LAPORAN KERJA PRAKTEK
PT SUN TELEVISI NETWORK (I-NEWS TV)
Penggunaan Protokol FTP (File Transport Protocol) dalam Sharing Video pada
Workflow Penyiaran untuk Program Berita Daerah (Korda)
Disusun oleh
Dita Tessa Parastika
(1206201536)
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2015
PT REKAYASA INDUSTRI
PENGGUNAAN MEDIA KOMUNIKASI MICROWAVE UNTUK
MENGHUBUNGKAN HOME OFFICE DENGAN PROJECT SITE
OFFICE (PROYEK SAMUR)
Kerja Praktek ini diajukan untuk melengkapi sebagai persyaratan menjadi Sarjana Teknik
Disusun oleh
Dita Tessa Parastika
(1206201536)
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2015
LAPORAN KERJA PRAKTEK
ICT (Information and Communication Technology) Department, PT
REKAYASA INDUSTRI
PENGGUNAAN MEDIA KOMUNIKASI MICROWAVE UNTUK
MENGHUBUNGKAN HOME OFFICE DENGAN PROJECT SITE
OFFICE (PROYEK SAMUR)
29 Desember 2014 – 30 Januari 2015 telah diperiksa dan disetujui oleh:
Pembimbing Utama PKL Manager ICT Operasional PT. REKAYASA INDUSTRI
Pembimbing Harian PKL Staff Data Communication PT. REKAYASA INDUSTRI
Koordinator Kerja Praktek Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Dr. Abdul Muis, S.T., M.Eng. NIP: 19750901199903100
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan rangkaian kerja praktek beserta laporan
di PT REKAYASA INDUSTRI dengan baik dan tepat waktu. Laporan ini merupakan laporan pertanggung jawaban kami selama melaksanakan kerja praktek di PT REKAYASA INDUSTRI pada tanggal 29 Desember 2014 – 30 Januari 2015
Penulisan laporan ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Teknik jurusan Teknik Elektro pada Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Kami menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari pelaksanaan kerja praktek sampai pada penyusunan laporan ini, sangatlah sulit bagi kami untuk menyelesaikan laporan ini. Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan kekuatan kepada kami untuk menyelesaikan kerja praktek dan laporan kerja praktek.
2. Bapak Anung Pamungkas selaku Instrument Specialist Engineer EPC Operation. Terima kasih untuk kesempatan yang diberikan kepada kami untuk melakukan Kerja Praktek di PT REKAYASA INDUSTRI departemen ICT (Information and Communication Technology).
3. Bapak Teja Santosa selaku Manager ICT Operasional. Terima kasih untuk kesempatan yang diberikan kepada kami untuk melakukan Kerja Praktek di PT REKAYASA INDUSTRI departemen ICT (Information and Communication Technology).
4. Bapak Sri Suyanto dan Bapak Moh. Noor Subagio selaku mentor. Terima kasih untuk ilmu, pengalaman, dan pelajaran yang diberikan kepada penulis serta waktu yang telah diluangkan untuk membimbing penulis selama melaksanakan kerja praktek departemen ICT (Information and Communication Technology).
5. Rekan-rekan kerja PT REKAYASA INDUSTRI yang turut mendukung dan membantu penulis selama menjalani kerja praktek.
6. Seluruh keluarga besar Civitas Akademika Fakultas Teknik Universitas Indonesia khususnya karyawan sekretariat Departemen Teknik Elektro yang telah banyak memberikan bantuan dalam urusan administrasi.
7. Secara khusus kami mengucapkan terima kasih kepada keluarga tercinta yang telah memberikan bantuan berupa motivasi dan dukungan dalam menyelesaikan kerja praktek dan laporan kerja praktek.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan
pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.
Akhir kata, semoga Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga laporan ini bermanfaat bagi dunia kerja, akademis, serta pengembangan ilmu pengetahuan.
Depok, Mei 2015 Penulis
ABSTRAK
Nama : Dita Tessa Parastika
NPM : 1206201536
Judul : Penggunaan Media Komunikasi Microwave untuk Meng-hubungkan Home Office dengan Project Site Office (Proyek Samur)
PT REKAYASA INDUSTRI (PT REKIND) sebagai salah satu perusahaan Engineering, Procurement, dan Construction (EPC) terbesar di Indonesia yang bergerak dalam bidang kontruksi, teknik, dan pengadaan barang untuk melayani pabrik-pabrik industri skala besar, memiliki beberapa proyek besar dalam hal konstruksi pembangunan pabrik, pembangkit, dan penggalian sumber daya minyak dan gas yang salah satunya adalah proyek Sabah Ammonia Urea (SAMUR) milik PETRONAS Chemicals Group (PCG), di Sipitang, Malaysia.
Proyek Samur adalah sebuah proyek pembangunan pabrik Sabah Ammonia Urea kerjasama antara PT REKIND dengan PETRONAS yang dibangun di atas lahan seluas 166 hektar milik Sipitang Oil & Gas Industrial Park (SOGIP) dan proses pembangunannya masih dikerjakan oleh PT REKAYASA INDUSTRI dari tahun 2012 sampai sekarang.
Pada awal pembangunan proyek merancang jaringan komunikasi dan menetapkan media komunikasi yang menghubungkan Home Office dengan Project Site Office adalah hal yang penting dilakukan agar Home Office dapat memantau perkembangan dan proses pembangunan project yang sedang berlangsung di Project Site Office. Pemilihan jaringan dan media komunikasi yang digunakan untuk menghubungkan Home Office dengan Project Site Office didasari pada hasil survey infrastruktur dan fasilitas yang memadai di lokasi Project Site Office.
Pada laporan ini akan dianalisis infrastruktur perangkat jaringan, topologi jaringan, dan media komunikasi yang digunakan untuk menghubungkan Home Office PT REKIND di Kalibata dengan Samur Project Site Office di Malaysia. Berdasarkan data yang diperoleh, Proyek Samur menggunakan produk Celcom, vendor lokal Malaysia, yang mengadaptasi gabungan media komunikasi wireless Wi-Fi dan wireless microwave untuk melakukan komunikasi data. Komunikasi wireless Wi-Fi digunkan sebagai media komunikasi data internal Samur Project Site Office menggunakan jaringan WLAN dan memiliki 3 access point, yang terhubung dengan jejaring Fast Ethernet dengan kecepatan mencapai 100 Mbps dan Gigabit Ethernet dengan kecepatan mencapai 1000 Mbps. Sedangkan wireless microwave dengan frekuensi 18 GHz dan bandwidth mencapai 20 Mbps digunakan sebagai media transmisi sinyal dari tower di Samur Project Site Office dengan tower BTS Celcom yang langsung terhubung dengan Celcom Internet eXchange (CIX).
Kata kunci: PT Rekayasa Industri, Celcom, wireless Wi-Fi, wireless microwave, Samur Project.
