• Tidak ada hasil yang ditemukan

komitmen terhadap pasangannya dengan berbagai perasaan emosional, keintiman, dan kebersamaan dalam hubungan heteroseksual (Melliana, 2006: 133).

Keberadaan masyarakat dan norma-norma sosial pun ternyata juga mempengaruhi pandangan seseorang dalam menentukan hubungan seks yang dipilihnya. Perempuan cenderung diawasi dan diperingatkan oleh masyarakat untuk menjaga dirinya dari aktivitas seks, sementara laki-laki diizinkan untuk lebih terbuka pada hal-hal erotis dan aktivitas seks (Melliana, 2006:134). Perempuan dikenai sanksi yang lebih parah jika melakukan aktivitas seks di luar pernikahan karena aktivitas seks sebelum pernikahan dipandang salah bagi perempuan (Melliana, 2006: 135).

Dalam kumpulan cerpen Jangan Main-Main (dengan Kelaminmu) berbagai pandangan tentang hubungan seks tersebut ditunjukkan oleh para tokoh melalui perbuatan, perkataan dan pemikirannya.

1.5.6 Masyarakat Modern

Masyarakat modern adalah suatu kelompok individu yang menetap dan hidup bersama, yang mengalami perkembangan dalam bidang industri, iptek, ekonomi, dan pendidikan. Masyarakat modern memanfaatkan media (informasi) semaksimal mungkin sehingga hidup sehari-hari nyaris lumpuh bila pada suatu ketika media tersebut hilang. Berbagai informasi dalam berbagai macam bahasa dan bidang ilmu memasuki berjuta-juta kepala dan menanamkan serta membentuk opini-opini serta berbagai keyakinan yang sebelumnya dianggap dosa atau tabu ( Kayam, 1997: 80).

Dalam masyarakat modern, seks tidak lagi sebagai pokok bahasan terlarang untuk diperbincangan. Segala sesuatu yang berkaitan dengan persoalan seks dapat diperbincangkan oleh siapa saja, baik remaja dan orang tua (Walker, 1962: 180). Selain itu, dalam masyarakat modern perempuan bisa mandiri, pernikahan bukanlah satu-satunya pintu atau jalan yang membuatnya lebih kaya dan mendapatkan pengalaman, termasuk pengalaman berhubungan seks. Perempuan modern telah menuntut kesetaraan posisi dalam bidang ekonomi, politik maupun dalam hubungan seks. Pendapat yang menyatakan bahwa perempuan itu adalah lawan pasif dalam berhubungan seks sudah tidak relevan lagi (Walker, 1962:181).

Dalam kumpulan cerpen ini, ciri-ciri masyarakat modern ditunjukkan dengan kata-kata asing yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, rutinitas pekerjaan yang menyita waktu, pergi ke tempat-tempat hiburan, penggunaan sarana komunikasi, pembicaraan seks yang dilakukan oleh berbagai kalangan, dan kemandirian tokoh wanita dalam bersikap.

Dalam kumpulan cerpen Jangan Main-Main (dengan kelaminmu)

kehidupan masyarakat modern ditemui dalam latar sosial penceritaan setiap cerpen. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya opini tokoh-tokoh yang mempengaruhi pandangan setiap tokoh terhadap hubungan seks.

1.6 Metode Penelitian

1.6.1 Pendekatan

Pendekatan berasal dari kata appropio (Latin), approach (Inggris) yang diartikan sebagai jalan dan penghampiran. Pendekatan juga berarti jalan, yaitu cara itu sendiri, tetapi perlu dijelaskan bahwa pendekatan memiliki tingkat abstraksi yang lebih tinggi dari metode maupun teori (Ratna,2004:41).

Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologis. Pendekatan sosiologis yaitu pendekatan terhadap sastra yang mempertimbangkan segi-segi kemasyarakatan (Damono,1979:2). Pendekatan sosiologis ini dipilih oleh peneliti karena adanya hubungan yang hakiki antara karya sastra dengan masyarakat.

