• Tidak ada hasil yang ditemukan

( CATATAN PELAKSANAAN PENETAPAN CALON TERPILIH

ANGGOTA DPRD KABUPATEN ENDE PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PADA PEMILU TAHUN 2019)

Lodowyk Fredrik1 Pengantar

P

emilihan umum merupakan sarana penunjang dalam mewujudkan sistem ketatanegaraan secara demokratis. Penyelenggaraannya melalui beberapa tahapan utama, yang dapat besar menimbulkan sengketa atau pelanggaran. Kondisi tersebut bisa disebabkan oleh kecurangan (fraud), kekhilafan (mistake), maupun strategi pemenangan pemilu yang tidak melanggar hukum tetapi menurunkan kepercayaan publik (non-fraudulent misconduct).1

Untuk menyelesaikan sengketa atau pelanggaran dalam penyelenggaraan pemilu, dibuatlah peraturan perundang-undangan. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum2 mengatur mengenai pelanggaran pemilu (penanganan3, pelanggaran kode etik4, pelanggaran administratif5); sengketa proses pemilu (penanganan6,

1. Anggota KPU Provinsi NTT

2. Janedjri M. Gaffar, Politik Hukum Pemilu, Jakarta: Konstitusi Press, 2013, h. 77.

3. Buku Keempat Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017; Pelanggaran Pemilu, Sengketa Proses Pemilu, dan Perselisihan Hasil Pemilu

4. Pasal 454 5. Pasal 456 6. Pasal 460 7. Pasal 467

penyelesaian di Bawaslu7, penyelesaian di PTUN8); serta perselisihan hasil pemilu9. Sebagai perbandingan, menurut Topo Santoso dkk (2004:

6), peraturan perundang-undangan terkait sengketa atau pelanggaran pemilu selama ini terdiri atas pelanggaran administrasi pemilu, pelanggaran tata cara pemilu, pelanggaran pidana pemilu, sengketa dalam penyelenggaraan pemilu, dan perselisihan hasil pemilu10.

Tulisan ini akan menggambarkan sengketa tata usaha negara terkait Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Ende Nomor 22/PL.01.9-HK.03.1-Kpt/5308/KPU-Kab/VII/2019 yang ditetapkan pada Senin, 22 Juli 2019. KPU Kabupaten Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) melakukan Rapat Pleno Terbuka Penetapan Perolehan Kursi Partai Politik dan Penetapan Calon Terpilih Anggota DPRD Kabupaten Ende Hasil Pemilihan Umum Tahun 2019. Dari empat (4) daerah pemilihan (dapil) yang ada di Kabupaten Ende, Dapil yang memiliki alokasi kursi sebanyak 6 kursi menyisakan persoalan.

Calon nomor urut 1 pada Dapil ini yang berasal dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) atas nama Heribertus Gani memperoleh suara terbanyak, yaitu 964 suara. Namun calon bersangkutan tidak ditetapkan sebagai calon terpilih anggota DPRD Kabupaten Ende periode 2019-2024 karena yang bersangkutan setelah pemungutan dan penghitungan suara diketahui berstatus terpidana kurungan penjara 2 tahun 3 bulan yang telah berkekuatan hukum berdasarkan Putusan Kasasi Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 269 K/PID/2019 tanggal 4 April 2019. Surat Keputusan KPU Kabupaten Ende tentang penetapan calon terpilih inilah yang menjadi obyek gugatan perkara PTUN Nomor 99/G/2019/

PTUN Kupang.

Dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 dijelaskan bahwa sengketa proses pemilu melalui pengadilan tata usaha negara meliputi sengketa yang timbul dalam bidang tata usaha negara pemilu antara calon anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota, atau partai politik caton peserta Pemilu, atau bakal pasangan calon dengan KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota sebagai akibat dikeluarkannya keputusan KPU, keputusan KPU Provinsi, dan keputusan KPU Kabupaten/Kota.

