• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

4.5. Metode Pengolahan Data

4.5.3. Uji Cochran

Durianto (2004) menyatakan bahwa uji Cochran digunakan untuk mengetahui validitas atau menguji nyata hubungan setiap asosiasi yang ada dalam suatu merek. Uji Cochran pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui validitas dan menyeleksi faktor-faktor kompetisi dalam industri restoran tradisional Sunda, sehingga dapat menghasilkan faktor-faktor kompetisi yang valid dalam industri restoran tradisional Sunda menurut perspektif konsumen, non-konsumen, pihak Restoran Gurih 7, dan pesaing. Pengujian Cochran memiliki beberapa langkah, antara lain sebagai berikut.

1) Membuat hipotesis pengujian

Hipotesis pengujian terdiri dari dua hipotesis, yaitu Ho dan H1.

Ho: Kemungkinan jawaban YA adalah sama untuk semua faktor kompetisi H1: Kemungkinan jawaban YA adalah berbeda untuk setiap faktor

kompetisi

2) Menggunakan rumus perhitungan statistik Q

Rumus yang digunakan untuk menghitung statistik Q: Q= C(C-1) ΣCj2- (C-1) N2

CN-ΣRRi

2

Keterangan:

Q = Indeks validitas

C = Jumlah variabel (atribut/ faktor kompetisi) RRi = Jumlah barisan jawaban YA

Cj = Jumlah kolom jawaban YA

N = Total Besar

3) Tolak Ho bila Q> χ2(α, y), y= C-1

Apabila diperoleh Q> χ2(α, y), y= C-1 maka tolak Ho, artinya belum cukup

bukti untuk menerima Ho sehingga diperlukan pengujian tahap dua untuk mengurangi faktor-faktor kompetisi yang diuji dengan melihat pada jumlah Cj terkecil. Sedangkan, apabila diperoleh Q< χ2(α, y), y= C-1 maka terima

Ho,

artinya faktor-faktor kompetisi yang diuji telah valid.

Pada penelitian ini, faktor-faktor kompetisi dalam industri restoran tradisional Sunda yang telah diidentifikasi dan diujikan kepada responden, kemudian diujikan validitasnya dengan menggunakan Uji Cochran. Pada pembagian kuesioner tahap pertama, faktor-faktor kompetisi yang telah diidentifikasi sebelumnya berjumlah 23 faktor. Faktor-faktor ini diujikan kepada responden konsumen dan non-konsumen yang telah ditentukan sebesar 45 responden, yaitu 33 responden adalah konsumen Restoran Gurih 7, tujuh responden adalah konsumen restoran tradisional Sunda selain Restoran Gurih 7, dan lima responden lainnya adalah bukan konsumen restoran tradisional Sunda tetapi memiliki pengetahuan mengenai restoran tradisional Sunda. Informasi yang didapatkan dari kuesioner tersebut diolah dengan menggunakan metode Uji Cochran, yaitu faktor-faktor kompetisi tersebut diseleksi sehingga dihasilkan enam faktor kompetisi dalam industri restoran tradisional Sunda. Keenam faktor tersebut, antara lain citarasa makanan dan minuman, harga yang ditawarkan, keramahan dan kesopanan pramusaji, dekorasi ruangan yang menarik, kenyamanan dan perasaan aman selama berada di dalam restoran, serta kebersihan dan kerapihan restoran. Penjelasan mengenai keenam faktor tersebut secara jelas

akan dibahas pada bab analisis situasi industri restoran tradisional Sunda. 4.5.4. Uji Penilaian Kinerja Restoran terhadap Faktor-Faktor Kompetisi

Penilaian kinerja digunakan untuk menentukan tingkat kinerja perusahaan terhadap faktor-faktor kompetisi pada sumbu vertikal kanvas strategi dengan menggunakan skala ordinal. Pada penelitian ini, responden akan memberikan penilaian berupa skala ordinal dari skala satu untuk tingkat kinerja rendah hingga skala enam untuk tingkat kinerja tinggi. Penilaian responden dengan menentukan nilai terhadap masing-masing faktor tersebut kemudian diakumulasikan dan dirata-ratakan dengan menggunakan rumus berikut.

Rumus nilai rata-rata Qx :

Qx = ΣCj

n Keterangan:

Qx = Rata-rata nilai pada faktor x

ΣCj = Jumlah totak penilaian kinerja faktor x dari seluruh responden

n = Jumlah responden

Hasil dari rataan yang telah dihitung dapat dipetakan ke dalam rentang skala ordinal untuk lebih memperjelas interpretasinya secara tepat, yakni dengan mempertimbangkan informasi interval berikut.

Interval = Nilai tertinggi-nilai terendah = 6 – 1 = 0,833 Banyaknya kelas 6

Setelah mengetahui interval secara tepat, maka interpretasi letak rataan penilaian responden terhadap setiap faktor yang dinilai sebagai berikut.

