• Tidak ada hasil yang ditemukan

MUSIK DALAM IBADAH KONTEMPORER DI GBI MEDAN PLAZA 3.1. Pelayanan Musik

2. Open chord I-iv/I-I-iv/I

Open chord tidak selalu harus dimainkan seperti contoh di atas, seorang worship leader adakalanya hanya meminta imam musik memberinya bunyi dari nada dasar yang ia inginkan lalu langsung saja bernyanyi. Open chord sifatnya hanya sebagai sebuah “pengantar mudah” untuk worship leader memulai sebuah lagu penyembahan, sehingga sifatnya sangat fleksibel. Jika imam musik memberi nada dasar yang diingikan worship leader dengan tepat, sebenarnya sudah memberi landasan harmoni bagi worship leader untuk bernyanyi, tanpa harus memainkan pola open chord. Namun dalam prakteknya tentu tidak estetis mengiringi sebuah nyanyian tanpa

diiringi terlebih dahulu dengan sebuah introduksi.

Dalam musik populer sebuah slash chord atau slashed chord, juga disebut coumpound chord adalah sebuah akor yang bas nya di mainkan pada root yang berbeda atau merupakan balikan (inversion) yang ditandai dengan penggunaan garis miring (slash) dan nada bas ditulis setelah huruf akor sebenarnya (root). Sebagai contoh akor slash chord dalam C Mayor dalam balikan kedua (2nd inversion) dituliskan seperti ini ditulis seperti ini C/G yang dibaca “C slash G” atau “C over G”. Dalam permainan piano, tangan kanan memainkan akor C sedangkan tangan kiri

berada di nada G atau jika dalam permainan combo band maka pemain bas akan berada di nada G sedangkan alat musik lain memainkan akor C. Jika nada B

merupakan bas maka akan ditulis C/B (membuat akor C Mayor tujuh dalam balikan

ketiga) yang dibaca “C slash B” atau “C over B”.

Dalam musik populer, di beberapa aransemen yang khusus terdapat nada-nada

yang kadang kurang penting dari nada yang lainnya, slash chord umumnya digunakan

ketika sebuah nada bas yang ingin didengar secara spesifik. Sebagai contoh pada

progresi akor I-V-vi, dengan mengganti tingkat iii dari tingkat akor V pada bas, skala

progresi yang menurun telah dibuat dengan bas tersebut. Contohnya, dalama tangga

nada G Mayor akan menjadi akor seperti G-D/F#- Em. Progresi itu berarti garis bas

nya bergerak turun menjadi G-F#-E. Jenis slash chord demikian mengandung nada-nada yang menjadi diatonal. Slash chord merupakan teori musik dalam teori musik tradisional disebut dengan figured bass, dan telah digunakan sejak jaman musik barok dengan dilambangkan melalui angka-angka. Namun dalam musik populer dilakukan

perubahan penulisan untuk lebih menyederhanakan dan lebih mudah dimengerti

kalangan non akademi.

Contoh 17.

Musik Kristen kontemporer merupakan genre musik yang berasal dari tradisi

musik rakyat (folk music) yang kemudian menjadi populer di Nashville, Amerika Serikat. Sehingga ketika lagu-lagu tersebut mulai ditranskrip maka tidak terlepas

menggunakan konsep-konsep transkrip dalam teori musik populer seperti penggunaan

slash chord salah satunya. Termasuk dalam musik yang digunakan di GBI Medan Plaza, penggunaan slash chord merupakan cara untuk “memperkaya” harmoni termasuk pemakaian akor-akor mayor 7 dan 9 yang cenderung digunakan dalam

pujian dan penyembahan sehingga musik yang dihasilkan terdengar lebih memiliki

nuansa jazzy.