Sengketa proses pemilu sebagaimana dimaksud merupakan sengketa yang timbul antara:

8. Pasal 468 9. Pasal 470 10. Pasal 473

11. Topo Santoso dkk., Penegakan Hukum Pemilu: Praktik Pemilu 2004, Kajian Pemilu 2009-2014, Jakarta, September 2006, h. 6.

KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

1) KPU dan Partai Politik calon Peserta Pemilu yang tidak lolos verifikasi sebagai akibat dikeluarkannya Keputusan KPU tentang Penetapan Partai Politik Peserta Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 173;

2) penetapan daftar calon tetap anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/

Kota; dan

3) penetapan Pasangan Calon.

Lebih lanjut dalam hal penyelesaian sengketa proses pemilu yang dilakukan oleh Bawaslu tidak diterima oleh para pihak, selanjutnya parapihak dapat mengajukan upaya hukum kepada pengadilan tata usaha negara.

Dari gambaran di atas, negara telah menggunakan kewenangannya dalam membuat peraturan perundang-undangan yang dapat digunakan oleh pihak-pihak untuk melakukan upaya hukum. Dalam hal pemilu sebagai metode yang paling demokratis, penyelesaian pelanggaran atau sengketa terkait proses pemilu juga harus dilakukan dengan cara-cara yang bermartabat.

Pembahasan

Pencalonan anggota DPRD Kabupaten Ende berdasarkan jadwal tahapan Pemilu 2019 diatur dalam Peraturan KPU Nomor 5 Tahun 2018.

Tahapan pencalonan yang dimulai sejak Juli sampai dengan September 2018, diawali dengan sosialisasi pencalonan dan penyampaian pengumuman, pengajuan daftar calon, verifikasi kelengkapan administrasi daftar calon dan bakal calon anggota DPRD, penyampaian hasil verifikasi, perbaikan daftar calon dan syarat calon serta pengajuan calon pengganti, verifikasi terhadap perbaikan daftar calon dan syarat calon, penyusunan dan penetapan Daftar Calon Sementara (DCS), masukan dan tanggapan masyarakat atas DCS, permintaan klarifikasi kepada partai politik atas masukan dan tanggapan, pemberitahuan pengganti DCS, pengajuan pengganti bakal calon, verifikasi pengganti DCS, dan diakhiri dengan tahapan penyusunan dan penetapan Daftar Calon Tetap (DCT) yang kemudian diumumkan.

Pengajuan Bakal Calon dan Pemenuhan Keterwakilan Perempuan 30%

Sesuai ketentuan terkait pengajuan bakal calon oleh partai politik yang diatur dalam PKPU 20/2018, antara lain daftar bakal caleg di setiap dapil harus memenuhi ketentuan 30% perempuan yang

daftar bakal calonnya disusun berdasarkan sistem zipper (pada setiap tiga caleg, wajib terdapat satu caleg perempuan). Dari 6 kursi yang ada di Dapil 2 Kabupaten Ende Nomor, calon pada urut 3 dan 6 adalah perempuan serta parpol yang mengajukan bakal calon wajib memenuhi syarat lainnya sesuai ketentuan yang terdapat dalam UU 7/2017 maupun PKPU 20/2018. Selain mengajukan dokumen persyaratan pengajuan bakal calon dan dokumen administrasi lainnya secara langsung ke kantor KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota; partai politik peserta pemilu di setiap tingkatan juga diwajibkan memasukkan data dan dokumen ke dalam Sistem Informasi Pencalonan (Silon) yang sudah disediakan oleh KPU. Data yang wajib diunggah ke dalam Silon adalah data pengajuan bakal calon, data calon, dokumen persyaratan pengajuan bakal calon, dan dokumen administrasi bakal calon.

