• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Penentuan Daerah Penelitian

Daerah penelitian ditentukan secara sengaja ( purposive ) yaitu

berdasarkan pertimbangan tertentu yang direncanakan dengan tujuan penelitian ( Singarimbun dan Sofian efendi, 1995).

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sambirejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Binjai memiliki Produksi yang bagus dan memiliki potensi wilayah pertanian yang subur untuk mengembangkan tanaman padi sawah. Dan alasan memilih Desa Sambirejo karena desa ini merupakan Desa percontohan dan sedang melaksanakan teknologi sistem pertanian terpadu berupa PTT (pengelolaan Tanaman Terpadu) pada budidaya tanaman padi sawah dan jumlah petani yang menerapkan model pengelolaan tanaman terpadu padi sawah terbanyak di Desa tersebut.

Metode Penentuan Populasi dan Sampel 1. Penentuan Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian, baik berbentuk benda, barang dan manusia secara langsung turut menentukan tingkat kredibilitas penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah semua petani yang menerapkan teknologi pengelolaan tanaman terpadu padi sawah di Desa Sambirejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat sebanyak 608 petani.

2. Penentuan Pengambilan Sampel

Sampel adalah bagian dari Populasi yang dapat mewakili karakteristik bagian populasi sehingga mampu menggambarkan secara umum dari populasi tersebut. Penentuan sampel diambil berdasarkan kriteria petani padi sawah yang menerapkan teknologi PTT. Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive) yaitu semua petani yang menerapkan teknologi pengelolaan tanaman terpadu padi sawah di Desa Sambirejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat. Metode pengambilan sampel menggunakan Propotional Random sampling yakni populasi dibagi dulu atas kelompok berdasarkan area yang diambil dari tiap tiap kelompok tani karena di desa sambirejo terdapat 13 kelompok tani, sampel yang diambil 30 petani. Menurut Nazir (2005) bahwa ukuran sampel yang diterima berdasarkan pada metode penelitian deskriptif korelasional minimal 30 sampel.

Sampel penelitian dihitung dengan persamaan Soepomo (1997) yaitu:

Spl Js N n × = Dimana: Spl = Sampel

n = Jumlah anggota kelompok tani di setiap kelompok N = Total populasi

Js = Besar sampel (30 orang

spl 1 : 60 x 30 spl 2 : 49 x 30 spl 3 : 55 x 30 608 608 608 = 3 = 2 = 3 spl 4 : 60 x 30 spl 5 : 43 x 30 spl 6 : 43 x 30 608 608 608 = 3 = 2 = 2 spl 7 : 37 x 30 spl 8 : 38 x 30 spl 9 : 33 x 30 608 608 608 = 2 = 2 = 2 spl 10: 50 x 30 spl 11 : 33 x 30 spl 12 : 60 x33 608 608 608 = 2 = 2 = 3 Spl 13 : 47 x 30 608 = 2

Tabel 3. Jumlah Populasi dan Sampel Penelitian Desa Sambirejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat

NO Nama Kelompok Jumlah Petani PTT Jumlah Sampel ( Perorang) 1 Harapan Makmur 60 3 2 Harapan Maju 49 2 3 Bina Tani 55 3 4 Karya Tani 60 3 5 Tani Subur 43 2 6 Setia Tani 43 2 7 Suka Tani 37 2 8 Dewi Sri 38 2 9 Subur Tani 33 2 10 Bumi ayu 50 2 11 Tunas Baru 33 2 12 Tani Abadi 60 3 13 Karya Tani II 47 2 Total 608 30

Metode Pengumpulan Data

Menurut Arikunto (2005), pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara angket, wawancara, pengamatan, ujian test dan dokumentasi. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data skunder. Data primer diperoleh secara langsung melalui survey lapangan dengan wawancara kepada responden dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) yang dibuat terlebih dahulu. Sedangkan data skunder merupakan data pelengkap yang diperoleh dari Dinas Pertanian, BPTP, dan lembaga terkait serta literatur yang berhubungan dengan penelitian ini. Dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat Spesifikasi pengumpulan data pada Tabel 4.

Table 4. Spesifikasi Pengumpulan Data

No Jenis Data Sumber data Metode

1 Karekteristik petani petani Wawancara

2 Luas panen, produksi, dan produktivitas padi sawah Dinas Pertanian Kabupaten Langkat Pencatatan data 3 Teknologi budidaya yang dianjurkan Petani/Kord. PPL/literatur Wawancara dan pencatatan data

4 Populasi dan Sample petani

PPL Wawancara dan

pencatatan data

Metode Analisis Data

Masalah pelaksanaan penerapan teknologi PTT, dianalisis secara deskriptif dengan menjelaskan tentang cara pelakasanaan dalam penerapan komponen model PTT.

Masalah perkembangan penerapan PTT, dianalisis secara deskriptif dengan menjelaskan dilihat dari peningkatan produksi sebelumnya.

