• Tidak ada hasil yang ditemukan

Campuran saat pembuatan tempat persemaian, tambakan cukup banyak campuran sekam atau bahan organik

HASIL DAN PEMBAHASAN

3. Campuran saat pembuatan tempat persemaian, tambakan cukup banyak campuran sekam atau bahan organik

sekitar 2 kg/m². Hal ini dilakukan antara lain untuk meningkatkan kesuburan tanah dan memudahkan pencabutan bibit di persemaian.

4. Pengolahan Tanah

Pengelolahan tanah dapat dilakukan dengan traktor atau ternak menggunakan singkal dengan gedalaman 720 cm. Pengelolahan tanah dengan traktor menggunakan jasa alsintan dengan pembajakan sistem borongan, namun hal ini kurang efektif. Pada teknologi PTT pengolahan tanah harus dilakukan dengan dalam dan hingga berlumpur, kemudian pembuatan saluran kembali keliling dan lebar 20 cm dan genangi selama 5-7 hari. Kemudian dilakukan pembajakan kedua diikuti penggaruan untuk meratakan dan pelumpuran kemudian diberi pupuk organik dalam bentuk jerami atau pupuk kandang sebanyak 2 ton/Ha pada saat pengolahan kedua.

5. Penggunaan Bahan Organik

Pupuk organik dalam bentuk yang telah di komposkan berperan penting dalam perbaikan sifat fisik, kimia dan biologi tanah serta sebagai sumber nutrisi tanaman. Sumber bahan kompos terdiri dari limbah organik seperti sisa sisa tanaman, sampah rumah tangga, kotoran ternak, arang sekam dan abu dapur. Kegunaan bahan organik yaitu :

• Meningkatkan kesuburan tanah • Memberikan tambahan hara

• Meningkatkan aktivitas jasad renik • Memperbaiki sifat fisik tanah

Dalam pemberian pupuk organik berkisar ± 2 ton/ha. 6. Cara Tanam Sistem Legowo 4:1

Tanam sistem legowo 4:1 adalah sistem rekayasa teknik tanam yang merupakan perubahan dari jarak tanam tegel, jarak tanam yang digunakan sistem legowo 4:1 dengan jarak tanam ( 20x10 cm ) x 40 cm dan jumlah bibit yang ditanam 2-3 bibit perumpun, dengan umur 15-20 hari, sehingga dapat menghemaat benih, sedangkan jumlah benih per hektar pada teknologi PTT adalah 10-15 kg/ha.

Untuk memudahkan pelaksanaan tanam secara teratur sebaiknya menggunakan alat bantu yang disebut caplak.

Keuntungan sistem legowo 4:1 ini :

• Menghasilkan populasi tanaman persatuan luas meningkat

• Pertumbuhan padi lebih merata karena dengan adanya ruang terbuka diantara dua barisan legowo sehingga tanaman padi mempunyai kesempatan yang sama delam mendapatkan sinar matahari.

• Memudahkan pemeliharaan karena gulma yang berada pada lorong yang kosong pertumbuhan terhambat. Pengendalian gulma dengan menggunakan landakan hanya dilakukan satu arah sepanjang barisan legowo.

Disamping itu juga ada kelemahan sistem legowo yaitu : • Kebutuhan benih meningkat

• Upah tanam meningkat 7. Pemupukan Spesifik Lokal

Pemupukan spesifik lokasi merupakan pemberian pupuk yang disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan ketersedian hara dalam tanah dan lingkungan setempat. Untuk pemupukan P dan K berdasarkan status hara menggunakan perangkat uji tanah sawah ( PUTS ), sedangkan kebutuhan nitrogen ( N ) pemberian susulan dengan menggunakan BWD ( Bagan Warna Daun ) yang mencerminkan warna daun padi, didaerah penelitian desa Sambirejo penggunaan BWD direkomendasikan untuk digunakan pada pemupukan ke-3 ( umur tanaman 21-28 HSS ) kerena petani menunjukan bahwa petani lebih cocok menggunakan BWD berdasarkan waktu yang ditentukan.