Berdasarkan ketentuan Pasal 10 ayat (4) PKPU 20/2018, proses memasukkan data dan mengunggah dokumen-dokumen, bukan hanya dilakukan pada masa pengajuan bakal calon pada 4 Juli 2018, tetapi sudah dapat dilakukan sebulan sebelumnya, yaitu sejak minggu pertama Juni 2018. Proses memasukkan data dan dokumen ke dalam Silon berlangsung sampai berakhirnya masa pengajuan bakal calon, yaitu pada 17 Juli 2018.

Setelah selesai pengajuan bakal calon, KPU Kabupaten Ende melakukan verifikasi untuk memeriksa kelengkapan berkas administrasi daftar caleg yang diajukan maupun kelengkapan administrasi masing-masing caleg yang diajukan oleh partai politik. Selanjutnya, KPU Kabupaten Ende menyampaikan hasil verifikasi tersebut kepada partai politik yang mengajukan caleg, bahkan partai politik diberi kesempatan untuk melakukan perbaikan, baik terkait daftar caleg, syarat-syarat caleg yang belum lengkap, hingga mengajukan calon pengganti. Setelah parpol melakukan perbaikan, KPU Ende kembali melakukan verifikasi terhadap dokumen perbaikan yang disampaikan oleh partai politik. Setelah verifikasi selesai, selanjutnya KPU Ende menyusun Daftar Calon Sementara (DCS) Kabupaten Ende.

Pada Minggu, 12 Agustus 2018, KPU Kabupaten Ende menetapkan dan mengumumkan DCS DPRD Kabupaten Ende sebanyak 436 caleg yang terdiri atas laki-laki 287 dan perempuan 149 (34,17 %).

Setelah pengumuman DCS, KPU Kabupaten Ende membuka kesempatan kepada masyarakat untuk menyampaikan masukan dan tanggapan terhadap DCS tersebut. Penyampaian masukan

KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

dan tanggapan dibuka selama lebih dari sepekan terhitung diumumkan DCS pada Senin, 13 Agustus 2018 sampai dengan Rabu, 21 Agustus 2018.

Selama proses pengumuman DCS tersebut KPU Kabupaten Ende tidak pernah menerima masukan tentang bakal calon dari PDIP khusus Dapil 2 nomor urut 1 Kabupaten Ende, lebih khusus untuk bakal calon atas nama Heribertus Gani. Semua proses penerimaan masukan dari masyarakat dan klarifikasi ke partai politik yang bersangkutan berakhir pada 13 September 2018, karena terhitung dari 14 September 2018 sampai 20 September 2018 KPU Kabupaten Ende menyusun Daftar Calon Tetap (DCT) Kabupaten Ende, di mana di dalamnya termasuk bacalon Heribertus Gani dengan nomor urut 1 (satu) dari PDIP Dapil 2 Kabupaten Ende.

Berikut jumlah calon dan persentase calon laki-laki dan perempuan dalam DCT anggota DPRD Kabupaten Ende yang diajukan oleh partai politik pada Pemilu 2019:

Tabel 17.1. Jumlah Calon dalam DCT beserta Presentase Perempuan pada Pemilihan Anggota DPRD Kabupaten Ende Pemilu 2019