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN . . . i KATA PENGANTAR . . . ii ABSTRAK . . . iv DAFTAR ISI . . . viDAFTAR TABEL . . . x BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang . . . 1 1.2. Tujuan . . . 2 1.3. Manfaat . . . 3 1.4. Batasan Masalah . . . 3
1.5. Waktu dan Tempat Pelaksanaan . . . 4
1.6. Metode Penulisan . . . 4
1.7. Sistematika Penulisan . . . 5
BAB II. PT REKAYASA INDUSTRI 2.1. Sejarah PT REKAYASA INDUSTRI . . . 6
2.2. Profil Perusahaan . . . 7
2.3. Proses Bisnis Utama. . . 8
2.4. Lingkup Bidang Usaha . . . 8
2.5. Visi dan Misi . . . 9
2.6. Struktur Organisasi . . . 10
2.7. Departemen ICT (Information and Communication Technology) . . . 11
BAB III. DASAR TEORI 3.1. Dasar Telekomunikasi . . . 13
3.2. Perangkat Jaringan . . . 15
3.3. Keamanan Jaringan . . . 18
3.4. Indonesia Internet Exchange . . . 23
3.5. Interner Service Provider . . . 25
3.6. Load Balancing . . . 25
BAB IV. ANALISIS MEDIA TELEKOMUNIKASI HOME OFFICE DENGAN PROJECT SITE OFFICE MENGGUNAKAN JARINGAN MICROWAVE 4.1. Global Infrastruktur PT REKAYASA INDUSTRI . . . 30
4.2. Prioritas Media Komunikasi Data pada Project Site Office . . . 40
4.3. Proyek Samur . . . 48 BAB V. PENUTUP 6.1. Kesimpulan . . . 56 6.2. Saran . . . 56 DAFTAR PUSTAKA . . . 58 LAMPIRAN . . . 59
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Logo Perusahaan PT REKAYASA INDUSTRI . . . 7
Gambar 2.2. Struktur Organisasi Perusahaan PT REKAYASA INDUSTRI . . . 10
Gambar 2.3. Struktur Organisasi Dewan Direksi PT REKAYASA INDUSTRI . . . 10
Gambar 2.4. Struktur Organisasi Dewan Komisaris PT REKAYASA INDUSTRI . . . 11
Gambar 2.5. Struktur Organisasi Departemen ICT PT REKAYASA INDUSTRI . . . 12
Gambar 3.1. Skema Sistem Telekomunikasi . . . 13
Gambar 3.2. Cisco 2960 . . . 17
Gambar 3.3. Cisco 3750 . . . 17
Gambar 3.4. Cisco 2900 . . . 18
Gambar 3.5. Tampak Depan dan Belakang Watch Guard Firebox . . . 19
Gambar 3.7. Tampak Belakang Cisco PIX 515E Firewall . . . 20
Gambar 3.8. Gedung Cyber, Jakarta . . . 24
Gambar 3.9. Topologi Jaringan IIX. . . 24
Gambar 4.1. Infrastruktur Jaringan PT REKIND . . . 30
Gambar 4.2. Infrastruktur Jaringan di PT REKIND-Kalibata . . . 31
Gambar 4.3. Core Switch dengan CISCO 3750 PT REKIND . . . 32
Gambar 4.4. Distributed Switch di PT REKIND . . . 32
Gambar 4.5. CISCO 2900 . . . 33
Gambar 4.6. Physical Server . . . 34
Gambar 4.7. Skematik Network Security di PT REKIND . . . 34
Gambar 4.8. Cisco PIX 515E untuk network security di PT REKIND . . . 35
Gambar 4.9. Watchguard Firebox untuk Keamanan Jaringan di PT REKIND . . . 35
Gambar 4.10. Data Server Komunikasi . . . 36
Gambar 4.11. Topologi Jaringan di PT REKIND-Kalibata . . . 37
Gambar 4.12. Alur komunikasi data jaringan PT REKIND . . . 39
Gambar 4.13. Panel Penghubung Core Switch dengan tiap Lantai di ROB 1 . . . 39
Gambar 4.14. Panel Penghubung tiap Lantai di ROB 2 . . . 40
Gambar 4.15. Channel dan Frekuensi 802.11g . . . 42
Gambar 4.16. Gambaran umum instalasi sebuah Base Station (BS) WiMAX . . . 45
Gambar 4.17. VSAT Office Grissik dan Camp Grissik . . . 47
Gambar 4.18. VSAT Camp Dayung (Office menggunakan koneksi dari Camp) . . . 47
Gambar 4.19. Topology VSAT di Proyek Donggi . . . 48
Gambar 4.20. Generic Network Set-up (E2E) Proyek Samur . . . 50
Gambar 4.21. 20 Mbps Internet Leased Line (ILL) Proyek Samur . . . 52
Gambar 4.22. Proyek pembangunan jaringan komunikasi tahap awal . . . 53
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Spesifikasi dari 802.11 . . . 42 Tabel 4.2. Pemetaan Frekuensi dan Channel pada device 802.11g . . . 42
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Saat ini di Indonesia yang mengacu pada sistem pendidikan berbasis kompetensi sehingga mahasiswa dituntut untuk dapat mempelajari dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan perilaku yang diperlukan untuk menampilkan kinerja yang memadai dalam suatu bidang pekerjaan. Pada lingkungan kampus mahasiswa belajar mengenai teori dan praktik dasar pembuktian teori. Namun ini belum cukup karena aplikasinya belum diterapkan secara utuh di teknologi dan kehidupan pada dunia nyata.
Oleh karena itu, dibutuhkan sumber pendidikan lain untuk mewujudkan kompetensi yang dibutuhkan oleh seorang mahasiswa. Departemen Teknik Elektro Universitas Indonesia secara responsif memberikan fasilitas pendukung
yang dikenal sebagai Kerja Praktek yang dimasukkan dalam kurikulum pendidikannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Kerja Praktek ini merupakan suatu kegiatan dimana mahasiswa melakukan aktivitas pekerjaan secara langsung dalam suatu perusahaan, dan dengan ini diharapkan mahasiswa dapat mengembangkan pengetahuannya untuk aplikasi dalam dunia kerja serta dapat membentuk sikap dan perilaku yang sesuai di dunia kerja agar saat lulus nanti mudah beradaptasi dengan lingkungan kerja.
PT REKAYASA INDUSTRI sebagai salah satu perusahan yang bergerak dalam bidang konstruksi, teknik dan pengadaan barang untuk melayani pabrik-pabrik industri skala besar yang unggul pada bidang Engineering, Procurement, dan Construction (EPC) berskala nasional, memiliki keterkaitan dengan bidang Electrical Engineering, khususnya pada bidang Telekomunikasi, seperti dalam proses pembuatan jaringan komunikasi yang menghubungkan home office dengan project site office. Hubungan komunikasi ini penting agar dari home office dapat memantau perkembangan dan proses pembangunan project yang sedang dikerjakan. Oleh karena itu, merupakan kesempatan yang baik bagi kami apabila dapat melaksanakan kerja praktek di PT REKAYASA INDUSTRI untuk mempelajari sistem telekomunikasi yang paling efektif untuk menghubungkan home office dengan site office.
1.2. Tujuan 1.2.1. Umum
a) Untuk memenuhi persyaratan akademis yang telah ditetapkan Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Elektro Universitas Indonesia.
b) Memperluas wawasan mahasiswa tentang dunia kerja, sehingga akan dihasilkan sarjana Teknik Elektro yang mampu bekerja sebagai tenaga perencana, pelaksana, pengaturan dan pengendali yang profesional dan bertanggung jawab.
c) Menambah pengalaman kerja, baik secara teoritis maupun pengalaman praktis secara langsung selama kerja praktek di PT REKAYASA INDUSTRI.
d) Membina hubungan baik antara perguruan tinggi dan dunia kerja khususnya antara Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Indonesia dengan PT REKAYASA INDUSTRI.
a) Mampu memahami tentang sejarah, manajemen perusahaan dan peralatan yang menunjang operasional, serta mengerti sistem kerja yang diterapkan dalam PT REKAYASA INDUSTRI
b) Mendalami sistem jaringan komunikasi yang digunakan PT REKAYASA INDUSTRI yang menghubungkan Home Office dengan Project Site Office
c) Mahasiswa mendapatkan pengalaman praktek sesuai dengan program studi atau bidang peminatannya masing-masing serta mendapatkan gambarannya tentang lingkungan kerjanya.
d) Mendapatkan gambaran nyata tentang lingkungan dan situasi kerja di PT REKAYASA INDUSTRI
1.3. Manfaat
1.3.1. Bagi Mahasiswa
a) Membantu dalam perbekalan pengetahuan dan keterampilan kepada setiap mahasiswa tentang kondisi yang terdapat di lapangan secara nyata.
b) Membuka wawasan dan pengalaman setiap mahasiswa untuk mendapatkan pengetahuan melalui praktek di lapangan.
c) Perwujudan program keterkaitan dan kesepadanan antara dunia pendidikan dan dunia industri/kerja.
d) Menjadi fasilitator bagi pengembangan minat dan bakat mahasiswa yang bersangkutan, terkhusus padacara kerja sistem pengendalian dalam teknologi industri berbasis makanan.
1.3.2. Bagi PT REKAYASA INDUSTRI
a)
Dapat saling menukar informasi perkembangan teknologi antara institusi pengguna teknologi dengan lembaga perguruan tinggib) Mahasiswa peserta Kerja Praktek dapat membantu memecahkan permasalahan terkait teknologi komunikasi yang paling baik digunakan untuk menghubungkan Home Office dengan Project Site Office di PT REKAYASA INDUSTRI.
1.4. Batasan Masalah
PT REKAYASA INDUSTRI yang membangun berbagai macam pabrik di berbagai daerah di Indonesia, harus ada sistem yang menghubungkan antarproyek maupun masing-masing proyek dengan pusat, biasanya menggunakan sistem IT. Inilah masalah yang akan dibahas pada laporan ini mengingat komunikasi antar- pabrik/dengan pusat menggunakan alat
berhubungan dengan peminatan kami. Pembahasan kali ini berfokus pada pencarian sistem komunikasi data (IT) paling efektif untuk hubungan pusat (home office) dengan proyek-proyek (site office) yang dikelola oleh PT REKAYASA INDUSTRI. Ruang lingkup dari kerja praktek yang saya ajukan bersifat terbuka, yang mana dapat menyesuaikan dengan kebutuhan PT REKAYASA INDUSTRI pada saat dilaksanakannya kegiatan Kerja Praktek. 1.5. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Pelaksanaan Kerja Praktek ini berlangsung pada :
Periode : 29 Desember 2014 – 30 Januari 2014
Tempat : PT REKAYASA INDUSTRI
Alamat : PT REKAYASA INDUSTRI
Jl. Kalibata Timur I No. 36, Kalibata Jakarta 12740, Indonesia
Phone: 62-21-7988700/7988707 Fax: 62-21-7988701/7988702 PO Box 3727 JKT
1.6. Metode Penulisan
Dalam penulisan Kerja Praktek ini digunakan beberapa metode untuk mendapatkan data-data yang diperlukan sebagai pedoman dalam menulis laporan kerja praktek ini. Metode-metode tersebut antara lain :
1. Studi literatur, meliputi pembelajaran terhadap buku teks, hasil presentasi, browsing melalui internet. Serta melakukan pencarian informasi melalui buku-buku bacaan, product manual, datasheet yang disediakan dari pihak PT REKAYASA INDUSTRI
2. Wawancara, dengan cara mengadakan tanya jawab secara langsung kepada pembimbing lapangan dan para staf karyawan Divisi ICT.
