• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. USULAN PROGRAM KATEKESE UNTUK MENGHAYATI

C. Usulan Program katekese Model SCP

6. Contoh Persiapan SCP

6. Contoh Persiapan SCP a. Identitas

1) Tema Menghayati Tugas Perutusan Tuhan sebagai Guru PAK.

2) Tujuan Membantu peserta dapat semakin menyadari tugas perutusanya sebagai guru PAK, sehingga pada akhirnya mereka mampu

menjalankan tugas panggilannya dengan sungguh-sungguh. 3) Peserta Para guru PAK dan para guru yang berkarya di SMA Yos

Sudarso, Metro Lampung.

4) Tempat Aula SMA Yos Sudarso, Metro Lampung. 5) Waktu 90 menit

6) Metode Informasi, Tanya-jawab, Sharing, Refleksi. 7) Sarana Teks Kitab Suci, teks lagu.

8) Sumber Bahan • Luk 24: 35- 48

• Bergant, Dianne & Karris, Robert. (ed.). (2002). Tafsir Alkitab Perjanjian Baru. Yogyakrta: Kanisius.

• Leks, Stefan. (2003). Tafsir Injil Lukas. Yogyakarta: Kanisius.

• Komlit KWI, 1992: 682. b. Pemikiran Dasar

Pada kenyataan jaman sekarang ini, masih banyak guru terutama bagi guru PAK yang kurang menyadari tugas dan perutusannya, terlebih terhadap pembinaan iman siswa. Banyak guru PAK beranggapan bahwa tugasnya di sekolah hanya mengajar PAK saja, sedangkan pembinaan iman di luar PAK adalah tugas para imam, biarawan dan biarawati. Padahal sebagai orang beriman para guru PAK seharusnya menyadari bahwa yang dihadapi dalam PAK di sekolah adalah para siswa sebagai orang beriman, dan yang diupayakan dalam PAK adalah pembinaan hidup para siswa sebagai orang beriman.

Injil Luk 24:35-48, mengungkapkan bagaimana Yesus menanggapi perutusanNya. Yesus rela mati di salib demi menanggapi apa yang tertulis dalam Kitab Suci. Pada zaman dahulu dalam Gereja ada anggapan bahwa Yesus adalah Anak Allah, penderitaan Yesus

hanyalah pura-pura begitu juga dengan kebangkitan-Nya. Namun pada kenyataan jaman sekarang dan yang kita percayai sampai saat ini adalah bahwa tubuh Yesus yang bangkit adalah nyata. Hal ini terbukti bahwa para murid menyentuh-Nya, tanda-tanda dari penderitaan terlihat di tangan dan kaki. Bahkan Yesus juga makan bersama para murid-Nya. Yesus yang bangkit mengutus para murid-Nya untuk menjadi saksi kebangkitan-Nya. Yesus telah menguatkan para murid agar mereka memenuhi tugas pertusan-kebangkitan-Nya.

Dalam pertemuan ini diharapkan para guru terutama bagi guru PAK dapat lebih menghayati panggilan dan perutusan sebagai Guru PAK serta mampu menjalankan kewajibannya sebagai guru PAK dengan sungguh-sungguh dan memiliki sikap yang penuh tanggung jawab dan rela berkorban demi panggilan dan kemuliaan Tuhan. Tugas dan tanggung jawab untuk membina iman siswa, bukan hanya tugas guru PAK saja melainkan tugas dan tanggung jawab bersama, selama mengabdi menjadi guru di sekolah.

c. Pengembangan Langkah-Langkah 1) Pengantar

Bapak Ibu guru yang terkasih dalam Yesus Kristus, pada kesempatan sore hari ini kita dapat berkumpul bersama di tempat ini, karena kasih dan cinta Allah yang mempersatukan kita. Kita dapat berkumpul di tempat ini guna menghayati iman kita dalam kehidupan kita sehari-hari, terlebih dalam melaksanakan tugas perutusan kita sebagai guru PAK. Tema pertemuan pendalaman iman yang akan kita laksanakan adalah “Menghayati Tugas Perutusan Tuhan sebagai Guru PAK”. Oleh Karena itu kita diajak untuk menghayati dan menjalankan tugas perutusan sebagai guru PAK dengan sungguh-sunguh. Melalui kebangkitan Yesus yang kemudian mengutus para murid-Nya untuk menjadi saksi kebangkitan-Nya, Yesus telah menguatkan para murid agar mereka memenuhi tugas pertusan-Nya. Begitu juga dengan kita sebagai guru PAK yang telah

diutus, kita juga diberi kekuatan oleh Tuhan supaya mampu menjalankan tugas perutusan sebagai guru PAK yakni mewartakan karya keselamatan dan kebagkitan Yesus.

