• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. USULAN PROGRAM KATEKESE UMAT MODEL

E. Persiapan Pendampingan Katekese

2. Contoh Persiapan Pendampingan Iman dengan Bentuk Wisata

1) Pelaksana : Sr. Theresia, SMFA

2) NIM : 041124002

3) Tema : Menjadi MUDIKA yang pantang menyerah

4) Tujuan : Kaum muda menyadari dan memahami bahwa mereka

mau berusaha untuk tidak mudah menyerah, mandiri dan kreatif sehingga mampu memberikan kesaksian hidup di tengah kaum muda, Lingkungan dan masyarakat.

5) Peserta : MUDIKA Lingkungan Santo Andreas, Lingkungan

Santo Don Bosco dan Lingkungan Santo Simon Rasul 6) Tempat : Gua Maria Sendang Sono, Kulon Progo

7) Hari / Tanggal : Minggu, 22 Juni 2008

8) Waktu : 08.00 – 14.30 WIB

9) Model : Shared Christian Praxis (SCP)

10) Metode : Sharing, menyanyi, dinamika kelompok, pleno, jalan

salib, penyampaian informasi, refleksi. 11) Sarana : Kitab Suci, buku renungan, jalan salib, load speaker,

kertas hvs, spidol, teks lagu, gitar, lilin, korek api. 12) Sumber Bahan : ØBergant, Dianne & Karris, Robert. (Ed.). (2002a).

Tafsir Alkitab Perjanjian Baru. (A.S. Hadiwiyata, Lembaga Biblika Indonesia, Penerjemah).Yogyakarta: Kanisius.

ØHermanto Riyadi, F. (2005). Koleksi Aneka Bahan Retret dan Rekoleksi. Manuskrip yang berisi kumpulan Bahan-bahan Retret dan Rekoleksi. Oleh para Frater SCJ untuk tim pemberi Retret di Kaliurang: Yogyakarta. hh. 62-63 dan 97.

ØPerhimpunan Pendidikan dan Pengajaran Kristen PETRA. Tanpa tahun penerbitan.. Puji-pujian bagi Tuhan. Kumpulan lagu- lagu yang diterbitkan untuk kalangan sendiri oleh Dewan Pengurus Perhimpunan Pendidikan dan Pengajaran Kristen PETRA. Surabaya. hh. 112 dan 113.

ØKarya Kepausan Indonesia. (2003). Kumpulan Lagu Anak-anak: Hatiku Penuh Nyanyian. Jakarta: KKI. h. 24.

ØSekretariat Keuskupan Agung Jakarta. (Ed). (2002). Kumpulan Lagu- lagu Pilihan: Gita Ria. Untuk kalangan sendiri. Jakarta: Sekretariat Keuskupan Agung Jakarta. hh. 35 dan 38.

b. Pemikiran Dasar

Dalam kenyataan hidup manusia, suasana persaudaraan, kegembiraan, kedamaian dan sukacita adalah suatu dambaan semua insan di muka bumi ini. Untuk menemukan situasi seperti di atas merupakan sebuah perjuangan, dan setiap orang berusaha dengan berbaga i upaya untuk melakukannya lewat kelompok persahabatan, pencinta kedamaian, aktif di kegiatan Gereja, kelompok peziarahan hidup, dll. Mereka bersama-sama

mempunyai visi dan misi demi sebuah situasi yang teduh dalam kehidupan bersama. Namun ternyata hal ini tidak mudah untuk dapat dipikirkan, direncanakan dan dilaksanakan oleh manusia, justru seringkali yang dialami adalah kemalasan, kejenuhan, ketakutan, kecemasan dan kebingungan.

MUDIKA Lingkungan Santo Andreas, Lingkungan Santo Don Bosco dan Lingkungan Santo Simon Rasul juga mengalami hal yang sama; sebagai kaum muda Katolik, mereka juga memiliki kesulitan tersendiri. Dalam menempuh peziarahan hidup, mereka mengalami adanya kendala untuk aktif kembali menghidupkan MUDIKA yang lama vakum karena kaum tua masih cukup dominan sehingga mudika kurang leluasa bergerak, juga kurangnya regenerasi. Akibatnya MUDIKA meraba-raba apa yang dapat mereka lakukan supaya tetap dapat melanjutkan pendampingan iman yang sudah dimulai oleh generasi sebelumnya. Oleh karena itu MUDIKA mengadakan wisata rohani. Harapannya melalui jalan salib panjang yang mereka lakukan, dapat menimba kekuatan dari Yesus sendiri yang mau berusaha melakukan kehendak Bapa-Nya dengan penuh cinta.

Injil Yohanes 10:11-15 menguraikan bagaimana Yesus menyerahkan nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya. Penyerahan nyawa ini merupakan tindakan pengurbanan Diri yang total. Selain itu mau menunjukkan bahwa MUDIKA Lingkungan Santo Andreas, Lingkungan Santo Don Bosco dan Lingkungan Santo Simon Rasul tidak mau menyerah dengan keadaan melainkan mau bangkit lagi. Maka dari pertemuan ini diharapkan peserta mampu menyadari dan merefleksikan secara mendalam pengorbanan Yesus demi cinta-Nya yang besar bagi umat manusia. Dengan demikian MUDIKA Lingkungan Santo Andreas, Lingkungan Santo don Bosco dan Lingkungan Santo Simon Rasul tidak takut menderita dan gagal dalam menjalankan kembali kegiatannya, sebab MUDIKA yang memiliki kepribadian yang dewasa akan selalu berjuang untuk berani diubah dan berubah.

c. Pengembangan Langkah- langkah: 1) Pembukaan:

a) Pengantar

Teman-teman yang terkasih dalam Yesus Kristus, selamat pagi. Pagi ini kita akan memulai peziarahan hidup kita bersama dengan Yesus yang menderita di kayu salib. Teman-teman yang terkasih dalam jalan salib ini, kita mendapat tugas: masing- masing orang membaca per stasi pemberhentian, sedangkan bagian bawah dibacakan bersama. Masing- masing orang mendapat buku panduan dengan harapan dapat menyimak dengan lebih baik. Kemudian selama perjalanan antar stasi kita doakan Bapa Kami dan Salam Maria. Mari kita ciptakan suasana doa agar kita mampu mendengarkan apa yang dikendaki Allah dalam diri kita, dan semangat pengorbanan Yesus meresap dalam hati kita.

b) Lagu Pembukaan: “Allah Peduli” (Perhimpunan Pendidikan dan Pengajaran Kristen PETRA. Puji-pujian bagi Tuhan, h. 113).

Banyak perkara, yang tak dapat aku mengerti Mengapakah harus terjadi, di dalam kehidupan ini

Banyak perkara, yang tak dapat aku mengerti Mengapakah harus terjadi, tanpa Allah peduli Allah mengerti, Allah peduli, segala persoalan yang kita hadapi

Tak akan pernah dibiarkan-Nya, Ku bergumul sendiri, sbab Allah peduli

c) Doa Pembukaan

Allah Bapa yang penuh kasih, kami bersyukur dan berterima kasih atas anugerah yang telah Engkau berikan kepada kami berupa rahmat kesehatan, nafas kehidupan serta cuaca yang sejuk sehingga kami siap memulai hari ini dengan penuh syukur. Pada kesempatan pagi ini, kami anak-anak-Mu MUDIKA Lingkungan Santo Andreas,

Lingkungan Santo Don Bosco dan Lingkungan Santo Simon Rasul akan mengadakan jalan salib bersama guna menimba kekuatan dari Putera-Mu sendiri. Maka utuslah Roh Kudus-Mu menaungi kami agar kami mampu mengarahkan hati dan budi hanya kepada Allah saja. Kuatkanlah persaudaraan di antara kami sehingga kami bersama-sama berusaha dan berjuang untuk semakin mengenal Yesus Putera-Mu; dengan demikian kami semakin mencintai- Mu. Sertailah kami semua dari awal hingga akhir pertemuan sehingga dapat menemukan nilai- nilai baru untuk memperkaya dan memperkembangkan diri kami menuju kedewasaan iman. Doa ini kami haturkan kepada-Mu sebab Engkaulah Tuhan dan junjungan kami. Amin.

2) Langkah I dan II: Mengungkapkan dan Mendalami Pengalaman Hidup Peserta

a) Setelah selesai jalan salib bersama dilanjutkan dengan istirahat dan minum serta snack. Acara dilanjutkan dengan dinamika kelompok yang terbagi dalam tiga kelompok. Lagu selingan: “Kasih-Nya seperti sungai” dan “Bertemu dalam kasih-Nya ” (Sekretariat Keuskupan Agung Jakarta. Kumpulan lagu-lagu pilihan: Gita Ria, hh. 28. 35).

(1) Kasih-Nya seperti sungai Kasih-Nya seperti sungai (2x)

Kasih-Nya seperti sungai di hatiku…alleluia Mengalir di waktu susah

Mengalir di waktu senang

Kasih-Nya seperti sungai di hatiku (kasih diganti damai, cinta, firman) (2) Bertemu dalam kasih-Nya

Bertemu dalam kasih-Nya Berkumpul dalam anugerah-Nya

Bersuka cita semua di dalam rumah Tuhan Oh, saudaraku dan kau saudariku Tuhan cinta dan mengasihi-Mu

Mari bersuka cita semua Di dalam rumah Tuhan (2x) b) Pertanyaan penuntun dalam kelompok:

(1) Apa yang mendorong anda mengikuti ziarah ke Gua Maria Sendang Sono? (2) Apa yang mendorong anda mau menjadi anggota MUDIKA?

(3) Sebutkan hambatan dan keuntungan yang diperoleh ketika menjadi anggota MUDIKA!

(4) Usul dan saran untuk kegiatan MUDIKA yang akan datang!

c) Rangkuman

Acara dilanjutkan dengan pleno. Masing- masing kelompok mensharingkan hasil pembicaraannya dalam kelompok besar kemudian ditanggapi oleh kelompok lain sehingga saling memperkaya satu sama lain. Setelah semuanya melaporkan, pendamping merangkum hasilnya.

Teman-teman MUDIKA yang terkasih, kita baru saja mendengar bersama sharing pengalaman teman-teman berkaitan dengan maksud dan tujuan pergi ke Gua Maria Sendang Sono: ada yang karena ingin berdoa supaya lulus ujian; semakin akrab dengan teman-teman MUDIKA Lingkungan; lebih mengenal pribadi Yesus dan Maria secara lebih dekat, dan lain- lain. Semua itu menggambarkan bahwa masing- masing pribadi mempunyai maksud dan tujuan bukan hanya sekedar jalan-jalan, dengan demikian masing- masing pribadi menyadari bahwa MUDIKA adalah sarana dan wadah yang pas bagi kaum muda untuk mengekspresikan diri. Teman-teman juga menyadari bahwa yang mendorong anda untuk menjadi anggota MUDIKA adalah untuk menambah teman, wawasan dan pengalaman; mau berkarya buat Tuhan; berelasi dan berkomunikasi; melatih berorganisasi dan menciptakan generasi baru. Dengan demikian kegiatan

MUDIKA menjadi ajang bagi kaum muda untuk mengasah wawasan dan ketrampilan yang dimiliki. Namun kita juga menyadari bahwa dalam suatu wadah organisasi tentunya mengalami hambatan dan dukungan dalam menjalankan kegiatan yang sudah terprogram. Kiranya hambatan yang ada justru semakin menantang para anggotanya untuk kreatif dalam mencari solusi. Melalui dukungan yang diterima dari berbagai pihak membuat kaum muda merasa semakin disemangati untuk terus mengembangkan mudika agar semakin berkualitas. Maka dalam suatu pertemuan MUDIKA perlu adanya usul dan saran untuk kegiatan yang akan datang supaya kegiatan yang dilaksanakan semakin berkualitas dan menarik. Hal ini akan berjalan dengan baik kalau di antara MUDIKA sendiri telah terjalin relasi dan komunikasi; dan ini mengandaikan bahwa antar anggota saling mengenal satu sama lain, baik itu karakter maupun kemampuan yang dimiliki. Mari kita belajar dari Yesus sendiri yang sungguh mengenal kita secara dekat; tidak mudah mengeluh dan pantang menyerah. Yesus bisa melakukan itu semua karena dalam hidup-Nya, Ia tidak hanya memberi kesaksian dengan kata-kata hampa melainkan melakukan apa yang dikatakan-Nya. Dengan demikian terdapat keseimbangan ant ara apa yang dipikirkan, dikatakan, dilakukan, dihayati dan dihidupi. Kiranya sikap dan teladan hidup seperti itulah yang perlu kita miliki dan usahakan bersama.