3. Pengamatan, meliputi kunjungan langsung ke data server di lapangan 4. Pengambil data jaringan komunikasi yang digunakan di project site
office
5. Penyusunan laporan, membuat hasil kesimpulan dari proses analisa data yang diambil.
1.7. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika yang digunakan dalam penulisan laporan kerja praktek ini terdiri dari 5 bab, yaitu :
Berisi tentang latar belakang dilakukannya Kerja Praktek, tujuan Kerja Praktek, waktu dan tempat pelaksanaan, batasan masalah, metode penulisan, dan sistematika penulisan laporan kerja praktek.
BAB II PT REKAYASA INDUSTRI
Pada bab ini akan dibahas mengenai sejarah PT REKAYASA INDUSTRI, profil perusahaan, lokasi dan daerah operasi, struktur organisasi perusahaan, kegiatan operasi, sarana penunjang operasi, produk, sumber daya manusia, visi, misi, dan nilai dasar, kesejahteraan dan keselamatan kerja.
BAB III DASAR TEORI
Pada bab ini akan dibahas dasar teori tentang dasar jaringan telekomunikasi, perangkat jaringan, Indonesia Internet eXchange, Internet Service Provider, dan Load Balancing.
BAB IV ANALISIS MEDIA TELEKOMUNIKASI HOME OFFICE DENGAN PROJECT SITE OFFICE MENGGUNAKAN JARINGAN MICROWAVE (PROYEK SAMUR)
Bagian ini memberikan penjelasan mengenai global infrastruktur internal PT REKIND dan analisis media komunikasi microwave yang digunakan sebagai jaringan komunikasi yang menghubungkan home office dengan Samur project site office.
BAB V PENUTUP
Bagian ini berisi tentang kesimpulan dan saran. DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
2. 1. Sejarah PT REKAYASA INDUSTRI
PT REKAYASA INDUSTRI (REKIND) didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1981, tentang Penyertaan Modal Republik Indonesia untuk Pendirian Perusahaan Perseroan dalam Bidang Usaha Perencanaan Perekayasaan dan Konstruksi Industri, Lembaran Berita Negara Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1987.
Berawal dari penguasaan pembangunan proyek-proyek yang berkaitan dengan Refinery dan Petrochemical (Proyek Blue Sky Balongan, Bioethanol, pabrik Kaltim 4, Pabrik Pupuk Kujang 1B, Pabrik Pupuk NPK Malaysia, serta proyek-proyek lainnya). Rekind juga terus mengembangkan potensi pasar dalam bidang gas (proyek CO2 Removal Subang Proyek Gas Booster Station, Pipeline System for gas production, Facility Jambi Merang, SSWJ Phase 2 Offshore Pipeline). Setelah berhasil mengembangkan kompetensi untuk merambah segmen Mineral, Environment, Infrastructure, Rekind mampu meningkatkan pangsa pasar dalam segmen pasar ini (pabril semen Kupang, pabrik semen Tuban, pabrik Ferronickel Smelting, Power Plant Semen Tonasa, PLTU Suralaya 1 x 600 MW, Pabrik Ammonium Nitrate Prill Plant).
Melalui konsistensi pengembangan ekspertise yang dimilikinya, Rekind memimpin pembangunan fasilitas industri Geothermal di tanah air. Hal ini dapat dilihat dengan pembangunan serta operasionalisasi PLTP-PLTP di tanah air. PLTP tersebut antara lain : Kamojang 4 (kapasitas 60 MW), Lahendong 2,3, dan 4 (masing-masing dengan kapasitas 20 MW serta Wayang Windu 1 dan 2, yang merupakan PLTP dengan kapasitas terbesar di dunia (total kapasitas 220 MW).
Berbagai pencapaian akan berhasilnya operasional fasilitas produksi di atas, merupakan hasil kerja keras serta komitmen akan kesungguhan inovasi untuk memberikan yang terbaik bagi klien serta memposisikan Rekind sebagai perusahaan EPC Nasional terdepan dalam lingkup regional.
Gambar 2.1. Logo Perusahaan PT REKAYASA INDUSTRI
PT REKAYASA INDUSTRI (REKIND) merupakan salah satu perusahaan milik negara (BUMN). PT REKIND adalah perusahaan asal Indonesia yang bergerak dalam bidang konstruksi, teknik dan pengadaan barang untuk melayani pabrik-pabrik industri skala besar. Didirikan oleh pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 12 Agustus 1981, untuk mengembangkan kemampuan nasional ke tingkat dunia didalam bidang rancang bangun, pengadaan, konstruksi dan uji-coba operasi (EPCC) untuk pabrik-pabrik industri besar di Indonesia.
PT REKIND saat ini merupakan salah satu perusahaan terkemuka di bidangnya di Indonesia. Bidang usaha rancang bangun, pengadaan, konstruksi dan uji coba operasi ini (EPCC), meliputi pabrik-pabrik pada industri: gas, panas bumi, kilang, petrokimia, mineral, pengelolaan lingkungan, dan infrastruktur. Selain itu, perusahaan inipun menyediakan jasa untuk studi kelayakan proyek/pabrik dan perawatan pabrik. Saat ini PT REKIND di pimpin oleh Bapak Firdaus Syahril sebagai Direktur Utama.
PT Rekayasa Industri bertujuan membangun kemandirian bangsa yang unggul pada bidang Engineering, Procurement, dan Construction (EPC). Komposisi kepemilikan saham Rekind saat ini adalah 90,06% dikuasai oleh PT. Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC), 4,97% dikuasai oleh PT. Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim/PKT), dan 4,97% dikuasai oleh Pemerintah Republik Indonesia.
Rekind telah berhasil membangun pabrik-pabrik pendukung industri, pembangkit listrik dan energi infrastruktur tidak hanya di Indonesia namun juga di luar wilayah Nasional. Salah satu kontribusi yang telah dilakukan yaitu membangun 11 pembangkit listrik tenaga panas bumi dengan total kapasitas
sebesar 720 MW atau lebih dari 50% total kapasitas pembangkit listrik tenaga panas bumi di Indonesia. Selain itu beberapa hal yang telah dilakukan Rekind adalah : Membangun infrastruktur kilang minyak pertama dan terbesar di Balongan (kapasitas produksi 52.000 barel/hari) ; pionir pembangunan pipanisasi gas bawah laut (sepanjang 168 km yang menghubungkan Labuan Marringgai – Muara Tawar) ; membangun Pabrik Ammonium Nitrat dengan kapasitas terbesar di ASEAN (300.000 metric ton per year) ; serta membangun fasilitas LNG terapung pertama di Indonesia.
Gambar 1.1. merupakan lambang perusahaan PT REKAYASA INDUSTRI. Huruf ‘R’ yang memiliki komponen tanda panah merepresentasikan makna dinamis sekaligus memperkuat makna berorientasi ke masa depan.
Logo Rekind dibangun dari 5 bentuk geometri yang mewakili 5 brand personality dari Rekind yaitu handal, berorientasi ke masa depan, berpengetahuan luas, peduli, dan cinta bangsa. Warna kuning-oranye berarti semangat, biru merepresentasikan makna berpengetahuan luas, dan hijau mencitrakan pertumbuhan.
2. 3. Proses Bisnis Utama
PT REKAYASA INDUSTRI menyediakan jasa Engineering Procurement Construction Commissioning (EPCC) skala besar. Hasilnya berupa fasilitas produksi dengan kapasitas dan kinerja sesuai persyaratan yang disepakati dalam dokumen kontrak.
2. 4. Lingkup Bidang Usaha
Lingkup bidang usaha PT REKAYASA INDUSTRI terdiri atas enam unit bisnis, yaitu:
1. SBU REFINERY & PETROCHEMICAL 2. SBU GEOTHERMAL & POWER
3. SBU MINERAL, ENVIRONMENT & INFRASTRUCTURE (MEI) 4. SBU ONSHORE OIL & GAS
5. SBU PORTOFOLIO
6. SBU OFFSHORE OIL & GAS
2. 5. Visi, Misi, dan Tata Nilai Perusahaan PT REKAYASA INDUSTRI
Visi PT REKIND, yaitu menjadi perusahaan kelas dunia di bidang rancang bangun dan perekayasaan industry yang terintegrasi serta investasi yang kompetitif . Sedangkan misi PT REKIND terdiri dari empat hal, yaitu:
1. Memberikan jasa rancang bangun dan perekayasaan yang lengkap dan kompetitif, baik di dalam maupun di luar negeri dengan mengutamakan keunggulan mutu dan inovasi teknologi.
2. Meningkatkan kompetensi dan mengembangkan organisasi yang responsif dan tangkas.
3. Melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik.
4. Meningkatkan nilai perusahaan jangka panjang melalui investasi.
5. Memberikan nilai tambah lebih bagi pelanggan, pemegang saham, karyawan, dan masyarakat dengan mempertimbangkan pertumbuhan perusahaan.
Selain memiliki visi dan misi, PT REKIND juga memiliki Tata Nilai atau Budaya perusahaan, Tata Nilai tersebut terdiri dari empat hal, yaitu:
1. Profesionalisme
Bekerja dengan penuh integritas, etika, tanggung jawab, dan mengedepankan kerja sama kelompok.
2. Kualitas
Mengutamakan mutu, ketepatan waktu, efektifitas, dan efisiensi dalam setiap aktivitas dan pekerjaan yang kami lakukan.