Dalam lagu-lagu pujian maupun lagu penyembahan yang digunakan dalam

GBI Medan Plaza khusunya terdapat beberapa kecenderungan pola harmoni yang

banyak muncul dan sangat umum digunakan. Kecenderungan pola harmoni tersebut

kemudian menjadi ciri khas gerak langkah harmoni dalam musik yang dimainkan di

GBI Medan Plaza. Gerak progresi akor tersebut membentuk sebuah pola-pola yang

sering digunakan dalam lagu-lagu penyembahan, sehingga menjadi karakter musik

gereja Kharismatik.

Kecenderungan tersebut diakui oleh Bapak Pdp.Obed Sembiring. Ia

mengatakan, karena nada dasar dalam musik hanya tujuh ditambah lima nada dasar

aksidental, sehingga kecenderungan itu bisa saja terjadi, sama halnya dalam musik

sekuler juga terjadi hal yang sama. Dalam musik gereja kecenderungan tersebut

semakin tampak sama karena, dalam lagu penyembahan progresi akor tersebut

cenderung dimainkan dalam irama yang sama, yaitu ballad. Sehingga struktur harmoni dalam setiap lagu dapat dengan “mudah” ditebak arah dan tujuan progresi

akor-nya, kecenderungan tersebut seperti beberapa contoh berikut:

3. 14. 1. Progresi Akor I-V/VII-vi-V-IV-iii-ii-V-I

Saya menemukan banyak kecenderungan progresi akor yang selalu muncul

dan menjadi semacam “ciri khas” progresi akor melalui musik yang digunakan dalam

ibadah. Bagi imam musik yang telah memiliki kemampuan musikal yang baik, ia akan dengan mudah mengiringi seorang worship leader walaupun imam musik tersebut belum mengenal lagu tersebut sebelumnya. Karena kecenderungan pola progresi akor

ini, seorang imam musik yang bernama Hengky Bangun pada instrumen bas mengatakan kepada saya “musik gereja itu mudah, progresi akornya hampir sama dan

begitu-begitu saja”. Salah satu progresi akor yang cenderung muncul adalah yang

dikenal dengan breaking down. Pola akor breaking down merupakan progresi akor dengan figured bass yang bergerak turun dari—saya gunakan istilah—‘atas’ menuju ‘bawah’. Dalam angka Romawi pola harmoni breaking down tersebut ditulis I-V/VII-vi-V-IV-iii-ii-V-I atau misalnya saya gunakan dalam tangga nada G Mayor:

G-D/F#-Em7-D-C-Am7-D-G dan dalam Nashville Number System

1-5/7-6m7-5-4-2m7-5-1 seperti terdapat pada contoh lagu berikut:

Contoh 18. Dari Semula (S’mua Baik) Oleh: Tommy Widodo & Budy H

Progresi akor dalam kutipan lagu di atas merupakan langkah figured bass yang langkahnya bergerak dari tingkat 1-7-6-5-4-3-2-5-1. Berikut ini bentuk dari harmony shape progresi akor break down:

Dari garis figured bass di atas kita dapat melihat gerak langkah progresi akor turun dan turun, lalu kemudian bergerak naik pada ketukan ketiga di birama keempat. Pola

harmoni yang demikian dimainkan dalam tangga nada yang hanya ‘lazim’ di GBI

Medan Plaza yaitu C-D-E-F-G-A-Bb.

Progresi akor break down juga sering digunakan untuk mengiringi doa berkat (doa pulang) yang dimainkan dengan dinamik yang berangsur-angsur keras, dimulai

oleh piano dan string pad lalu secara perlahan drum dan bas mulai ikut bermain. Progresi akor tersebut akan di ulang-ulang selama doa tersebut masih dipanjatkan.

Ketika doa hampir selesai piano dan string pad kembali bermain lembut namun dengan progresi akor langkah setengah (half step) yang juga dimainkan dengan dinamik yang makin keras (cressendo) secara dramatis.