3) Langkah III: Menggali Pengalaman Iman Kristiani

a) Lagu selingan: “Ada satu sobatku” (Perhimpunan Pendidikan dan Pengajaran Kristen PETRA. Puji-pujian bagi Tuhan, h.112).

Ada satu sobatku yang setia, tak pernah Dia tinggalkan diriku Di waktu aku susah, waktu ku sendirian

Dia slalu menemani diriku

Nama-Nya Yesus… Nama-Nya Yesus Nama Yesus yang menghibur hatiku (2x)

b) Pembacaan Sabda Tuhan dari Injil Yohanes 10:11-15 “Gembala yang baik”.

Injil dibacakan oleh salah seorang peserta, kemudian masing- masing peserta hening sejenak untuk meresapkan Sabda Tuhan. Kemudian masuk dalam kelompok dengan pertanyaan penuntun:

(1) Ayat mana yang berkesan bagi anda? Jelaskanlah!

(2) Sebagai MUDIKA syarat apa yang harus anda penuhi sebagai seorang gembala yang baik?

(3) Sikap mana yang hendaknya dilakukan sebagai MUDIKA guna mewujudkan tercapainya MUDIKA yang pantang menyerah?

c) Pendamping memberikan tafsir dari Injil Yohanes 10:11-15 dan menghubungkannya dengan tanggapan peserta dalam hubungan dengan tema dan tujuan

Ayat 11 mengungkapkan,”Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya.” Gembala diambil sebagai lambang yang terkenal di Israel. Di dalam lambang itu diletakkan segala unsur keterlibatan sehidup semati; rasa tanggung jawab yang tanpa pamrih; mau mempertaruhkan segala demi keselamatan mereka yang diserahkan kepadanya. Ayat 14 mengungkapkan,” Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku.” Gembala yang baik adalah gembala yang bekerja dan berjuang: demi domba-dombanya; melindungi/mengamankan; memelihara domba-dombanya; mengenal dan di kenal Bapa ; mengenal serta di kenal domba-dombanya.

Demikian pula dengan Yesus. Ia adalah penebus, pembebas dan penyelamat. Ia mengenal ciptaan-Nya, mengetahui segala sesuatu yang diletakkan pada diri setiap makhluk dengan pola dan rencana-Nya. Penyerahan nyawa Yesus bagi keselamatan

manusia merupakan tindakan pengurbanan Diri yang total, tanpa pamrih dan demi kemuliaan Bapa-Nya. Yesus dapat melaksanakan tugas-Nya di dunia dengan baik karena Dia selalu tinggal bersama Bapa-Nya. Artinya, Yesus tidak mengandalkan kemampuan diri sendiri tetapi bersandar pada kasih dan penyelenggaraan Bapa-Nya.

4) Langkah IV: Menerapkan Iman Kristiani dalam situasi konkrit peserta a) Pengantar

Dalam pembicaraan yang telah kita lalui bersama menunjukkan bahwa kita telah menemukan sikap-sikap mana yang dibuat Yesus dalam penghayatan-Nya sebagai Gembala yang baik. Sikap Yesus itu mau kita terapkan dalam mengemban tugas sebagai MUDIKA. Kita menyadari bahwa dalam menjalankan tugas mengalami jatuh dan bangun dan merasa tidak mampu berbuat apa-apa. Namun dalam pertemuan ini, Allah mengingatkan kembali panggilan kita sebagai generasi penerus keberlangsungan Gereja. Maka menjadi MUDIKA yang pantang menyerah kiranya memberi motivasi bagi kita bersama untuk mulai sekali la gi.

b) Pertanyaan Penuntun:

(1) Apa makna Yesus sebagai Gembala yang baik bagi kehidupanku sebagai MUDIKA? (2) Sikap-sikap mana yang perlu kuperbaharui dalam usaha menjadi MUDIKA yang

pantang menyerah?

c) Rangkuman oleh Pemandu

Yesus telah banyak menawarkan nilai- nilai baik yang sangat berguna bagi kita sebagai MUDIKA. Marilah kita menyadari peran dan tugas yang telah diembankan kepada kita sehingga semakin berani meninggalkan sesuatu yang kurang mendukung

usaha dan perkembangan kita untuk menjadi MUDIK A yang pantang menyerah. Maka upaya yang dapat kita tempuh adalah meningkatkan kerjasama dengan siapa saja yang dapat membantu perkembangan pribadi kita, dan yang utama adalah menimba kekuatan dari pada-Nya dengan cara membaca dan merenungkan Sabda Tuhan serta melaksanakannya dalam kehidupan konkrit sehari-hari.

5) langkah V: Mengusahakan suatu aksi konkrit a) Pengantar

Teman-teman yang terkasih dalam Yesus Kristus, kita baru saja menggali pengalaman hidup rohani, di mana dalam menjalankan kegiatan MUDIKA kita mengalami pengalaman suka dan duka. Dengan bantuan jalan salib yang telah kita lakukan bersama, mengajarkan kita untuk tidak takut menderita dan berkorban. Dari pengalaman iman penginjil Yohanes, kita dapat memahami bagaimana usaha Yesus untuk menjadi seorang Gembala yang baik. Yesus selalu menekankan pentingnya rela menyerahkan nyawa, mengenal serta dikenal oleh domba-dombanya dan mengenal serta dikenal oleh Bapa. Dari pengalaman Yesus kita juga bisa belajar bagaimana Dia tidak mementingkan keinginannya sendiri melainkan mengutamakan kehendak Bapa-Nya.

b) Membuat niat baru

(1) Niat-niat apa yang akan anda lakukan untuk menjadi MUDIKA yang pantnag menyerah?

(2) Hal- hal apa saja yang perlu anda usahakan dalam mewujudkan niat- niat itu?

Teman-teman yang terkasih dalam Yesus Kristus, kita baru saja berbagi pengalaman melalui sharing bersama tentang situasi mudika kita dan mendengarkan

Sabda Tuhan. Marilah sekarang kita hening sejenak guna mengendapkan semuanya sambil membuat niat-niat baru secara konkret yang dapat dibuat setelah mengikuti kegiatan ini.

6) Penutup

a) Setelah selesai merumuskan niat- niat konkrit, lilin dinyalakan. Kemudian dilanjutkan dengan doa umat secara spontan yang dimulai oleh pendamping kemudian diteruskan oleh peserta. Akhirnya semua doa yang telah dipanjatkan dipersatukan dengan doa Bapa Kami sambil bergandengan tangan sebagai tanda bahwa masing- masing peserta memiliki tanggung jawab untuk saling mendukung dan meneguhkan teman-teman MUDIKA.

b) Doa Penutup

Allah Bapa yang penuh cinta, kami bersyukur dan berterima kasih kepada-Mu karena Engkau telah setia menemani seluruh rangkaian kegiatan kami, dari awal hingga akhir. Begitu banyak hal yang boleh kami timba dari kesetiaan dan pengorbanan Putera-Mu Yesus, juga kami telah disegarkan melalui sharing dari teman-teman MUDIKA yang membuat kami semakin termotivasi untuk bangkit dan mulai sekali lagi. Semoga di hari-hari mendatang kami masih tetap Kau bimbing untuk berpegang teguh pada Sabda-Mu sehingga membuat kami tidak mudah menyerah pada situasi melainkan berani berjuang untuk mandiri dan kreatif dalam memajukan kegiatan mudika kami. Mampukan kami untuk menjadi saksi-Mu di tengah kaum muda, Lingkungan, Gereja dan masyarakat. Terpujilah Engkau Tuhanku, hari ini dan sepanjang masa. Amin.

c) Lagu penutup : “Jalan serta Yesus” (Karya Kepausan Indonesia. Kumpulan lagu anak-anak: Hatiku Penuh Nyanyian, h. 24).

Jalan serta Yesus

Jalan serta-Nya setiap hari Jalan serta Yesus

Serta Yesus selamanya

Jalan dalam suka, Jalan dalam duka Jalan serta-Nya setiap hari

Jalan dalam suka, Jalan dalam duka Serta Yesus selamanya

3. Contoh Persiapan Pendampingan Iman dengan bentuk Outbound

Dokumen terkait