3. Pembelajaran
Senantiasa belajar untuk meningkatkan kompetensi dan mengembangkan inovasi agar selalu siap menyesuaikan diri terhadap semua perubahan yang terjadi dan mengupayakan melakukan sharring terhadap hasil pembelajaran.
4. Tanggung Jawab Sosial
Mengutakan keselamatan dan kesejahteraan bagi semua orang, baik karyawan, pelanggan, ,asyarakat, maupun kelestarian lingkungan hidup. 2. 6. Struktur Organisasi
Dewan Direksi :
Gambar 2.3. Struktur Organisasi Dewan Direksi PT REKAYASA INDUSTRI
Direktur Utama : Firdaus Syahril
Direktur Keuangan : Drs. Hendradi Gunarso, MM
Direktur Operasional : Ir. Alex Dharma Balen
Direktur Bisnis : Ir. Qomaruzzaman
Direktur Operasi 2 : Eddy Herman Harun
Gambar 2.4. Struktur Organisasi Dewan Komisaris PT REKAYASA INDUSTRI
Panggah Susanto (Komisaris Utama)
Achmad Fadhiel
H. Karseno
Johny Sudharmono, Mba, Phd
Drs. Dharma Bakti M.A.
2. 7. Departemen ICT (Information and Communication Technology)
Departemen Information and Communication Technology (ICT) terbagi menjadi dua divisi kerja, yaitu divisi development dan divisi operasional. Divisi development membidangi perangkat lunak dan membuat program untuk kebutuhan internal PT REKIND, sedangkan divisi operasional membidangi penginstalasian perangkat keras dan jaringan komunikasi baik dalam lingkup internal di PT REKIND maupun eksternal dengan project site office.
BAB III
DASAR TEORI
3.1. Dasar Telekomunikasi
Telekomunikasi merupakan suatu istilah yang berasal dari kata tele dan komunikasi dimana tele berarti jauh sedangkan komunikasi dapat diartikan sebagai penyampaian suatu informasi dengan media tertentu dari satu titik ke titik lainnya. Dengan demikian, secara harfiah telekomunikasi dapat didefinisikan sebagai hubungan antara suatu tempat dengan tempat lain yang jarak antara keduanya relatif jauh dan terdapat penyampaian informasi dalam hubungan tersebut. Definisi secara harfiah tersebut cukup mendekati definisi secara keteknikan dimana telekomunikasi diartikan sebagai mekanisme penyampaian informasi antara satu titik/tempat ke titik/tempat lainnya. Dengan demikian, dalam sistem telekomunikasi ini memiliki tiga komponen yakni sisi pengirim (transmitter), sisi penerima (receiver), serta media transmisi sebagai penghubung antara pengirim dan penerima tersebut. Secara sederhana sistem telekomunikasi tersebut dapat dimodelkan dengan diagram blok berikut ini (Gambar 3.1.).
Gambar 3.1. Skema Sistem Telekomunikasi
Keterangan:
a. Information Source (Sumber Informasi) merupakan pesan yang ingin disampaikan. Dapat berupa suara, gambar, data, kode, dll.
b. Transmitter (Pengirim/Tx) merupakan rangkaian yang mengubah informasi yang akan dikirimkan ke dalam bentuk sinyal yang sesuai dengan media yang akan dilaluinya. Contoh :
Microphone : getaran suara menjadi sinyal listrik
Pemancar radio : sinyal listrik menjadi gel. elektromagnetik
c. Channel (Kanal) merupakan media pengiriman sinyal dari satu tempat ke tempat lain. Contoh:
Kabel : kawat, serat optic
Udara : gelombang elektromagnetik
d. Receiver (Penerima/Rx) merupakan media yang mengubah kembali sinyal yang diterima dari media komunikasi ke bentuk semula (informasi).
Catatan: Receiver dan transmitter harus merupakan pasangan modulasi-demodulasi yang sesuai.
e. Noise (Derau/Gangguan), merupakan:
Energi random yang tidak diinginkan, tetapi selalu muncul dalam setiap proses transmisi
Terjadi di semua titik
Diterima bersama-sama sinyal informasi
Mengganggu sinyal yang dikirimkan, sehingga menimbulkan kesalahan pada penerimaan
Tidak dapat dihilangkan, hanya dapat dikendalikan
Berdasarkan Gambar 3.1. salah satu komponen penting dalam sistem telekomunikasi adalah media transmisi dari sistem telekomunikasi tersebut. Media transmisi merupakan suatu media yang menjadi penghubung antara titik pengirim dan titik penerima. Secara garis besar, media transmisi dalam sistem telekomunikasi dibagi menjadi dua yaitu:
a. Media Guided, merupakan media transmisi yang menyalurkan informasi melalui jalur tertentu dengan dipandu dengan suatu media fisik yang dapat dilihat dan dipegang, seperti: kabel koaksial, serat optik, kabel twisted pair, waveguide. Teknik penyaluran ini juga sering disebut sebagai transmisi media fisik atau wire communication system.
b. Media Unguided, merupakan media transmisi yang menyalurkan informasi melalui jalur yang tidak terdedikasi berupa udara. Oleh karena itu, teknik penyaluran ini sering juga disebut sebagai transmisi media nonfisik atau wireless communication system. Beberapa aplikasi yang mengadopsi
teknologi ini diantaranya: sistem komunikasi seluler, sistem komunikasi satelit, sistem komunikasi gelombang pendek (microwave).
Dalam konteks telekomunikasi, dikenal tiga jenis penyaluran informasi yaitu:
a. Komunikasi satu arah (simplex), merupakan komunikasi dimana penyampaian informasi hanya berlangsung secara satu arah antara dua titik. Misalnya: televisi, radio, pager.
b. Komunikasi dua arah (duplex), merupakan komunikasi dimana penyampaian informasi dapat dilakukan secara dua arah antara dua titik. Kedua titik tersebut memiliki fungsi pengirim dan penerima sekaligus. Jenis komunikasi ini dibagi menjadi dua yaitu:
Full duplex, dimana pertukaran informasi dilakukan secara simultan dan berkesinambungan. Misalnya: telepon
Half duplex, dimana pertukaran informasi dilakukan secara bergantian namun tetap berkesinambungan. Misalnya: Handy Talkie.
3.2. Perangkat Jaringan
3.2.1 CISCO Multilayer Switch
Multi layer switching adalah cara dimana menyusun perangkat network switch menjadi beberapa tingkatan dikarenakan end user yang terkoneksi ke dalam suatu jaringan memiliki jumlah yang banyak, sehingga kita perlu melakukan trunking (menyambungkan switch satu dengan switch lain) antar network switch secara bertingkat. Multilayer switch terdiri dari tiga tingkatan, yaitu:
1. Layer pertama: Core Layer berfungsi sebagai network switch yang menggabungkan beberapa device network switch menjadi satu kesatuan (Integrated Switch). Core Layer merupakan high-speed switching backbone dan harus didesain untuk dapat mengirimkan paket data (switch packets) secepat mungkin. Pada layer ini, manipulasi paket data (seperti: access list dan filtering) tidak boleh dilakukan, karena hal ini akan memperlambat proses pengiriman paket data (Switching Packet).
2. Layer kedua: Distribution Layer berfungsi sebagai penghubung Core Layer dengan Access Layer. Layer ini mendefinisikan daerah dimana manipulasi paket data (packet manipulation) dapat dilakukan.
Fungsi Distribusi Layer antara lain adalah: Address atau Area Jaringan LAN Akses ke Workgroup ata Departemen. Mendefinisikan Broadcast/multicast domain. Routing dari Virtual LAN (VLAN)
Titik temu beberapa media berbeda yang digunakan didalam jaringan
Keamanan
Titik dimana Akses secara Remote ke Jaringan dapat dilakukan. 3. Layer ketiga: Access Layer berfungsi sebagai penghubung antara network dengan computer end user. Layer ini juga dapat menerapkan access lists atau filters untuk dapat mengoptimasi kinerja jaringan.
3.2.2. Perangkat CISCO
Berikut adalah beberapa jenis CISCO : 1) CISCO 2960
Cisco menyebut penghubung fisik antara switch dan device (komputer) dengan sebutan port atau interface. Setiap interface memiliki penomoran dengan style x/y. Pada Cisco Switch 2960 penomoran dimulai dari 0/1, 0/2, dan seterusnya. Interface-interface tersebut juga memiliki penamaan, misalnya, “Interface-interface FastEthernet 0/1” adalah interface pertama dari 10/100 interface yang dimiliki switch ini. Jika switch mendukung interface Gigabit maka Interface pertama dari 10/100 nya akan dinamakan “interface gigabitethernet 0/1”.
Cisco mendukung 2 tipe Operating System (ya betul, seperti halnya komputer yang bisa diinstall Operating System windows,linux, atau freebsd, cisco juga memiliki Operating System sendiri) : Internetwork Operating System (IOS) dan Catalyst Operating System (Cat OS). Kini, umumnya Cisco Catalyst Switch hanya mendukung Cisco IOS.
