Gambar 6a dimulai dengan pergerakan kamera secara Pan yang mengikuti pergerakan Surya dari jalan sampai masuk ke teras rumah Rika. Pergerakan kamera secara Pan digunakan untuk menunjukkan sikap Surya terhadap lingkungan sekitarnya hingga masuk ke rumah Rika. Saat Surya mau memasuki rumah Rika, dia mengucapkan salam terlebih dulu dengan mengucapkan, “Assalamu'alaikum”. Lalu Rika pun menyambut kedatangan Surya dan membalas ucapan salamnya Surya tadi dengan mengucapkan, “Walaikumsalam”. Walaupun Rika beragama non Islam, tapi dia tetap menghargai orang-orang yang beragama Islam. Lalu Rika mengucapkan selamat Idul Fitri kepada Surya dan mempersilakan Surya masuk rumah. Hal ini menunjukkan bahwa Rika bertoleransi dengan sesamanya yang berbeda agama. Walaupun Idul Fitri bukan perayaan agamanya Rika, Rika tidak segan untuk mengucapkan hari raya agama lain.
Kemudian setelah mereka berdua memasuki rumah Rika, Surya disambut Abi yang saat itu juga memakai baju koko (baju Muslim) lengkap dengan topi pecinya. Baju Muslim yang dikenakan Abi juga menandakan bahwa Rika tidak melarang anaknya memakai baju koko dan merayakan Idul Fitri tetapi Rika tetap menghargai pilihan anaknya sendiri walau tidak sama dengannya. Dengan pergerakan kamera secara Track Forward dimana pergerakan kamera secara maju semakin mempertajam adegan toleransi beragama yang dilakukan Rika terhadap Surya dan Abi. Pergerakan kamera secara Track Forward seolah ingin menunjukkan secara lebih detail situasi dalam gambar tersebut. Adanya
commit to user
beberapa toples yang berisi cemilan makanan bukanlah hal yang asing saat perayaan Idul Fitri meskipun Rika, sang pemilik rumah beragam non Islam. Ini juga memperlihatkan bahwa Rika sangat menghargai pemeluk agama lain dengan cara menjamu tamu-tamunya dengan baik. Dengan pengambilan gambar secara Long Shot menunjukkan bahwa mereka bertiga terlihat sangat akrab satu sama lain. Perbedaan agama di antara mereka tidak menghalangi mereka untuk bersilahturahmi. Audio yang digunakan dalam gambar 6a dan 6b adalah dialog dan efek suara. Dialog yang terjadi antara Rika, Surya, dan Abi. Efek suara yang timbul adalah suara langkah kaki Surya saat menuju rumah Rika, suara langkah kaki Abi saat menghampiri Surya, suara ayam berkokok, dan suara penutup toples cemilan ketika dibuka.
Menurut peneliti adegan ini juga merupakan pesan bagi umat Islam bahwa sebaiknya momen Idul Fitri dijadikan suatu ajang untuk bersilaturahmi dan saling memaafkan bukan hanya kepada sesama umat Islam tetapi juga kepada umat beragama lain agar tercipta suatu persaudaraan dan perdamaian. Di dalam Islam menjalin dan menjaga silaturahmi sangat penting dan diharuskan. Seperti yang tertera pada Surat An-Nisa’ ayat 1 yang mengatakan :
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu” (Surat An-Nisa' (4): Ayat 1)66
66
Surat An – Nisa’ Ayat 1 s.d 10
(http://artiquran.wordpress.com/2011/02/07/surat-an-nisa-ayat-1-s-d-10/ diakses pada tanggal 15 Februari 2012, 17.16 WIB).
commit to user
Ayat di atas menjelaskan mengenai pentingnya silaturahmi bersama pesan takwa kepada Allah. Secara tersirat ayat itu menunjukkan bahwa silaturahmi merupakan suatu bentuk ketakwaan dan umat Islam diharuskan untuk menjalin dan menjaga tali silaturahmi. Karena dengan silaturahmi akan mempererat persaudaraan dan terwujudnya perdamaian.