Untuk mendalami lebih jauh tentang tugas perutusan Tuhan, maka kita akan mengawali pertemuan ini dengan lagu pembukaan.

2) Lagu Pembukaan : Panggilan Tuhan (PS, no. 682)

3) Doa Pembukaan

Tuhan Yesus Kristus, pada kesempatan sore hari ini kami dapat berkumpul bersama di tempat ini, karena kasih dan cinta Allah yang mempersatukan. Kami dapat berkumpul di tempat ini guna menghayati iman kami dalam kehidupan sehari-hari, terlebih dalam melaksanakan tugas perutusan kami sebagai guru PAK. Melalui pertemuan ini kami diajak untuk menghayati dan menjalankan tugas perutusan sebagai guru PAK dengan sungguh-sunguh. Melalui kebangkitan Yesus yang kemudian mengutus para murid-Nya untuk menjadi saksi kebangkitan-Nya, Yesus telah menguatkan para murid agar mereka memenuhi tugas pertusan-Nya. Begitu juga dengan kami sebagai guru PAK yang telah diutus, berilah kekuatan kepada kami supaya mampu menjalankan tugas perutusan sebagai guru PAK yakni mewartakan karya keselamatan dan kebagkitan Yesus dengan baik. Ya Tuhan hadirlah bersama kami dari awal, pertengahan hingga akhir pertemuan ini. Amin.

d. Langkah I: Mengungkapkan Pengalaman Hidup Peserta 1) Peran pendamping

Pendamping membagikan teks lagu yang berjudul “Kau dipanggil Tuhan” kepada peserta untuk dinyanyikan kemudian didibaca dalam hati (teks cerita terlampir).

2) Penceritaan kembali isi lagu

Pendamping meminta salah satu peserta untuk mencoba menceritakan kembali dengan singkat isi atau syair lagu “Kau di Panggil Tuhan”.

3) Inti sari lagu

Dalam lagu yang berjudul “Kau dipanggil Tuhan” pencipta menggambarkan situasi kenyataan bahwa kita sebagai manusia di dalam dunia ini mempunyai tugas dan peranan masing-masing. Kita diutus untuk menjadi pewarta sejati mengenai karya keselamatan Allah. Walau tugas tersebut berat, namun Tuhan selalu memberkati dan memberi rahmat dalam segala kesusahan kita. Apapun yang terjadi Tuhan tidak pernah meninggalkan kita, Tuhan selalu memberikan kekuatan agar kita tetap semangat menjadi utusan-Nya.

4) Pengungkapan pengalaman

Peserta diajak untuk mendalami lagu tersebut dengan tutunan pertanyaan sebagai berikut:

• Syair lagu mana yang berkesan bagi Anda berkaitan dengan panggilan dan perutusan menjadi guru PAK?

• Ceritakanlah pengalaman bapak-ibu yang paling berkesan dalam menjalankan panggilan dan perutusan menjadi guru PAK?

5) Arah rangkuman

Dalam kehidupan sehari-hari, setiap manusia tentu memiliki kesan yang berbeda-beda dalam menjalankan tugasnya, baik yang menyenangkan maupun yang kurang menyenangkan. Terutama dalam kaitannya dengan tugas sebagai seorang pendidik.

Menjalankan panggilan dan perutusan dari Tuhan merupakan tugas yang mulia. Walaupun tidak mudah untuk melaksanakan tugas tersebut, namun Tuhan tidak akan pernah meninggalkan kita walau hanya sedetikpun. Dalam keadaan susah Tuhan akan tetap menyertai kita.

Dari ungkapan sharing bapak-ibu, kita dapat melihat bahwa memang tidaklah mudah untuk menjadi pewarta karya keselamatan Allah. Begitu juga dengan tugas kita sebagai seorang pendidik yang selalu dihadapkan dengan perkembangan jaman sekarang ini yang lebih menomor sekiankan Allah dalam hidup kita. Hal ini memang mempersulit kita untuk menghayati panggilan kita sebagai guru, khususnya guru PAK.

e. Langkah II: Mendalami Pengalaman Hidup Peserta 1) Peran peserta

Peserta diajak untuk merefleksikan sharing pengalaman atau cerita di atas dengan pertanyaan penuntun sebagai berikut:

• Mengapa bapak-ibu mengalami kesulitan dalam menjalankan panggilan dan perutusan sebagai guru PAK?