2) CISCO 3750
Gambar 3.3. Cisco 3750
Cisco catalyst switch seri 3750 adalah switch produksi CISCO yang dapat meningkatkan efisiensi cara kerja LAN dan dapat beroperasi lebih efisiensi dengan menggabungkan kemudahan pengguna dan ketahanan tinggi switch untuk dapat ditumpuk dengan banyak kabel LAN (VLAN). Dengan kecepatan 32-Gbps (Gygabyte per second) dengan kabel yang saling berhubungan itu memungkinkan pengguna untuk dapat membangun suatu system switching yang sangat tangguh, membangun satu kesatuan. Untuk melakukan konfigurasi Cisco Catalyst 3750, yang harus kita persiapkan adalah sebuah PC (computer), atau laptop dengan port COM (atau converter serial to USB untuk komputer yg tidak memiliki port COM serial), kabel Console, dan sebuah program Hyper Terminal. Langkah selanjutnya adalah menghubungkan kabel Console ke port COM komputer dan port Console Cisco Catalyst. Tentunya komputer dan Catalyst harus sudah terhubung ke power supply. Selanjutnya buka hyper terminal. Pilih nama port yang digunakan ke Catalyst. Lalu
ubah speed rate menjadi 9600. Maka, catalyst sudah siap di konfigurasi.
3) CISCO 2900
Cisco 2900 berfungsi sebagai router, yaitu sebuah device yang berfungsi untuk meneruskan paket-paket dari sebuah network ke network yang lainnya (baik LAN ke LAN atau LAN ke WAN) sehingga host-host yang ada pada sebuah network bisa berkomunikasi dengan host-host yang ada pada network yang lain. Router menghubungkan network-network tersebut pada network layer dari model OSI, sehingga secara teknis Router adalah Layer 3 Gateway.
Router bisa berupa sebuah device yang dirancang khusus untuk berfungsi sebagai router (dedicated router), atau bisa juga berupa sebuah PC yang difungsikan sebagai router.
Gambar 3.4. Cisco 2900
3.3 Keamanan Jaringan
3.3.1 Watch Guard Firebox
Watch Guard Firebox adalah perangkat keamanan jaringan yang mendukung enterprise dalam memperkuat keamanan jaringan perusahaan menjadi semakin powerful hingga ke lingkungan small office home office (SOHO).
Gambar 3.5. Tampak Depan dan Belakang Watch Guard Firebox
Firebox® X Peak™ adalah keluarga dari Firebox X dengan spesifikasi yang lebih tinggi, dengan keluaran multi gigabit dan delapan Gigabit port Ethernet. Alat ini mengkombinasikan keamanan yang kuat, tools manajemen yang efisien dan fitur advanced networking untuk dapat menghadirkan reliabilty dan threat protection terhadap kebutuhan jaringan mid-size business.
3.3.2. CISCO PIX 515E
Cisco PIX 515E yang dibuat oleh Cisco merupakan peralatan firewall yang memberikan tingkat keamanan tinggi, tangguh, dan reliabilitas yang sangat tinggi dengan harga yang relatif tidak terlalu mahal. Keunggulan Cisco PIX 515E ini adalah memiliki dasar perlindungan berupa keamanan tingkat tinggi beserta fasilitas stateful inspection, proteksi penerobosan (intrusion protection), dan Virtual Private Network (VPN).
Cisco PIX 515E Firewall dilengkapi dengan Cisco PIX OS (Operating System), suatu sistem operasi untuk mengontrol dan mengatur konfigurasi Cisco PIX Firewall. Cisco PIX OS menyediakan perintah-perintah Command Line Interface (CLI) seperti yang tersedia pada peralatan cisco router. Dengan demikian untuk pemakai yang sudah mahir dapat mengkonfigurasi Cisco PIX Firewall menggunakan
perintah-perintah CLI tersebut. Akan tetapi untuk pemakai yang belum mahir mengkonfigurasi dengan CLI, Cisco PIX Firewall menawarkan peranti Cisco PIX Device Manager (PDM) yang berupa peranti grafis yang dapat diakses dengan web browser. Walaupun konfigurasi dilakukan dengan peranti PDM, tetapi sebenarnya di latar belakang, perintah-perintah CLI yang dieksekusikan.
Cisco PIX 515E menonjolkan fitur penuh VPN gateway yang dapat mengamankan aliran data pada jaringan public. Cisco PIX 515E juga mendukung kedua tipe VPN yaitu site-to-site dan remote access VPN dengan 56-bit Data Encryption Standard (DES) atau 168-bit Triple DES (3DES). Tergantung model Cisco PIX 515E yang dipilih. Kemampuan VPN disajikan sebagai suatu layanan dari Cisco PIX OS atau melalui suatu hardware-based yang terintegrasi yaitu VPN Accelerator Card (VAC) yang melakukan pengiriman lebih dari 63 Mbps throughput dan 2,000 IPSec tunnels.
Pada gambar di bawah ini adalah tampak depan dan belakang dari Cisco PIX 515E Firewall.
Gambar 3.6. Tampak Depan Cisco PIX 515E Firewall
Gambar 3.7. Tampak Belakang Cisco PIX 515E Firewall
De-Militarised Zone (DMZ) merupakan mekanisme untuk melindungi sistem internal dari serangan hacker atau pihak-pihak lain yang ingin memasuki sistem tanpa mempunyai hak akses. Sehingga karena DMZ dapat diakses oleh pengguna yang tidak mempunyai hak, maka DMZ tidak mengandung rule. .Secara esensial, DMZ melakukan perpindahan semua layanan suatu jaringan ke jaringan lain yang berbeda. DMZ terdiri dari semua port terbuka, yang dapat dilihat oleh pihak luar.Sehingga jika hacker menyerang dan melakukan cracking pada server yang mempunyai DMZ, maka hacker tersebut hanya dapat mengakses host yang berada pada DMZ, tidak pada jaringan internal. Misalnya jika seorang pengguna bekerja di atas server FTP pada jaringan terbuka untuk melakukan akses publik seperti akses internet, maka hacker dapat melakukan cracking pada server FTP dengan memanfaatkan layanan Network Interconnection System (NIS), dan Network File System (NFS). Sehingga hacker tersebut dapat mengakses seluruh sumber daya jaringan, atau jika tidak, akses jaringan dapat dilakukan dengan sedikit upaya, yaitu dengan menangkap paket yang beredar di jaringan, atau dengan metoda yang lain. Namun dengan menggunakan lokasi server FTP yang berbeda, maka hacker hanya dapat mengakses DMZ tanpa mempengaruhi sumber daya jaringan yang lain.Selain itu dengan melakukan pemotongan jalur komunikasi pada jaringan internal, trojan dan sejenisnya tidak dapat lagi memasuki jaringan.Makalah ini akan membahas bagaimana memberi hak pada pengguna baik internal maupun eksternal, pada semua layanan jaringan yang diperlukan. DMZ adalah suatu area bagi hackers yang digunakan untuk melindungi system internal yang berhubungan dengan serangan hacker (hack attack). DMZ bekerja pada seluruh dasar pelayanan jaringan yang membutuhkan akses terhadap jaringan “ Internet atau dunia luar” ke bagian jaringan yang lainnya. Dengan begitu, seluruh “open port” yang berhubungan dengan dunia luar akan berada pada jaringan, sehingga jika seorang hacker melakukan serangan dan melakukan crack pada server yang menggunakan sistem DMZ, hacker tersebut hanya akan dapat mengakses hostnya saja, tidak pada jaringan internal.Secara umum DMZ dibangun berdasarkan tiga buah konsep,
yaitu: NAT (Network Address Translation), PAT (Port Addressable Translation), dan Access List. NAT berfungsi untuk menunjukkan kembali paketpaket yang datang dari “real address” ke alamat internal. Misal: jika kita memiliki “real address” 202.8.90.100, kita dapat membentuk suatu NAT langsung secara otomatis pada data-datayang datang ke 192.168.100.4 (sebuah alamat jaringan internal).Kemudian PAT berfungsi untuk menunjukan data yang datang pada particular port, atau range sebuah port dan protocol (TCP/UDP atau lainnya) dan alamat IP ke sebuah particular port atau range sebuah port ke sebuah alamat internal IP.Sedangkan access list berfungsi untuk mengontrol secara tepat apa yang datang dan keluar dari jaringan dalam suatu pertanyaan. Misal : kita dapat menolak atau memperbolehkan semua ICMP yang datang ke seluruh alamat IP kecuali untuk sebuah ICMP yang tidak diinginkan.
Network Address Translation (NAT) berfungsi untuk mengarahkan alamat riil, seperti alamat internet, ke bentuk alamat internal. Misalnya alamat riil 202.8.90.100 dapat diarahkan ke bentuk alamat jaringan internal 192.168.0.1 secara otomatis dengan menggunakan NAT. Namun jika semua informasi secara otomatis ditranslasi ke bentuk alamat internal, maka tidak ada lagi kendali terhadap informasi yang masuk. Oleh karena itu maka muncullah PAT. Port Address Translation(PAT) berfungsi untuk mengarahkan data yang masuk melalui port, sekumpulan port dan protokol, serta alamat IP pada port atau sekumpulan post.Sehingga dapat dilakukan kendali ketat pada setiap data yang mengalir dari dan ke jaringan. Daftar Akses melakukan layanan pada pengguna agar dapat mengendalikan data jaringan. Daftar Akses dapat menolak atau menerima akses dengan berdasar pada alamat IP, alamat IP tujuan, dan tipe protokol.
