• Tidak ada hasil yang ditemukan

Grading dan Fleshing

Dalam dokumen LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (Halaman 50-67)

4.5 Tata Laksana Pemeliharaan

4.5.10 Grading dan Fleshing

Kegiatan grading dilakukan untuk mengelompokkan ayam yang ukurannya lebih kecil dari yang lainnya ke area small pen. Harrison (2006) menyatakan bahwa mengelola ayam yang berukuran lebih kecil dari yang lain pada area tersendiri akan lebih mudah karena dapat mengatur konsumsi pakannya

supaya pertumbuhannya sama dengan ayam yang lainnya. Grading dilakukan dengan cara menyeleksi ayam setiap kandang secara rutin tiap minggu, dengan memisahkan ayam yang mengalami masalah seperti berat badan kurang, kelebihan berat badan, warna pucat, cacat, sakit dan kelainan (error sex) dari ayam yang sehat. Ayam yang tidak memenuhi standart segera dipindahkan ke small pen sampai kondisi ayam normal, jika ayam tidak kunjung normal maka ayam segera di keluarkan (culling).

Fleshing yaitu program yang dilakukan untuk mengetahui prosentase ayam-ayam betina yang matang organ reproduksinya, dan juga untuk mengidentifikasi produktifitas ayam melalui konformasi tubuhnya. Fleshing dilakukan dengan cara mengumpulkan ayam secara acak dari setiap pen sebanyak 12 %. Hal yang dilakukan pada proses fleshing ayam betina adalah:

1. Menimbang berat badan, berat badan yang baik adalah berat badan yang mencapai standart berdasarkan umur.

2. Mengukur jarak tulang pubis dengan jari tangan dimana nilai yang baik adalah berjarak tiga jari.

3. Mengukur jarak antara tulang dada dengan tulang pubis yaitu berjarak tiga sampai empat jari.

4. Bentuk dada yang baik adalah berbentuk U.

Cara mengetahui dewasa kelamin pada ayam jantan antaralain dari tingkah laku seksualnya, jengger dan pial yang lebar dan berwarna merah, serta suara khas pejantan yang keras.

Pencampuran ayam jantan dan betina dilakukan antara minggu ke 18 hingga ke 22. Berikut rumus pencampuran ayam betina dengan ayam jantan:

Jumlah ayam betina atau ayam jantan yang akan di campur dalam pen : Ukuran pen

X total ayam Panjang kandang

4.5.11 Program Kesehatan 4.5.11.1Pemberian Vaksin

Keberhasilan vaksinasi dipengaruhi oleh cara memberikannya. Jika pemberiannya tidak tepat sasaran maka titer antibodi tidak akan terbentuk. Begitu pula jika terdapat kesalahan yang biasanya dilakukan oleh caretaker pada cara pemberiannya yang dapat menyebabkan cacat fisik dan bahkan kematian pada ayam.

Vaksin yang digunakan di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 yaitu vaksin aktif dan vaksin inaktif. Vaksin aktif diberikan dengan cara meneteskan langsung di mata ayam. Vaksin inaktif diaplikasikan dengan cara injeksi dibawah kulit, di bawah otot, dan tusukan pada sayap. Pemberian vaksin aktif dan inaktif harus dilakukan dengan cara yang hati-hati karena jika terjadi kesalahan akan berakibat fatal pada ayam, seperti yang dilakukan oleh para caretaker karena banyaknya ayam yang harus divaksin maka mereka tergesa-gesa dalam proses pemberian vaksin. Pada pemberian vaksin tusuk sayap, beberapa ayam ada yang ditusuk sampai mengenai tulang sehingga menyebabkan cacat pada ayam. Vaksinasi dengan metode tusuk sayap harus dilakukan dengan cara hati-hati yaitu jarum penusuk yang telah dicelupkan pada larutan vaksin ditusukkan pada sayap ayam yang telah direntangkan, diusahakan menusuknya pada lipatan sayap yang tipis dan jangan sampai mengenai tulang, otot, dan pembuluh darah karena dapat mengakibatkan cacat fisik pada ayam (Anonymous, 2009).

4.5.11.2Pengambilan Sampel Darah

Pengambilan sampel darah dilakukan untuk mengetahui tingkat titer anti bodi ayam yang berhubungan erat dengan program vaksin inaktif yang sedang dijalankan. Kegiatan ini dilakukan pada saat tiga minggu setelah pemberian vaksin inaktif yaitu saat titer antibodi mencapai titer protektif. Pengambilan sampel darah untuk pemantauan titer antibodi vaksin inaktif sebaiknya dilakukan pada tiga minggu setelah vaksinasi sesuai dengan lama pembentukan titer antibodi

dimana titer antibodi protektif baru melindungi setelah tiga minggu (Anonymous, 2008).

4.5.11.3Kontrol Kandang

Kontrol kandang dilakukan untuk mengetahui kondisi ayam-ayam di kandang sedang sakit atau tidak. Kontrol kandang dapat dilakukan setiap waktu.

