6 Potong Paruh (debeaking)

Pemotongan paruh (debeaking) dilakukan untuk mengurangi kanibalisme dan mengefisiensi penggunaan pakan. Farm Bali 1 melakukan debeaking pada ayam umur 6 hari. Pemotongan paruh yang dilakukan pada ayam yang berumur di bawah satu minggu bertujuan supaya memudahkan proses pemotongannya karena paruh masih lunak, disamping itu apabila ayam mengalami stres akibat pemotongan paruh maka masih tersedia waktu yang cukup panjang untuk mengembalikan kondisinya seperti semula. Pemotongan paruh dilakukan pagi hari karena suasana sejuk dapat mengurangi stress pada ayam. Pemotongan paruh dilakukan menggunakan electric debeaker yang terdapat pisau di dalamnya dengan suhu 1.1000 F – 1.5000 F (5930 C – 8150 C). Paruh yang sudah dipotong dipanaskan kembali pada pisau debeaker agar tidak terjadi pendarahan kemudian diberikan betadine. Sebelum dan sesudah pemotongan paruh, DOC diberikan multivitamin melalui air minum untuk mencegah stres.

(33)

Gambar 3.2 Proses Pemotongan Paruh (Debeaking)

3.6 Tata Laksana Pemeliharaan Ayam Periode Grower

Periode grower merupakan masa dimana ayam sudah melewati periode starter (masa brooding) yang kritis. Periode grower juga disebut masa transisi antara periode starter dan periode layer. Tata laksana pemeliharaan ayam di periode grower meliputi pemberian pakan dan minum, program pencahayaan (lighting), manajemen ventilasi, grading, fleshing, uniformity, dan program kesehatan.

3.6.1 Pemberian Pakan

Pakan ayam broiler parent stock yang digunakan oleh PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 adalah pakan yang diproduksi sendiri oleh PT.

Charoen Pokphand Indonesia dengan kode 532. Sistem pendistribusian pakan dilakukan dengan cara pemesanan sebulan sekali oleh supervisor farm sesuai dengan program. Pakan disimpan terlebih dahulu di dalam gudang utama sebelum didistribusikan ke seluruh gudang di tiap-tiap kandang. Pakan yang datang terlebih dahulu harus didistribusikan terlebih dahulu ke dalam kandang (first in first out) supaya pakan tidak terlalu lama tersimpan dan berjamur.

(34)

Proses pemberian pakan dilakukan secara otomatis. Through berjalan pada pukul 04.45 WITA sebelum lampu menyala agar pakan merata terlebih dahulu, dan ayam akan makan bersamaan dengan waktu lampu menyala. Pan feeder diturunkan bersamaan dengan waktu through di jalankan. Setelah pakan habis pan feeder segera di naikkan kembali. Jumlah pakan yang di berikan sesuai dengan point feed. Pengisian pakan dalam box di lakukan dengan cara, mengangkut pakan dari gudang menggunakan lori kemudian pakan di masukkan dalam box secara manual, begitu juga dengan pengisian pan feeder dan sesuai dengan perhitungan kebutuhan pakan harian.

Tabel 3.5 Kandungan Nutrisi Pakan kode 532

No. Zat Gizi Jumlah

1. Air Max 13%

2. Protein 22 – 23 %

3. Lemak Min 5%

4. Serat Max 5%

5. Abu Max 7%

6. Kalsium Min 0,9%

7. Phospor Min 0,6%

Sumber: Label pakan kode 532 PT. Charoen Pokphand Indonesia (2012)

Standar pemberian pakan tergantung dari nilai point feed yang ditentukan oleh manager farm. Supervisor farm menghitung nilai point feed yang telah ditentukan disesuaikan dengan populasi ayam yang ada dalam kandang. Pada pemeliharaan ayam broiler parent stock tidak terdapat istilah FCR (Feed Convertion Ratio) karena tidak bertujuan untuk mendapatkan body weight yang maksimal. Program puasa mulai diterapkan pada periode grower. Tujuan dari program puasa adalah untuk memperoleh bobot badan sesuai target dan keseragaman yang baik pada ayam.

3.6.2 Pemberian Air Minum

Pemberian air minum diberikan secara adlibitum, sama dengan program pemberian air minum periode starter. Berikut Tabel 3.6 mengenai pengaturan tinggi nipple periode grower.