3.4. Indonesia Internet Exchange
Indonesia Internet Exchange atau (IIX) merupakan tempat terhubungnya berbagai ISP(Internet Services Provider), penyedia layanan internet di
lain-lain. Berdasarkan arti kata exchange berarti pertukaran sedangkan internet adalah kependekan dari Interconnection Networking. Dengan adanya IIX sambungan internet yang ada di Indonesia tidak harus berputar-putar melalui jalur yang ada di luar negeri dulu, baru kembali lagi ke Indonesia. Konsep penggabungan jalur berbagai ISP ke dalam suatu wadah dalam satu negara yang ada di Indonesia ini, merupakan yang pertama kali di dunia.
IIX dibentuk oleh APJII yang awalnya bersifat amal dan sukarela dengan maksud menyatukan lalu lintas antar ISP di Indonesia sehingga tidak perlu transit ke luar negeri. Tujuan IIX adalah membentuk jaringan interkoneksi nasional yang memiliki kemampuan dan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan yang ada, untuk digunakan oleh setiap ISP yang memiliki izin beroperasi di Indonesia. ISP yang tersambung ke IIX tanpa biaya lebar pita, hanya biaya sambungan fisik sepeti serat optik, jalur nirkabel ataupun sewaan, yang berbeda-beda. Cukup murah bagi ISP yang berada di Jakarta tetapi mahal bagi ISP yang ada di luar Jakarta, apalagi di luar Jawa, karena biaya sambungan fisiknya saja jauh lebih mahal daripada sambungan internasional termasuk kapasitas lebar pita langsung melalui satelit ke luar negeri.
IIX menjadi sebuah solusi atas keterbatasan infrastruktur isi dalam negeri yang seolah-olah terpisah dengan isi global. Dengan adanya IIX maka koneksi internet di Indonesia menjadi lebih murah. Indonesia Internet Exchange berkantor di Cyber Building 11th Floor, Jl. Kuningan Barat 8, Jakarta 12710.
Interkoneksi ke IIX
Gedung Cyber sendiri sudah menjadi “icon” di Indonesia jika ingin interkoneksi dengan para ISP dan NAP lainnya dapat dilakukan di Gedung ini. Untuk dapat terkoneksi ke Gedung cyber ini banyak para provider menggunakan transmisi lastmile Fiber Optic, Satelite, Leased Channel atau Wireless. Maka benar adanya bahwa jantung telekomunikasi internet Indonesia ada di gedung cyber Jakarta.
Gambar 3.8. Gedung Cyber, Jakarta
Saat ini terdapat tiga node utama IIX yang terhubung dengan backbone Fiber Optic dan topology ring yang menjadi interkoneksi utama backbone ke koneksi IIX lainnya seperti ke IIX Korwil yang berada di daerah-daerah dan IIX khusus e-gov seperti pemerintahan, militer dan pendidikan (JARDIKNAS), ketiga tempat tersebut adalah :
1. IIX 1 berada di Gedung Telkom Grha Citra Caraka, Jl. Jend. Gatot Subroto 52 dan direlokasi ke Gedung Arthatel.
2. IIX-2 terletak di Gedung Cyber Jl. Kuningan Barat No. 8 Jakarta.
3. IIX-3 berada di Annex Building Suite 101 AB Plaza Kuningan Jl. H.R. Rasuna Said Kav C 11 – 14.
Gambar 3.9. Topologi Jaringan IIX
Pada bagan yang memanfaatkan IIX adalah gambar paling atas. Device yang menghubungkan antar-international link adalah ‘Rekind Router IDC’ yang
termasuk jenis router, hampir semua international link tersebut digunakan bersamaan. Sistem yang mengaturnya adalah Border Gateway Protocol (BGP), yang berfungsi sebagai routing dari beberapa AS (Autonomus System) internet. AS merupakan kumpulan routing IP. Sistem BGP akan memilih hub (yang memiliki AS) tercepat untuk mentransfer suatu data.
3.5. Internet Service Provider
Pertumbuhan ISP di Indonesia sudah mengalami kemajuan yang pesat. Yang pada awalnya dengan tipe dial-up yang menggunakan saluran telepon kabel dengan kecepatan sampai 56kbps, kemudian ISP yang sudah mulai menggunakan wireless dan fiber optic sebagai media distribusi nya yang relatif mahal, melalui operator telepon seluler yang menyediakan koneksi internet skala kecil, dan yang sedang populer saat ini yaitu koneksi internet melalui kabel telepon menggunakan mode ADSL (Asyncronous Digital Subscriber Line) yang menyediakan kecepatan hingga 3Mbps.
Sudah pasti perang harga dan layanan antar ISP terjadi mengakibatkan harga koneksi internet menjadi semakin murah dan terjangkau, tidak jarang perusahaan atau pengguna internet menggunakan jasa lebih dari 1 ISP untuk memenuhi kebutuhan internetnya, demi memenuhi kebutuhan sesuai yang diperlukan, atau untuk mendapatkan harga yang lebih murah dengan lebar bandwidth yang sama.
3.6 Load Balancing
Load balancing adalah teori menggabungkan 2 koneksi atau lebih dalam satu system. Yang berarti juga menggabungkan speed yang di dapat dari ke 2 koneksi tersebut. Serta menyeimbangkan trafic dari interface koneksi satu dengan yang lainnya. Dalam implementasi hal ini saya menggunakan mikrotik sebagai sarananya.
Bayangkan jika anda punya 2 koneksi speedy namun belum anda gabung dengan load balancing, maka jangan harap anda mendapatkan speed 2mbps(1 speedy saya asumsikan 1mbps). Berbeda dengan jika kita menggunakan load balancing, speed yang didapat pun bisa dua kali lipat.
Load balancing juga bisa dikatakan sebagai teknik menyeimbangkan beban bandwidth ke dua atau lebih jaringan internet dari ISP yang sama atau berbeda,dan digunakan untuk sebuah jaringan LAN. Artinya, dua jalur internet digabung ke dalam sebuah router, lalu disalurkan ke jaringan LAN dengan tujuan memaksimalkan kinerja bandwidth LAN.
3.6.1 Mengenal Teknologi Load Balancing
Load balancing adalah teknik untuk mendistribusikan beban trafik pada dua atau lebih jalur koneksi secara seimbang, agar trafik dapat berjalan optimal, memaksimalkan throughput, memperkecil waktu tanggap dan menghindari overload pada salah satu jalur koneksi. Load balancing digunakan pada saat sebuah server telah memiliki jumlah user yang telah melebihi maksimal kapasitasnya. Load balancing juga mendistribusikan beban kerja secara merata di dua atau lebih komputer, link jaringan, CPU, hard drive, atau sumber daya lainnya, untuk mendapatkan pemanfaatan sumber daya yang optimal.
Ada banyak alasan mengapa menggunakan load balancing untuk website atau aplikasi berbasis web lainnya. Dua alasan yang utama adalah: 1. Waktu Respon. Salah satu manfaat terbesar adalah untuk meningkatkan
kecepatan akses website saat dibuka. Dengan dua atau lebih server yang saling berbagi beban lalu lintas web, masing-masing akan berjalan lebih cepat karena beban tidak berada pada 1 server saja. Ini berarti ada lebih banyak sumber daya untuk memenuhi permintaan halaman website.
2. Redundansi. Dengan load balancing, akan mewarisi sedikit redundansi. Sebagai contoh, jika website kita berjalan seimbang di 3 server dan salah satu server bermasalah, maka dua server lainnya dapat terus berjalan dan pengunjung website kita tidak akan menyadarinya downtime apapun.
Load Balancer (perangkat load balancing) menggunakan beberapa peralatan yang sama untuk menjalankan tugas yang sama. Hal ini memungkinkan pekerjaan dilakukan dengan lebih cepat dibandingkan apabila dikerjakan oleh hanya 1 peralatan saja dan dapat meringankan beban kerja peralatan, serta mempercepat waktu respons. Load Balancer bertindak sebagai penengah diatara layanan utama dan pengguna, dimana layanan utama merupakan sekumpulan server/mesin yang siap melayani banyak pengguna.
Disaat Load Balancer menerima permintaan layanan dari user, maka permintaan tersebut akan diteruskan ke server utama. Biasanya Load Balancer dengan pintar dapat menentukan server mana yang memiliki load yang lebih rendah dan respons yang lebih cepat. Bahkan bisa menghentikan akses ke server yang sedang mengalami masalah dan hanya meneruskannya ke server yang dapat memberikan layanan. Hal ini salah satu kelebihan yang umumnya dimiliki load balancer, sehingga layanan seolah olah tidak ada gangguan di mata pengguna.
3.6.3 Tipe Load Balancer
Dalam dunia load-balancing, ada dua pilihan untuk dipertimbangkan ketika merancang solusi load-balancing. Pilihan solusinya adalah menggunakan software load balancing atau hardware load balancing. Setiap pilihan memiliki persyaratan, kelebihan, dan kelemahan tersendiri. Terserah kepada kita untuk mengevaluasi kebutuhan bisnis kita, konfigurasi, dan jalur pertumbuhan sehingga kita dapat mengidentifikasi solusi optimal untuk memenuhi kebutuhan. Dan dari tipenya Load Balancing dapat dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu:
Software Load Balancing. Dimana Load Balancing berjalan disebuah PC/Server, dan aplikasi Load Balancing di install dan perlu dikonfigurasi sebelum dapat berfungsi. Keuntungannya adalah jika ada penambahan fitur atau fasilitas tambahan tidak perlu mengganti keseluruhan perangkat load balancing. Performa proses load balancing dipengaruhi oleh prangkat komputer yang digunakan, tidak bisa hanya mengandalkan kemampuan software yang canggih saja. Perangkat
keras yang dapat mempengaruhi performa metode ini adalah kartu jaringan (Network Interface Card) yang digunakan, besarnya RAM pada perangkat, media penyimpanan yang besar dan cepat, dsb. Sehingga performa metode ini sulit untuk bisa diperkirakan. Ada banyak sekali Load Balancer Software, beberapa diantaranya yang paling banyak digunakan adalah: Linux Virtual Server, Ultra Monkey, dan Network Load Balancing.
