• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelajaran 7 Mengapresiasi Karya Seni Teater Nusantara 103

b. Mak Senik Buka Kipas Awang

Permulaan adegan, didahului dengan Mak Senik atau mak yong membuka kipas yang menutupi muka Awang Peran. Setelah masing-masing bergelar: 1) Awang Peran : “Hai Senik si Mak Senik, inilah Awang si Awang Peran!” 2) Mak Senik : “Hai Awang si Awang Peran, sini Mak Senik bawa hang berlakon

peran!”

Awang mulai berseloka dan menari, diikuti oleh mak yong yang berlakon tuan putri. Para dayang pengasuh pun bermunculan serta terlibat dalam peran pembukaan lakon.

c. Lakon atau Peran

Pelaksanaan peran alur cerita secara beruntun, hingga Awang Peran dapat mengalahkan Batok si pengganggu suasana.

d. Buang Bala

Pelakon yang berperan sebagai Batok atau si penjahat yang telah dikalahkan oleh Awang Peran itu, menelentangkan topeng yang dipakainya. la digiring oleh Awang Peran ke tengah-tengah penonton, dan memohon derma alakadarnya.

Saat itu, para dayang dan inang menari dan menyanyi di panggung sebagai hiburan penjeda waktu sambil berperan pula seperti mengasuh tuan putri di taman.

Para penggemar pada saat itu boleh melempar uang dan hadiah-hadiah lainnya ke atas panggung sebagai sumbangan. Hal itu karena pertunjukan mak yong itu tidak pernah memungut bayaran.

Setelah selesai Awang Peran berkeliling dengan Batok sambil menghitung uang yang didapatnya tadi. Adegan selanjutnya berjalan hingga akhir.

e. Penutup

Para inang dan dayang pengasuh maju ke depan panggung, lalu menari sambil bernyanyi secara beramai-ramai dengan iringan lagu.

5. Unsur Penampilan

Dalam lakonan mak yong, para pemainnya merupakan tokoh simbolis yang bersifat karikatural.

a. Awang Pengasuh, yang disebut juga Awang Peran memegang peranan khadam, pesuruh, dan rakyat jelata yang sifatnya selalu beruntung karena kecerdikannya.

b. Mak Senik, disebut juga mak yong pemegang peranan sebagai permaisuri dan tuan putri yang perlu perlindungan Awang Pengasuh.

c. Pak Yong, dipanggil Cik Wang yang berperan sebagai raja ataupun pangeran. d. Batok, disebut juga Pembatak yang suka membuat onar dan kejahatan. e. Pembatak Binatang, laki-laki yang berwajah binatang buas.

f. Inang, dimainkan oleh laki-laki bertopeng putih dengan wajah tersenyum. g. Dayang, terdiri atas wanita dengan pakaian yang gemerlapan.

6. Hubungan Unsur Lakon

Topeng merupakan alat penutup wajah pemain laki-laki sesuai dengan peran yang dibawakannya. Oleh karena itu, teater mak yong tidak terikat pada mimik. Pemainnya hanya menonjolkan gerak dan tingkah laku.

Seorang pemain bisa saja memegang dua hingga tiga peran setelah ia mengenakan topeng berwajah lain. Berikut ini beberapa topeng dalam mak yong.

a. Topeng Awang Pengasuh, berwajah lusuh dalam keadaan tertawa. Warnanya merah, putih, bergaris-garis hitam, dan hidungnya bulat tanpa batang hidung. b. Topeng Batok, berwajah kejam dan jahat dalam keadaan cemberut. Warnanya

ada yang merah polos, ada pula yang hitam berbintik-bintik putih, sebelah hitam dan sebelah putih, sebelah merah sebelah hitam, dan coreng-moreng. c. Topeng Pembatak, berbentuk binatang-binatang buas dan garang.

d. Topeng Inang, berwajah tersenyum dan manis. Warnanya putih dan ada pula putih berbintik-bintik hitam ataupun merah.

Musik merupakan pengantar setiap lakon ataupun peran. Pemain musik saat memainkan alat-alat yang dipegangnya tidak boleh lengah sekejap pun. Hal itu karena setiap langkah dan gerak-gerik pemain harus diikuti dengan musik. Pertukaran setiap adegan pun digerakkan oleh musik.

7. Bahasa

Masyarakat Mantang Arang umumnya polilingual. Mereka mengerti bahasa Melayu Lama dan dapat pula berbahasa Indonesia. Karena itulah, dalam lakon mak yong, para seniman setempat memakai dialek Melayu Lama dan sesekali berbicara dalam bahasa Indonesia.

8. Cerita

Cerita-cerita mak yong diperankan hanya menurut penuturan lisan, hafal di luar kepala saja, tidak didahului dengan penulisan naskah dalam bentuk skenario.