(35)

Tabel 3.6 Pengaturan tinggi nipple periode grower Farm Bali 1

Umur Tinggi

(minggu) nipple

5 25

6 26

7 28

8 30

9 32

10 34

11 36

12 38

13 40

14 41

15 42

16 43

17 – 18 44

19 – 20 45

Sumber : PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 (2012)

3.6.3 Program Pencahayaan (Lighting Program)

Pengaturan program pencahayaan diatur oleh time switch yang terdapat pada panel kontrol dekat pintu kandang dan telah diatur berdasarkan waktu yang telah diprogramkan. Lampu dipasang berjajar sebanyak 3 baris yaitu baris tengah, samping kiri kandang bagian dalam, dan samping kanan kandang bagian dalam.

Program pencahayaan dilakukan dengan cara, menyalakan lampu pukul 05.00 WITA sampai pukul 18.00 WITA (13 jam). Malam hari tidak diberikan penerangan untuk mencegah terjadinya dewasa kelamin dini.

3.6.4 Program Ventilasi

Ventilasi berfungsi untuk mengeluarkan kelembaban, panas , debu, amoniak, dan mensuplai oksigen. Program ventilasi ini di lakukan dengan cara mengatur inlet dan outlet. Inlet yaitu masukknya udara ke dalam kandang yang di hasilkan oleh cooling pad, dan outlet yaitu mengeluarkan udara kotor di dalam kandang yang mengandung amoniak dan karbondioksida dengan menggunakan exhaust fan. Spoiler berfungsi sebagai pembelok udara agar bergerak ke bawah

(36)

karena sifat udara yang cenderung ke atas. Program ventilasi bertujuan untuk menciptakan keseimbangan suhu dan kelembaban antara kebutuhan ayam dan setting yang dilakukan sehingga tercipta kondisi yang nyaman. Fungsi adanya ventilasi adalah mengeluarkan kelembaban, panas, debu, dan amoniak, mensuplai oksigen, dan meningkatkan kapasitas hen house. Jadwal program ventilasi di PT.

Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 dapat dilihat pada Lampiran 2.

3.6.5 Pengambilan Sampel Berat Badan dan Uniformity

Pengambilan sampel berat badan dilakukan setiap seminggu sekali, dengan cara mengambil 20 sampai 30 ekor ayam per pen, total berat badan di bagi dengan jumlah ayam. Pengambilan sampel uniformity dilakukan setiap minggu, bertujuan untuk mengetahui tingkat uniformity, baik jantan maupun betina.

Contoh cara perhitungan uniformity terdapat pada lampiran 3 dan standar bobot ayam parent stock strain Ross dan Cobb dapat dilihat pada lampiran 4.

3.6.6 Grading dan Fleshing

Grading adalah seleksi ayam yang bertujuan untuk memisahkan ayam yang tidak memenuhi standar berat badan untuk dpindahkan ke dalam small pen.

Grading di lakukan setiap seminggu sekali selama pemeliharaan. Small pen adalah area berukuran 3 m x 12 m x 2 yang berada tepat di tengah kandang sebagai tempat untuk ayam yang ukurannya lebih kecil dari yang lain. Ayam yang berada di small pen diberi pakan tambahan supaya ukuran tubuhnya bisa sama dengan yang lain. Ayam di area small pen yang besarnya sudah sama dengan yang lain akan dikeluarkan dari small pen untuk dicampur dengan ayam-ayam bertubuh normal lainnya.

Fleshing dilakukan untuk mengetahui indikasi kesiapan ayam untuk memasuki periode layer yaitu melihat ciri-ciri fisik ayam yang produktif dalam bertelur, dengan cara menimbang berat badan, mengukur jarak tulang pubis dengan jari tangan, mengukur jarak antara tulang dada dengan tulang pubis dan mengamati bentuk tulang dada (tulang dada yang baik berbentuk U). Fleshing dilakukan pada minggu ke-18 sampai dengan minggu ke-22 yaitu pada saat

(37)

pencampuran jantan dan betina. Ayam berukuran normal dan besar segera dicampur sedangkan ayam berukuran kecil dmasukkan ke dalam area small pen.

3.6.7 Program Kesehatan

Kesehatan ternak merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan suatu usaha peternakan agar ayam bebas dari gangguan penyakit dan dapat berproduksi secara optimum. Program kesehatan di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 terdiri dari pemberian vaksin, pengambilan sampel darah, dan kontrol kandang.