NO PARTAI POLITIK JUMLAH

CALON

1 PARTAI KEBANGKITAN

BANGSA 30 20 10 33,33%

2 PARTAI GERINDRA 30 20 10 33,33%

3 PDI-PERJUANGAN 30 20 10 33,33%

4 PARTAI GOLONGAN KARYA 30 20 10 33,33%

5 PARTAI NASDEM 30 20 10 33,33%

6 PARTAI GARUDA 26 16 10 38,46%

7 PARTAI BERKARYA 24 18 8 33,33%

8 PARTAI KEADILAN

SEJAHTERA 29 19 10 34,48%

9 PARTAI PERSATUAN

INDONESIA 30 20 10 33,33%

10 PARTAI PERSATUAN

PEMBANGUNAN 5 3 2 40,00%

11 PARTAI SOLIDARITAS

INDONESIA 30 20 10 33,33%

12 PARTAI AMANAT NASIONAL 30 20 10 33,33%

13 PARTAI HANURA 30 20 10 33,33%

14 PARTAI DEMOKRAT 30 20 10 33,33%

15 PARTAI BULAN BINTANG 22 13 9 40,91%

16 PARTAI KEADILAN DAN

PERSATUAN INDONESIA 30 20 10 33,33%

JUMLAH 436 287 149 34,17%

Sumber: KPU Kabupaten Ende – NTT

Kronologis

1. Setelah Penetapan Daftar Calon Tetap (DCT), KPU Kabupaten Ende mendapat informasi melalui media massa bahwa Heribertus Gani, S.Pd sedang menjalani hukuman pada Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Ende. Berdasarkan informasi tersebut, KPU Kabupaten Ende melakukan konfirmasi kepada

Ketua Pengadilan Negeri Ende melalui surat Nomor: 07/PL.01.4/5308/KPU-Kab/I/2019 tanggal 14 Januari 2019 perihal permohonan penjelasan status hukum Heribertus Gani, S.Pd. Namun sampai dengan pelaksanaan proses pemungutan dan penghitungan suara pada 17 April 2019, KPU Kabupaten Ende tidak mendapat jawaban atau penjelasan dari Pengadilan Negeri Ende.

2. Bahwa berdasarkan Hasil Pleno Terbuka Rekapitulasi Penghitungan Perolehan Suara Tingkat Kabupaten Ende Pemilu Tahun 2019, calon anggota DPRD Kabupaten Ende dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Daerah Pemilihan Ende 2 nomor urut 1 (satu) atas nama Heribertus Gani, S.Pd, memperoleh suara terbanyak pertama, yaitu sejumlah 964 suara yang berasal dari 4 (empat) desa/kelurahan yang ada di dapil tersebut.

Berikut perincian perolehan suara Partai PDIP di Dapil 2 Kabupaten Ende.

Tabel 17.2. Perolehan Suara Calon PDIP pada Dapil 2 Kabupaten Ende

Urut No Calon Nama Calon

Desa/Kelurahan

Jumlah Nangapanda Pulau Ende Ende Maukaro

Suara PDIP 39 68 28 13 148

1 Heribertus Gani, S.Pd. 792 16 79 77 964

2 Kosmas Yonatas. S.H. 451 1 12 22 486

3 Hj. Selvia Daifura

Indradewa, S.E. 203 461 70 33 767

4 Antonius Kato, S.Pd.,

M.Hum. 6 4 520 110 640

5 Kosmas Minggu, S.H.,

M.H. 8 0 14 225 247

6 Ferdinanda Lero, A.Ma. 0 0 0 42 42

Total 3.294

3. Pada 15 Mei 2019, KPU Kabupaten Ende didatangi oleh Tim Kuasa Hukum dari Heribertus Gani, S.Pd, bersama dengan pimpinan dan pengurus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Mereka menyerahkan dokumen dan menyampaikan bahwa status hukum Heribertus Gani, S.Pd yang adalah calon terpilih dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) masih melakukan upaya hukum luar biasa, yaitu Peninjauan Kembali (PK) dan sedang menunggu salinan asli Putusan Kasasi Mahkamah Agung Republik Indonesia. Oleh karena itu, Heribertus Gani, S.Pd harus tetap ditetapkan sebagai calon terpilih dari Daerah Pemilihan Ende 2 (dua).

KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

4. Selanjutnya KPU Kabupaten Ende melakukan koordinasi dengan Pengadilan Negeri Ende melalui Surat Nomor: 104/PL.01.8/5308/

KPU-Kab/V/2019 tanggal 16 Mei 2019 perihal Mohon Penjelasan Status Hukum Heribertus Gani. Pengadilan Negeri Ende memberikan jawaban melalui Surat Nomor:

W26–U2/853/HK.01/V/2019 tanggal 20 Mei 2019, yang menerangkan bahwa Heribertus Gani, S.Pd, berdasarkan Putusan Kasasi Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 269 K/PID/2019 tanggal 4 April 2019, yang menguatkan Putusan Pengadilan sebelumnya bahwa Heribertus Gani, S.Pd berstatus hukum sebagai Terpidana.