2) Arah rangkuman

Melalui ungkapan sharing bapak-ibu, kita dapat melihat bahwa menjalankan tugas sebagai seorang pendidik tidaklah mudah. Bukan hanya teori saja yang diberikan kepada nara didik, melainkan juga tindakan konkret yang sungguh-sungguh dapat memperkembangkan iman para didik. Kita dihadapakan dengan berbagai kesulitan, baik dari pribadi kita sendiri maupun dari luar diri kita. Bahkan dalam keadaan tertentu, terkadang kita ingin lari dari tanggung jawab perutusan kita.

Kita semua yang ada di sini, diajak untuk percaya bahwa Tuhan tidak sembarangan mengutus dan mempercayakan tugas kepada kita semua. Tidak lepas dari itu semua, Tuhan juga tahu kelebihan dan kekurangan kita. Oleh karena itu Tuhan tidak akan memberikan cobaan yang melebihi kemampuan kita.

f. Langkah III: Mengolah Pengalaman Iman Kristiani 1) Pembacaan teks Kitab Suci

Seorang peserta diminta untuk membacakan perikop Kitab Suci dari Injil Luk 24:35-48 (Teks foto copy dibagikan)

2) Suasana hening

Peserta diberi waktu untuk hening sejenak, secara pribadi membaca kembali bacaan tersebut.

3) Peran pendamping

Pendamping mengajak peserta untuk merenungkan dan menanggapi bacaan Kitab Suci dengan tuntunan pertanyaan sebagai berikut:

• Ayat-ayat mana yang menunjukkan penghayatan panggilan dan perutusan?

• Sikap manakah yang ingin ditanamkan Yesus kepada para muridNya dalam menghayati panggilan dan perutusanNya?

4) Tafsir Pendamping

Pendamping memberikan tafsir dari bacaan Kitab Suci Injil Luk 24:35-48, dan menghubungkan dengan tema dan tujuan pertemuan. Perikop yang kita renungkan adalah tentang kedatangan Yesus kepada para murid-Nya untuk menaggapi tugas perutusan-Nya. Yesus Kristus telah bangkit dan menampakkan diri kepada para murid-Nya. Sebelum

wafat di salib Yesus telah mempersiapkan dan mengajarkan kepada para murid-Nya tentang tugas perutusan. Para murid menjadi saksi atas kebangkitan-Nya. Para murid mengalami kebingungan dan ragu saat Yesus datang menampakkan diri-Nya. Ketegangan pun juga dirasakan oleh para murid.

Dalam ayat 46 kata-Nya “Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem”. Melalui ayat tersebut mengungkapkan bahwa sengsara, wafat dan kebangkitanNya bukan hanya sesuatu yang dibuktikan. Sebelum Yesus wafat, para rasul sudah mendengar nubuat-nubuat Yesus tentang sengsara dan kebangkitanNya. Namun pada waktu itu para rasul tidak menangkap apa-apa. Namun setelah kebangkitan Yesus, para rasul baru mengerti tentang nubuat-nubuat yang dilakukan Yesus. Melalui penampakan-penampakan Yesus yang sudah bangkit, dapat memperteguh keyakinan para rasul bahwa Yesus bangkit pada hari yang ketiga setelah Ia wafat.

Pada ayat 47 dikatakan bahwa “harus disampaikan kepada segala bangsa”. Melalui kebangkitan Yesus, semua orang diundang untuk menghormati segala karya keselamatan yang dilakukan oleh Yesus, yakni dengan menyatukan diri kepada kaya Ilahi yang dinyatakan dan diwujudkan dalam wafat dan kebangkitan Yesus. Dengan demikian umat manusia dapat menemukan hidup sejati. Melalui ayat ini pula, ditegaskan bahwa karya Allah tidak mungkin menghasilkan buah selama manusia mau bertobat dan mulai hidup menurut kehendak Allah.