3.6.7.1 Pemberian Vaksin

Program Vaksinasi selama periode starter dan grower terdiri atas vaksinasi avian influenza (AI), newcastle disease (ND), coryza, infectious laringo trachitis (ILT), infectious bursal disease (IB), fowl pox (FP), Avian Encephalomyelitis (AE). Jenis vaksin yang digunakan ada dua yaitu vaksin live (aktif) dan vaksin killed (inaktif). Vaksin live diaplikasikan dengan cara dicampur terlebih dahulu dengan diluent (pengencer) kemudian diteteskan pada mata ayam (intra ocular). Vaksin killed diaplikasikan dengan cara injeksi di bawah kulit (subcutaneous), injeksi pada otot (intra muscular), dan tusukan pada sayap (wing wap). Program vaksinasi periode starter dan grower di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 dapat dilihat pada Lampiran 5.

Kegiatan vaksinasi dilakukan oleh para caretaker dengan dipimpin oleh para supervisor yang didampingi oleh para asisten supervisor. Proses vaksinasi menggunakan jaring untuk menyekat kandang menjadi bagian-bagian di tiap jarak panjang lima meter berisi ayam-ayam yang belum divaksin dan lima meter selanjutnya dikosongkan sebagai area ayam yang sudah divaksin, begitu seterusnya dari kandang bagian depan hingga kandang bagian belakang.

Proses vaksinasi dilakukan dengan hati-hati supaya tidak menyebabkan kematian pada ayam. Penggunaan vaksin killed intra muscular (pada otot dada atau otot paha), vaksin killed subcutaneous (di bawah kulit leher), serta vaksin wing wap tidak boleh mengenai tulang karena dapat menyebabkan kelumpuhan

(38)

pada ayam. Penggunaan vaksin live intra ocular dilakukan dengan meneteskan pada mata tanpa ujung botol tetes mengenai mata ayam karena bisa menyebabkan kebutaan pada ayam.

3.6.7.2 Pengambilan sampel darah

Pengambilan sampel darah dilakukan untuk mengetahui seberapa besar titer ayam. Kegiatan ini dilakukan pada saat 2 minggu setelah pemberian vaksin aktif dan 3 minggu setelah pemberian vaksin inaktif untuk mengetahui pengaruh vaksin yang sudah diberikan. Sampel darah diambil di bagian lipatan sayap menggunakan spet kecil yang ditusukkan dengan hati-hati ke pembuluh darah.

Setelah sampel darah diperoleh, sampel darah tersebut dibawa ke laboratorium untuk diteliti. Penelitian dilakukan dengan mengambil serum darah kemudian menganalisis titer antibodi ayam. Hasil titer yang tinggi memiliki dua kemungkinan yaitu:

1. Titer antibodi yang tinggi karena efek dari vaksin yang telah diberikan.

2. Titer antibodi yang tinggi karena tubuh ayam yang sedang membentuk antibodi untuk melawan penyakit.

3.6.7.3 Kontrol Kandang

Kontrol kandang dilakukan untuk mengetahui kondisi ayam-ayam di kandang sedang sakit atau tidak. Kontrol kandang dapat dilakukan setiap waktu.

Contoh penyakit yang pernah ditemukan pada saat kontrol kandang adalah snot (ayam yang berkepala bengkak, mata ngantuk, dan mata berair). Ayam yang terkena snot diberi obat bernama quinabic dengan cara disemprotkan ke dalam mulut ayam menggunakan injektor tanpa jarum. Pengawasan terhadap ayam harus dilakukan dengan teliti karena jika ada ayam yang terkena penyakit bisa menular ke ayam yang lain.

3.6.8 Penanganan Limbah dan Bangkai

Limbah ada dua macam yaitu faeces dan bangkai, pembuangan faeces dilakukan pada saat ayam afkir dan di ambil oleh pengepul yang telah bekerja

(39)

sama dengan perusahaan. Karena pembuangan faeces di lakukan sekali selama pemeliharaan maka jika kondisi faeces basah dan bau mulai menyengat segera di taburkan kapur dari atas slat, untuk menghindari kadar amoniak tinggi dan penyakit.

Jumlah ayam yang mati (bangkai) di catat dalam recording di setiap kandang, untuk mengetahui jumlah ayam jantan dan betina yang ada dalam kandang. Jika setiap hari ayam mati lebih dari 10 ekor dan terus bertambah pada hari berikutnya maka di lakukan bedah bangkai oleh dokter hewan farm Bali 1.