1) 1,00 – 1,83 = sangat tidak sesuai 2) 1,83 – 2,67 = tidak sesuai

3) 2,67 – 3,50 = cukup tidak sesuai 4) 3,50 – 4,33 = cukup sesuai 5) 4,33 – 5,17 = sesuai 6) 5,17 – 6,00 = sangat sesuai 4.5.5. Kerangka Kerja Enam Jalan

Kerangka kerja enam jalan merupakan pendekatan yang digunakan untuk membuat atau merekonstruksi batasan-batasan pasar sehingga dapat menciptakan samudera biru. Kerangka kerja enam jalan berlaku umum untuk semua sektor

industri dan membantu perusahaan dalam pembuatan ide-ide samudera biru yang tahan lama secara komersil. Enam jalan tersebut merupakan pencermatan terhadap industri alternatif, kelompok strategis dalam suatu industri, rantai pembeli, penawaran produk dan jasa pelengkap, daya tarik emosional-fungsional bagi pembeli, dan waktu. Adapun penjelasan mengenai kerangka kerja enam jalan dapat dilihat pada sub bab merekonstruksi batasan pasar di bab sebelumnya. 4.5.6. Kerangka Kerja Empat Langkah dan Skema Hapuskan-Kurangi-

Tingkatkan-Ciptakan

Kerangka kerja empat langkah digunakan untuk merekonstruksi elemen- elemen nilai pembeli dalam membuat kurva nilai baru. Kerangka kerja empat langkah berfungsi untuk mendobrak dilema atau pertukaran antara diferensiasi dan biaya rendah serta agar bisa menciptakan kurva nilai yang baru. Kerangka kerja empat langkah dapat dilihat dalam Gambar 4.

Kurangi

Faktor-faktor apa yang harus dikurangi hingga

di bawah standar industri?

Hapuskan

Faktor-faktor apa yang harus dihapuskan dari faktor-faktor yang telah

diterima begitu saja oleh industri?

Tingkatkan

Faktor-faktor apa yang harus ditingkatkan hingga

di atas standar industri?

Ciptakan

Faktor-faktor apa yang belum pernah ditawarkan industri sehingga harus diciptakan? KURVA BARU NILAI

Gambar 4. Kerangka Kerja Empat Langkah Sumber: Kim dan Mauborgne (2005)

Pada Gambar 4 terdapat empat pertanyaan dalam kerangka kerja empat langkah. Pertanyaan pertama memaksa perusahaan mempertimbangkan penghilangan faktor-faktor yang sudah lama menjadi ajang persaingan bagi perusahaan-perusahaan yang berada di dalam suatu industri. Pertanyaan kedua memaksa perusahaan untuk mengidentifikasi apakah produk atau jasa mereka selama ini dirancang berlebihan untuk mengikuti irama persaingan dan mengalahkan para pesaingnya. Pertanyaan ketiga mendorong perusahaan untuk menghilangkan kompromi-kompromi yang dipaksakan industri kepada konsumen. Dan selanjutnya, pertanyaan keempat membantu perusahaan menemukan sumber- sumber nilai yang sepenuhnya baru bagi pembeli dan menciptakan permintaan baru serta mengubah pemberian harga strategis industri.

Dengan membahas dua pertanyaan pertama (menghilangkan dan mengurangi), perusahaan bisa mendapatkan pengetahuan mengenai cara untuk menurunkan struktur biaya perusahaan dibandingkan dengan para pesaingnya. Sedangkan dua pertanyaan terakhir (meningkatkan dan menciptakan) memberikan pengetahuan kepada perusahaan mengenai cara meningkatkan nilai pembeli dan menciptakan permintaan baru. Secara bersama-sama, keempat pertanyaan ini memungkinkan perusahaan secara sistematis mengeksplorasi cara perusahaan merekonstruksi elemen-elemen nilai pembeli di sepanjang industri-industri alternatif demi menawari pembeli pengalaman yang baru, sekaligus tetap mempertahankan struktur biaya perusahaan pada tingkat yang rendah.

Dalam penciptaan samudera biru, kerangka kerja empat langkah memiliki alat analisis pelengkap, yaitu skema hapuskan-kurangi-tingkatkan-ciptakan. Skema ini mendorong perusahaan untuk tidak hanya mempertanyakan empat pertanyaan dalam kerangka kerja empat langkah, tetapi juga melakukan tindakan berdasarkan keempat pertanyaan tersebut untuk menciptakan suatu kurva nilai baru. Skema hapuskan-kurangi-tingkatkan-ciptakan dapat dilihat pada Gambar 2. 4.5.7. Rangkaian Strategi Samudera Biru

Perusahaan perlu membangun strategi samudera biru mereka dalam rangkaian utilitas pembeli, harga, biaya, dan pengadopsian. Rangkaian tersebut merupakan rangkaian strategi samudera biru. Rangkain strategi samudera biru dapat dilihat di bawah ini pada Gambar 5.

Tidak- Pikirkan ulang Ya

Utilitas Bagi Pembeli

Apakah dalam ide bisnis Anda terdapat utilitas yang istimewa bagi pembeli?

Tidak- Pikirkan

Ya ulang

Tidak- Pikirkan

Ya ulang

Harga

Apakah harga Anda bisa terjangkau oleh massa pembeli?

Bisakah Anda mencapai biaya sasaran demi meraih laba pada harga strategis?

Biaya

Tidak- Pikirkan ulang

Ya

Apakah hambatan-hambatan pengadopsian dalam mewujudkan ide bisnis Anda?

Apakah Anda sudah menangani hambatan-hambatan itu secara langsung?

Ide Samudera Biru yang layak secara komersil

Pengadopsian

Gambar 5. Rangkaian Strategi Samudera Biru

Sumber: Kim dan Mauborgne (2005)

 

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN