• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tata Laksana Pemeliharaan Ayam Periode Grower

Dalam dokumen LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (Halaman 33-40)

Periode grower merupakan masa dimana ayam sudah melewati periode starter (masa brooding) yang kritis. Periode grower juga disebut masa transisi antara periode starter dan periode layer. Tata laksana pemeliharaan ayam di periode grower meliputi pemberian pakan dan minum, program pencahayaan (lighting), manajemen ventilasi, grading, fleshing, uniformity, dan program kesehatan.

3.6.1 Pemberian Pakan

Pakan ayam broiler parent stock yang digunakan oleh PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 adalah pakan yang diproduksi sendiri oleh PT.

Charoen Pokphand Indonesia dengan kode 532. Sistem pendistribusian pakan dilakukan dengan cara pemesanan sebulan sekali oleh supervisor farm sesuai dengan program. Pakan disimpan terlebih dahulu di dalam gudang utama sebelum didistribusikan ke seluruh gudang di tiap-tiap kandang. Pakan yang datang terlebih dahulu harus didistribusikan terlebih dahulu ke dalam kandang (first in first out) supaya pakan tidak terlalu lama tersimpan dan berjamur.

Proses pemberian pakan dilakukan secara otomatis. Through berjalan pada pukul 04.45 WITA sebelum lampu menyala agar pakan merata terlebih dahulu, dan ayam akan makan bersamaan dengan waktu lampu menyala. Pan feeder diturunkan bersamaan dengan waktu through di jalankan. Setelah pakan habis pan feeder segera di naikkan kembali. Jumlah pakan yang di berikan sesuai dengan point feed. Pengisian pakan dalam box di lakukan dengan cara, mengangkut pakan dari gudang menggunakan lori kemudian pakan di masukkan dalam box secara manual, begitu juga dengan pengisian pan feeder dan sesuai dengan perhitungan kebutuhan pakan harian.

Tabel 3.5 Kandungan Nutrisi Pakan kode 532

No. Zat Gizi Jumlah

Sumber: Label pakan kode 532 PT. Charoen Pokphand Indonesia (2012)

Standar pemberian pakan tergantung dari nilai point feed yang ditentukan oleh manager farm. Supervisor farm menghitung nilai point feed yang telah ditentukan disesuaikan dengan populasi ayam yang ada dalam kandang. Pada pemeliharaan ayam broiler parent stock tidak terdapat istilah FCR (Feed Convertion Ratio) karena tidak bertujuan untuk mendapatkan body weight yang maksimal. Program puasa mulai diterapkan pada periode grower. Tujuan dari program puasa adalah untuk memperoleh bobot badan sesuai target dan keseragaman yang baik pada ayam.

3.6.2 Pemberian Air Minum

Pemberian air minum diberikan secara adlibitum, sama dengan program pemberian air minum periode starter. Berikut Tabel 3.6 mengenai pengaturan tinggi nipple periode grower.

Tabel 3.6 Pengaturan tinggi nipple periode grower Farm Bali 1

Sumber : PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 (2012)

3.6.3 Program Pencahayaan (Lighting Program)

Pengaturan program pencahayaan diatur oleh time switch yang terdapat pada panel kontrol dekat pintu kandang dan telah diatur berdasarkan waktu yang telah diprogramkan. Lampu dipasang berjajar sebanyak 3 baris yaitu baris tengah, samping kiri kandang bagian dalam, dan samping kanan kandang bagian dalam.

Program pencahayaan dilakukan dengan cara, menyalakan lampu pukul 05.00 WITA sampai pukul 18.00 WITA (13 jam). Malam hari tidak diberikan penerangan untuk mencegah terjadinya dewasa kelamin dini.