Hardware Load Balancing. Dimana Load Balancing berjalan disebuah device/alat yang sudah disiapkan dari pabrik dan siap digunakan. Tipe Hardware Load Balancing banyak digunakan karena kemudahannya. Beberapa Load Balancer Hardware diantaranya adalah: Cisco System Catalyst, Coyote Point, F5 Network BIG-IP, Baraccuda Load Balancer. 3.6.4 Penggunaan Load Balancer
Pada umumnya Load Balancer digunakan oleh perusahaan/pemilik layanan yang menginginkan layanannya selalu tersedia setiap saat (high availability) walaupun secara kenyataan terdapat kendala yang membuat layanan tidak dapat diakses. Misalnya untuk layanan web server/email server. Dengan load balancer, apabila ada 2 mail server dengan konfigurasi dan tugas yang sama, maka load balancer akan membagi beban ke 2 mail server tersebut. Dan apabila salah satu Mail server tersebut down/tidak dapat diakses/mengalami gangguan, maka Mail server yang lain dapat terus melayani layanan yang diakses oleh user.
Untuk jaringan komputer, Load Balancer digunakan di ISP/Internet provider dimana memungkinkan tersedianya akses internet selama 24x7x365 tanpa ada down time. Tentu hal ini yang diinginkan oleh pelanggan yang menggunakan layanan akses internet ISP tersebut. ISP/Provider hanya perlu memiliki 2 Link internet yang memiliki jalur berbeda, agar disaat salah satu link down, masih ada 1 link yang dapat melayani akses internet ke pelanggannya. Dan ISP menggunakan Load Balancer untuk membagi beban akses internet tersebut sehingga kedua Link Internet tersebut maximal penggunaannya dan beban terbagi dengan baik.
ANALISIS MEDIA TELEKOMUNIKASI HOME OFFICE
DENGAN PROJECT SITE OFFICE MENGGUNAKAN
JARINGAN MICROWAVE
(PROYEK SAMUR)
4.1 Global Infrastruktur PT REKAYASA INDUSTRI
4.1.1 Perangkat Keras Jaringan di PT REKAYASA INDUSTRI
Gambar 4.2. Infrastruktur Jaringan di PT REKIND-Kalibata
Penggunaan CISCO 3750 (Gambar 4.2) sebagai perangkat multilayer switching yang memiliki fungsi sebagai routing, yaitu proses pengiriman data maupun informasi dengan meneruskan paket data yang dikirim dari jaringan satu ke jaringan lainnya. Konsep routing adalah pada jaringan komunikasi (VLAN) kita sering mengenal yang namanya TCP/IP (Transmission Control Protocol/ Internet Protocol) sebagai alamat sehingga pengiriman paket data dapat sampai ke alamat yang dituju (host tujuan). TCP/IP membagi tugas masing-masing mulai dari penerimaan paket data sampai pengiriman paket data dalam sistem sehingga jika terjadi permasalahan dalam pengiriman paket data dapat dipecahkan dengan baik.
Gambar 4.2. menunjukkan infrastruktur jaingan pada gedung PT REKIND di Kalibata, dimana gedung ROB1 sebagai data center tempat core switch yang berfungsi menggabungkan jaringan VLAN dari gedung ROB2, ROT1, dan ROT2 dengan menggunakan CISCO 3750 (sebagai switch) dan CISCO 2900 (sebagai router) yang mendukung jaringan VLAN dengan metode multilayer switching. CISCO 3750 berfungsi sebagai Core Switch yang akan menggabungkan seluruh jaringan VLAN di tiap departemen yang ada di PT REKIND. Gambar 4.3. merupakan bentuk fisik dari CISCO 3750 yang digunakan sebagai core switch di PT REKIND, sedangkan Gambar 4.4. merupakan bentuk fisik dari distributed switch yang berfungsi untuk menghubungkan core switch dengan access switch di PT REKND
Gambar 4.3. Core Switch dengan CISCO 3750 PT REKIND
Gambar 4.4. Distributed Switch di PT REKIND
Pada gedung ROB 1, terdapat sambungan Proxy/Gateway Hotspot dari router Cisco 2900 menuju LAN 2, dimana LAN 2 ini adalah sebuah wireless dimana semua tamu bisa menggunakannya apabila memiliki username serta password, namun tidak bisa masuk ke sistem jaringan perusahaan. Jika ingin masuk ke sistem tersebut harus menggunakan VPN (Virtual Provide Network). Gambar 4.5. merupakan bentuk fisik CISCO 2900 yang digunakan sebagai router untuk akses hotspot tamu yang ada di PT REKIND.
Gambar 4.5. CISCO 2900
Jaringan komunikasi pada PT REKIND menggunakan VLAN (Virtual LAN). Pengertian dari VLAN (Virtual LAN) adalah suatu model jaringan yang tidak terbatas pada lokasi fisik seperti LAN, hal ini mengakibatkan suatu network dapat dikonfigurasi secara virtual tanpa harus menuruti lokasi fisik peralatan. VLAN merupakan fasilitas yang diberikan untuk melakukan pengelompokan jaringan besar menjadi segmen-segmen jaringan kecil. Pada PT REKIND, VLAN terhubung secara fisik, namun secara jaringan sebenarnya terpisah masing-masing berdasarkan departemen kerja yang ada di PT REKIND. VLAN pada PT REKIND digunakan untuk membatasi akses jaringan suatu uni kerja agar jaringan komunikasinya tidak tercampur dengan unit kerja lain.
Pengimplementasian sistem jaringan VLAN yang ada di PT REKIND yaitu membatasi akses jaringan suatu departemen kerja agar tidak berkomunikasi dengan departemen unit kerja yang lain. Caranya adalah dengan mendefinisikan VLAN untuk masing-masing departemen unit kerja; misalnya vlan 101 dengan nama alias vlan_keuangan untuk unit keuangan, vlan 102 dengan nama alias vlan_sdm untuk unit sdm, vlan 103 dengan nama alias vlan_operasional untuk unit operasional, dst. Dengan adanya pendefinisian VLAN untuk masing-masing departemen unit kerja, programmer IT dapat membuat seolah-olah network departemen unit satu tidak bisa berkomunikasi dengan network departemen unit lain walaupun network sudah terintegrasi. Gambar 4.6. merupakan bentuk fisik dari physical layer yang ada di PT REKIND. Physical layer ini diletakan pada core switch berfungsi sebagai tempat penyimpanan data server berbentuk fisik.
Gambar 4.6. Physical Server
Dengan menggunakan jaringan VLAN dan metode multilayer switch, PT REKIND dapat melakukan extend (perluasan) jumlah komputer yang terkoneksi ke dalam jaringan dengan menggunakan hardware CISCO 3570 yang ditanamkan software VMS (VLAN Management System). VMS dapat mempermudah programmer untuk mengintegrasikan perangkat PC baru yang akan dikoneksikan dengan jaringan VLAN departemen unit kerja yang ada di PT REKIND. Cara kerja VMS adalah dengan membaca MAC Address PC yang akan diintegrasikan dengan jaringan, kemudian MAC Address tersebut dialamatkan ke port yang ada di switch pada CISCO 3570.
Gambar 4.7. Skematik Network Security di PT REKIND
Di Rekayasa Industri Cisco PIX 515E digunakan untuk melindungi server DMZ-IDC yang ada di IDC Cyber Building Lt.7 Rack 47.
Gambar 4.8. Cisco PIX 515E untuk network security di PT REKIND
Gambar 4.9. merupakan bentuk fisik dari watchguard yang digunakan sebagai perangkat keamanan jaringan yang ada di PT REKIND
Gambar 4.9. Watchguard Firebox untuk Keamanan Jaringan di PT REKIND
Data server center yang ada di Gedung ROB 1 selain berisi data server yang menghubungkan jaringan komunikasi antar internal PT REKIND, juga menghubungkan jaringan komunikasi dari home office ke site office project. Gambar 4.10. merupakan bentuk fisik data server yang menghubungkan home office dengan site office.
4.1.2 Topologi Jaringan PT. REKAYASA INDUSTRI
Gambar 4.11. Topologi Jaringan di PT REKIND-Kalibata
Topologi jaringan yang digunakan pada PT REKIND adalah gabungan topologi cicin, topologi bintang, dan topologi pohon. Berikut adalah penjelasan topologi jaringan yang digunakan PT REKIND:
A. Jaringan komunikasi antar gedung di PT REKIND 1. Topologi cincin (topologi ring)
Pada topologi ring setiap komputer di hubungkan dengan komputer lain dan seterusnya sampai kembali lagi ke komputer pertama, dan membentuk lingkaran sehingga disebut ring. Topologi ring pada PT REKIND terdapat pada jaringan komunikasi antar
gedung di PT REKIND, yaitu gedung ROB1, ROB2, ROT1, dan ROT2.
