Scene-scene yang merepresentasikan terjadinya humanisme dalam film “?“ yaitu sebagai berikut :
Gambar 14
Scene 21
Gambar 14a Shot 4 Gambar 14b Shot 8
Signifikansi tahap pertama (Denotasi)
Scene dimulai dengan gambar Tan Kat Sun yang memasuki dapur restoran, dia tampak mengambil timun dan menyuruh pegawainya yang sedang memasak untuk segera sholat dan Tan Kat Sun yang akan menggantikannya memasak. Tapi beberapa saat setelah pegawainya bergegas untuk keluar dapur, tiba-tiba Tan Kat Sun jatuh pingsan. Pegawainya menoleh dan kaget lalu berteriak minta tolong. Sontak orang-orang yang berada di restoran tersebut kaget dan segera menuju dapur untuk menolong Tan Kat Sun.
Sosok Tan Kat Sun yang akan memasak dengan menggunakan
pengambilan gambar dilakukan secara Medium Close up. Kemudian
pengambilan gambar beralih ke Long Shot dengan sudut pengambilan gambar high angle dan pencahayaan high key. Audio yang digunakan dalam adegan ini
commit to user
menggunakan efek suara, musik dan dialog. Efek suara yang ada, yaitu bunyi alat-alat masak yang digunakan ketika memasak dan suara langkah kaki orang- orang ketika memasuki dapur. Musik yang ada yaitu backsound dengan nada tinggi. Dialog yang terjadi antara Tan Kat Sun dan pegawainya adalah sebagai berikut :
Tan Kat Sun : “Sudah, biar saya gantikan. Kamu Sholat, sudah waktunya.”
Pegawai : “Iya, Pak.”
Tan Kat Sun : “Cap jay kan?”
Pegawai mengangguk dan bergegas keluar dapur.
Pegawai : “Tolong, tolong, tolong, tolong, tolong.” (sambil mengangkat
kedua tangan ke atas). Menuk menoleh dan memanggil
“Cik”.
Pegawai : “Pak, Tolong, Pak.”
Beberapa orang termasuk Menuk dan istri Tan Kat Sun masuk ke dalam dapur dan segera menolong Tan Kat Sun.
Menuk : “Ayo, angkat, angkat.”
Pegawai : “Ayo, ayo. Bawa masuk.” (sambil mengangkat Tan Kat Sun dengan beberapa orang lainnya)
Signifikansi tahap kedua (Konotasi)
Pada shot pembuka scene ini diawali dengan gambar Tan Kat Sun dan pegawai restoran yang berada di dapur kemudian beralih ke Menuk dan pegawai lain yang tengah melayani pengunjung restoran. Lalu gambar beralih ke Tan Kat
commit to user
Sun yang akan memasak dengan pengambilan gambar secara Medium Close up. Medium Close up mampu menunjukkan bagaimana kondisi Tan Kat Sun yang tampak lelah, karena dengan komposisi ini kita dapat melihat sebuah obyek lebih dekat, sehingga wajah Tan Kat Sun juga dapat terlihat dengan jelas. Kemudian adegan beralih ke Tan Kat Sun yang tiba-tiba jatuh pingsan.
Dengan pengambilan gambar secara Long Shot menampakkan dengan cukup jelas apa yang terjadi di dapur restoran saat itu dimana Tan Kat Sun jatuh terlentang dan pegawainya berteriak minta tolong. Teriakan pegawainya yang minta tolong sontak membuat orang-orang yang ada di restoran waktu itu kaget dan segera menoleh ke arah teriakan suara lalu bergegas menuju dapur. Sesampainya di dapur, orang-orang tersebut tidak diam tetapi langsung menolong Tan Kat Sun. Dengan mengambil sudut pengambilan gambar high angle menunjukkan Tan Kat Sun yang terlihat jatuh tidak berdaya dan kerumunan orang-orang termasuk Menuk dan istri Tan Kat Sun memasuki dapur dan segera menolong Tan Kat Sun. Dengan bekerjasama mereka mengangkat Tan Kat Sun dan segera membawanya ke kamar. Sudut pengambilan gambar high angle yang didukung dengan pencahayaan high key semakin memperjelas adanya humanisme dalam gambar tersebut dimana Tan Kat Sun tengah pingsan dan ditolong oleh orang-orang yang ada di sekitarnya waktu itu. Tindakan ini merupakan humanisme karena dalam menolong seseorang tidak memerlukan akidah agama.