5. Pada 20 Mei 2019, KPU Kabupaten Ende menerima surat dari Kuasa Hukum dari Heribertus Gani, S.Pd Nomor 18/YBH-PEJ/V/19 perihal pemberitahuan resmi yang menerangkan bahwa sampai saat ini Kuasa Hukum belum mendapatkan Salinan Putusan Kasasi Mahkamah Agung RI. Karena itu, sampai dengan saat itu status hukum Heribertus Gani, S.Pd adalah sebagai Terdakwa dan bukan Terpidana karena Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 269 K/PID/2019 tanggal 4 April 2019, belum berkekuatan hukum tetap, hingga Pengadilan Negeri Ende cq. Panitera Pengadilan Negeri Ende cq. Kejaksanaan Negeri Ende mendapat tembusan Salinan Putusan Tersebut.

6. Selain menyurati Pengadilan Negeri Ende, KPU Kabupaten Ende juga melakukan koordinasi dengan Kejaksaan Negeri Ende melalui surat Nomor: 108/PL.01.8/5308/KPU-Kab/V/2019 tanggal 21 Mei 2019 perihal Mohon Penjelasan Status Hukum Saudara Heribertus Gani, S.Pd.

7. Selanjutnya Kejaksaan Negeri Ende membalas melalui Surat Nomor: B-472/P.3.14/

Ep.1/05/2019 tanggal 27 Mei 2019 perihal Pengiriman Penjelasan Status Hukum a.n.

Heribertus Gani, S.Pd yang isinya menguatkan Putusan Pengadilan sebelumnya, dengan melampirkan Berita Acara Pelaksanaan Putusan Pengadilan dan Petikan Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia.

8. Berdasarkan Surat Edaran KPU RI Nomor 901/PL.02.6-SD/06/KPU/VI/2019 tanggal 14

Juni 2019 perihal Penyelesaian Situng Pemilu dan Penetapan Perolehan Kursi dan Calon Terpilih, poin 2 huruf b yang menerangkan bahwa pada ketentuan Pasal 39 Peraturan KPU Nomor 5 Tahun 2019 tentang Penetapan Pasangan Calon Terpilih, Penetapan Perolehan Kursi, dan Penetapan Calon Terpilih dalam Pemilihan Umum mengatur antara lain bahwa dalam hal terdapat calon anggota DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota yang :

i. Meninggal dunia;

ii. Tidak lagi memenuhi syarat menjadi anggota DPRD Provinsi atau DPRD Kabupaten/Kota;

iii. Terbukti melakukan tindak pidana Pemilu berupa politik uang atau pemalsuan dokumen berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap; atau iv. Terbukti melakukan pelanggaran

kampanye sebagaimana dimaksud dalam ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai kampanye Pemilu, berdasarkan putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap.

Pada waktu setelah penetapan perolehan suara sampai dengan sebelum penetapan calon terpilih, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota menetapkan calon yang memperoleh peringkat suara sah terbanyak berikutnya sebagai calon terpilih anggota DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota dan menuangkan dalam berita acara.