Demikian pula dengan kehidupan yang kita jalani saat ini. Menjadi seorang pewarta memang tidak mudah, ada berbagai kesulitan dan tantangan yang harus dihadapi. Namun dibalik itu semua ada suatu kebahagiaan dan kedamaian yang layak diperoleh. Tuhan tahu bahwa para murid pasti mampu menjalankan tugas perutusan-Nya menjadi

pewarta dan saksi kebangkitan-Nya. Kita tidak pernah tahu apa alasan Tuhan memilih dan mengutus murid-Nya untuk menjadi saksi kebangkitan-Nya, begitu juga dengan kita sebagai guru PAK. Kita tidak pernah tahu mengapa Tuhan memilih kita menjadi guru. Apapun alasannya, perlu kita sadari bahwa kita dipilih untuk terlibat di dalam karya keselamatan-Nya. Kita telah dipercaya oleh Tuhan untuk mengemban tugas tersebut.

g. Langkah IV: Menerapkan Iman Kristiani dalam Hidup Peserta Konkret 1) Pengantar

Bapak-ibu yang terkasih, dalam sharing tadi kita sudah mendengarkan pengalaman dan menanggapi pewartaan Yesus. Sebagai orang Kristiani, kita juga dipanggil untuk mampu memperjuangkan karya keselamatan Allah. Salah satunya dengan menjalankan tugas kita sebagai guru yang mampu memperkembangkan iman para siswa, mampu membina iman para siswa, dan mampu memberi teladan yang baik kepada mereka. Meskipun dalam kenyataan sehari-hari kita juga merasa tidak mampu untuk selalu bertindak yang baik, namun saat ini kita disadarkan kembali oleh kasih Allah untuk mengusahakan suatu sikap yang memampukan kita untuk menerima keadaan kita dengan hati yang terbuka.

2) Refleksi

Sebagai bahan refleksi agar kita dapat semakin menghayati panggilan dan perutusan kita sebagai guru khususnya menjadi guru PAK. Kita akan melihat situasi konkret dalam kehidupan kita sehari-hari dengan mencoba merenungkan pertanyaan ini: • Sikap-sikap mana yang bisa kita perjuangkan supaya kita dapat semakin menghayati

• Apakah bapak ibu guru semakin disadarkan atau diteguhkan dalam menghayati panggilannya sebagai guru PAK di SMA Yos Sudarso Metro?

3) Arah rangkuman

Bapak-ibu yang terkasih, dalam sharing tadi kita telah mendengarkan pengalaman konkret kita dan Sabda Tuhan melalui Kitab Suci. Kita telah diajak untuk menanggapi tugas perutusan-Nya. Kita dipanggil untuk mewartakan karya keselamatan Allah. Kita semua diutus dan dipanggil oleh Tuhan, oleh karena itu jangan menjadi kecil hati jika kita menghadapi suatu tantangan, melalui tantangan tersebut kita diajak untuk tetap besar hati menghadapi segala keadaan. Selain itu, tidak lupa pula kita memohon pertolongan dari Tuhan dalam menghadapi situasi apapun.

Dalam menghayati panggilan sebagai guru PAK, bukan hanya bisa berbicara tentang hal-hal yang baik di depan orang banyak maupun di depan para siswa. Hal yang paling utama dalam menghayati panggilan sebagai guru PAK adalah mampu bertindak yang baik, yakni bersikap rendah hati, rela berkorban, tidak mudah putus asa dan tetap semangat dalam melaksanakan tugas perutusan sebagai guru PAK. Sikap-sikap yang demikian hendaknya diperjuangkan, agar kita tetap semangat dalam berkarya sebagai guru PAK.

h. Langkah V: Mengusahakan Suatu Aksi Konkret 1) Pengantar

Bapak dan ibu yang terkasih, setelah kita bersama-sama menggali pengalaman panggilan dan perutusan, baik melalui lagu, Kitab Suci, maupun sharing pengalaman hidup kita secara konkret semua itu membuka pikiran kita dalam menanggapi panggilan hidup kita sebagi guru, khususnya menjadi guru PAK. Dari ungkapan sharing bapak ibu

memang tidak mudah untuk menjadi pewarta keselamatan Allah. Dalam menjalankan tugas perutusan memang tidak mudah, kita sering kali menghadapi kesulitan-kesulitan dan permasalahan. Padahal sebagai guru PAK kita dituntut untuk bisa mewartakan karya keselamatan Allah dan mampu memperkembangkan serta membina iman dalam kehidupan sehari-hari. Melalui Injil Luk 24:35-48 kita juga diajak untuk menyadari bahwa Tuhan memilih dan mengutus murid-Nya untuk menjadi saksi kebangkitan-Nya, begitu juga dengan kita sebagai guru PAK.

Bapak-ibu yang terkasih, meskipun merasa sulit dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab menjadi seorang guru, percayalah bahwa Tuhan akan senantiasa menyertai dan membimbing kita dalam menjalankan tugas pewartaan. Pada kesempatan ini marilah kita bersama-sama membangun niat-niat agar dapat semakin menyadari, menghayati, dan menanggapi tugas perutusan kita sebagai guru PAK.