commit to user
Gambar 15Scene 15
Gambar 15a Shot 19 Gambar 15b Shot 24
Signifikansi tahap pertama (Denotasi)
Pada saat jam kerja di restoran, Menuk sedang melayani pembeli. Lalu datanglah suaminya, Soleh. Menuk pun mulai menyuruh pelayan lain untuk menggantikannya dan Menuk segera menghampiri suaminya yang sudah menunggunya di depan restoran. Mereka terlibat dalam pembicaraan, dimana Soleh ingin menceraikannya karena dia merasa tidak bisa menjadi kepala rumah tangga yang baik. Menuk pun merasa sedih dan menangis. Pada gambar 15a dengan pengambilan gambar Medium Shot terlihat istri Tan Kat Sun, Lim Giok Lie melihat kejadian tersebut dan berdiri di belakang Menuk, dia merasa iba kepada Menuk.
Lalu pada gambar 15b beralih ke sebuah ruangan dengan pergerakan kamera Pan diikuti Tilt dan terlihat Lim Giok Lie duduk berdekatan dengan Menuk yang sedang menangis dengan pengambilan gambar secara Medium Close Up. Lim Giok Lie memberikan nasihat pada Menuk yang menangis. Di meja terlihat ada segelas air putih. Kemudian dari belakang terlihat Rika yang
commit to user
diantar oleh seorang perempuan yang membukakan pintu untuk Rika masuk ke dalam ruangan tersebut. Menuk menoleh diambil secara Medium Close Up lalu Rika masuk dan langsung menarik kursi untuk duduk di sebelah Menuk dengan pengambilan gambar secara Medium Shot. Dia mengatakan bahwa dia mengatahui kejadian tadi dari Surya dan Rika menggeser kursinya agar semakin dekat dengan Menuk lalu gambar beralih ke Menuk dan Rika dengan pengambilan gambar secara Medium Close Up. Masih terlihat Menuk yang menangis lalu Rika menghibur serta menasihati Menuk. Kemudian pengambilan gambar berganti secara Medium Shot dimana terlihat Lim Giok Lie dan Rika yang berusaha menghibur Menuk. Rika pun memeluk Menuk.
Pengambilan kedua gambar ini dilakukan secara straight-on angle dan pencahayaan high key. Audio yang digunakan dalam adegan ini menggunakan efek suara, musik dan dialog. Musik yang ada yaitu iringan musik yang terdengar slow saat adegan saat Lim Giok Lie menasihati Menuk. Efek suara yang ada, yaitu bunyi langkah kaki Rika yang datang dan bunyi deret kursi yang digeser oleh Rika. Dialog yang ada terjadi antara Lim Giok Lie, Menuk dan Rika. Dialog yang terjadi antara Lim Giok Lie, Menuk dan Rika adalah sebagai berikut :
Lim Giok Lie : “Itu biasa dalam perkawinan, Nuk. Kamu harus ngerti satu hal, pernikahan itu ibaratnya kapal, yang satu ngedayung, yang satu nunjukin arah. Meski nggak bisa dua-duanya, berdua kan bisa gantian.”
commit to user
Rika : “Aku tau dari Surya tentang Soleh.”
Menuk : (sambil menangis) “Dia minta cerai, mbak.”
Rika : “Tolong jangan masukkan kata-kata itu dalam hidup kamu dan Soleh. Please…Kamu harus kuat biar Soleh juga kuat.”
Signifikansi tahap kedua (Konotasi)
Sesaat setelah pembicaraan Soleh yang meminta cerai kepada Menuk, Lim Giok Lie yang melihat kejadian tersebut berdiri di belakang Menuk, dia merasa iba kepada Menuk. Pengambilan gambar Medium Shot menunjukkan ekspresi Lim Giok Lie yang turut prihatin akan keadaan Menuk. Kemudian dengan pergerakan kamera Pan diikuti Tilt terlihat Lim Giok Lie duduk berdekatan dengan Menuk yang sedang menangis.