Untuk masalah bagaimana tingkat penerapan teknologi PTT di desa Sambirejo tersebut juga dianalisis secara deskriptif yaitu dengan melihat besarnya jumlah dari skoring. Penilaian skoring paket teknologi PTT terhadap budidaya padi sawah di desa Sambirejo, kecamatan Binjai, kabupaten Langkat dengan kriteria penilaian sebagai berikut :

1. Menerapkan semua teknologi sesuai dengan anjuran penerapan , skor 2 2. Menerapkan teknologi tertentu tidak sesuai anjuran penerapan, skor 1

Tingkat penerapan teknologi PTT di Desa Sambirejo dapat diukur dengan kriteria diatas, maka skor tingkat penerapanya berada diantara skor 12 sampai dengan skor 24, sehingga dapat ditentukan kategori tingkat adopsi petani padi sawah terhadap teknologi PTT desa Sambirejo, kecamatan Binjai, kabupaten Langkat berdasarkan skor, sebagai berikut :

12 – 18 adalah tingkat adopsi rendah 19-24 adalah tingkat adopsi tinggi

Untuk masalah hubungan antara karakteristik sosial ekonomi (umur, tingkat pendidikan, lamanya berusahatani, frekuensi mengikuti penyuluhan, jumlah tanggungan keluarga, luas lahan dan produksi ) dengan tingkat adopsi petani dalam menerapkan komponen PTT padi sawah, digunakan metode statistik Korelasi Rank Spearman dengan program SPSS 13 for windows. Untuk menghitung koefisien Korelasi Rank Spearman (rs), dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Merangking nilai pengamatan dari dua variabel yang akan diukur hubungannya. Bila ada nilai pengamatan yang sama, dihitung rangking rata-ratanya.

b. Menghitung perbedaan setiap pasangan ranking.

c. Menghitung jumlah kuadrat perbedaan setiap pasang ranking. d. Menghitung nilai rs dihitung dengan menggunakan rumus:

) 1 ( 6 1 2 2 1 − ∑ − = = n n d r i n i s dimana:

r

s = nilai koefisien Korelasi Rank Spearman di = perbedaan setiap pasangan ranking n = jumlah pengamatan

Untuk melihat nyata tidaknya hubungan antara variabel digunakan uji t dengan rumus:

t

=

r

s

Hipotesis yang diajukan adalah:

H0 :

ρ

s = 0 (tidak ada hubungan antara ranking variabel yang satu dengan ranking dari variabel lainnya)

H1 :

ρ

s≠ 0 (ada hubungan antara ranking variabel yang satu dengan ranking dari variabel lainnya).

Kriteria pengambilan keputusan adalah:

- Jika t-hitung ≥ t-tabel, maka H1 diterima dan H0 tidak diterima. Berarti ada hubungan yang nyata antara karaketristik sosial ekonomi petani dengan tingkat adopsi petani dalam menerapkan teknologi komponen PTT.

- Jika t-hitung ≤ t-tabel, maka H1 tidak diterima dan H0 diterima. Berarti tidak ada hubungan yang nyata antara karaketristik sosial ekonomi petani dengan tingkat adopsi petani dalam menerapkan teknologi komponen PTT.

- (Supriana, 2010 ).

Defenisi dan Batasan Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penafsiran maka beberapa defenisi dan batasan operasional sebagai berikut :

Definisi

1. Pengelolaaan Tanaman Terpadu adalah salah satu jenis teknologi pada budidaya padi sawah yang terdiri dari 12 komponen teknologi.

2. Sampel adalah petani padi sawah yang mengikuti paket teknologi PTT

3. Adopsi adalah suatu teknologi baru yang sudah diterapkan petani secara sadar dan tanpa paksaan / seluruh lagi pada usahatani padi sawah.

4. Tingkat adopsi adalah tingkat skor petani mengaplikasikan teknologi budidaya yang diterima dalam usahataninya dengan ukuran tin ggi, sedang dan rendah.

5. Evaluasi adalah kegiatan untuk menilai dampak dari kegiatan dalam kaitannya dengan pencapaian tujuanya.

6. Karekteristik sosial ekonomi, meliputi :

- Umur (X1) adalah diukur berdasarkan usia petani sampel, dihitung sejak ia dilahirkan hingga saat penelitian dilaksanakan dengan satuan tahun.

- Tingkat Pendidikan (X2) adalah lamanya petani sampel menjalankan pendidikan formal dihitung mulai pendidikan SD sampai pendidikan formal terakhir yang dijalnkan dengan satuan tahun.

- Lamanya berusahatani (X3) adalah petani sampel melakukan usaha tani padi sawah dihitung berdasarkan jumlah petani mulai usaha taninya hingga saat penelitian dilaksanakan dengan satuan tahun.

- Jumlah tanggungan keluarga (X5) adalah petani sampel yang mempunyai jumlah jiwa yang tinggal bersama atau yang tidak tinggal bersama yang masih tanggungan keluarga hingga saat penelitian dilaksanakan dengan satuan jiwa.

- Luas lahan (X6) adalah luas lahan petani sampel yang mengusahakan usaha petani padi sawah berigasi hingga saat penelitian dilaksanakan dengan satuan Ha.

- Produksi (X7) adalah kemampuan luas lahan mengahsilkan produksi padi sawah dengan kata lain jumlah produksi padi sawah yang dihasilkan dengan satuan ton.

7. Masalah adalah faktor faktor yang dapat menghalangi atau mengurangi kelancaran dalam proses adopsi teknologi PTT di daerah penelitian

8. Upaya adalah usaha yang dilakukan guna mengatasi permasalahan yang ada dalam proses adopsi teknologi PTT di daerah penelitian.

Batasan Operasional

1. Daerah penelitian adalah Desa Sambirejo, Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat.

2. Waktu penelitian adalah dari bulan juli hingga September 2011.

3. Sampel penelitian adalah petani padi sawah yang menjadi yang mengadopsi teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu ( PTT ).

Dokumen terkait