Cerita-cerita mak yong yang laris dan berulang kali dimainkan hingga bertahan setengah abad, yaitu sebagai berikut.

a) Segunung Intan e) Tuan Putri Rakne Mas

b) Raja Mahniaya f) Nenek dan Daru

c) Putra Lokan g) Awang Putih d) Wak Perambun

Pelatihan 2

Jawablah soal-soal berikut ini dengan benar! 1. Uraikan asal usul nama mak yong!

2. Terlihat dari apa keunikan dari sebuah teater? 3. Sebutkan tokoh-tokoh simbolis dalam mak yong!

4. Mengapa mak yong disebut kesenian rakyat yang muncul dari rakyat? 5. Bagaimana unsur lakon mak yong?

Pelajaran 7 Mengapresiasi Karya Seni Teater Nusantara 105

Uji Kom

petensi

Simaklah sebuah pementasan teater yang ada di lingkungan tempat tinggalmu. Buatlah beberapa catatan mengenai pementasan tersebut.

1. Apa nama teater tersebut? 2. Cerita apa yang dimainkannya? 3. Apa keunikan dari teater tersebut?

4. Pesan moral apa yang kamu peroleh setelah menyaksikan pementasan teater tersebut?

Roestam Effendi merupakan penulis lakon Bebasari, naskah drama bersajak pertama yang bersifat simbolik dalam bahasa Indonesia. Pada 1933 Roestam Effendi menjadi orang Indonesia pertama yang menduduki kursi Majelis Rendah Belanda. Ia menjadi anggota parlemen sebagai wakil dari Coomunistische Partij Holland (Partai Komunis Belanda). Waktu itu Roestam Effendi baru berusia tiga puluh tahun. Ia menjadi anggota parlemen termuda di antara seratus orang anggota yang ada.

(Sumber: Di Negeri Penjajah: Orang Indonesia di Negeri Belanda 1600-1950, 2008)

INFO

Teater yang ada di Nusantara ini memiliki keunikan dan ciri khasnya masing-masing. Apakah kamu telah mengetahui keunikan dan ciri khas dari teater yang ada di Indonesia?

Refleksi

• Teater tradisional adalah teater yang lahir dan berkembang di daerah-daerah, mengambil falsafah dan pola kehidupan keseharian daerah setempat dan biasanya menggunakan pakaian adat dan bahasa setempat.

• Teater modern adalah teater yang telah mengalami pengaruh-pengaruh dari luar (budaya Barat).

Tiap teater yang lahir dan berkembang di daerah memiliki keunikan dan •

ciri khas sendiri. Setiap keunikan itu terlihat pada bentuk, cara penampilan, pemakaian kostum, alat pendukung, properti, dan sebagainya.

A. Berilah tanda silang (×) pada jawaban yang benar!

1. Ketoprak adalah jenis teater tradisonal yang lahir dan berkembang di Yogyakarta sejak ....

a. abad ke-19 c. zaman penjajahan Jepang b. 1920-an d. awal Orde Baru

2. Wayang wong mengalami masa gemilang pada masa pemerintahan .... a. Sri Sultan Hamengkubuwono V

b. Sri Sultan Hamengkubuwono VI c. Sri Sultan Hamengkubuwono VII d. Sri Sultan Hamengkubuwono VIII

3. Ludruk yang diawali dengan tarian disebut ....

a. nini thowok b. tayub c. srimpi d. ngremo 4. Reog berasal dari propinsi ....

a. Jawa Timur b. Jawa Tengah c. Jawa Barat d. Banten 5. Pementasan lenong biasanya diiringi dengan ....

a. angklung c. gambang kromong

b. gamelan d. kolintang

6. Teater tradisonal yang berasal dari Minangkabau adalah ....

a. mamanda b. randai c. sanghyang d. ludruk 7. Bengkel Teater didirikan oleh ....

a. Arifin C. Noer c. Putu Wijaya

b. Rendra d. Teguh Karya

8. Kelompok teater yang pernah mementaskan Opera Kecoa adalah .... a. Teater Kecil c. Teater Dinasti

b. Bengkel Teater d. Teater Koma 9. Norbertus Riantiarno merupakan pendiri ....

a. Teater Kecil c. Teater Dinasti b. Bengkel Teater d. Teater Koma 10. Suyatna Anirun adalah tokoh teater yang berasal dari .... a. Yogyakarta

b. Jakarta c. Bandung d. Surabaya

B. Jawablah soal-soal berikut dengan benar!

1. Apa nama lakon yang dimainkan dalam pementasan wayang wong? 2. Apa saja yang menggabungkan seni tradisional sendratari?

3. Jelaskan etimologi mak yong dengan jelas!

4. Sebutkan topeng yang digunakan dalam pertunjukan mak yong! 5. Apa yang kamu ketahui tentang teater modern di Indonesia?