• Tidak ada hasil yang ditemukan

VASUDHARA

LINTAS AGAMA

Vasudhara mirip dengan Sri Lakshmi, keduanya adalah penganugerah kekayaan, keberunt ungan dan hasil agrikult ural. Vasudhara j uga dipuj a sebagai ‘ sakambhari’ at au ‘ put ri t umbuhan’ yang memberikan makanan dan minuman pada dunia. Lakshmi dipuj a oleh mereka yang menginginkan panen yang berlimpah ruah dan Vasudhara secara khusus dipuj a sebagai dewi pelindung padi.

Rupang Dewi Sri versi Buddhis (Vasudhara) yang berasal dari abad 9 M j uga pernah dit emukan di Jawa Tengah, Indonesia. Beliau duduk bersebelahan dengan Avalokit esvara Bodhisat t va, sambil memegang padi yang menguning. Perwuj udannya ini dikenal j uga dengan nama Mat t ari Tara.

Lalu apakah sebabnya Dewi Sri ini dipuj a secara Islam “ Kej awen” ? Pert ama-t ama kit a harus t ahu bahwa Dewi Sri ini memiliki kait an yang sangat erat dengan budaya Jawa dan Bali, t erut ama budaya Sunda. Pada t ahun 1921, agama Madrais (agama Sunda Wiwit an/ Buhun/ Jawa Sunda) didirikan oleh Pangeran Madrais. Paham t ersebut mengaj arkan t ent ang penghormat an t erhadap alam, t erut ama padi, yang dianggap sebagai simbol Dewi Sri. Pangeran Madrais ini adalah seorang spirit ualis Islam yang mengembangkan pemahamannya dari t radisi pra-Islam (Hindu-Buddha) masyarakat Sunda yang agraris. Pangeran Madrais menet apkan 1 Sura sebagai hari besar seren t ahun yang dirayakan secara besar- besaran. Ia menganj urkan penghormat an pada Dewi Sri dengan cara upacara-upacara religius, sekaligus memuliakan Nabi Muhammad. Candi sepert i Candi Simbat an dikait kan dengan Dewi Sri. Sej ak t ahun 1813 set iap hari Jumat Pahing bulan Muharram (Sura), di lokasi Candi Simbat an dilaksanakan Bersih Desa. Berpuluh-puluh t ahun kemudian dari arca Dewi Sri keluar sumber air yang bersih, yang digunakan unt uk pengobat an.

Pemuj aan Dewi Sri t ampaknya t ak lekang oleh wakt u. Pada akhir Keraj aan Maj apahit , pemuj aan Bodhisat t va Buddhis, yang umum dikenal oleh masyarakat sebagai dewa dan dewi, mulai t ersingkirkan seiring dengan mundurnya agama Hindu-Buddha. Meski demikian, Dewi Sri adalah salah sat u bukt i nyat a bahwa keyakinan dan pemuj aan t erhadapnya sudah meresap dalam di t radisi masyarakat Jawa (dan Sunda) sehingga masih t et ap bert ahan sampai sekarang. (gdlf )

Avalokit esvara dan Mat t ari Tara (Sridevi) Arca Sridevi di Jawa Tengah, abad 9 M

Peringat an hari lahir Laot se (Laozi) dirayakan set iap t anggal 15 bulan 2 Lunar. Hal ini mungkin sudah banyak orang yang t ahu, t api mungkin t ak banyak yang t ahu akan adanya perayaan “ Taoist Day” di t anah air. Tak heran karena perayaan “ Taoist Day” baru pert ama kalinya dilaksanakan secara t erbuka di Indonesia pada t ahun 2009 ini.

Perayaan “ Taoist Day” ini diselenggarakan bersama oleh gabungan panit ia yang t erdiri dari masyarakat Tao Indonesia dan Singapura. Rangkaian acara dibuka di Semarang (5/ 3) dan dit ut up di Singapura (12/ 3). Di Semarang, perayaan Taoist Day dilaksanakan dengan 3 segmen acara, yakni: seremoni pembukaan, pameran, bedah buku dan rit ual.

Seremoni pembukaan diadakan pada Kamis siang (5/ 3) bert empat di Thamrin Square. Acara dinner t ersebut dihadiri perwakilan TITD dari berbagai kot a di seluruh Pulau Jawa, mulai dari Jakart a hingga Banyuwangi. Tokoh yang hadir di ant aranya adalah Pembimas Agama Buddha Kanwil Depag Jawa Tengah (Sayit , SH), Sekret aris Jenderal Maj elis Tao Indonesia (MTI) sert a ut usan khusus Ket ua Walubi Jawa Tengah, dan para t okoh lainnya.

Pameran yang diusung dalam peringat an Taoist Day ke-1 ini berupa t ampilan f ot o akt ivit as masyarakat Tao di Indonesia, mulai dari kegiat an sosial, diskusi, seminar hingga rit ual, yang dij aj ar rapi di lant ai 1 di Klent eng See Hoo Kiong, Jl. Pandanaran 39, Semarang. Sedangkan di lant ai 2 digelar koleksi penget ahuan umum t ent ang aj aran Tao berupa

kumpulan Taois Cannon sebanyak 12 ribu j ilid karya puj angga Tao selama 1. 800 t ahun.

Puncak acara Taoist Day yang menyedot ant usias masyarakat t erj adi saat acara diskusi dan bedah buku “ 5. 000 Tahun Agama Tao” kompilasi karya Mast er Wang Xing Yang. Acara bedah buku dan seminar digelar Jum’ at sore (6/ 3) dihadiri sekit ar 150 orang pesert a lint as-agama dari kot a Semarang dan sekit ar. Diskusi lebih t erf okus pada perdebat an soal pernyat aan t ent ang agama Tao sebagai agama asli Tiongkok. Khusus kegiat an rit ual selama Taoist Day t erf okus pada 2 rit ual besar yakni upacara Ci Swak Li Tou - rit ual t olak balak ala Tao dan upacara Ji Fuk at au permohonan berkah. Seluruh kegiat an rit ual ini dipimpin oleh Mast er Lee Zhi Wang dan diikut i para pandit a dari Indonesia dan Singapura. Mast er Lee Zhi Wang selaku Ket ua Taoist Mission Singapore berasal dari sekt e Quanzhen, yait u sebuah aliran dalam agama Tao yang sangat menekankan keharmonisan ant ara agama Tao, Buddha dan Khonghucu.

Dalam wawancara dengan Sinar Dharma, Sant oso Tirt amas selaku panit ia, merasa seluruh rangkaian acara Taoist Day berlangsung sukses dan diharapkan acara serupa bisa digelar set iap t ahun ke depannya nant i. Adapun maksud dan t uj uan acara kali, harapan Sant oso agar Hari Raya Tao dapat dij adikan hari libur nasional secara resmi. Menurut nya, unt uk menuj u ke sasaran it u, Taoisme perlu menunj ukkan eksist ensinya lebih dulu hingga memperoleh pengakuan secara alamiah dan f ormal. (zuhri).

Taoist Day (ࡸ୴ஂ)

2009