Pengambilan gambar secara Medium Shot dan diikuti pergerakan kamera ini semakin menunjukkan bagaimana Lim Giok Lie begitu peduli dan perhatian pada Menuk. Lim Giok Lie memegang bahu Menuk sambil memberikan nasihat pada Menuk yang menangis, terlihat juga di meja ada segelas air putih. Sikap Lim Giok Lie yang memegang bahu Menuk menggambarkan bahwa Lim Giok Lie ingin menghiburnya supaya tidak sedih lagi. Adanya segelas air putih pun menunjukkan adanya perhatian dari Lim Giok Lie kepada Menuk. Sudah menjadi kebiasaan bagi kita kalau ada yang sedih pasti akan segera diberikan minum agar bisa sedikit tenang dan menahan emosi. Kemudian dari belakang terlihat Rika yang diantar oleh seorang perempuan yang membukakan pintu untuk Rika masuk ke dalam ruangan tersebut. Rika masuk dan langsung menarik
commit to user
kursi untuk duduk di sebelah Menuk. Dia mengatakan bahwa dia mengatahui kejadian tadi dari Surya dan Rika menggeser kursinya agar semakin dekat dengan Menuk lalu gambar beralih ke Menuk dan Rika. Pergeseran kursi yang dilakukan Rika juga menunjukkan bahwa dia ingin semakin dekat untuk menghibur Menuk supaya Menuk lebih merasa nyaman.
Rika pun juga menghibur serta menasihati Menuk. Kemudian terlihat Lim Giok Lie dan Rika yang berusaha menghibur Menuk. Rika pun memeluk Menuk dan Lim Giok Lie memegang bahu Menuk. Pelukan serta pegangan bahu yang dilakukan oleh Rika dan Lim Giok Lie kepada Menuk ini bermaksud untuk menghibur Menuk agar tidak sedih lagi serta bentuk ungkapan rasa sayang Lim Giok Lie dan Rika pada Menuk. Nasihat-nasihat yang mereka berikan kepada Menuk pun menggambarkan adanya kepedulian Lim Giok Lie dan Rika pada Menuk. Hal ini merupakan salah satu bentuk humanisme dimana kepedulian terhadap sesama tidak perlu memandang adanya akidah agama tetapi berdasarkan sisi kemanusiaan. Dan ini semakin diperjelas dengan adanya kode- kode sinematik yang terdapat dalam gambar. Musik bernada slow dan pencahayaan high key semakin mendukung suasana haru yang terdapat dalam gambar itu dimana sangat terlihat Lim Giok Lie dan Rika yang sangat peduli pada Menuk.
commit to user
Gambar 16Scene 46 Shot 3
Signifikansi tahap pertama (Denotasi)
Pada gambar 16 ini dimulai dengan pengambilan gambar secara Close Up dimana terlihat Surya yang sedang meniup lilin berbentuk angka 30 di atas roti tart. Kemudian pengambilan gambar beralih secara Medium Shot yang memperlihatkan Rika, Surya dan Abi duduk mengelilingi sebuah meja yang terdapat roti tart. Mereka tertawa dan Rika serta Abi bertepuk tangan. Audio yang digunakan dalam scene ini adalah musik bernada slow.
Signifikansi tahap kedua (Konotasi)
Dimulai dengan pengambilan gambar secara Close Up dimana terlihat Surya yang sedang meniup lilin berbentuk angka 30 di atas roti tart. Pengambilan gambar secara Close Up memperlihatkan ekspresi Surya saat meniup lilin dan menunjukkan bahwa Surya sudah berumur 30 tahun. Peniupan lilin yang diikuti tepuk tangan Rika dan Abi menunjukkan bahwa mereka bertiga sedang merayakan ulang tahun Surya. Kemudian gambar beralih yang
commit to user
memperlihatkan Rika, Surya dan Abi duduk mengelilingi sebuah meja yang terdapat roti tart dan di belakangnya tampak ada sebuah pohon natal terpajang. Itu memperlihatkan mereka berada di rumah Rika. Pengambilan gambar secara Medium Shot memperjelas adanya keakraban dan kebahagiaan di antara Rika, Abi, dan Surya saat bersama. Mereka tertawa bersama dan sangat menikmati suasana saat itu merupakan salah satu bentuk humanisme.