Bangkai ditangani setiap pagi pada saat kontrol kandang dan dipastikan tidak ada bangkai yang tertinggal dalam kandang karena bangkai memiliki potensi sumber penyakit. Bangkai di buang ke tempat pembuangan bangkai kemudian di bakar.

(40)

27

4.1 Breeding Farm PT. CPJF Bali Unit 1 dari sisi Agribisnis

Usaha breeding ayam broiler sangat menguntungkan karena didasarkan pada perhitungan bahwa peternakan unggas broiler pastinya akan terus berkembang (Jahja, 2013). Permintaan akan daging ayam untuk memenuhi kebutuhan protein hewani juga terus meningkat. Bermunculannya pemain baru dan ekspansi beberapa perusahaan di bidang pembibitan unggas seperti PT.

Medion yang mulai mendirikan farm parent stock di Bogor, PT. Wonokoyo yang memiliki farm baru di Banjarmasin, dan PT. Japfa Comfeed yang lebih dulu memiliki breeding farm di Bali mengindikasikan bahwa bisnis breeding farm di tanah air akan terus bertumbuh. PT. CPJF mengimbangi persaingan dari para kompetitornya dalam melakukan pengembangan wilayah dan memperbesar kapasitas produksi dengan menambah breeding farm baru di wilayah Bali yaitu PT. CPJF Unit 1.

PT. CPJF Bali Unit 1 mendapatkan DOC parent stock dari penetasan telur grand parent stock PT. CPJF Subang dan Pasuruan. Pemeliharaan parent stock oleh PT. CPJF Bali Unit 1 menghasilkan telur tetas (hatching egg) yang nantinya akan dikirimkan ke unit penetasan (hatchery) yang ada di Kecamatan Melaya Kabupaten Jembrana. Unit penetasan CPJF menghasilkan DOC final stock yang dapat disalurkan langsung ke peternak, melalui poultry shop, maupun melalui perusahaan kemitraan. Pada umumnya peternak besar mandiri melakukan pengadaan DOC final stock dengan sistem pembayaran tunai, alasannya adalah dengan sistem tunai mereka bisa mendapatkan harga DOC yang lebih murah dibandingkan sistem pembayaran kredit melaui poultry shop maupun dengan mengikuti perusahaan kemitraan (Mappigau dan Esso, 2011).

(41)

4.2 Struktur Populasi

Strain yang dipelihara oleh PT. CPJF Bali Unit 1 adalah strain cobb dan ross. Kedua strain tersebut digunakan oleh PT. Charoen Pokphand Jaya Farm karena bertujuan unuk memenuhi permintaan dari segmentasi pasar yang berbeda- beda sehingga konsumen dapat memilih strain mana yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Konsumen dari strain ross sebagian besar berupa perusahaan di bidang breeding farm karena memiliki kuantitas produksi telur lebih banyak yaitu 87 % dari populasi betina sedangkan konsumen dari strain cobb sebagian besar berupa perusahaan di bidang commercial farm karena bersifat memiliki pertambahan bobot badan yang lebih tinggi (CPJF, 2012).

Jumlah ayam broiler parent stock yang dipelihara di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 sejumlah lebih kurang 10.800 ekor untuk tiap ruangan kandang (hen house). Tiap hen house memiliki ukuran panjang 120 meter dan lebar 12 meter sehingga tingkat kepadatan adalah 1 m2 : 7 ekor. Perhitungan ini dimaksudkan untuk mengantisipasi kondisi kepadatan kandang yang maksimal saat ayam mencapai usia afkir dengan berat rata-rata 4 – 4,1 kg untuk ayam betina dan 4,9 – 5 kg untuk ayam jantan. Hal ini sesuai dengan pendapat Anonymous (2012) yang menyatakan bahwa luas kandang close house menurut standar kepadatan ayam broiler parent stock adalah 6 – 8 ekor/ m2.

4.3 Sistem Perkandangan 4.3.1 Model Kandang

PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 menggunakan kandang dengan model sistem tertutup (close house). Penggunaan kandang close house dimaksudkan untuk mengantisipasi kondisi lingkungan yang buruk dan perubahan cuaca yang tidak menentu. Kandang sistem close house merupakan sistem kandang yang sanggup mengeluarkan kelebihan panas, kelebihan uap air, gas-gas yang berbahaya seperti CO, CO2 dan NH3 yang ada dalam kandang, tetapi disisi lain dapat menyediakan berbagai kebutuhan oksigen bagi ayam (Ahmadi, 2009).

