• Tidak ada hasil yang ditemukan

ikut menj adi cacat ; meski

miskin t api j angan sampai

miskin Dhamma …

sederhana, aku melihat mereka sudah sampai di depan vihara. Ket ika it u aku masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Aku yang dat ang bersama Ibu berj abat t angan dengan mereka. Oh Buddha, saat t angan Inah meraba waj ahku, begit u kaget nya aku karena dia langsung bisa mengenaliku. Tangannya yang kasar it u membelai waj ahku. Aku memang mempunyai t anda lahir yait u sebuah t ahi lalat yang berada di samping mat a kananku. Mungkin karena it ulah dia langsung memanggilku. “ Oh rupanya ini Dhika, kamu sudah besar, ya?” kat a Inah. “ Iya, Nek, ” kat aku.

Meski Inah t idak dapat melihat t api t angannya sungguh pint ar meraba dan menebak. Telinganya j uga sangat t aj am mendengar suara-suara di sekit ar. Sedang Inem dengan suara yang membuat orang t idak paham apa maksudnya, j uga bermaksud menyapaku. Mungkin kalau dia dapat berbicara, past i sepert i orang lainnya, saling menyapa dan beramah t amah. Acara kebakt ian pun dimulai. Terkadang selain ikut sekolah minggu, aku j uga ikut kebakt ian siang unt uk orang dewasa. Pembabaran Dhamma pada siang it u membuat orang memenuhi Vihara Bodhikirt i di desa kami. Semua dat ang karena kagum akan Dhamma. Selesai kebakt ian kamipun pulang. Kulihat Inah digandeng pulang oleh Inem.

Begit u t erus menerus, hari bergant i bulan, bulan bergant i t ahun. Aku sekarang sudah berusia 20 t ahun sedang mereka semakin t ua. Umur mereka sekarang sekit ar 70 t ahunan. Meski sudah t ua t api semangat mereka masih luar biasa. Ini membuat ku sangat kagum. Dari merekalah aku selalu belaj ar unt uk t idak malu. Unt uk apa harus malu akan keadaan kit a yang memiliki badan yang lengkap ini, sedang mereka yang t idak bisa melihat dan berbicara t idak pernah malu unt uk bersosialisasi dan dat ang ke vihara? Seakan mereka mengaj arkan kit a, meski cacat t api j angan membuat Dhamma it u ikut menj adi cacat ; meski miskin t api j angan sampai miskin Dhamma. Bulan Juli 2008, aku mengikut i Dhamma Camp. Ada seorang pemint a-mint a mendat angi t enda kami. Memang orang it u sudah cukup t ua, t api badannya masih kelihat an kuat . Tidak t ega melihat nya, salah seorang dari kami memberikan selembar uang kert as dan dua buah j eruk. Orang t ua it upun pergi. Kebet ulan hari it u hari t erakhir kami kemah di Logending. Sambil menunggu t ruk, kami memberesi barang- barang kami. Kebet ulan seorang t eman menyuruhku menemaninya ke t oilet , aku pun menyanggupi.

Di j alan menuj u t oilet , kami bert emu dengan orang t ua yang memint a-mint a t adi it u. Orang t ua it u membuka ikat di kepalanya dan menghit ung uang hasil dari memint a dengan senyum-senyum. Oh, kami merasa kecewa karena memberikan uang it u t idak kepada orang yang pant as menerimanya. Dalam hat i aku berkat a, “ Inah dan Inem aj a yang berkekurangan t idak memint a-mint a. Bukan saj a t idak suka dikasihani, mereka malahan selalu berusaha berdana set iap acara Kat hina. ” Kagum, kagum dan kagum! Dari dulu sampai sekarang aku kagum kepadamu, Inah dan Inem.

Semoga kit a dapat mencont oh Inah dan Inem. Harusnya j angan malu unt uk berbuat baj ik, t et api malulah kalau kit a berbuat sesuat u yang t idak sesuai dengan Dhamma dan melanggar sila.

Semoga Semua Makhluk Berbahagia Namo Buddhaya,

Windart i

Pada zaman dahulu di Tiongkok, ada seorang xiucai (baca si oj ai – orang t erpelaj ar) yang unt uk ket iga kalinya mengikut i uj ian negara di ibukot a keraj aan. Ia menginap di penginapan yang biasa dit empat inya. Dua hari sebelum uj ian ia bermimpi.

Mimpi yang pert ama adalah ia menanam sawi put ih di at as dinding yang t inggi. Mimpi kedua, saat hari huj an selain memakai t opi caping, ia j uga memakai payung. Sedang yang ket iga, berbaring t anpa mengenakan selembar pakaian bersama saudari misan di at as ranj ang, namun dalam posisi saling bert olak punggung.

Xiucai ini merasa ket iga mimpinya memiliki makna yang sangat dalam. Ia segera mencari t ukang ramal unt uk membant u menj elaskan art i t iga mimpi it u. Usai mendengar cerit a t iga mimpi it u, sambil menepuk paha berulang kali, si t ukang ramal berkat a, “ Kamu lebih baik pulang saj a. Coba pikir sendiri, menanam sayur di at as dinding t inggi bukannya pekerj aan yang sangat berat ? Memakai t opi caping dan berpayung di hari huj an, bukankah melakukan sesuat u yang berlebihan? Berbaring t anpa selembar pakaian bersama saudari misan di at as ranj ang, namun dalam posisi saling bert olak punggung, bukankah percuma saj a?”

Mendengar uraian ini, padamlah sudah semangat Xiucai unt uk mengikut i uj ian negara. Ia kembali ke penginapan dan berkemas unt uk bersiap pulang ke kampung halaman. Melihat ini, pemilik penginapan merasa sangat heran. “ Bukankah besok baru akan uj ian, kenapa hari ini sudah mau pulang?”

Xiucai kemudian mencerit akan t ent ang mimpinya pada pemilik penginapan. Pemilik penginapan dengan gembira berkat a, “ Ah, aku j uga bisa menj elaskan art i mimpi. Just ru kusarankan kamu sebaiknya j angan pulang dulu. Coba pikir, menanam di at as dinding (

高种

gao1 zhong4) bukannya berart i t erpilih dengan nilai t inggi (

高中

gao1 zhong4)? Memakai t opi caping dan berpayung di hari huj an, bukankah berart i kamu kali ini t elah memiliki persiapan mat ang yang t ak mungkin gagal? Bersama saudari misan berbaring di at as ranj ang t anpa mengenakan selembar pakaian dalam posisi bert olak punggung, bukankah ini menj elaskan bahwa kesempat an baikmu unt uk berbalik t elah t iba?”

Xiucai merasa penj elasan ini sangat masuk akal, karena it u dengan penuh semangat ia mengikut i uj ian negara. Dan benarlah, ia berhasil meraih peringkat ket iga kat egori t erbaik.

Kisah di at as bukannya menganj urkan kit a unt uk percaya dengan mimpi at au primbon, namun mengaj arkan bahwa segala sesuat unya memiliki dua sisi. Dari sisi mana kit a memandang, it ulah nant inya hasil yang kit a dapat kan.

Bagi orang pesimis, 100 j alan kesuksesan yang diberikan padanya hanya akan berbuah 300 macam alasan unt uk menolak. Sedang bagi orang opt imis, meski hanya diberi 1 j alan menuj u kesuksesan, ia akan membuat 10 langkah perencanaan yang spesi

fi

k dan memungkinkan.