Gambar 17 Scene 48
Gambar 17a Shot 58 Gambar 17b Shot 60
Signifikansi tahap pertama (Denotasi)
Pengambilan gambar secara Long Shot digunakan pada gambar 10a dimana memperlihatkan Soleh yang tengah berlari dari dalam Gereja dengan membawa satu kotak dus berwarna coklat. Soleh berlari sambil berteriak, “Awas, Ini Bom. Bom.” Tindakan Soleh ini membuat polisi serta anggota Banser lainnya yang ada di sekitar Gereja juga ikut panik dan berlarian menyelamatkan diri mereka masing-masing. Lalu pada gambar 17b memperlihatkan ekspresi Soleh yang tengah memeluk sebuah kotak dus tadi
commit to user
yang berisikan bom dengan pengambilan gambar secara Close Up. Audio yang digunakan adalah dialog Soleh, musik, dan efek suara.
Signifikansi tahap kedua (Konotasi)
Kedua gambar di atas saling berhubungan, dimana gambar 10a ditunjukkan Soleh yang tengah berlari dari dalam Gereja dengan membawa kotak dus berisikan bom. Pengambilan gambar secara Long Shot dengan maksud menunjukkan ekspresi kepanikan yang dirasakan Soleh ketika membawa bom yang juga menyebabkan polisi serta Banser yang lain ikut panik dan bingung harus bertindak apa. Soleh yang menemukan pertama kali bom tersebut akhirnya mengambil tindakan dengan membawa bom itu ke luar Gereja. “Awas, Ini Bom. Bom”. Lalu kamera pun beralih menjadi Close Up yang memperlihatkan ekspresi Soleh saat memeluk bom tersebut. Soleh tampak mengernyutkan alis serta raut mukanya terlihat takut. Kemudian terdengarlah suara bom yang meledak. Audio yang digunakan adalah dialog Soleh, musik, dan efek suara, yaitu suara bom meledak. Musik yang terkesan menegangkan semakin memperjelas situasi di sekitar Gereja tersebut.
Tindakan Soleh yang membawa lari bom bersamanya ini merupakan salah satu tindakan toleransi umat Islam terhadap umat Katolik. Soleh yang menjadi anggota Banser NU baru pertama kali ini menjaga keamanan Gereja dan dia sangat bertanggung jawab dalam pekerjaannya hingga mau ambil resiko untuk mengorbankan nyawanya sendiri demi keselamatan orang lain tanpa memandang agama, suku, dan ras. Tindakan Soleh dalam film ini terinspirasi
commit to user
dari kisah nyata, dimana dalam kehidupan sebenarnya banser ini bernama Riyanto yang tinggal di daerah Mojokerto. Dia rela mengorbankan dirinya demi melindungi Gereja dari ancaman bom pada Natal tahun 2000. Dalam scene ini, Hanung Bramantyo melukiskan ketulusan jiwa seorang Banser NU yang digambarkan melalui Soleh yang memerankan tokoh sebagai Banser dan ia berani membawa keluar bom dari dalam Gereja.
Mitos Humanisme :
Dalam gambar 14 sampai 17 ini menunjukkan adanya persamaan humanisme yang ditunjukkan antar sesama. Pada gambar 14a dan 14 b dimana Tan Kat Sun yang tengah memasak tiba-tiba jatuh pingsan di dapur dan kemudian beberapa orang datang menolongnya. Scene ini juga mewakili situasi dalam kehidupan kita sehari-hari. Dalam pergaulan kita baik di tengah keluarga maupun masyarakat kita kerapkali menolong sesama, memberikan bantuan bagi yang membutuhkan tanpa memandang latar belakang orang yang ditolong. Manusia yang tercipta sebagai makhluk sosial memang tidak bisa dipisahkan dari orang lain, mereka tidak bisa hidup sendiri. Karena itu adanya humanisme sangat dibutuhkan dalam kehidupan.
Dalam gambar 15a dan 15b humanisme tampak pada saat Rika dan Lim Giok Lie yang menghibur dan menasihati Menuk saat Menuk menghadapi masalah. Pelukan dan kata-kata dari Rika dan Lim Giok Lie merupakan wujud kepedulian dan kasih sayang mereka kepada Menuk. Humanisme juga tampak pada gambar 17a dan 17b dimana Soleh yang membawa bom keluar dari Gereja.
commit to user
Dia mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan umat Katolik pada saat mengikuti ibadah Malam Natal.
