• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan

1.Permasalahan Pokok Berkaitan dengan Kaum Muda

Kaum muda adalah kelompok orang berusia muda yang sedang mengalami proses pertumbuhan fisik dan perkembangan mental, emosional, sosial, moral dan religius dengan segala permasalahannya. Maka pendampingan bagi mereka secara terus menerus dan sesuai dengan kebutuhan mereka sangat diharapkan. Ada pun permasalahan pokok yang berkaitan dengan kaum muda adalah:

a.Kaum muda kurang di beri kepercayaan untuk aktif terlibat di MUDIKA secara maksimal karena orang tua masih menganggap bahwa sekolah adalah yang utama, sedangkan kegiatan MUDIKA hanya sekedar sampingan.

b.Kaum muda masih tergantung sepenuhnya pada orang tua sehingga segala sesuatu harus dibicarakan dengan orang tua.

c.Kaum muda kurang dilibatkan secara penuh dalam pelaksanaan pendalaman iman. Dalam arti mereka belum dilibatkan mulai dari perencanaan, penyusunan program, persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini terjadi karena peran orang tua yang masih dominan dalam penyelenggaraan pendalaman iman.

d.Kaum muda membutuhkan suasana, kemasan baru dan kreatif dalam proses pendampingan sesuai dengan perkembangan zaman melalui penggunaan sarana-sarana yang bervariasi.

e.Kaum muda perlu menumbuhkan kepercayaan dalam diri masing- masing bahwa mereka mempunyai potensi untuk mengembangkan diri sebagai salah satu bentuk perwujudan iman yang dihidupi dan dihayati selama ini.

f. Kaum muda membutuhkan kegiatan yang menantang dan memberikan solusi terhadap permasalahan yang mereka hadapi.

g.Berbagai tantangan yang disebabkan oleh perkembangan tehnologi informasi ya ng semakin maju, kesibukan studi dan kerja serta kegiatan di komunitas lain yang lebih menarik.

Kenyataan di atas menunjukkan begitu banyak permasalahan yang dialami oleh kaum muda. Untuk itu diperlukan perhatian yang khusus dan menyeluruh akan keberadaan mereka. Hal ini perlu dipertimbangkan mengingat kaum muda adalah generasi penerus keberlangsungan Gereja di masa depan. Untuk itu diperlukan tenaga pendamping yang berkualitas dan memiliki jiwa muda.

Kaum muda adalah generasi penerus perkembangan Gereja, maka keberadaan mereka di dalam Gereja baik secara individual maupun kolektif disadari sebagai sumbangan yang berharga. Mengingat peran dan keberadaannya yang penting MUDIKA hendaknya didampingi secara terus menerus, utuh dan menyeluruh. Artinya MUDIKA diberi pendampingan sesuai dengan situasi, kondisi dan kebutuhan mereka.

2. Peranan Orang Tua dan Gereja dalam Upaya Meningkatkan Penghayatan Iman Kaum Muda

Berdasarkan kodratnya, perkawinan terarah pada kelahiran anak. Anak yang telah dikonsepsi harus dipelihara dan dirawat dengan penuh cinta sehingga anak dapat tumbuh menjadi manusia yang utuh. Melalui hal ini, orang tua perlu mendidik anak dalam hidup keimanan. Unt uk itu orang tua di tuntut memiliki pengalaman iman yang baik, menampilkan perilaku hidup yang baik sehingga anak dapat mencontoh perbuatan orang tuanya (Tim Pusat pendampingan Keluarga Brayat Minulyo, 2007: 22). Demikian pula orang tua yang aktif terlibat di Lingkungan, Gereja dan masyarakat akan memberikan kesempatan dan kemudahan serta kepercayaan bagi anak-anaknya untuk aktif terlibat pula. Hal ini terjadi berdasarkan pengalaman bahwa orang tua yang pada masa mudanya aktif di organisasi tertentu dengan sendirinya anak-anak juga ikut meneladan sikap hidup mereka. Orang tua mempunyai prinsip bahwa semakin kita aktif di kegiatan maka kita akan terdorong untuk lebih serius dalam menjalankan hidup dan tugas yang telah dipercayakan oleh Allah kepada manusia. Kesadaran seperti inilah yang diperlukan oleh kaum muda, yaitu orang tua yang memberi teladan bukan hanya dengan kata-kata tetapi melalui kesaksian hidup nyata.