3.6.4 Program Ventilasi

Ventilasi berfungsi untuk mengeluarkan kelembaban, panas , debu, amoniak, dan mensuplai oksigen. Program ventilasi ini di lakukan dengan cara mengatur inlet dan outlet. Inlet yaitu masukknya udara ke dalam kandang yang di hasilkan oleh cooling pad, dan outlet yaitu mengeluarkan udara kotor di dalam kandang yang mengandung amoniak dan karbondioksida dengan menggunakan exhaust fan. Spoiler berfungsi sebagai pembelok udara agar bergerak ke bawah

karena sifat udara yang cenderung ke atas. Program ventilasi bertujuan untuk menciptakan keseimbangan suhu dan kelembaban antara kebutuhan ayam dan setting yang dilakukan sehingga tercipta kondisi yang nyaman. Fungsi adanya ventilasi adalah mengeluarkan kelembaban, panas, debu, dan amoniak, mensuplai oksigen, dan meningkatkan kapasitas hen house. Jadwal program ventilasi di PT.

Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 dapat dilihat pada Lampiran 2.

3.6.5 Pengambilan Sampel Berat Badan dan Uniformity

Pengambilan sampel berat badan dilakukan setiap seminggu sekali, dengan cara mengambil 20 sampai 30 ekor ayam per pen, total berat badan di bagi dengan jumlah ayam. Pengambilan sampel uniformity dilakukan setiap minggu, bertujuan untuk mengetahui tingkat uniformity, baik jantan maupun betina.

Contoh cara perhitungan uniformity terdapat pada lampiran 3 dan standar bobot ayam parent stock strain Ross dan Cobb dapat dilihat pada lampiran 4.

3.6.6 Grading dan Fleshing

Grading adalah seleksi ayam yang bertujuan untuk memisahkan ayam yang tidak memenuhi standar berat badan untuk dpindahkan ke dalam small pen.

Grading di lakukan setiap seminggu sekali selama pemeliharaan. Small pen adalah area berukuran 3 m x 12 m x 2 yang berada tepat di tengah kandang sebagai tempat untuk ayam yang ukurannya lebih kecil dari yang lain. Ayam yang berada di small pen diberi pakan tambahan supaya ukuran tubuhnya bisa sama dengan yang lain. Ayam di area small pen yang besarnya sudah sama dengan yang lain akan dikeluarkan dari small pen untuk dicampur dengan ayam-ayam bertubuh normal lainnya.

Fleshing dilakukan untuk mengetahui indikasi kesiapan ayam untuk memasuki periode layer yaitu melihat ciri-ciri fisik ayam yang produktif dalam bertelur, dengan cara menimbang berat badan, mengukur jarak tulang pubis dengan jari tangan, mengukur jarak antara tulang dada dengan tulang pubis dan mengamati bentuk tulang dada (tulang dada yang baik berbentuk U). Fleshing dilakukan pada minggu ke-18 sampai dengan minggu ke-22 yaitu pada saat

pencampuran jantan dan betina. Ayam berukuran normal dan besar segera dicampur sedangkan ayam berukuran kecil dmasukkan ke dalam area small pen.

3.6.7 Program Kesehatan

Kesehatan ternak merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan suatu usaha peternakan agar ayam bebas dari gangguan penyakit dan dapat berproduksi secara optimum. Program kesehatan di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 terdiri dari pemberian vaksin, pengambilan sampel darah, dan kontrol kandang.

3.6.7.1 Pemberian Vaksin

Program Vaksinasi selama periode starter dan grower terdiri atas vaksinasi avian influenza (AI), newcastle disease (ND), coryza, infectious laringo trachitis (ILT), infectious bursal disease (IB), fowl pox (FP), Avian Encephalomyelitis (AE). Jenis vaksin yang digunakan ada dua yaitu vaksin live (aktif) dan vaksin killed (inaktif). Vaksin live diaplikasikan dengan cara dicampur terlebih dahulu dengan diluent (pengencer) kemudian diteteskan pada mata ayam (intra ocular). Vaksin killed diaplikasikan dengan cara injeksi di bawah kulit (subcutaneous), injeksi pada otot (intra muscular), dan tusukan pada sayap (wing wap). Program vaksinasi periode starter dan grower di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 dapat dilihat pada Lampiran 5.

