• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS TOKOH, PENOKOHAN DAN LATAR

2.2 Cerpen “Mandi Sabun Mandi”

Selain pengetahuan tentang teknologi kecantikan yang cukup memadai, latar sosial masyarakat modern juga ditunjukkan dengan rutinitas kerja yang cukup sibuk, dan tidak peduli dengan lingkungan sekitar. Hal tersebut ditunjukkan dalam kutipan berikut.

(52) Sebentar kemudian saya akan terjebak kemacetan, bertemu klien yang menyebalkan, dan karyawan yang tak berhenti minta tanda tangan, rutinitas yang membosankan (hlm 4).

Dalam masyarakat modern, kedudukan wanita sudah sejajar dengan pria. Wanita juga bebas untuk memilih yang terbaik untuk dirinya. Hal tersebut dibuktikan dalam kutipan berikut.

(53) Mungkin saya sudah terlalu lama merendahkan diri saya sendiri dengan membiarkannya menginjak-injak harga diri saya selama pernikahan kami. Tapi jangan harap ia bisa melakukan hal yang sama kepada anak saya. Sudah saatnya saya bertindak tegas. Saya berhak menentukan dan memilih kebahagiaan saya sendiri (hlm 12).

2.2 Cerpen “Mandi Sabun Mandi”

Cerpen ini mengisahkan tentang perselingkuhan yang dilakukan oleh seorang pria dan pacar gelapnya. Cerita diawali ketika sebuah mobil mewah yang berisi seorang pria kaya ( Si Mas ) dengan seorang wanita cantik ( Sophie ) memasuki kompleks perhotelan. Rupanya Si Mas ingin menyewa sebuah kamar VIP yang nantinya akan dia gunakan untuk berselingkuh bersama Sophie.

Setelah Sophie dan Si Mas selesai melakukan hubungan seks, tokoh Sophie mengomentari perilaku Si Mas yang tidak mau mandi dengan sabun mandi hotel karena takut baunya tercium oleh istrinya. Si Mas pun menolak pendapat Sophie. Si Mas mengatakan bahwa dia alergi sabun mandi hotel yang dinilainya

murahan. Perdebatan antara Si Mas dan Sophie pun terjadi. Sophie tetap ingin Si Mas membilas dengan sabun mandi hotel sedangkan Si Mas bersikeras menolaknya, dan buru-buru berpakaian untuk segera kembali ke kantor. Usaha Sophie untuk membujuk Si Mas pun sia-sia. Kali ini Si Mas benar-benar marah dan tidak mempedulikan Sophie. Jika sudah begitu Sophie hanya bisa memarahi Si Mas meskipun Si Mas tidak mempedulikannya.

Selesai berkencan dengan Sophie, Si Mas pulang ke rumahnya. Sebelum masuk ke rumah, Si Mas mengecek semua yang ada di mobilnya dan juga pakaian yang dia gunakan. Dia tidak mau perselingkuhannya dengan Sophie diketahui istrinya. Begitu sampai rumah, Si Mas mendapati istrinya sedang membaca di ranjang dengan memakai baju tidur yang menggairahkan, namun tidak cukup menggairahkan Si Mas. Istrinya ingin memijat Si Mas, namun Si Mas menolaknya. Istrinya kesal, namun tetap patuh. Si istri mengambil uang receh di saku celana Si Mas. Tanpa Si Mas sadari, ternyata di dalam saku itu juga terdapat pembungkus benda yang tidak lain pembungkus sabun mandi hotel tempat Si Mas dan Sophie berkencan.

Di tempat lain, Sophie dan teman prianya yang lain sedang asyik bergumul di sebuah kamar hotel. Apa yang dilakukan Sophie dengan teman prianya itu sama dengan apa yang Sophie lakukan bersama Si Mas tempo hari. Kebersamaan mereka terusik ketika tiba-tiba ponsel Sophie berdering. Sophie mencari ponselnya sementara tubuhnya masih berada di bawah pasangannya. Rupanya telfon itu dari Si Mas. Si Mas ingin bertemu dengannya saat itu juga. Setelah

memberi pengertian pada pasangannya, Sophie bergegas ke kamar mandi hotel dan menyelesaikan bilasan terakhirnya tanpa menggunakan sabun mandi hotel. 2.2.1 Tokoh dan Penokohan

2.2.1.1 Tokoh Utama 2.2.1.1.1 Sophie

Tokoh utama (protagonis) dalam cerpen “Mandi Sabun Mandi” adalah Sophie, karena ia memegang peranan dan banyak mengalami konflik ketika ia berhubungan dengan tokoh Si Mas.

