• Tidak ada hasil yang ditemukan

Campur Kode Penyisipan Frasa bahasa Asing di dalam bahasa Jawa (127) Bu Rusti :”Ora gampang golek rewang kaya Sekar iku.”

2) Campur Kode Berwujud Frasa

2.3 Campur Kode Penyisipan Frasa bahasa Asing di dalam bahasa Jawa (127) Bu Rusti :”Ora gampang golek rewang kaya Sekar iku.”

„Tidak mudah mencari pembantu seperti Sekar itu.‟

Damarjati :“Insya Allah Ibu ora bakal gela. Dheweke wis janji, sadurunge pamit mulih ndesa, dheweke arep nggolekake ganti sing uga jujur lan pinter masak kaya dheweke.”

„Insya Allah Ibu tidak akan kecewa. Dia sudah berjanji, sebelum pamit pulang ke desa, dia akan mencarikan pengganti yang jujur dan pintar memasak seperti dirinya.‟

(MN/SWS/34/2015)

Pada data (127) merupakan dialog yang melibatkan Bu Rusti dan Damarjati. Dalam tuturan ini terdapat peristiwa campur kode yang ditandai dengan kata yang bercetak tebal. Peristiwa campur kode yang dilakukan oleh Damarjati yaitu pada frasa „insya allah‟ yang merupakan frasa yang berasal dari bahasa Arab. Campur kode tersebut merupakan campur kode ekstern karena menyisipkan unsur bahasa Arab ke dalam tuturan bahasa Jawa.

(128) Damarjati :”Ora ketang sithik aku arep nyumbang bantuwan kanggo para kurban.”

„Walaupun hanya sedikit saya ingin menyumbang bantuan untuk para korban.‟

Sofi :“Oh, my God. Kok kaya pegawai dinas sosial wae.” „Oh, my God. Kok seperti pegawai dinas sosial saja.‟ (MN/SWS/36/2015)

Pada data (128) merupakan dialog yang melibatkan Damarjati dan Sofi. Dalam tuturan ini terdapat peristiwa campur kode yang ditandai dengan kata yang bercetak tebal. Peristiwa campur kode yang dilakukan oleh Sofi yaitu pada frasa „oh my God‟ yang merupakan frasa yang berasal dari bahasa Inggris. Campur kode tersebut merupakan campur kode ekstern karena menyisipkan unsur bahasa Inggris ke dalam tuturan bahasa Jawa.

(129) Bu Rusti :”Ya wis. Ning apa kowe yakin bakal bisa entuk gaweyan dadi guru?”

„Ya sudah. Tapi apakah kamu yakin akan bisa mendapatkan pekerjaan sebagai guru?‟

Damarjati :“Insya allah bisa Bu, waton mbudidaya. Sesuk iki, rong ndina aku ana Bogor nekani temu karya para pamiyara iwak dharat. Sesuk arep dakperlokake mampir nyang kampus IPB nemoni dekan. Arep nglamar dadi asisten dhosen ing kana.

„Insya Allah bisa Bu, asalkan berusaha. Besok itu dua hari saya ke Bogor menghadiri temu karya para pemelihara ikan darat. Besok saya sempatkan mampir ke kampus IPB menemui dekan. Saya akan melamar jadi asisten dosen di sana.‟

(MN/SWS/40/2015)

Pada data (129) adalah dialog yang melibatkan Bu Rusti dan Damarjati. Dalam tuturan ini terdapat peristiwa campur kode yang ditandai dengan kata yang bercetak tebal. Peristiwa campur kode yang dilakukan oleh Damarjati yaitu pada frasa „insya allah‟ yang merupakan frasa yang berasal dari bahasa Arab. Campur kode tersebut merupakan campur kode ekstern karena menyisipkan unsur bahasa Arab ke dalam tuturan bahasa Jawa.

(130) Bu Rusti :“Subhanallah. Bocah iki pancen ayu tenan. Ayu gawan wiwit lair.”