3. 14. 2. Progresi Akor IV-IV/V-iii-vi-ii-V-I

Progresi akor dengan suspended figured bass pada tingkat sub-dominan dan akor bergerak ke tingkat dominan merupakan pola yang juga sering digunakan dalam

musik di ibadah. Saya merefleksikan progresi akor ini sebagai sebuah gambaran

progresi—saya meminjam istilah yang digunakan Paul Cooper dalam bukunya

penyembahan yang menggunakan progresi akor akan menggunakan warna (color)181 suara yang berbeda seperti string dan French horn. Pemakaian suara-suara tersebut oleh imam musik yang melayani sebagai filler menciptakan suasana yang dramatis. Pola progresi akor ini banyak ditemukan dalam musik-musik populer di

musik Barat, yang beberapa orang mendengarnya sebagai progresi akor yang mellow atau ballad. Dalam lagu penyembahan, progresi akor ini akan dimainkan secara berangsur-angsur semakin keras hingga mencapai titik tertinggi menggunakan

suara-suara string yang dimainkan dengan garis-garis melodi yang diimprovisasi

berdasarkan pola harmoni lagu tersebut. Peranan imam musik sebagai filler yang memainkan warna-warna suara string serta menggunakan akor-akor tujuh dan

sembilan juga nada-nada singgah (passing note) sangat mempengaruhi sebuah lagu penyembahan menjadi lebih terdengar seperti sebuah string orkestra dalam musik

simfoni populer karya-karya David Foster.

Contoh 20. Selidiki Aku (T’lah Kulihat) Oleh: Sari Simorangkir

181

Color merupakan istilah yang digunakan untuk menerangkan penggunaan kombinasi berbagai alat musik.

Dari garis figured bass pada contoh di bawah kita dapat melihat gerak langkah progresi akor, dan pada ketukan ketiga birama kedua figured bass ditahan sedangkan akor bergerak ke dominan.

Contoh 21.

3 14. 3. Progresi Akor I-VIIb-IV/vi-iv/vib-I/V-V-I

Kecenderungan progresi akor ini seakan-akan memberi kesan “klimaks”

dalam sebuah lagu penyembahan, walaupun jika dilihat kontur progresi harmoni

turun (breakdown) dimana akor pada tingkat tonik tiba-tiba turun satu langkah (whole step). Biasanya progresi akor ini tidak langsung dimainkan pada bagian-bagian awal refrain lagu, namun akan dimainkan ketika pukulan drum pada puncak penyembahan (Lihat keterangan pada bab 2 tentang perubahan pukulan drum dalam penyembahan).

Beberapa lagu penyembahan tidak menggunakan progresi akor I-VIIb-vib

-v/vib-I/V-V-I, namun tim musik GBI Medan Plaza sedikit memberi sentuhan

kreativitas terhadap beberapa lagu yang cocok menggunakan progresi akor ini.

Seperti pada lagu di baw

Contoh 22. Agung dan Mulialah NamaMu (NN) ah ini.

Dari garis figured bass pada contoh di bawah kita dapat melihat gerak langkah progresi akor pada birama ke 5, dari tingkat tonik turun satu langkah ke bawah (whole step) kemudian turung setengah langkah (half step) menggunakan akor slash chord hingga ke tingkat dominan dan diakhiri kembali ke tingkat tonik. Seperti pada

Contoh 23. transkrip berikut:

314. 4. Progresi Akor IV-vi-VIIb-V-I

Karakteristik progresi akor IV-vi-VIIb-V-I juga sering ditemukan dan menjadi

sangat familiar dikalangan imam musik dalam pelayanan ibadah. Walaupun

kecenderungan penggunaan progresi akor ini juga tidak selalu di jumpai dalam

sebuah lagu penyembahan, namun sekali lagi beberapa imam musik dan tim musik mengaplikasikan progresi akor ini kedalam banyak lagu pujian dan penyembahan

sebagai bentuk kreativitas. Berikut ini merupakan salah satu contoh lagu

penyembahan yang memiliki progresi akor IV-vi-VIIb-V-I sebagai berikut:

Dari garis figured bass pada contoh di bawah kita dapat melihat gerak langkah progresi akor lagu penyembahan yang sering menggunakan tingkat VIIb sebelum

menuju tingkat dominan dan diakhiri pada tingkat tonik, seperti berikut ini: