• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Matriks SWOT

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

3. Ciri-ciri Indukan Siap Pijah

Tidak semua indukan lele sangkuriang yang berada dalam kolam pemeliharaan induk siap untuk dipijahkan. Induk lele yang dipilih untuk dipijahkan harus memiliki persyaratan tertentu, seperti induk tidak cacat dan sehat, pertumbuhan baik, umur sekurang-kurangnya satu tahun, dan memiliki bobot minimum 1 kg/ekor. Setelah diperoleh induk dengan memperhatikan syarat-syarat seperti dikemukakan di atas, langkah selanjutnya memilih indukan yang benar-benar siap untuk dipijahkan. Induk jantan dan betina memiliki beberapa ciri yang berbeda (Lampiran 3). Berikut ini ciri-ciri induk lele sangkuriang yang siap untuk dipijahkan, baik induk jantan maupun betina.

1. Induk betina

 Perut membesar (gendut) dan jika dipegang terasa lembek.

 Lubang kelamin tampak bulat dan agak mengembang serta berwarna merah jambu

2. Induk jantan

 Alat kelamin panjang dan terlihat jelas  Warna alat kelamin merah jambu 4. Pemijahan Lele Sangkuriang

Pemijahan lele sangkuriang (Lampiran 3) sebaiknya menggunakan teknik alami (tradisional). Alasannya, teknik alami lebih hemat biaya, sederhana, dan mudah dilakukan. Selain itu benih hasil pemijahan alami umumnya jauh lebih unggul dan lebih tahan terhadap penyakit jika dibandingkan dengan pemijahan menggunakan teknik penyuntikan (buatan). Satu hal yang penting, pada pemijahan alami hanya telur yang benar-benar matang yang akan dikeluarkan oleh induk betina. Berbeda dengan pemijahan buatan yang memaksa induk betina mengeluarkan telur, termasuk telur yang belum matang. Selain itu, pemijahan alami berarti menghindari penggunaan obat-obatan kimia, seperti ovaprim, yang biasanya digunakan pada pemijahan buatan.

a. Persiapan kolam pemijahan

Jenis kolam pemijahan yang digunakan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat keberhasilan pemijahan lele sangkuriang. Pembudidaya bisa menggunakan kolam semen (kolam tembok) atau kolam terpal. Hal terpenting yang harus diperhatikan adalah ukuran kolam. Tidak boleh terlalu luas ataupun terlalu sempit. Idealnya, kolam pemijahan berukuran 4x2 meter dengan ketinggian dinding kolam 1 m. Ketinggian air dipertahankan sekitar 25-30 cm (Lampiran 2).

Induk yang digunakan dalam sekali pemijahan dengan ukuran kolam di atas berjumlah enam ekor, terdiri atas dua ekor lele jantan dan empat ekor betina. Berdasarkan pengalaman, pemijahan dengan perbandingan induk seperti itu dapat menghasilkan 120.000 ekor benih dalam satu periode pemijahan. Jumlah tersebut adalah jumlah benih yang berhasil hidup hingga siap dijual.

Dalam pemijahan lele sangkuriang membutuhkan media sebagai tempat lele meletakkan atau menempelkan telur-telurnya. Media ini lazim disebut kakaban umumnya terbuat dari ijuk terbuat dari ijuk yang disusun rapi (Lampiran 2). Kakaban yang digunakan untuk kolam berukuran 4x2 m sebanyak 15-16 buah. Umumnya, masing-masing kakaban berukuran panjang 1,5 m dengan lebar atau

panjang ijuknya sekitar 50 cm. Sebelum digunakan, sebaiknya kakaban dibersihkan terlebih dahulu menggunakan air.

Air yang digunakan untuk kolam pemijahan merupakan air baru dan harus air bersih serta tidak mengandung zat kimia berbahaya, seperti limbah rumah tangga dan limbah pabrik. Di kolam pemijahan, tidak ada perlakuan pencampuran obat herbal atau pengomposan seperti yang dilakukan dalam pengondisian kolam pembesaran.

b. Pelaksanaan pemijahan

Pemijahan (Lampiran 3) diawali dengan membersihkan kolam. Sebaiknya pasang kakaban di dalam kolam pemijahan sebelum kolam diisi air. Bisa juga kakaban dipasang sambil kolam diisi air, tetapi jangan menunggu sampai air terisi penuh. Pasalnya, kakaban harus menempel di dasar kolam. Jika air sudah terlalu tinggi, pemasangan kakaban akan lebih sulit dilakukan.

Susun kakaban secara membujur mengikuti sisi terpanjang kolam pemijahan. Atur berjejer, rapat, dan rapi. Umumnya, pembuatan kakaban menggunakan paku untuk mengunci jepitan bambu terhadap ijuk. Karena itu, usahakan sisi yang terdapat bagian bawah saat kakaban di pasang. Tujuannya, untuk mencegah jangan sampai melukai indukan.

Usahakan tidak ada celah kosong di antara kakaban agarsemua telur menempel di ijuk. Jadi, seluruh dasar kolam harus tertutup kakaban. Agar tidak mengapung, beri pemberat di atas kakaban. Bisa menggunakan batu atau pipa paralon yang diisi adonan semen. Jika menggunakan batu, pilih yang tidak memiliki sisi yang tajam agar tidak melukai indukan lele. Pasalnya, saat berada di kolam pemijahan, indukan lebih banyak bergerak. Usahakan pula, tinggi batu tidak melebihi ketinggian air kolam. Biarkan pengisian air terus berlangsung hingga air kolam setinggi 25-30 cm.

Induk yang sudah diseleksi dan memenuhi syarat untuk diijahkan, dipindahkan dari kolam pemeliharaan induk ke kolam pemijahan. Pemindahan tersebut hendaknya dilakukan dengan hati-hati dan tidak kasar agar tidak menyebabkan induk lele stres. Induk yang mengalami stres akan sulit memijah. Pemindahan induk lele sangkuriang ke kolam pemijahan sebaiknya dilakukan pada sore hari, sekitar pukul empat sore. Ambil induk lele sangkuriang dari kolam

pemeliharaan indukan menggunakan seser, lalu letakkan dalam wadah berupa ember atau bak plastik, sambil menangkap indukan lainnya.

Air kolam pemeliharaan indukan tidak perlu disurutkan meskipun hanya sebagian. Dikhawatirkan, air pengganti dapat mengubah kualitas air yang sudah sesuai dengan kebutuhan hidup lele. Setelah semua indukan tertangkap, bawah wadah berisi indukan dan letakkan di pinggir kolam pemijahan. Masukkan indukan lele sangkuriang ke dalam pemijahan secara hati-hati. Caranya, ambil indukan satu per satu dari ember atau bak plastik menggunakan jaring. Tenggelamkan jaring ke dalam air kolam pemijahan. Biarkan induk keluar sendiri dari jaring.

Jika indukan agak sulit keluar dari seser, bantu dengan cara mendorong tubuh induk dari bawah jaring menggunakan tangan. Lakukan secara perlahan, ulangi cara yang sama untuk memasukkan indukan lainnya. Biasanya, induk lele sangkuriang yang diletakkan di kolam pemijahan akan memijah pada malam harinya. Pada pagi harinya telur-telur akan memenuhi kakaban. Telur-telur tersebut telah dibuahi oleh induk jantan dan siap untuk ditetaskan. Setelah proses pemijahan selesai, induk lele sangkuriang segera dipindahkan kembali ka dalam kolam pemeliharaan induk. Namun, pemindahan tersebut dilakukan setelah telur-telur dipindahkan ke kolam penetasan. Induk yang sudah dipijahkan dapat digunakan kembali setelah 20-30 hari beristirahat.