Menurut Anonymous (2009), kontrol kandang hendaknya rutin dilakukan, bisa waktu pagi, siang, sore, atau malam hari. Kontrol dilakukan untuk mengetahui apakah ada ayam yang memiliki gejala klinis terserang suatu penyakit, apabila ditemukan ayam yang tampak sakit maka akan diambil dan dibawa ke luar kandang untuk kemudian dilakukan bedah bangkai.

41

Sistem biosecurity yang diterapkan di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Bali Unit 1 sudah baik dan kegiatan kontrol kandang yang dilakukan secara rutin dapat mengantisipasi lolosnya penyakit yang masuk area farm.

42 tanggal 21 Juli 2013.

Alamsyah, R. 2005. Pengolahan Pakan Ayam dan Ikan Secara Modern. Penebar Swadaya. Jakarta.

Anonymous. 2008. Tak selamanya titer antibody tinggi ayam aman.

http://info.medion.co.id/index.php/artikel/layer/pengobatan-a-vaksinasi/titer-antibodi-tinggi. Diunduh pada tanggal 21 Juli 2013.

_________. 2009. Mengenal Berbagai Macam cara Vaksinasi.

http:www.ilmupeternakan.com/2009/10/mengenal-berbagai-macam-cara-vaksinasi_15.html. Diunduh pada tanggal 21 Juli 2013.

_________. 2010. Charoen Pokphand. http://en.wikipedia.org/wiki/

Charoen_Pokphand. Diunduh pada tanggal 21 Juli 2013.

_________. 2011. Konsultasi Air Minum Berkaporit.

http://info.medion.co.id/index.php/konsultasi-teknis/broiler/tata-laksana/air-minum-berkaporit. Diunduh pada tanggal 21 Juli 2013.

_________. 2012. About PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk. cp.co.id.

Diunduh pada tanggal 21 Juli 2013.

_________. 2012. Konsultasi Membagun Kandang.

http://info.medion.co.id/index.php/konsultasi-teknis/broiler/tata-laksana/membangun-kandang. Diunduh pada tanggal 21 Juli 2013.

Fadilah, R. 2013. Super Lengkap Beternak Ayam Broiler. Cetakan ke-1.

AgroMedia Pustaka. Jakarta.

Hadi, W.P. 2010. Pelaksanaan Biosekuritas pada Peternakan Ayam. Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner. Fakultas Kedokteran Hewan IPB.

Harrison, J. 2006. Management of broiler parent stock in rear after grading to 15 weeks. http://www.zootecnicainternational.com/article-archive/

management/800-management-of-broiler-parent-stock-in-rear-after-grading-to-15-weeks-.html. Diunduh pada tanggal 21 Juli 2013.

Wingkel, W.P. 1997. Biosecurity in Poultry Production. Prosiding 11th International Congress of The World Poultry Association.

43

44

9 30 1mnt 4mnt - 29,5 - - 28,5 - -

10 30 1mnt 4mnt - 29,5 - - 28 - -

11 30 1mnt 4mnt - 29 - - 27,5 - -

12 30 1mnt 4mnt - 29 - - - - -

13 30 1mnt 4mnt - 29 - - - - -

14 30 1mnt 4mnt - 29 - - - - -

15 30 1mnt 4mnt - 29 - - - - -

16 30 1mnt 4mnt - 29 - - - - -

17 30 1mnt 4mnt - 29 - - - 30 -

18 30 1mnt 4mnt - 28,5 - - - 30 -

19 30 1mnt 4mnt - 28,5 - - - 29,5 -

20 30 1mnt 4mnt - 28,5 - - - 29,5 -

21 30 1mnt 4mnt - 28 - - - 29,5 -

22 30 1mnt 4mnt - 28 - - - 29,5 -

23 30 1mnt 4mnt - 28 - - - 29,5 -

24 30 1mnt 4mnt - 28 - - - 29,5 -

25 30 1mnt 4mnt - 28 - - - 29,5 -

26 30 1mnt 4mnt 28 - - - 29,5 -

46

Rata-rata BW = ± 10%

Misal:

Rata-rata BW = 320.840 gram = 1.234 gram 260

10% x 1.234 gram = 123,4 gram

Rata-rata + 10% = 1.234 gram + 123,4 gram = 1.357,4 gram Rata-rata – 10% = 1.234 gram – 123,4 gram = 1.110,6 gram

Jika dari penimbangan BW diperoleh 208 ekor ayam yang memiliki BW di kisaran angka tersebut maka tingkat uniformity dapat diperoleh dari perhitungan sebagai berikut.

Uniformity = 208 x 100% = 80%

260

47

Umur

49

Sumber: PT. Charoen Pokphand Jaya Farm (2012)

Keterangan:

50

Cooling pad dan Exhaust Fan

Panel Kontrol

Nipple Drinker System

Pan Feeder dan Trough Feeder

Semprotan Desinfektan Otomatis di Ruang Sanitasi

Box Ultraviolet

Proses Vaksinasi Intra Ocular dan Subcutaneous

Proses Pengambilan Sampel Darah

i

LAPORAN

Dalam dokumen LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (Halaman 50-67)

Dokumen terkait