9. Pada 15 Juni 2019, KPU Kabupaten Ende melakukan koordinasi dengan KPU Provinsi melalui surat nomor 116/PL.01.7/5308/

KPU-Kab/VI/2019, perihal Mohon Petunjuk/

Arahan, dalam hal ini KPU Provinsi NTT memberikan petunjuk agar KPU Kabupaten Ende dalam melakukan penetapan calon terpilih wajib memperhatikan PKPU 5/2019 Pasal 39 ayat (1b) dan (2b) identik dengan Pasal 32 ayat (2b);

10. Pada tanggal 20 Juni 2019, KPU Provinsi NTT melakukan konsultasi dengan KPU RI dalam hal ini bertemu dengan Kepala Biro Hukum KPU RI yang intinya “apabila sudah ada Keputusan Kasai MA, maka calon terpilih harus dinyatakan TMS sebagai calon dan perlu melakukan penetapan calon terpilih

KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

dari calon yang memiliki suara terbanyak berikutnya, meskipun calon yang bersangkutan melakukan upaya hokum Peninjauan Kembali (PK), karena PK tidak akan mempengaruhi atau menghambat Putusan Kasasi ”.

10) Pada 24 Juni 2019 KPU Kabupaten Ende kembali melakukan koordinasi dengan Kejaksaan Negeri Ende melalui surat nomor:

118/PL.01.7/5308/KPU-Kab/VI/2019 tanggal 24 Juni 2019 perihal Permintaan Salinan Putusan Terakhir terhadap Saudara Heribertus Gani, S.Pd. Selanjutnya Kejaksaan Negeri

Ende membalas melalui Surat Nomor:

B-547/N.3.14/Ep.1/06/2019 tanggal 26 Juni 2019 perihal Pengiriman Salinan Putusan terakhir a.n. Heribertus Gani, S.Pd.

11) Pada 30 Juni 2019, KPU Kabupaten Ende melakukan koordinasi dengan DPC Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Tingkat Kabupaten Ende di kantor Sekretariat DPC PDIP, Jalan Eltari – Ende.

12) Pada 03 Juli 2019, KPU Kabupaten Ende didatangi oleh Tim Kuasa Hukum dari Heribertus Gani, S.Pd, bersama dengan

KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

pimpinan dan beberapa orang dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang datang untuk berkoordinasi serta menyampaikan dan menyerahkan surat dari Kuasa Hukum dari Heribertus Gani, S.Pd Nomor 22/YBH-PEJ/

VII/19 perihal pemberitahuan resmi.

13) Pada 4-5 Juli 2019, KPU Kabupaten Ende melakukan konsultasi dan koordinasi dengan Mahkamah Agung RI dan KPU RI terkait beberapa hal sebagai berikut:

1. Status hukum Saudara Heribertus Gani, S.Pd berdasarkan Putusan Kasasi Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 269 K/PID/2019 tanggal 4 April 2019;

2. Kekuatan hukum berdasarkan surat petikan Nomor 269 K/PID/2019 tanggal 4 April 2019;

3. Kejelasan status hukum Saudara Heribertus Gani, S.Pd bila mengajukan upaya hukum luar biasa yaitu Peninjauan Kembali (PK);

4. Penjelasan tentang Fatwa.

Dari hasil konsultasi yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Ende, berdasarkan Putusan Kasasi Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 269 K/PID/2019 tanggal 4 April 2019, Heribertus Gani, S.Pd telah berstatus sebagai Terpidana dengan hukuman penjara 2 tahun 3 bulan. Walaupun Salinan Putusan belum didapat oleh pihak-pihak terkait, namun Surat Petikan Nomor 269 K/PID/2019 tanggal 4 April 2019 mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan Salinan Putusan karena Terpidana telah menjalankan eksekusi dari Kejaksaan Negeri Ende pada 16 April 2019 dengan menandatangani Berita Acara Pelaksanaan Putusan Pengadilan.

Berdasarkan Pasal 268 ayat (1) KUHAP dan Pasal 66 ayat (2) UU 14/1985 tentang Mahkamah Agung yang menyatakan bahwa permohonan peninjauan kembali tidak menangguhkan atau menghentikan pelaksanaan putusan pengadilan, maka status hukum Heribertus Gani, S.Pd tetap Terpidana selama belum ada Putusan hasil PK meskipun upaya hukum luar biasa (PK) dalam proses.