Maka dari itu kandang dengan model sistem tertutup ini diyakini mampu

(42)

meminimalkan pengaruh-pengaruh buruk lingkungan dengan mengedepankan produktivitas yang dipunyai ayam.

4.3.2 Peralatan Kandang

PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 telah menerapkan sistem close house secara full automatic artinya seluruh peralatan dijalankan secara otomatis. Ahmadi (2009) menyatakan, struktur umum kandang sistem full automatic close house meliputi bangunan kandang, exhaust fan, cooling pad, dinding kandang (solid wall dan curtain system), dan panel kontrol.

4.3.2.1 Pemanas (Heater)

Pemakaian heater merk purafire dilengkapi dengan sistem thermoregulator sehingga dapat hidup dan mati secara otomatis. Jika suhu ruangan lebih dari suhu maksimum yang telah disetel, maka heater akan mati.

Heater akan menyala kembali jika suhu ruangan kurang dari suhu minimum yang telah disetel. Heater merk purafire ini lebih hemat terhadap pemakaian gas sebanyak 70 % daripada pemakaian heater model gasolec (CPJF, 2012).

4.3.2.2 Panel Kontrol

Menurut Anonymous (2009), panel kontrol digunakan sebagai perlengkapan untuk mendukung teknik close house. Panel kontrol berfungsi untuk memprogram kerja peralatan secara otomatis yang ada di tiap-tiap kandang. Panel kontrol terdiri atas, electric switch, saklar lampu, saklar nipple, saklar exhaust fan, saklar cooling pad, saklar tempat pakan jantan, dan saklar tempat pakan betina.

4.3.2.3 Peralatan Tempat Minum

Nipple drinker system memiliki beberapa tujuan yaitu kebersihan yang lebih baik, meminimalkan air minum yang tumpah, mudah dibersihkan, dan kemudahan bagi ayam untuk minum (Anonymous, 2013). Air diarahkan ke regulator menggunakan panel kontrol sehingga tekanan air berkurang dan air mengalir secara optimal ke tiap nipple dengan tekanan yang sama. Ketinggian

(43)

nipple juga dapat disesuaikan dari panel kontrol. Di atas pipa yang memanjang melewati tiap-tiap nipple terdapat kawat yang berfungsi supaya ayam tidak dapat bertengger di atas pipa.

4.3.2.4 Peralatan Tempat Pakan Jantan

Tempat pakan jantan menggunakan pan feeder. Pan feeder memiliki pengatur otomatis supaya tidak tejadi kelebihan pakan di wadah. Hal ini dapat memastikan bahwa pakan berada di tingkat tertinggi di dalam wadah tanpa adanya kelebihan pakan. Pada wadah pakan terdapat pelindung luar agar sayap ayam tidak membawa pakan keluar dari wadah saat proses feeding. Pan feeder merupakan tempat pakan yang sangat mudah dibersihkan dengan menggunakan semprotan air bertekanan tinggi yang diarahkan ke atas wadah sehingga tempat pakan dapat berputar dengan sendirinya (Anonymous, 2013).

4.3.2.5 Peralatan Tempat Pakan Betina

Tempat pakan betina disebut trough feeder. Tempat pakan ini dilengkapi dengan grill, motor penggerak, hopper, trough, dan rantai pengedar pakan.

Hopper sebanyak tiga buah berfungsi sebagai bak pakan sebelum pakan diedarkan ke dalam kandang. Kapasitas tiap hopper yaitu 150 kg. Trough berfungsi sebagai tempat pakan yang berbentuk persegi panjang dan terbuat dari bahan seng baja.

Lebar trough 11 cm dan panjangnya sejajar dengan panjang kandang. Grill adalah penutup trough yang berbentuk segitiga sebagai tempat masuknya kepala ayam dengan ukuran lubang-lubang grill disesuaikan dengan ukuran kepala ayam.

Ukuran grill pada betina 6 cm x 7 cm. Menurut Sudaryani dan Santoso (2004), keuntungan menggunakan grill yaitu dapat meningkatkan efisiensi pakan dan pemberian pakan jadi lebih terkontrol. Rantai pengedar pakan berhubungan langsung dengan motor penggerak. Rantai ini akan mengedarkan pakan secara merata ke dalam kandang.

(44)

4.3.2.6 Peralatan Ventilasi

Menurut data dari PT. Agrinusa (2011), daya sedot exhaust fan 48 inchi yaitu sepanjang 120 meter. Perhitungan ini sesuai dengan yang diterapkan di kandang PT. CPJF Bali Unit 1 yang memiliki panjang kandang 120 meter dan memiliki 7 buah exhaust fan yang disesuaikan dengan lebar kandang 12 meter.

Penggunaan cooling pad juga sudah sesuai dengan pendapat Anonymous (2012) yang menyatakan cooling pad dapat menurunkan suhu udara yang masuk ke dalam kandang sebesar 1,50 – 20 C. Terbukti pada saat suhu udara di luar kandang terasa panas, suhu kandang bagian dalam tetap lebih rendah.

Setting exhaust fan dan cooling pad masing-masing kandang dipegang oleh supervisor tiap kandang (CPJF, 2012). Cooling pad pada panel kontrol akan hidup jika suhu dalam kandang melebihi suhu maksimum pada settingan temptron. Jika suhu melebihi setting maka cooling pad dengan sendirinya akan hidup.

4.4 Program Biosecurity

Dalam pemeliharaan ayam broiler parent stock, program biosecurity merupakan suatu hal yang penting yang harus dijlankan. Biosekuritas merupakan suatu sistem untuk mencegah penyakit yang dimaksudkan untuk mengoptimalkan produksi unggas secara keseluruhan dan merupakan bagian untuk mensejahterakan hewan (Winkel, 1997).

Terdapat 3 aspek biosecurity yang dilakukan di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 yaitu biosecurity pada kendaraan, barang, dan manusia.

Biosecurity pada kendaraan dilakukan dengan menyemprotkan antiseptik pada semua kendaraan yang masuk area farm. Barang-barang yang akan masuk area farm disemprot dengan antiseptik dan dilewatkan pada box ultraviolet. Setiap karyawan dan pengunjung yang masuk ke area farm diwajibkan mandi dan disemprot dengan antiseptik. Jika karyawan atau pengunjung memasuki pintu kandang maka diwajibkan mencelupkan kaki dengan antiseptik dan menyemprot tangan dengan alkohol 70% serta memakai perlengkapan alat pelindung seperti sepatu boot, topi, dan seragam yang telah disediakan.

Gambar

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1
Tabel 2.1. Susunan Tenaga Kerja di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1
Tabel 3.1. Populasi PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1  Hen  House  Tanggal  Kedatangan  Umur  (Minggu)  Strain  Jumlah  Jumlah (Ekor) Jantan  (Ekor)  Betina (Ekor)  1  6 Desember 2011  16  Cobb  9.590  1.470  11.060  2  8 Desember 2011  16  Cobb
Gambar 3.1 Heater merk Purafire
+7

Referensi

Dokumen terkait

Didalam tanah ada hal penting yang harus kita ketahui yaitu fisik, biologi dan kimia tanah, didalam penerapan ilmu pertanian ketiga sifat tersebut sangat urgen untuk keberhasilan

Bentuk perusahaan dimana penulis bekerja praktek adalah Costumer-driven Company, yaitu perusahaan yang bergerak di bidang jasa dan memberikan pelayanan kepada

Dengan pendekatan secara langsung sesuai dengan bidang keahliannya serta ikut berperan aktif dalam dunia kerja yang sesungguhnya, maka Praktek Kerja Lapangan

UD. Jayadi merupakan perusahaan yang bergerak di bidang makanan ringan yakni dengan mengolah buah-buahan menjadi keripik. Perusahaan ini berdiri pada tahun 2005, perusahaan

Website Company profile yang akan dibuat adalah company profile dari PT Viva Victory Property yang merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan rumah.. Website

Penulis juga menyarankan agar sebaiknya ada ikatan kerja sama antara kampus dengan instansi-instansi khususnya yang berkaitan dengan bidang perkebunan di tempat melaksanakan

Proses pengeringan merupakan proses pengaliran udara panas pada bubuk teh basah setelah keluar dari proses oksidasi enzimatis.. Pengeringan CTC lebih lama dan

a) Setiap harinya, ribuan kilogram daging ayam dari Rumah Potong Hewan dan siap diproses. b) Pemanasan dengan autoklaf, setelah dicuci bersih ayam dimasak