Secara fisik, tokoh Sophie digambarkan sebagai seorang wanita yang cantik, dan berperawakan indo. Hal terbebut dinyatakan dalam kutipan berikut.

(54)“ Bukan aduhai lagi...seperti bidadari. Seperti bintang pilem!” (hlm 16).

(55) Perempuan muda berparas indo, berkulit putih dengan kaki belalang itu tengah berkaca di depan wastafel (hlm 18).

(56) Perempuan indo membuka pembungkus sabun lalu menyerahkan kepada laki-laki itu yang langsung ditolak mentah-mentah (hlm 18). Meskipun Sophie berparas cantik, namun dilihat dari sikapnya, ia masih kekanak-kanakan, manja dan mau menang sendiri. Hal itu ditunjukkan dalam kutipan berikut.

(57) “ Kok buru-buru? Enggak mau nambah?” denga manja perempuan indo membuka kembali retsleting celana Si Mas (hlm 19).

(58) Namun Sophie tidak mau mengalah. Ia malah menghujani Mas dengan ciuman (hlm 19).

(59) “ Coba buktikan kalau berani. Aku mau lihat apa Mas benar-benar alergi” (hlm 19).

(60) “ Cinta memang tak masuk akal, Mas, tak pakai rasio. Ayo buktikan atas nama cinta!” (hlm 19).

Dari perkataannya, tokoh Sophie digambarkan sebagai seorang wanita yang suka menyindir, dan berani. Hal tersebut dapat dilihat dalam kutipan berikut.

(61) “ Kenapa Mas, takut ketahuan istri kalau bau sabunnya beda?” mimik muka perempuan indo cemberut (hlm 18).

(62) “ Mas pengecut! Benar kan, Mas masih takut istri. Mas gombal! Katanya suda pisah ranjang, sedang proses cerai, buktinya...” (hlm 20).

(63) “GOMBAL!” Sophie berteriak sambil menyambar pakaiannya yang berserakan di lantai, lantas ke kamar mandi dan membanting pintu keras-keras (hlm 20).

Dari kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa tokoh Sohie adalah seorang wanita cantik, berperawakan indo yang mempunyai sifat kekanak-kanakan. Selain itu, sophie juga mempunya sifat yang manja dan mau menang sendiri. Sebagai seorang wanita yang hidup dalam masyarakat modern, sikap yang cenderung berani dalam bertindak dan suka menyindir orang lain sangat mempengaruhi kepribadian Sophie.

2.2.1.1.2 Si Mas

Tokoh utama (antagonis) dalam cerpen ini adalah Si Mas, karena dalam cerpen ini Si Mas yang menyebabkan tokoh utama berkonflik. Selain itu, tokoh Si Mas juga menentang tokoh protagonis. Hal tersebut ditunjukkan dalam kutipan berikut

(64) “ Kenapa Mas, takut ketahuan istri kalau bau sabunnya beda?” mimik perempuan indo cemberut.

“ Bukan begitu, aku alergi kalau sembarangan pakai sabun.” “Kamu memang paling pintar cari alasan, Mas.” (hlm18).

(65) “Kok buru-buru? Enggak mau nambah?” dengan manja perempuan indo membuka kembali retsleting celana si Mas.

“Sophie...!!!”

Sophie segera tahu kalau si Mas mulai serius dengan cara memanggil namanya tanpa embel-embel sayang (hlm 19).

Secara fisik, tokoh Si Mas digambarkan sebagai seorang laki-laki setengah baya, berperut tambun, dan tua. Hal tersebut ditunjukkan lewat kutipan berikut.

(66) Laki-laki setengah baya, berperut tambun, sedang mencuci diri di bawah siraman air hangat shower. Perempuan indo membuka pembungkus sabun lalu menyerahkan kepada lelaki itu yang langsung ditolaknya mentah-mentah (hlm 18).

(67) Mas segera menuju kamar utama. Istrinya sedang membaca di ranjang dengan baju tidur yang menggairahkan, namun tak cukup menggairahkan Si Mas yang mendadak tua tak ubah umurnya (hlm 22).

Dalam menjalani perselingkuhannya dengan Sophie, Si Mas mempunyai sifat berhati-hati dalam bertindak. Meskipun begitu, Si Mas juga memiliki sifat yang ceroboh. Hal tersebut ditunjukkan dalam kutipan berikut.

(68) Sophie segera tahu kalau Si Mas mulai serius dengan cara memanggil namanya tanpa embel-embel sayang. Namun Sophie tak mau mengalah. Ia malah menghujani Mas dengan ciuman.

“Sophie, hati-hati lipstick kamu nempel di bajuku dong!” Mas mulai marah dan menghindar (hlm 19).

(69) Laki-laki berseragam masih terlonggong-longgong di tempatnya. Si Mas tambah melotot, tanpa suara mulutnya mengucapkan kata T U T U P

(hlm 20).

(70) “ Waktu keluar kantor tadi, aku panggil lewat car call tak datang-datang. Mungkin juga sedang makan siang. Daripada terlambat, aku nyetir sendiri. Sudah ya...” Mas menghentikan pembicaraan, lantas berteriak ke laki-laki berseragam, “Tutup pintunya, goblog!.” (hlm 21). (71) “ Coba buktikan kalau berani. Aku mau lihat apa Mas benar-benar

alergi.”

“ Kamu ini memang tak masuk akal. Aku sudah selesai kok disuruh mandi lagi?.”

“ Cinta memang tidak masuk akal, Mas, tak pakai rasio. Ayo buktikan atas nama cinta!”

“Sudahlah sayang, jangan kekanak-kanakan begitu...” Si Mas buru-buru keluar kamar mandi menghindari pertengkaran dan risiko tertangkap basah oleh kekasih indonya (hlm 19).

(72) “ kamu punya uang recehan, Pa?” “ Coba lihat di kantong celanaku, Ma”

Mas memejamkan mata sambil memanjakan nostalgianya dengan Sophie. Sang istri merogoh kantong celana panjang suaminya yang terpuruk di lantai. Tangannya menyentuh sebuah benda kecil keras di dalam kantong. Ia menarik keluar. Dahinya berkerut ketika menatap pembungkus benda di tangannya yang bertuliskan, Soap- Bukit Indah Inn, Bar and Restourant

(73) Ia longgarkan dasi dan memeriksa kembali apakah ada aroma mencurigakan yang masih tertinggal di tubuhnya. Setelah yakin keadaan aman, Mas melangkah dengan gagah masuk ke dalam rumah (hlm 21).

Agar perselingkuhannya dengan Sophie tidak diketahui oleh istrinya, Si Mas menutupinya dengan suka mencari-cari alasan. Baik kepada Sophie ataupun istrinya. Hal tersebut ditunjukkan dalam kutipan berikut.

(74) “ Kenapa Mas, takut ketahuan istri kalau bau sabunnya beda?” mimik muka perempuan indo cemberut.

“ Bukan begitu, aku alergi kalau sembarang pakai sabun.” “ Kamu memang pintar cari alasan, Mas.”

“ Aku bukannya banyak alasan, memang alasannya cuma satu, aku alergi sabun murahan!” tukasnya sambil mematikan shower lantas mengeringkan badannya dengan handuk (hlm 18).

(75) Ia mengaktifkan kembali ponselnya. Serta merta ponsel berdering. Kalimat home calling berkedip-kedip. Mas lari ke garasi, menyalakan mesin mobil lalu menerima telpon.

“ Kok ponselmu tadi mati?”

“ Sedari tadi aku meeting, baru saja selesai, sekarang sudah di jalan.” Si Mas pura-pura membunyikan klakson (hlm 20).

(76) “ Hei...meeting atau makan siang?”

“ Habis meeting langsung makan siang. Sudah ya Ma, jalanan macet ini...” (hlm 20)

Dari kutipan-kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa tokoh si Mas secara fisik digambarkan sebagai seorang pria setengah baya, tua, dan berperut tambun. Karena berselingkuh, tokoh si mas selalu mencari-cari alasan kepada istrinya agar perselingkuhannya tidak terbongkar. Selain selalu mencari-cari kesalahan, agar perselingkuhannya tidak terbongkar, si Mas selalu bersikap hati-hati kepada istrinya, maupun kepada Sophie.

2.2.2 Latar

Latar dalam cerpen “Mandi Sabun Mandi” akan dikemukakan sebagai berikut

2.2.2.1Latar Tempat

Latar tempat dalam cerpen ini meliputi lingkungan di luar motel seperti jalan setapak yang menuju motel, garasi motel, dan kantor resepsionis. Hal tersebut dibuktikan dalam kutipan berikut.