Fungsi dari pendekatan sosiologis tersebut adalah agar terjadi pemahaman dengan harapan akan terjadi perubahan perilaku dalam masyarakat. (Ratna,2004:59). Dengan menggunaan pendekatan sosiologi sastra untuk menganalisis sebuah karya sastra dapat diketahui sikap pngarang berdasarkan permasalahan yang terjadi pada suatu kurun waktu tertentu. Melalui sosiologi sastra juga akan terlihat reaksi-reaksi pengarang terhadap kondisi sosial kemasyarakatan.

1.6.2 Metode

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas

peristiwa pada masa-masa sekarang. Metode ini bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki ( Nazir,1988:63).

Metode ini mencatat data yang berkaitan dengan penokohan, menganalisis dan memaparkan hubungan seks dalam cerpen yang berjudul “Jangan Main-Main (dengan Kelaminmu)”, “Mandi Sabun Mandi”, “Menyusu Ayah”, “Saya di Mata Sebagian Orang”, dan “Payudara Nai Nai” dalam bentuk laporan penelitian. 1.6.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pustaka. Teknik pustaka ini merupakan teknik yang dilakukan dengan meneliti teks -baik lama maupun modern- dengan memanfaatkan kartu data. Teknik pustaka dilakukan dengan cara studi kepustakaan. Dalam studi tersebut dicari sumber-sumber tertulis yang digunakan dan dipilih sesuai dengan masalah dalam tujuan penelitian (Ratna,2004:39).

Selain itu juga digunakan teknik simak dan catat. Teknik simak dan catat merupakan teknik dalam pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menyimak secara cermat, terarah dan teliti terhadap data-data yang telah diperoleh. Data-data yang diperoleh dari hasil penyimakkan kemudian dicatat pada kartu data (Sudaryanto,1988:1-5). Hal tersebut dimaksudkan agar peneliti memperoleh data yang konkret. Pelaksanaannya dengan menelaah pustaka yang ada kaitannya dengan objekpenelitian.

1.6.3.1 Populasi

Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri-cirinya akan diduga (Sudaryanto, 1988: 21). Dalam penelitian ini yang disebut populasi adalah seluruh cerpen yang ada di dalam kumpulan cerpen Jangan Main-Main (dengan Kelaminmu) karya Djenar Maesa Ayu.. Cerpen-cerpen tersebut adalah cerpen “Jangan Main-Main (dengan Kelaminmu)”, “Mandi Sabun Mandi”, “Moral”, “Menyusu Ayah”, “Cermin”, “Saya adalah Seorang Alkoholik!”, “Staccato”, “Saya di Mata Sebagian Orang”, “Ting!”, “Penthouse 2601”, dan “Payudara Nai Nai”.

1.6.3.2 Sampel

Sample adalah bagian yang lebih kecil dari populasi yang diambil sebagai bahan penelitian. Karena jumlah keseluruhan populasi tersebut begitu banyak, maka demi kerja penelitian, jumlah dari populasi tersebut diambil sebagian yang dipandang cukup mawakili keseluruhannya (Sudaryanto, 1988: 21).

Dalam penelitian ini yang dijadikan sampel penelitian adalah cerpen “Jangan Main-Main (dengan Kelaminmu)”, “Mandi Sabun Mandi”, “Menyusu Ayah”, “Saya di Mata Sebagian Orang”, dan “Payudara Nai Nai”. Cerpen-cerpen tersebut dijadikan sebagai sampel penelitian karena peneliti menganggap cerpen-cerpen tersebut cukup mewakili keseluruhan dari isi kumpulan cerpen-cerpen Jangan Main-Main (dengan Kelaminmu). Kelima cerpen tersebut menuturkan tentang pandangan tokoh utama wanita tentang hubungan seks.

1.7 Sumber data

Sumber data adalah tempat data itu diperoleh. Sumber data dibagi menjadi dua yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Karena penelitian ini adalah penelitian sastra, maka sumber data primernya pun berupa karya sastra, yaitu kumpulan cerpen dengan identitas berikut:

Judul : Jangan Main-Main (dengan Kelaminmu)

Pengarang : Djenar Maesa Ayu

Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama Tahun Terbit : 2004

Tebal : 121 halaman

Sedangkan sumber data sekundernya berupa literatur dan artikel yang diperoleh dari majalah atau jurnal-jurnal sastra, atau didapat dengan cara mendownload artikel dari internet.

Dokumen terkait