Fatwa bukan merupakan upaya hukum melainkan pendapat yang dapat disampaikan

oleh hakim atas suatu masalah hukum yang dihadapi oleh setiap warga negara.

16) Pada 5 Juli 2019, KPU Kabupaten Ende melakukan konsultasi dan koordinasi dengan Lembaga Pemasyarakatan Ende melalui surat nomor 134/PL.01.8/5308/KPU-Kab/VII/2019, perihal Mohon Penjelasan Terkait Tahapan Penahanan dan Status Hukum Saudara Heribertus Gani, S.Pd;

17) Pada 6 Juli 2019, KPU Kabupaten Ende menerima surat balasan dari Lembaga Pemasyarakatan Ende Nomor: W22.

EC.PK.01.01.02-1252 tanggal 6 Juli 2019 perihal Penjelasan Terkait Tahapan Penahanan dan Status Hukum Narapidana a.n. Heribertus Gani, S.Pd. Surat ini menerangkan tentang Terpidana menjalankan Putusan Akhir MA dengan nomor Putusan 269K/PID/2019 tanggal putusan 04/04/2019 dengan lama pidana 2 tahun 3 bulan dengan tanggal Eksperasi Akhir 12/01/2021;

18) Pada 11 Juli, KPU Kabupaten Ende menerima surat dari KPU Provinsi NTT Nomor 472/

PL.01.9-SD/53/KPU-Prov/VII/2019 perihal Penjelasan Mekanisme Penetapan Calon.

19) Berdasarkan Surat Panitera Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Nomor 1844/

PA.N.MK/07/2019 tanggal 16 Juli 2019 perihal Jawaban Atas Permintaan Data (Keterangan Perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Tahun 2019) yang menyatakan bahwa KPU Kabupaten Ende tidak terdapat sengketa PHPU yang diajukan oleh partai politik peserta Pemilu 2019;

20) Surat Komisi Pemilihan Umum RI Nomor:

1027/PL.01.9-SD/53/KPU/VII/2019 tanggal 17 Juli 2019 perihal Penetapan Perolehan Kursi dan Penetapan Calon Terpilih dalam Pemilu Tahun 2019, yang menyatakan bahwa daerah yang tidak terdapat sengketa PHPU diberi waktu paling lambat 5 hari setelah menerima surat dimaksud untuk melaksanakan Penetapan Perolehan Kursi dan Penetapan Calon Terpilih, yaitu pada 22 Juli 2019 yang merupakan hari terakhir KPU Kabupaten Ende melaksanakan Rapat Pleno Penetapan Perolehan Kursi dan Penetapan Calon Terpilih Anggota DPRD Kabupaten Ende;

21) Dua hari setelah Penetapan Calon Terpilih, KPU

KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

Ende menerima surat dari Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Nomor: 2508/EX/DPP/VII/2019 tanggal 24 Juli 2019 perihal Penundaan Keputusan Penetapan Calon Anggota DPRD Kabupaten Ende Terpilih Periode 2019-2024 Dapil 2 a.n.

Heribertus Gani, S.Pd yang diterima KPU Kabupaten Ende dari Tim Kuasa Hukum pada 29 Juli 2019 dan pada 5 Agustus 2019 dengan nomor dan perihal surat yang sama yang diterima dari Sekretariat DPC PDIP Kabupaten Ende. Selanjutnya KPU Kabupaten Ende membalas melalui surat Nomor: 151/PL.01.7-SD/5308/KPU-Kab/VII/2019 tanggal 6 Agustus 2019 perihal tanggapan atas surat DPP PDIP. Dalam surat tersebut KPU Kabupaten Ende menyatakan tidak dapat melaksanakan Penundaan Keputusan Penetapan Calon Terpilih Anggota DPRD Kabupaten Ende Hasil Pemilu Tahun 2019 karena ditetapkan sudah sesuai dengan mekanisme dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

22) Surat dari Bawaslu Kabupaten Ende Nomor:

258/Bawaslu-Ende/VII/2019 tanggal 30 Juli 2019 perihal permohonan tidak dapat diregister, yang mana dalam surat Bawaslu tersebut disampaikan kepada Ketua Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Cabang Ende sebagai pemohon dalam perkara Permohonan Penyelesaian Sengketa Proses Pemilu yang diajukan pemohon kepada Bawaslu Kabupaten Ende pada 24 Juli 2019 dinyatakan tidak dapat diregister.