Kegiatan vaksinasi dilakukan oleh para caretaker dengan dipimpin oleh para supervisor yang didampingi oleh para asisten supervisor. Proses vaksinasi menggunakan jaring untuk menyekat kandang menjadi bagian-bagian di tiap jarak panjang lima meter berisi ayam-ayam yang belum divaksin dan lima meter selanjutnya dikosongkan sebagai area ayam yang sudah divaksin, begitu seterusnya dari kandang bagian depan hingga kandang bagian belakang.

Proses vaksinasi dilakukan dengan hati-hati supaya tidak menyebabkan kematian pada ayam. Penggunaan vaksin killed intra muscular (pada otot dada atau otot paha), vaksin killed subcutaneous (di bawah kulit leher), serta vaksin wing wap tidak boleh mengenai tulang karena dapat menyebabkan kelumpuhan

pada ayam. Penggunaan vaksin live intra ocular dilakukan dengan meneteskan pada mata tanpa ujung botol tetes mengenai mata ayam karena bisa menyebabkan kebutaan pada ayam.

3.6.7.2 Pengambilan sampel darah

Pengambilan sampel darah dilakukan untuk mengetahui seberapa besar titer ayam. Kegiatan ini dilakukan pada saat 2 minggu setelah pemberian vaksin aktif dan 3 minggu setelah pemberian vaksin inaktif untuk mengetahui pengaruh vaksin yang sudah diberikan. Sampel darah diambil di bagian lipatan sayap menggunakan spet kecil yang ditusukkan dengan hati-hati ke pembuluh darah.

Setelah sampel darah diperoleh, sampel darah tersebut dibawa ke laboratorium untuk diteliti. Penelitian dilakukan dengan mengambil serum darah kemudian menganalisis titer antibodi ayam. Hasil titer yang tinggi memiliki dua kemungkinan yaitu:

1. Titer antibodi yang tinggi karena efek dari vaksin yang telah diberikan.

2. Titer antibodi yang tinggi karena tubuh ayam yang sedang membentuk antibodi untuk melawan penyakit.

3.6.7.3 Kontrol Kandang

Kontrol kandang dilakukan untuk mengetahui kondisi ayam-ayam di kandang sedang sakit atau tidak. Kontrol kandang dapat dilakukan setiap waktu.

Contoh penyakit yang pernah ditemukan pada saat kontrol kandang adalah snot (ayam yang berkepala bengkak, mata ngantuk, dan mata berair). Ayam yang terkena snot diberi obat bernama quinabic dengan cara disemprotkan ke dalam mulut ayam menggunakan injektor tanpa jarum. Pengawasan terhadap ayam harus dilakukan dengan teliti karena jika ada ayam yang terkena penyakit bisa menular ke ayam yang lain.

3.6.8 Penanganan Limbah dan Bangkai

Limbah ada dua macam yaitu faeces dan bangkai, pembuangan faeces dilakukan pada saat ayam afkir dan di ambil oleh pengepul yang telah bekerja

sama dengan perusahaan. Karena pembuangan faeces di lakukan sekali selama pemeliharaan maka jika kondisi faeces basah dan bau mulai menyengat segera di taburkan kapur dari atas slat, untuk menghindari kadar amoniak tinggi dan penyakit.

Jumlah ayam yang mati (bangkai) di catat dalam recording di setiap kandang, untuk mengetahui jumlah ayam jantan dan betina yang ada dalam kandang. Jika setiap hari ayam mati lebih dari 10 ekor dan terus bertambah pada hari berikutnya maka di lakukan bedah bangkai oleh dokter hewan farm Bali 1.

Bangkai ditangani setiap pagi pada saat kontrol kandang dan dipastikan tidak ada bangkai yang tertinggal dalam kandang karena bangkai memiliki potensi sumber penyakit. Bangkai di buang ke tempat pembuangan bangkai kemudian di bakar.

27

Dalam dokumen LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (Halaman 33-40)

Dokumen terkait