2) Pertanyaan penuntun

• Niat apa yang hendak kita lakukan supaya kita semakin mampu menanggapi tugas perutusan sebagai guru PAK?

• Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam mewujudkan niat-niat itu !

3) Pengungkapan niat-niat

Peserta diberi kesempatan dalam suasana hening untuk memikirkan niat-niat pribadi atau bersama yang akan dilakukan. Sambil merumuskan niat-niat tersebut diiringi musik instrumen. Kemudian niat-niat tersebut dibicarakan dan didiskusikan bersama, agar mereka semakin menanggapi dan menghayati tugas perutusan sebagai guru PAK.

i. Penutup

Setelah merumuskan niat-niat pribadi dan bersama, peserta diajak untuk hening sejenak dan pertemuan dilanjutkan dengan doa umat. Kesempatan doa umat spontan yang diawali oleh pendamping dan dilanjutkan oleh peserta, kemudian dari doa permohonan di satukan dengan doa Bapa Kami.

1) Doa penutup

Ya Tuhan, terimakasih atas rahmat penyertaan-Mu dari awal hingga akhir pertemuan ini. Melalui pertemuan tadi, kami telah bersama-sama menggali pengalaman panggilan dan perutusan, baik melalui lagu, Kitab Suci, maupun sharing pengalaman hidup kita secara konkret. Itu semua membuka pikiran kami dalam menanggapi panggilan hidup kita sebagi guru, khususnya menjadi guru PAK. Ya Bapa, kami sadar bahwa menjadi utusan-Mu untuk mewartakan karya keselamatan Allah tidaklah mudah, bahkan dalam keadaan tertentu terkadang kami ingin lari dari tanggungjawab perutusan sebagai guru PAK.

Bapa yang penuh kasih, meskipun merasa sulit dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab menjadi seorang guru. Namun kami percaya bahwa Tuhan akan senantiasa menyertai dan membimbing kami dalam menjalankan tugas pewartaan. Ajarilah dan tuntunlah kami umat-Mu, agar mampu menjadi utusan-Mu yang dengan sungguh menghayati panggilan kami. Bantulah kami, agar kami mampu melaksanakan tugas perutusan-Mu dengan baik. Semoga dengan kasih karunia yang Engkau berikan kepada kami, dapat menguatkan iman dan harapan kami. Sebab Engkaulah satu-satunya sumber hidup kami, demi Kristus Tuhan kami. Amin.

BAB V PENUTUP

Dalam bagian akhir skrispi ini, penulis akan membuat kesimpulan dan saran yang kiranya penting diperhatikan bagi para guru PAK dalam kaitannya dengan pembinaan iman bagi para siswa kelas X di SMA Yos Sudarso, Metro Lampung.

A. KESIMPULAN

1. Menjadi guru merupakan tugas yang sangat mulia, karena guru menjadi “pelita dalam gulita” sehingga mampu menjadi penerang bagi anak-anak bangsa dalam mewujudkan cita-cita mereka. Begitu juga dengan guru PAK di sekolah berusaha untuk mewujudkan penghayatan hidupnya dalam menjalankan tugas dan kewajibannya dengan penuh tanggung jawab.

2. Kemampuan yang harus dimiliki guru PAK untuk dapat menjadi guru PAK yang kompeten adalah tidak hanya melaksanakan tugasnya di sekolah saja sebagai pendidik, melainkan mampu berkatekese baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat.

3. Dalam proses belajar mengajar Guru PAK di SMA Yos Sudarso, Metro Lampung dalam menyampaikan materi kreatif. Guru PAK tidak hanya monoton dengan dogma-dogma ajaran Katolik saja, tetapi juga memadukan dengan realita yang ada sesuai materi yang akan disampaikan. Dengan demikian dapat mempermudah para siswa untuk memahami materi yang telah disampaikan.

4. Guru PAK di SMA Yos Sudarso, Metro Lampung dalam proses belajar mengajar menggunakan sarana dan metode yang menarik, sehingga siswa tidak mudah bosan dalam mengikuti pelajaran PAK. Metode yang sering digunakan adalah saharing,

melalui metode sharing inilah dapat menciptakan suasana yang menarik dan tidak terkesan monolog hanya guru PAK saja yang berbicara.

5. Kegiatan pembinaan iman bagi para siswa di SMA Yos Sudarso, Metro-Lampung dilaksanakan dalam jangka waktu 1 tahun 2 kali. Jenis kegiatan pembinaan iman yang disukai oleh para siswa adalah ziarah.

Dokumen terkait