Menurut peneliti, dalam scene ini terlihat bahwa perbedaan di antara mereka bukanlah penghalang untuk saling bertoleransi pada saat hari besar agama. Adegan tersebut juga memperlihatkan bahwa Rika mematuhi apa yang diajarkan oleh Yesus Kristus untuk bertoleransi terhadap pemeluk agama lain. Ajaran tersebut tertuang dalam beberapa ayat dalam Alkitab seperti dalam Injil Markus 12:30-31 dan 3 Yohanes 1:5, sebagai berikut :
"Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama daripada kedua hukum ini" (Markus 12:30-31)
“Saudaraku yang kekasih, engkau bertindak sebagai orang percaya, dimana engkau berbuat segala sesuatu untuk saudara-saudara, sekalipun mereka adalah orang-orang asing” (3 Yohanes 1:5)67
Ayat-ayat di atas begitu universal, penuh kasih dan kedamaian. Dengan ayat itu, umat Kristiani diingatkan untuk selalu mengasihi sesama manusia seperti dirinya sendiri tanpa pandang bulu bahkan terhadap orang asing sekalipun. Menurut peneliti, adegan dalam scene tersebut juga merupakan pesan bagi umat Islam dan Kristiani untuk tetap menghargai perbedaan dan bertoleransi terhadap umat
67
commit to user
beragama lain yang sedang menjalankan hari raya agar tetap terwujud kehidupan yang rukun dan damai.
Gambar 7
Gambar 7a Scene 34 Shot 2 Gambar 7b Scene 48 Shot 2
Signifikansi tahap pertama (Denotasi)
Pada gambar 7a memperlihatkan Menuk sedang memberikan nasi kardus pada para pemain drama Malam Jumat Agung di Gereja termasuk Surya. Audio yang digunakan adalah dialog, musik, dan efek suara. Dialog yang terjadi antara Menuk dengan Surya pada gambar 7a sebagai berikut :
Menuk : “Mbak, Mas, ini buat setelah selesai drama ya” (sambil memberikan beberapa nasi kardus diletakkan di atas meja).
Surya : (mengambil satu nasi kardus). Menuk : “eh mas, mas, puasa”.
Surya : “Saya kan nggak”.
Pada gambar 7b ini terlihat Menuk dan dua orang pegawai lainnya mempersiapkan konsumsi yang akan dibagikan pada saat Malam Natal di
commit to user
Gereja. Audio yang digunakan adalah musik dan dialog. Dialog yang terjadi antara Menuk dengan salah satu pegawainya yang bernama Mbak Diah :
Menuk : “Mbak Diah, ini di ruang drama ada 10 orang.” Mbak Diah : (mendengarkan sambil mencatat)
Pengambilan gambar secara Medium Shot, straight-on angle dan pencahayaan high key.
Signifikansi tahap kedua (Konotasi)
Sebagai pelayan restoran Cina milik Tan Kat Sun, Menuk yang beragama Islam dan memakai jilbab sangat bertanggung jawab atas pekerjaannya. Hal ini terbukti dari sikap Menuk ketika memberikan konsumsi pada para pemain drama Malam Jumat Agung dan Malam Natal di Gereja. Menurut peneliti, Menuk yang dengan senang hati dan ikhlas mau membagi- bagikan konsumsi saat adanya perayaan di Gereja mencerminkan bahwa Menuk menunjukkan sikap toleransinya terhadap mereka yang saat itu sedang perayaan di Gereja.
Walaupun Menuk seorang Muslim, tetapi di sini terlihat dia tidak memandang rendah dan menghormati hari raya non Muslim. Hal yang dilakukan Menuk tersebut sesuai dengan ajaran Islam yang memerintahkan umatnya untuk bertoleransi. Bagi sebagian orang umat Islam apalagi orang tersebut berjilbab ketika memasuki Gereja masih dipandang kurang baik. Tetapi Menuk tidak menghiraukan itu semua, yang penting dia bisa melakukan pekerjaannya dengan penuh tanggung jawab dan selesai dengan lancar.
commit to user
Pengambilan gambar secara straight-on angle dan didukung
pencahayaan high key memperlihatkan bagaimana tangggung jawab Menuk akan pekerjaannya serta menunjukkan toleransi Menuk pada mereka yang
beragama Katolik. Pengambilan gambar secara Medium Shot semakin
menunjukkan sikap menuk yang sangat menghargai para pemeluk agama Katolik.
Gambar 8
Gambar 8a Scene 35 Shot 46 Gambar 8b Scene 35 Shot 48