(77) Jalan setapak itu sedikit menanjak dan berkelok dengan barisan rapi cemara dan akasia di kiri kanannya. Mobil mewah berhenti sejenak di depan kantor resepsionis (hlm 15).

(78) Cekatan lelaki berseragam itu menutup roling door sesaat setelah mobil mewah tenggelam ke dalam garasi (hlm 15).

Selain lingkungan di luar motel, latar tempat dalam cerpen ini juga meliputi lingkungan dalam motel seperti kamar bertingkat dua. Kamar berlantai dua itu meliputi kamar mandi, ruang rias wastafel, dan kamar tidur. Hal tersebut dibuktikan dalam kutipan berikut.

(79) Ia berhenti di sebuah kamar bertingkat dua (hlm 16).

(80) Perempuan muda berparas indo, berkulit putih dengan kaki belalang itu tengah berkaca di depan wastafel. Laki-laki setengah baya, berperut tambun, sedang mencuci dii dibawah siraman air hangat shower (hlm 18).

(81) “ Sudahlah Sayang, jangan kekanak-kanakan begitu...” Si Mas buru-buru keluar kamar mandi menghindari pertengkaran dan resiko tertangkap basah oleh kekasih indonya (hlm 19).

(82) Sophie menyaksikan semuanya dari balik pintu kamar (hlm 21).

Latar tempat dalam cerpen ini juga meliputi jalan raya, dan rumah Si Mas. Latar di rumah Si Mas meliputi kamar tidur. Hal tersebut dibuktikan dengan kutipan berikut

(83) Dalam perjalanan pulang, Mas wanti-wanti ke Pak Sopir untuk mengatakan pada Nyonya di rumah kalau jam sebelas tadi pak Sopir tak ada di tempat karena makan siang (hlm 21).

(84) Mas baru terbangun ketika sampai di depan rumah .

Mas segera menuju kamar utama. Istrinya sedang membaca di ranjang dengan baju tidur yang menggairahkan, namun tak cukup menggairahkan Si Mas yang mendadak merasa tua tak ubah umurnya (hlm 22).

2.2.2.2 Latar Waktu

Latar waktu dalam cerpen ini adalah waktu siang hari. Hal tersebut dapat dilihat dari percakapan tokoh istri dengan tokoh suami di telpon seluler. Tokoh istri menanyakan kegiatan tokoh suami pada siang hari. Secara tidak langsung, latar waktu dalam bagian ini adalah siang hari.

(85) “ Hei...meeting atau makan siang?”

“ Habis meeting langsung makan siang. Sudah ya, Ma, jalanan macet ini...” (hlm 20).

Selain waktu siang hari, dalam cerpen ini juga terdapat latar waktu malam. Hal itu secara tidak langsung terlihat dalam kutipan berikut ini.

(86) Dalam perjalanan pulang, Mas wanti-wanti ke Pak Sopir untuk mengatakan pada Nyonya di rumah kalau jam sebelas tadi Pak Sopir tak ada di tempat karena makan siang. Awan menggelayut berlapis abu-abu merah. Nyala lampu-lampu menghias jalan raya (hlm 21). 2.2.2.3 Latar Sosial

Latar sosial dalam cerpen ini adalah masyarakat modern. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya mobil mewah, perbedaan status sosial, panggilan mama dan papa untuk menyebut suami dan istri, sarana komunikasi, istilah-istilah asing untuk menyebut sesuatu, dan variasi dalam bercinta. Hal tersebut dibuktikan dalam kutipan berikut ini

(87) “ Wah...wah...jaman modern sekarang ini tak ada yang luar biasa lagi ya, Cermin. Semuanya jadi super biasa.” (hlm 23).

(88) Laki-laki berseragam tergopoh-gopoh keluar dari dalam kantor dengan menggenggam rangkaian kunci di tangannya sambil memberi isyarat kepada pengemudi mobil mewah agar mengikuti (hlm 15).

(89) “ Nyonya ada di mana, Sum?” Mas bertanya pada pembantu yang sedang membawakan tas kantornya.( hlm 22).

(90) “ Kamu punya uang recehan, Pa?”. “ Coba lihatdi kantong celana ku, Ma”. (hlm 22).

“ Sedari tadi aku meeting, baru saja selesai, sekarang sudah di jalan.” Si Mas pura-pura membunyikan klakson. Sekonyong-konyong rolling door dibuka dari luar (hlm 20).

(92) “ Dia tidak orgasme di dalam vagina. Dia orgasme di dalam mulut!” (hlm 18).

Dokumen terkait