Humanisme lebih melihat berdasarkan unsur kemanusiaan bagaimana kita mengasihi sesama manusia. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Muhammad Muhyidin yang mengatakan humanisme mengingatkan “jangan lupakan nasib orang lain”, humanisme mengingatkan bagaimana mencintai dan mengasihi orang-orang.72 Hubungan humanis adalah hubungan saling mengasihi, kasih sayang antara sesama manusia tanpa memandang asal usul latar belakang.
72
commit to user
118
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Film “ ? “ merupakan film yang memberikan gambaran tentang terjadinya pluralisme dalam kehidupan sehari-hari antara tiga keluarga yang hidup berdampingan dengan segala perbedaan etnis dan agama di sebuah area dekat Pasar Baru, Semarang. Permasalahan pluralisme dalam film ini terjadi di antara berbagai macam agama, yaitu Islam, Katolik, dan Kong Hucu. Lambang-lambang yang dipakai untuk menggambarkan bagaimana pluralisme yang direpresentasikan dalam film “ ? “ ditunjukkan dengan berbagai scene yang menggambarkan adanya perbedaan dalam hubungan personal antara seseorang dengan Tuhan sesuai dengan ajaran agama dan keyakinan orang tersebut dan bagaimana hubungan seseorang dengan penganut agama lain.
Setelah melakukan analisis pada scene-scene terkait dengan menggunakan metode semiotika Roland Barthes mengenai terjadinya pluralisme dalam film “ ? “ karya Hanung Bramantyo, penulis pada kesimpulan. Kesimpulan berikut ditarik dari analisis yang telah dilakukan : 1. Representasi pluralisme yang terjadi dalam film “ ? “ digambarkan melalui
dua aspek, yaitu :
Toleransi Beragama, dalam film ini Tan Kat Sun yang mengingatkan Menuk untuk menjalankan sholat di tengah waktu kerjanya. Surya yang
commit to user
beragama Islam memerankan Yesus saat drama perayaan Malam Jumat Agung di Gereja.
Humanisme, dalam film ini Soleh sebagai anggota banser NU mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan penganut agama Katolik dari bom pada hari raya Malam Natal di Gereja. Saat Lim Giok Lie dan Rika menghibur Menuk ketika tengah mengalami konflik dengan Soleh. 2. Film “ ? “ ini ingin menunjukkan bahwa penganut agama Islam lebih bersikap toleran daripada penganut agama lain, dalam hal ini Kristiani dan Kong Hucu. Hal ini terlihat dari adanya scene-scene dalam film dimana apa yang dilakukan seorang Kristiani maupun penganut Kong Hucu kepada pemeluk agama lain tidak sebanding dengan apa yang dilakukan seorang Muslim. Di dalam film ini Tan Kat Sun pemeluk Kong Hucu yang mengingatkan Menuk untuk menjalankan sholat tepat waktunya seolah tidak ada artinya dibanding dengan apa yang telah dilakukan Surya yang memerankan Yesus dalam drama Malam Natal di Gereja. Begitu juga saat Rika pemeluk Katolik yang selalu mendukung Abi untuk memperdalam agama Islam tidak sebanding dengan pengorbanan Soleh yang menyelamatkan umat Katolik dari bom saat perayaan Malam Natal di Gereja. Dua contoh di atas semakin memperjelas bahwa film tersebut ingin menunjukkan toleransi yang dilakukan pemeluk Islam lebih besar nilainya dibanding toleransi yang dilakukan pemeluk Kristiani maupun Kong Hucu.
commit to user
B. SARAN
Sebagai akhir dari penelitian ini, peneliti menyampaikan saran :
Keanekaragaman interpretasi dalam melihat sesuatu sangat
memungkinkan. Hal ini bergantung pada teori yang dipakai sebagai acuan. Penulis berharap akan ada penelitian lain yang sejenis sebagai pembanding yang tidak menutup kemungkinan akan menghasilkan interpretasi yang berbeda pula sehingga akan semakin memperkaya pengetahuan mengenai semiotika film.