• Tidak ada hasil yang ditemukan

commit to user 2.Kru dalam Film “ ? ”

ANALISIS DATA

1. Toleransi Beragama

Scene-scene yang merepresentasikan terjadinya toleransi beragama dalam film “?“ yaitu sebagai berikut :

Gambar 1

Scene 3 Shot 8

Signifikansi tahap pertama (Denotasi)

Scene dimulai dengan pengambilan gambar dimana Tan Kat Sun dan seorang pegawainya laki-laki sedang memasak di dapur restoran Cina Canton. Pada adegan itu Tan Kat Sun mengingatkan Menuk, pegawainya yang beragama Islam untuk menjalankan sholat karena sudah waktunya.

Pengambilan gambar secara Medium Shot (MS), straight-on angle dan pencahayaan high key.Audio yang digunakan dalam adegan ini menggunakan efek suara dan dialog. Efek suara yang ada, yaitu bunyi suara telur dikocok. Dialog yang terjadi antara Tan Kat Sun dan Menuk adalah sebagai berikut:

commit to user

Tan Kat Sun : “Eh, yang lain udah pada sholat tuh. Kamu sholat dulu.” Menuk mengangguk.

Signifikansi tahap kedua (Konotasi)

Pada shot pembuka scene ini diawali dengan gambar Tan Kat Sun dan pegawai restoran yang telihat sedang memasak di dapur restoran. Saat itu Tan Kat Sun berkata kepada Menuk, “Eh, yang lain udah pada sholat tuh. Kamu sholat dulu”. Dalam hal ini, Tan Kat Sun mengingatkan Menuk untuk tetap melakukan ibadah sholatnya walau sedang bekerja. Menurut peneliti, adegan ini menunjukkan bahwa Tan Kat Sun memberi kebebasan dan menghargai Menuk untuk menjalankan sholat dengan tidak mengganggu ibadah yang dilakukan oleh Menuk.

Sholat merupakan salah satu ibadah wajib yang harus dilakukan oleh umat Islam lima kali dalam sehari semalam. Dalam melakukan sholat, seorang Muslim harus dengan khusuk dan berkonsentrasi untuk membaca bacaan sholat. Tan Kat Sun, pemilik restoran Cina Canton yang beragama Kong Hucu tidak melarang pegawainya yang beragama Islam untuk menjalankan ibadah tapi malahan dia mengingatkan untuk jangan lupa menjalankan ibadah tepat waktu sesuai agama masing-masing. Dengan mengingatkan ini, Tan Kat Sun berarti mengakui keberadaan agama lain dan menghargainya. Adegan ini memperjelas adanya toleransi beragama.

Pengambilan gambar secara Medium Shot (MS) menggambarkan suatu interaksi yang rukun dan saling menghargai antar pemeluk agama yang berbeda,

commit to user

yaitu antara Tan Kat Sun yang beragama Kong Hucu dan Menuk yang beragama Islam. Sudut pandang kamera secara straight-on angle dimana pengambilan gambar melihat obyek secara lurus digunakan agar penonton dapat melihat jelas suatu interaksi yang saling menghargai antar beragama, sehingga memperoleh kesan toleransi beragama. Menuk merasa dihargai, karena dirinya diingatkan dan diberikan kesempatan untuk menjalankan sholat di tengah waktu kerjanya. Sementara itu bagi Tan Kat Sun, dengan mengingatkan Menuk untuk menjalankan kewajiban sholatnya cukup memberi pengertian bahwa antar pemeluk beragama harus saling menghargai.