„Subhanallah. Anak ini memang cantik sekali. Cantik bawaan sejak lahir.‟

(MN/SWS/36/2015)

Pada data (130) merupakan monolog yang dituturkan Bu Rusti. Dalam tuturan ini terdapat peristiwa campur kode yang ditunjukkan dengan kata yang bercetak tebal. Peristiwa campur kode yang dilakukan oleh Bu Rusti yaitu pada frasa „subhanallah‟ yang merupakan klausa yang berasal dari Arab yang artinya „maha suci Allah‟. Campur kode tersebut merupakan campur kode ekstern karena menyisipkan unsur bahasa Arab ke dalam tuturan bahasa Jawa. (131) Damarjati :”Dadi Marsanti ki kancamu?”

„Jadi Marsanti itu teman kamu?‟

Sekarwangi :“Iya Mas. Mangkatku saka desa biyen ya bareng Marsanti kuwi. Ning njur ora tau kepethuk. Malah bocah-bocah liyane sok kepethuk, ana pasar apa ana mesjid. Mau esuk Marsanti rak liwat kene, kober jagongan sedhela ana ngarep lawang

pager kono. Ning aku lali ora njaluk nomer hape-ne. Dakkira nek ya mbabu kaya aku, jebul... astagfirullahaladhiim. Marsanti kowe kok nyimpang dalan. Layak ora tau ketemu aku”

„Iya Mas. Berangkatku dari desa dulu bersama Marsanti itu. Lalu tidak pernah bertemu. Malah dengan anak-anak yang lain kadang sering ketemu, di pasar atau di masjid. Tadi pagi Marsanti lewat sini,sempat ngobrol sebentar di depan pinti pagar situ. Tapi aku lupa tidak meminta nomer hapenya. Saya kira kalau jadi pembantu seperti saya, ternyata... astagfirullahaladhiim. Marsanti, kenapa kamu menyimpang dari jalan. Pantas saja tidak pernah bertemu dengan saya.‟ (MN/SWS/33/2015)

Pada data (131) merupakan dialog yang melibatkan Damarjati dan Sekarwangi. Dalam tuturan ini terdapat peristiwa campur kode yang ditunjukkan dengan kata yang bercetak tebal. Peristiwa campur kode yang dilakukan oleh Sekarwangi yaitu pada klausa „astagfirullahaladhiim.‟ yang merupakan frasa yang berasal dari Arab yang artinya „Ya Allah ampunilah dosaku‟. Campur kode tersebut merupakan campur kode ekstern karena menyisipkan unsur bahasa Arab ke dalam tuturan bahasa Jawa.

(132) Sekarwangi : “Ana perkara sing njalari aku enggal ninggalake Jakarta. Liya wektu dakcritani. Lan maneh, sing penting kanggoku dudu bab telung taun apa durung, ning dhuwit simpenanku wis cukup kanggo pawitan apa durung.”

„Ada hal yang menyebabkan saya harus meninggalkan Jakarta. Lain waktu saya ceritakan. Dan lagi, yang penting buat saya bukan tentang tiga tahun atau belum, tetapi uang simpananku sudah cukup untuk modal atau belum.‟

Tuminah :“Lan saiki wis cukup ya?” „Dan sekarang sudah cukup ya?‟ Sekarwangi :“Alhamdulillah uwis.”

„Alhamdulillah sudah.‟ (MN/SWS/38/2015)

Dalam tuturan pada data (132) ini terdapat peristiwa campur kode yang ditunjukkan dengan kata yang bercetak tebal. Peristiwa campur kode yang dilakukan oleh Sekarwangi yaitu pada frasa „alhamdulillah‟ yang merupakan klausa yang berasal dari Arab yang artinya „segala puji bagi Allah‟. Campur

kode tersebut merupakan campur kode ekstern karena menyisipkan unsur bahasa Arab ke dalam tuturan bahasa Jawa.