23) Berdasarkan informasi dari media online https://bawaslu.go.id/id, Heribertus Gani melaporkan secara tertulis dugaan pelanggaran administratif pemilu yang dilakukan lima anggota KPU Kabupaten Ende kepada Bawaslu RI dengan Nomor 80/LP/PL/ADM/RI/00.00/

VII/2019 pada 30 Juli 2019. Selanjutnya pada sidang pendahuluan yang dilaksanakan pada 5 Agustus 2019 dibacakan putusan Bawaslu RI yang “Menyatakan laporan tidak diterima.

Menyatakan laporan tidak ditindaklanjuti dengan sidang pemeriksaan.”

24) Salinan Putusan Penetapan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Kupang Nomor:

91/G/2019/PTUN-KPG tanggal 25 September 2019 dengan Amar Putusan Menetapkan:

1. Mengabulkan permohonan pencabutan gugatan yang diajukan oleh Penggugat dalam perkara Nomor: 91/G/2019/

PTUN-KPG;

2. Memerintahkan Panitera Pengadilan Tata Usaha Negara Kupang untuk mencoret perkara Nomor: 91/G/2019/PTUN-KPG tersebut dari Buku Register Perkara;

3. Membebankan biaya yang timbul dalam pencabutan gugatan ini kepada penggugat sebesar Rp. 461.500,- (empat ratus enam puluh satu ribu lima ratus rupiah).

25) Berdasarkan uraian dalam kronologi di atas dan berpedoman pada Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum dan Peraturan KPU Nomor 5 Tahun 2019 tentang Penetapan Pasangan Calon Terpilih, Penetapan Perolehan Kursi, dan Penetapan Calon Terpilih dalam Pemilihan Umum, maka Heribertus Gani, S.Pd dinyatakan Tidak Memenuhi Syarat (TMS) untuk ditetapkan sebagai Calon Terpilih Anggota DPRD Kabupaten Ende Hasil Pemilihan Umum Tahun 2019 dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan pada Daerah Pemilihan Ende 2. Dengan demikian KPU Kabupaten Ende tidak dapat menetapkan Heribertus Gani, S.Pd sebagai Calon Terpilih Anggota DPRD Kabupaten Ende Hasil Pemilihan Umum Tahun 2019 dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan pada Daerah Pemilihan Ende 2 dan menetapkan calon Anggota DPRD Kabupaten Ende dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan pada Daerah Pemilihan Ende 2 yang memperoleh peringkat suara sah terbanyak berikutnya a.n Hj. Selviah Daifura Indradewa, SE sebagai calon terpilih Anggota DPRD Kabupaten Ende.

Setelah melalui proses persidangan yang cukup panjang di Pengadilan Tata Usaha Negara Kupang sejak 11 November 2019, pada 30 April 2020 Majelis Hakim PTUN Kupang memutuskan bahwa berdasarkan asas-asas umum pemerintahan yang baik tidak sama dengan mengikuti keinginan dan/atau kepentingan Penggugat saja, melainkan melaksanakan pemerintahan sesuai dan berdasarkan

Setelah melalui proses persidangan yang cukup panjang di Pengadilan Tata Usaha Negara Kupang sejak 11 November 2019, pada 30 April 2020 Majelis Hakim PTUN Kupang memutuskan bahwa berdasarkan asas-asas umum pemerintahan yang baik tidak sama dengan mengikuti keinginan dan/atau kepentingan Penggugat saja, melainkan melaksanakan pemerintahan sesuai dan berdasarkan