Scene 13

Gambar 2a Shot 15 Gambar 2b Shot 17

Signifikansi tahap pertama (Denotasi)

Scene ini dimulai dengan gambar Tan Kat Sun yang telihat sedang menunjukkan perbedaan mengenai alat masak di restoran Cina miliknya, yaitu pisau yang sengaja dibedakan antara pisau untuk memasak babi dan non babi pada anaknya bernama Hendra dengan pengambilan gambar secara Medium

commit to user

Long Shot dan straight-on angle seperti pada gambar 2a. Pada gambar 2b merupakan adegan dimana Tan Kat Sun tengah menunjukkan alat masak sodet yang digantung dan sengaja dibedakan antara menggoreng babi dengan non babi dengan pengambilan gambar Medium Close Up (MCU) dan low angle. Audio yang digunakan dalam adegan ini menggunakan efek suara dan dialog. Efek suara yang ada, yaitu bunyi ketika pisau diletakkan kembali ke wadahnya. Dialog yang ada terjadi antara Tan Kat Sun dan Hendra adalah sebagai berikut: Tan Kat Sun : “Ini pisau yang ada tandanya buat motong babi (sambil

meletakkan kembali pisau ke tempatnya). Yang ini bukan babi (sambil memegang pisau yang tak ada tandanya). Sodet. Nah, sodet menggoreng juga harus beda. Ini yang merah ya ini buat babi, ini yang bukan babi (sambil menunjukkan sodet yang ada tanda merah dan tidak).”

Signifikansi tahap kedua (Konotasi)

Pada shot pembuka scene ini diawali dengan gambar Tan Kat Sun yang telihat sedang menunjukkan pada Hendra perbedaan mengenai pisau yang sengaja dibedakan antara pisau untuk memasak babi dan non babi dengan pengambilan gambar secara Medium Long Shot dan straight-on angle agar pisau yang sedang ditunjukkan Tan Kat Sun yang dipegangnya dapat terlihat jelas oleh penonton. Penunjukan perbedaan pisau yang ada tandanya untuk memotong daging babi dan yang tidak ada tandanya untuk memotong bukan babi. Hal ini semakin mempertajam adanya toleransi beragama yang dirasakan oleh Tan Kat

commit to user

Sun. Sebagai pemilik restoran Cina yang terkenal dengan masakan babi yang haram bagi umat Muslim tapi Tan Kat Sun yang beragama Kong Hucu masih menghargai umat Muslim dengan memasak makanan dari non babi dan sampai alat masaknya pun dibedakan. Diketahui disini bahwa Hendra adalah anak dari Tan Kat Sun dan Tan Kat Sun berniat untuk mengajari Hendra memasak karena Tan Kat Sun ingin kelak restorannya dikelola oleh anaknya sendiri.

Kemudian gambar kembali kepada scene dimana Tan Kat Sun tengah menunjukkan alat masak sodet yang digantung di atas dengan pengambilan gambar Medium Close Up (MCU) yang semakin mempertajam adanya toleransi beragama dimana penunjukan perbedaan alat masak sodet antara menggoreng babi dengan non babi tergambar secara jelas pada gambar ini. Dalam gambar ini aktivitas diperlihatkan lebih detail lagi dengan memperlihatkan gerakan Tan Kat Sun ketika menunjukkan alat masak sodet, dalam rangka menjelaskan perbedaan alat masak sodet untuk menggoreng babi dan non babi. Sodet untuk menggoreng babi dibedakan dengan mengkaitkan kain berwarna merah pada tangkainya dan sodet yang biasa tanpa ada kain merah untuk menggoreng bukan babi. Adegan ini semakin memperjelas adanya toleransi yang dilakukan Tan Kat Sun kepada umat Muslim.

Perbedaan alat masak yang digunakan untuk memasak babi dan non babi menunjukkan toleransi antar umat Kong Hucu terhadap umat Muslim. Pengambilan gambar Medium Close Up dalam gambar ini digunakan karena dengan komposisi ini kita dapat melihat sebuah obyek lebih dekat, sehingga alat masak sodet yang sedang ditunjukkan juga dapat terlihat dengan jelas dan

commit to user

didukung dengan adanya sudut pandang kamera secara low angle yang semakin menjelaskan bahwa sodet tersebut digantung di atas dalam dapur restoran Cina Canton.