Gereja adalah kumpulan umat beriman yang dipanggil oleh Allah berkat iman akan Yesus Kristus. Maka peran Gereja sangat besar dalam mengusahakan peningkatan penghayatan iman umatnya. Tetapi pada kenyataannya Gereja tetap memiliki keterbatasan untuk sepenuhnya mengemban tugasnya dalam melayani umat. Gereja sudah mencoba membuka pintu lebar- lebar bagi kreativitas umat dalam mengekspresikan diri terutama kaum mudanya. Namun seringkali pula Gereja masih sulit mencari sebuah bentuk pewartaan yang pas bagi kaum muda agar mereka dapat lebih terlibat aktif. Maka peran Gereja dalam hal ini adalah mengadakan pembekalan, pelatihan dan pendampingan bagi para pendamping umat kemudian mengutus mereka untuk terjun langsung mendampingi umat sesuai dengan kebutuhan peserta yang dilayani. Dengan demikian

iman umat akan menjadi tumbuh dan berkembang dan mereka siap menjadi saksi Kristus di tengah tengah masyarakat melalui kehidupan dan keterlibatan mereka di lingkungan, Gereja dan masyarkat.

3.Peranan Pendamping Pendalaman Iman

Pendampingan bagi MUDIKA adalah usaha membantu untuk menyalurkan bakat dan talenta yang mereka miliki melalui kehadiran dan keterlibatan MUDIKA dalam kegiatan yang dilaksanakan, baik di tingkat Lingkungan, Gereja maupun masyarakat. Sebab hanya dalam dan melalui partisipasi yang aktif MUDIKA dapat menyatakan diri serta menyatukan semua pontensinya dan dengan sendirinya mereka turut serta dalam membangun dunia sekaligus mempersiapkan diri untuk menata hari esok yang lebih cerah. Melalui pendampingan diharapkan MUDIKA dapat mengalami dan merasakan perjumpaan dengan Yesus secara langsung. Dengan demikian pendampingan dapat membantu MUDIKA dalam usaha menghayati iman mereka akan Kristus dan mengembangkan nilai-nilai Kristiani yang diwujudkan dalam kesaksian hidup sehari- hari. Artinya para pendamping iman kaum muda perlu membuka wawasan dalam melaksanakan model- model pendampingan yang relevan dengan situasi MUDIKA dan sesuai dengan cita-cita Gereja. Pendampingan yang dimaksud lebih mengarah pada usaha membantu MUDIKA agar dapat terbuka dalam mengkomunikasikan imannya, kesadaran untuk menyalurkan potensi-potensi yang dimiliki melalui keterlibatan aktif di lingkungan, Gereja dan masyarakat. Dengan demikian MUDIKA menjadi pribadi yang peka melihat kebutuhan, peluang dan kebutuhan masyarakat tempat mereka tinggal sehingga mampu membekali diri dalam menghadapi perkembangan dan tuntutan zaman yang terus berkembang. Untuk itu pendamping iman kaum muda perlu mempersiapkan diri secara matang, terencana, terprogram dan terorganisasi. Artinya pendampingan bukan

dilaksanakan hanya atas dasar persiapan pendamping melainkan perlu melihat kebutuhan MUDIKA saat ini. Hal ini terjadi dengan pengandaian pendamping memperhatikan tujuan pokok pendampingan, materi yang akan disampaikan, metode dan tehnik pengolahannya serta bentuk pendampingan yang akan dilaksanakan.

Katekese adalah proses pendidikan iman, di mana dengan sadar umat beriman berkumpul untuk mengkomunikasikan pengalaman iman mereka, mengolah serta mendalaminya dalam perspektif Kitab Suci dan Tradisi Kristiani sehingga dapat menemukan ilham atau inspirasi dan semangat baru untuk mewujudkannya dalam hidup bersama di tengah jemaat dan masyarakat demi terwujudnya nilai- nilai Kerajaan Allah. Karena iman bersumber pada Yesus Kristus, maka dalam pendampingan iman perlu juga diuraikan tentang pribadi Yesus secara utuh. Artinya MUDIKA diajak untuk memahami dan mendalami siapa Yesus, isi Sabda dan ajaran serta karya-Nya; keteladanan hidup-Nya dalam menderita sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya juga kehadiran-Nya kembali ke dunia melalui Roh Kudus. Dengan demikian pengetahuan yang disampaikan memberikan pencerahan sekaligus acuan bagi MUDIKA dalam upaya meningkatkan penghayatan iman mereka akan Kristus.

Maka pendalaman iman khusus MUDIKA dengan menggunakan bahasa dan cara mereka, akan mendorong minat MUDIKA untuk hadir dan terlibat didalamnya. Sebab bagaimana pun juga MUDIKA perlu wadah dan sarana untuk membagikan pengalaman iman mereka sekaligus sebagai tempat tersalurkannya komunikasi iman secara dialogis dan partisipatif. Maka diharapkan pendamping pendalaman iman sungguh mengenal, memahami peserta serta kebutuhannya dan membekali diri dengan segala sesuatu yang berkaitan dengan pendampingan iman kaum muda. Dengan demikian pendalaman iman merupakan suatu kegiatan yang selalu dirindukan dan ditunggu oleh MUDIKA, sekaligus

menjadi wadah dan sarana bagi mereka untuk mengembangkan diri dalam imannya menuju kedewasaan Kristiani.

Dokumen terkait