B. Jaringan komunikasi antar lantai di satu gedung
Jaringan komunikasi yang digunakan untuk menghubungkan lantai-lantai yang ada di satu gedung di PT REKIND menggunakan gabungan topologi bintang dan topologi pohon. Data server yang mengkontrol seluruh jaringan komunikasi di PT REKIND Kalibata terletak di Kantor Divisi ICT, lantai dasar Gedung ROB1.
1. Topologi bintang (Topologi star)
Topologi ini membentuk seperti bintang karena semua komputer di hubungkan ke sebuah hub atau switch dengan kabel UTP, sehingga hub/switch sebagai pusat dari jaringan dan bertugas untuk mengontrol lalu lintas data, jadi jika komputer 1 ingin mengirim data ke komputer 4, data akan dikirim ke switch dan langsung di kirimkan ke komputer tujuan tanpa melewati komputer lain.
2. Topologi pohon (Topologi tree)
Topologi jaringan komputer Tree merupakan gabungan dari beberapa topologi star yang dihubungan dengan topologi bus, jadi setiap topologi star akan terhubung ke topologi star lainnya menggunakan topologi bus, biasanya dalam topologi ini terdapat beberapa tingkatan jaringan, dan jaringan yang berada pada tingkat yang lebih tinggi dapat mengontrol jaringan yang berada pada tingkat yang lebih rendah.
Gambar 12 menunjukan topologi jaringan di PT REKIND. Dari gambar tersebut dapat terlihat bahwa PT REKIND menggunakan topologi hybrid, yang merupakan gabungan dari beberapa topologi jaringan. Trafik data pada topologi jaringan pada Gambar 12 diawasi oleh divisi Data Communication departemen ICT PT REKIND.
Gambar 4.12. Alur komunikasi data jaringan di PT REKIND
Untuk menghubungkan jaringan komunikasi di setiap lantai yang ada di Gedung ROB 1, secara fisikal menggunakan panel yang dihubungkan dengan core switch.
Gambar 4.14. menunjukan perangkat keras yang digunakan untuk menghubungkan jaringan komunikasi di tiap lantai yang ada di gedung ROB 2
Gambar 4.14. Panel Penghubung tiap Lantai di ROB 2
4.2 Prioritas Media Komunikasi Data pada Project Site Office
Kebutuhan sebuah sistem terhadap dukungan teknologi informasi bukanlah hal yang aneh untuk sekarang ini. Banyak sistem di berbagai perusahaan sudah mengandalkan komputer dan teknologi jaringan sebagai jalur transaksi data. Akhir-akhir ini, selain komputer banyak perusahaan sudah menggantungkan kinerja perusahaan kepada koneksi jaringan luas atau internet. Termasuk semua transaksi keuangan dan transaksi-transaksi penting lainnya.
Internet sekarang ini merupakan jalur komunikasi data yang sangat penting dengan tujuan mempercepat pertukaran informasi. Bahkan beberapa hal sudah sampai menggunakan konsep cloud computing. Dengan menggunakan koneksi internet sebagai jalur transaksi tentu akan mempercepat dan memudahkan transaksi terutama untuk transaksi jarak jauh.
Untuk menghubungkan home office PT REKIND dengan project site office di sekitarnya, PT REKIND menggunakan beberapa pilihan jaringan komunikasi data, seperti jaringan kabel, jaringan wireless wifi, jaringan wireless microwave, dan VSAT. Penggunaan jaringan komunikasi tersebut disesuaikan dengan kondisi geografis, kecepatan data, dan spesifikasi yang diperlukan pada project site office yang ingin dihubungkan oleh home office.
Berikut adalah pilihan jaringan komunikasi data yang digunakan pada project site office yang dibangun oleh PT REKIND:
1.
Jaringan kabel 1.1 ADSL
ADSL mengubah saluran telepon biasa menjadi hubungan instant dengan kecepatan tinggi untuk akses ke internet, video conferencing, remote access dan aplikasi multimedia. Modem konvensional bekerja pada 4 kHz, sedangkan modem ADSL mampu memanfaatkan lebar pita yang lebar di atas 4 kHz sehingga tidak mengganggu sistem telepon. ADSL memanfaatkan lebar pita yang tersisa dari kabel telepon yang memiliki lebar pita 1 MHz, dan voice telepon hanya menggunakan 4 kHz. Salah satu format modulasi passband yang digunakan dalam layanan ADSL adalah Discret MultiTone (DMT). Format modulasi lain yang digunakan untuk layanan ADSL adalah Carrierless AM-PM (CAP). Quadrature Amplitude Modulation (QAM) adalah alternative ketiga yang digunakan untuk transmisi ADSL kecepatan tinggi. QAM telah digunakan secara ektensif untuk aplikasi transmisi data digital dan pantas dipertimbangkan untuk ADSL.
2.
Jaringan nirkabel (wireless - WiFi)
Wireless Local Area Network (Wireless LAN atau WLAN) adalah jaringan komputer yang menggunakan frekuensi radio dan infrared sebagai media transmisi data.
2.1 Wi-Fi (Wireless Fidelity)
WiFi (sering ditulis dengan Wi-fi, WiFi, Wifi, wifi) adalah singkatan dari Wireless Fidelity. WiFi adalah standar IEEE 802.11x, yaitu teknologi wireless/nirkabel yang mampu menyediakan akses internet dengan bandwidth besar, mencapai 11 Mbps (untuk standar 802.11b). Hotspot adalah lokasi yang dilengkapi dengan perangkat WiFi sehingga dapat digunakan oleh orang-orang yang berada di lokasi tersebut untuk mengakses internet dengan menggunakan notebook/PDA yang sudah memiliki card WiFi.
2.2 Spesifikasi Wi-Fi
Spesifikasi Kecepatan Frekuensi Band Sesuai Spesifikasi
802.11b 11 Mbps 2.4 GHz b
802.11a 54 Mbps 5 GHz a
802.11g 54 Mbps 2.4 GHz b, g
802.11n 100 Mbps 2.4 GHz b, g, n
Di banyak bagian dunia, frekuensi yang digunakan oleh Wi-Fi, pengguna tidak diperlukan untuk mendapatkan ijin dari pengatur lokal (misal, Komisi Komunikasi Federal di A.S.). 802.11a menggunakan frekuensi yang lebih tinggi dan oleh sebab itu daya jangkaunya lebih sempit, lainnya sama. Versi Wi-Fi yang paling luas dalam pasaran AS sekarang ini (berdasarkan dalam IEEE 802.11b/g) beroperasi pada 2.400 MHz sampai 2.483,50 MHz. Dengan begitu mengijinkan operasi dalam 14 channel (masing-masing 5 MHz), berpusat di frekuensi berikut (Tabel 4.2):
Gambar 4.15. Channel dan Frekuensi 802.11g
Channel Frekuensi Kerja (GHz) Rentang Frekuensi (GHz) Overlapping Channels 1 2.412 2.401 – 2.423 2, 3, 4, 5 2 2.417 2.406 – 2.428 1, 3, 4, 5, 6 3 2.422 2.411 – 2.433 1, 2, 4, 5, 6,7 4 2.427 2.416 – 2.438 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8 5 2.432 2.421 – 2.443 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9 6 2.437 2.426 – 2.448 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10 7 2.442 2.431 – 2.453 3, 4, 5, 6, 8, 9 10, 11 8 2.447 2.436 – 2.458 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12 9 2.452 2.441 – 2.463 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13 10 2.457 2.446 – 2.468 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13 11 2.462 2.451 – 2.473 7, 8, 9, 10, 12, 13 12 2.467 2.456 – 2.478 8, 9,10, 11, 13, 14 13 2.472 2.461 – 2.483 9,10, 11, 12, 14 14 2.484 2.473 – 2.495 12, 13
Tabel 4.2. Pemetaan Frekuensi dan Channel pada device 802.11g
3.
Jaringan nirkabel (microwave - WiMax) 3.1 Instalasi WiMax
Gambar 4.16. Gambaran umum instalasi sebuah Base Station (BS) WiMAX Beberapa kunci penting dalam instalasi Base Station WiMAX adalah sebagai berikut :
Base Station (BS) biasanya di letakan di atas tower. Kemungkinan ada BS yang membagi peralatannya menjadi Unit Outdoor dan Unit Indoor. Sebagian BS mungkin mempunyai antena yang sudah built-in di dalamnya.
Power over Ethernet (PoE) di gunakan pada sebagian BS. Sebagian BS ada yang menggunakan kabel power / listrik langsung masuk ke peralatan BS. Karena menggunakan PoE kemungkinan akan terjadi drop tegangan jika harus dilalukan ke kabel Ethernet yang panjang. Antenna external. Biasanya berupa antena sektoral yang mempunyai
gain dan membuat performance sistem jauh lebih bagus di bandingkan dengan antenna omni.
Peralatan pendukung instalasi WiMax, sebagai berikut :
Router yang akan membagi akses ke beberapa BS jika ada. Untuk instalasi yang sederhana, kita dapat menggunakan hub tanpa router sama sekali. Router juga mengatur akses ke Internet.
Kabel anti petir untuk menyalurkan energi petir ke tanah, dimana kabel ini harus diisolasi dari tower.
Kabel anti petir dimasukan ke tanah. Tower juga di-grounding ke tanah. 3.2 Teknologi WiMAX