Scene 16

Gambar 3a Shot 33 Gambar 3b Shot 34

Gambar 3c Shot 35

Signifikansi tahap pertama (Denotasi)

Setelah dari restoran Tan Kat Sun, Rika sampai di rumah dan menemukan anaknya yang bernama Abi mengurung diri di dalam kamar. Rika yang khawatir terhadap anaknya mengetok pintu kamar Abi sambil memanggil- manggil nama Abi. Tapi Abi tetap tidak mau keluar kamar. Rika pun akhirnya berhenti mengetok pintu lalu dia berbalik dan berdiri di dekat pintu kamar Abi. Dengan pengambilan gambar secara Long Shot dan pergerakan kamera beralih

commit to user

ke Tilt yang menunjukkan adanya salib yang dipasang di dinding di atas Rika berdiri saat itu. Kemudian gambar beralih ke sebuah kertas yang tertempel di pintu dimana pada kertas tersebut terdapat gambar Masjid lalu gambar seorang anak dan Ibu yang bergandengan tangan di kertas lainnya dan di bawah gambar anak ada tulisan “abi”, di bawah gambar Ibu ada tulisan “mama” diikuti pergerakan kamera secara Tilt dan diambil secara close up. Kemudian beralih ke gambar seorang anak dan di sekelilingnya terdapat gambar bintang-bintang serta tulisan “abi” sebanyak empat tulisan. Di samping gambar itu terdapat foto seorang anak tersenyum yang sedang duduk di atas bola basket. Di atasnya terdapat tulisan dari bahasa Arab. Kemudian gambar beralih ke Rika dengan latar belakang kertas-kertas yang berisikan gambar-gambar tadi dan foto yang tertempel di pintu kamar Abi dengan pengambilan gambar secara Medium Shot. Audio yang digunakan dalam adegan ini menggunakan musik bernada slow.

Signifikansi tahap kedua (Konotasi)

Setelah Rika tidak berhasil membuat Abi keluar kamar, dia berdiri di samping pintu kamar Abi dengan pengambilan gambar secara Long Shot. Pengambilan gambar ini dapat menunjukkan bagaimana suasana lingkungan dari rumah Rika tersebut dan dapat diketahui bagaimana perasaan hatinya saat itu. Dari raut muka Rika tergambar dengan jelas bahwa dia sedang panik, bingung, khawatir karena Abi yang mengurung diri di dalam kamar. Sebagai seorang Ibu sudah sewajarnya bila dia bersikap seperti itu. Seorang Ibu tidak ingin terjadi sesuatu pada anaknya, tidak ingin anaknya terluka dan bahkan Ibu pun juga bisa

commit to user

ikut merasakan kesedihan ketika anaknya sedang sedih. Lalu kamera bergerak ke arah atas (Tilt) yang menunjukkan terdapat salib yang menempel di dinding di atas Rika berdiri. Kemudian kamera bergerak beralih ke gambar Masjid lalu gambar seorang anak dan Ibu yang bergandengan tangan dan di bawahnya terdapat tulisan “abi dan mama”. Setelah itu kamera beralih ke tulisan bahasa Arab. Semua gambar dan tulisan ini tertempel di pintu kamar Abi.

Penunjukan salib dan gambar-gambar tersebut dengan pergerakan kamera ke arah atas (Tilt). Kode sinematografis inilah yang menunjukkan toleransi beragama. Hal ini ditunjukkan dalam teknik kamera yang bergerak (Tilt). Gerakan kamera yang tidak diam menciptakan suasana toleransi di dalam rumah Rika. Adanya shot yang menunjukkan salib serta kertas-kertas bergambarkan masjid maupun tulisan Arab menunjukkan bahwa meskipun ada perbedaan agama dalam satu atap rumah tapi itu tidak menghalangi Rika dan Abi hidup dalam suasana toleransi dan penuh kerukunan. Sementara itu musik slow menunjukkan kegelisahan yang dirasakan Rika.

commit to user

Dokumen terkait