8. Irigasi Berselang

Pada irigasi berselang tanah mendapat aerosi beberapa kali agar tidak terlalu lama dalam kondisi anareobik dengan cara mengatur waktu pemberian air dan waktu pengeringan/drainase. Irigasi berselang biasanya digunakan pada musim kemarau, jika musim hujan hanya diberikan pada daerah irigasi yang managemennya baik. Irigasi berselang mempunyai manfaat seperti :

• Menghemat air irigasi

• Akar perkembangan lebih banyak • Mempercepat waktu panen

• Jasad renik bertambah aktif

• Mengurangi jumlah anakan tidak produktif • Mencegah keracunan besih

Cara pengairan irigasi berselang :

• Tanam bibit pada kondisi macak-macak dan berangsur diairi 2-5 cm sampai 10 hari

• Umur 7-41 HST biarkan sawah mengering sendiri, setelah tanah retak selama 1 hari, diairi lagi setinggi 5 cm kemudian biarkan sawah mongering sendiri. Kondisi macak macak dan pemberian air di gilir dengan selang 3-5 hari sekali.

• Ulangi seperti No 1 dan 2 sampai stadia berbunga

• Umur 41-90 HST, lahan sawah tetap tergenang air setinggi 5 cm (diusahakan pada fase ini petakan sawah tidak mengalami kekeringan) serta 10 hari sebelum panen hingga panen tidak diairi(lahan sawah dikeringkan)

• Cara teknik dapa menggunakan silinder alas terbuka dengan dinding berlunag dan dipasang pada jarak 75 cm dari pematang silinder dapat terbuat paralon tebal 2 mm, panjang 30 cm berdiameter 20 cm.

9. Pupuk Mikro

Belum optimalnya hasil tanaman dibeberapa tempat diduga karena adanya kekurangan unsure mikro, seperti belerang (S),seng (Zh) dan tembaga (Cu), untuk mengatasinya adanya kendala tersebut maka perlu diukur tingkat kemasaman tanah (pH) dan analisis tanah. Jila pH tanah >

6,5 perlu diberi pupuk 10 kg serbuk belerang atau 50 kg Za/ha sebagai pupuk dasar penganti pupuk urea. Bila Ph <6,0 cukup diberi 20 kg Za/ha sebagai pupuk dasar mengantikan pupuk urea

10.PHT Sesuai OPT

Pendahuluan hama terpadu merupakan program pengelolahan pertanian secara terpadu dengan memanfaatkan berbagai teknik pengendalian yang layak ( mekanik, fisik dan ekonomi ) dengan tetap memperhatikan aspek aspek ekologi, ekonomi dan budaya untuk menciptakan suatu sistem pertanian yang berlanjutan menurut BPTP PHT sesuai OPT dilakukan secara konsep PHT dimana pendekatan pengelolahan beraneka ragam teknik pengendalian secara pasti, kemudian secara implementasi PHT yang merupakan teknologi atau cara melaksanakan PHT yang langsung dapat dipraktekan dilahan petani, serta ambang ekonomi yaitu kecepatan populasi hama atau persentase karusakan akibat hama yang segera membutuhkan tindakan, dengan mencegahnya populasi yang akan merugikan dari segi ekonomi.

11.Pengendalian Gulma

Pengendalian gulma dengan manual (tangan, landak/gasrok), dengan rumput diantara tanaman padi dicabut, lalu dibenamkan di dalam tanah, untuk menambah unsure hara dalam tanah, hal ini dilakukan pada umur sekitar 14 hari setelah pindah tanam, kemudian pada umur sekitar 25 hari dilakukan dengan gasrok dan umur 35 hari dilakukan hal yang sama.. herbisada bertujuan untuk mencegah agar akar gulma dapat mengeluarkan racun bagi akar tanaman padi, mengurangi persaingan

terhadap hara, sinar matahari dan air. Dalam pelaksanaan PTT padi sawah sangat dianjurkan menggunakan cara manual dan alat Bantu gasrok/landak.

Keuntungan menggunakan landak :

• Lebih ekonomis dibanding manual/tangan • Merangsang pertumbuhan akar

• Pemberian pupuk lebih efektif

Ramah lingkungan (dibanding penggunaan herbisida). 12.Penanganan Panen dan Pasca Panen

Panen pada waktu yang tepat yaitu hitung sejak padi mulai berbunga biasanya 30-35 hari dapat dipanen setelah padi berbunga, dan 95 % mulai menguning dan beberapa butir padi (4-5 butir) pada pangkal mulai hijau tua. Kemudian panen dan berontokan dengan cara :

• Gunakan sabit bergerigi

• Potong tanah 1 atas bila menggunakan mesin perontok • Potong bagian bawah rumpun bila dengan pedal fresher • Usahakan memakai alas dan tirai penutup

Dokumen terkait